1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
1.1 PENDAHULUAN.....................................................................................3
1.2 BILANGAN DESIMAL...........................................................................4
1.3 BILANGAN BINER.................................................................................5
1.3.1 Konversi bilangan biner menjadi desimal............................................6
1.3.2 Konversi bilangan desimal menjadi Biner...........................................6
1.4 BILANGAN OKTAL...............................................................................6
1.4.1 konversi bilangan oktal menjadi desimal.............................................7
1.4.2 Konversi bilangan desimal 45 ke bilangan oktal (bulat).....................7
1.4.3 Konversi bilangan desimal ke bilangan oktal (pecahan)......................8
1.4.4 konversi bilangan oktal ke bilangan biner............................................9
1.4.5 konversi bilangan biner ke bilangan oktal..........................................10
1.5 BILANGAN HEKSADESIMAL..........................................................11
1.5.1 konversi bilangan heksadesimal menjadi bilangan desimal...............11
1.5.2 Konversi bilangan desimal menjadi bilangan heksadesimal..............12
1.5.3 Konversi bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner..................13
1.5.4 Konversi bilangan biner menjadi heksadesimal.................................14
1.5.5 Konversi bilangan heksadesimal menjadi bilangan desimal..............16
1.6 BCD (Binary Coded Decimal)............................................................17
2
1.1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam pembahasan kali ini yaitu mengenai sistem bilangan dan
pengkonversiannya, dimana ini sangat umum dipelajari oleh para pelajar teknik
informatika. Konversi yang akan dibahas pada artikel ini meliputi bilangan bulat dan
bilangan pecahan dari sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal.
Konversi dari desimal ke biner diperlukan untuk menerjemahkan keinginan (perintah)
manusia kedalam kode-kode yang dikenali oleh sistem digital. Sebaliknya, konversi dari
biner ke desimal diperlukan untuk menterjemahkan kode hasil pengolahan sistem
digital ke dalam bentuk informasi yang dimengerti oleh manusia. Konversi dari biner ke
oktal atau heksadesimal (dan sebaliknya) merupakan perantara konversi dari/ke biner
ke/dari desimal. Konversi ini banyak dilakukan karena disamping digit angka biner jauh
lebih banyak dibandingkan dengan angka- angka pada sistem bilangan oktal dan
heksadesimal, juga karena melakukan konversi tersebut sangat mudah. B.Rumusan
Masalah Bagaiman cara mengkonversikansetiap system bilangan ke system bilangan
lain? C.Tujuan Dapat mengkonversikan setiap system bilangan ke system bilangan lain.
3
1.2. Bilangan Desimal
Bilangan Desimal adalah sistem standar yang melambangkan bilangan bulat dan
bukan bilangan bulat. Sistem bilangan ini merupakan perluasan untuk bilangan dari
sistem bilangan Hindu–Arab.Cara melambangkan bilangan dalam bentuk sistem desimal
seringkali disebut sebagai notasi desimal.
Bilangan desimal (juga seringkali disebut desimal, atau istilah yang kurang tepat,
bilangan desimal) mengacu pada notasi suatu bilangan dalam sistem bilangan desimal.
Desimal terkadang dapat diidentifikasi dengan pemisah desimal, yakni suatu bilangan
yang biasanya menggunakan tanda titik "." atau tanda koma "," sebagai pemisah.
Sebagai contoh, 25.9703 atau 3,1415.[3] Desimal juga dapat mengacu khususnya pada
digit setelah pemisah desimal, sebagai contoh "3,14 merupakan hampiran dari nilai π
dengan dua desimal". Digit-digit nol setelah pemisah desimal memiliki tujuan khusus
untuk menandai ketepatan suatu nilai.
Bilangan yang dapat diwakili dalam sistem desimal merupakan pecahan dengan bentuk
a10n, dimana a bilangan bulat dan n bilangan bulat taknegatif. Pecahan tersebut
disebut pecahan desimal.
Sistem bilangan desimal telah diperluas ke desimal takhingga untuk mewakili
setiap bilangan real, dengan mengunakan sebuah barisan digit takhingga setelah
pemisah desimal (lihat representasi desimal). Pada konteks ini, bilangan desimal
dengan jumlah terhingga dari digit bukan nol setelah pemisah desimal terkadang
disebut terminating decimal. Desimal berulang merupakan sebuah desimal takhingga
yang mengulangi barisan digit yang sama, yang terletak pada barisan tersebut (sebagai
contoh, 5,123144144144144... = 5.123144).[4] Sebuah desimal takhingga mewakili
sebuah bilangan rasional jika dan hanya jika barisannya merupakan desimal berulang
atau memiliki jumlah terhingga dari digit bukan nol.
Dalam sistem bilangan desimal, nilai yang terdapat pada kolom ketiga ., yaitu A,
disebut satuan, kolom kedua yaitu B disebut puluhan, C disebut
ratusan, dan seterusnya. Kolom A, B, C menunjukkan kenaikan pada eksponen dengan
basis 10 yaitu 100 = 1, 101 = 10, 102 = 100. Dengan cara yang sama, setiap kolom pada
sistem bilangan biner, yaitu sistem bilangan dengan basis, menunjukkan eksponen
dengan basis 2, yaitu 20 = 1, 21 = 2, 22 = 4, dan seterusnya.
4
Nilai bilangan desimal
Setiap digit biner disebut bit; bit paling kanan disebut least significant bit
(LSB), dan bit paling kiri disebut most significant bit (MSB).
5
1.3.1 Konversi bilangan biner menjadi desimal
Biner Desimal
32 16 8 4 2 1
1110 - - 1 1 1 0 8 + 4 + 2 = 14
1011 - - 1 0 1 1 8 + 2 + 1 = 11
11001 - 1 1 0 0 1 16 + 4 + 2 + 1 = 23
10111 - 1 0 1 1 1 16 + 4 + 2 + 1 = 23
110010 1 1 0 0 1 0 32 + 16 + 2 = 50
6
bilangan yang berbeda : 0,1,2,….,7.
Teknik pembagian yang berurutan dapat digunakan untuk mengubah bilangan
desimal menjadi bilangan oktal. Bilangan desimal yang akan diubah secara berturut-
turut dibagi dengan 8 dan sisa pembagiannya harus selalu dicatat. Sebagai contoh,
untuk mengubah bilangan 581910 ke oktal, langkah-langkahnya adalah :
5819/8 = 727, sisa 3, LSB
727/8 = 90, sisa 7
90/8 = 11, sisa 2
11/8 = 1, sisa 3
1/8 = 0, sisa 1, MSB
Sehingga 5819 10 = 132738
1.4.1 konversi bilangan oktal menjadi desimal
Bilangan oktal adalah bilangan basis 8 yang menggunakan simbol digit 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, dan 7.
Jika bilangan desimal merupakan hasil penjumlahan setiap digit dikali dengan 10
pangkat posisi digit, bilangan oktal dibaca dengan cara menjumlahkan setiap digit dikali
dengan 8 pangkat posisi digit.
* Posisi digit dihitung mulai dari 0, dimulai dari digit paling kanan.
Bilangan Oktal dengan n digit:
a(n-1) ..... a2 a1 a0
Oktal ke Desimal:
desimal = a(n-1)×8(n-1) + ..... + a2×82 + a1×81 + a0×80
Contoh 1:
7238 = (7×82) + (2×81) + (3×80)
7238 = (7×64) + (2×8) + (3×1)
7238 = 448 + 16 + 3
7238 = 46710
Jadi, oktal 723 adalah desimal 467.
Contoh 2:
537518 = (5×84) + (3×83) + (7×82) + (5×81) + (1×80)
537518 = (5×4096) + (3×512) + (7×64) + (5×8) + (1×1)
537518 = 20480 + 1536 + 448 + 40 + 1
537518 = 2250510
Jadi, oktal 53851 adalah desimal 22505.
7
Langkah 1: 45 / 8 = 5 sisa 5
Langkah 2: Sisa langkah 1 adalah digit oktal pertama, sehingga bilangan oktal
adalah ...5 (sisa pembagian pertama menjadi angka terakhir).Langkah 3: 5 / 8 = 0 (tidak
bisa dibagi), sehingga tetap sisa 5.
Langkah 4: Digit oktal kedua adalah 5, sehingga bilangan oktal adalah 55.
Jadi, bilangan desimal 45 dalam bilangan oktal adalah 55.
0x2=0
0,110 = 0,063148
Penjelasan :
8
0,1 x 8 = 0,8 atau 0 + 0,8
0,6 x 8 = 4,8 atau 4 + 0,8 –> nilai fraction sudah pindah ke awal, jadi tidak perlu dihitung
lagi.
9
Untuk mempermudah dalam menentukan hasil akhir silakan hasil dari masing-masing
digit biner tersebut kita tetapkan sesuai dengan angka 510 yang telah dipisahkan
sehingga akan menjadi seperti berikut
5|1|0
101 | 001 | 000
Setelah kita petakan seperti di atas, silakan teman-teman satu kanan dari kiri ke kanan
sehingga akan menjadi 101001000, kesimpulannya adalah 5108 = 1010010002
2. 7418 = ........2?
Bagi angka 741 kedalam setiap satuan digit, sehingga menjadi
7|4|1
Ubah tiap digit tersebut kedalam biner
111 | 100 | 001
Kesimpulannya adalah 7418= 1111000012?
3. 5638 = .......2?
Bagi 3 digit bilangan tersebut
5|6|3
101 | 110 | 011
Kesimpulannya adalah 5638 = 1011100112
4. 477158 = ........ 2?
4|7|7|1|5
100 | 111 | 111 | 001 | 101
Kesimpulannya adalah 477158 = 1001111110011012
5. 5168 = ..... 2?
5|1|6
101 | 001 | 110
Kesimpulannya adalah 5168 = 1010011102
10
secara terpisah ke dalam bilangan desimal. • Contoh, ubah 111100110012 menjadi
oktal
11 = 3
110 = 6
011 = 3
001 = 1
Jadi, 111100110012= 36318
11
F x 160 = 15 x 1 = 15
256 +80 +15 =351
.:: Jadi bilangan desimal dari bilangan heksadesimal 15F16 adalah 35110
Contoh :
Dua digit bilangan heksadesimal BD₁₆ sama dengan 8 bit bilangan biner 1011 1101₂
yang nilainya sama dengan bilangan desimal 189₁₀.
Konversi bilangan desimal ke heksadesimal bisa dilakukan dengan cara membagi
bilangan desimal ke basis 16. Hasilnya dibulatkan ke bawah dan sisa hasil baginya
disimpan. Lakukan pembulatan ke bawah hingga mencapai hasil akhir 0. Sisa
pembagiannya diurutkan dari paling akhir hingga paling awal. Sisa pembagian yang
diurutkan tersebut adalah hasil konversi bilangan desimal ke bilangan heksadesimal.
Contoh
120/16 = 7 sisa 8
7/16 = 0 sisa 7
Hasil pembagian tersebut diurutkan dari paling akhir hingga paling awal menjadi 78₁₆.
Jadi, hasil konversi bilangan desimal 120₁₀ ke bilangan heksadesimal yaitu 78₁₆.
12
Contoh
1475/16 = 92 sisa 3
5/16 = 0 sisa 5
Hasil pembagian tersebut diurutkan dari paling akhir hingga paling awal menjadi 5C3₁₆.
Jadi, hasil konversi bilangan desimal 1475₁₀ ke bilangan heksadesimal yaitu 5C3₁₆.
A2B 16 = (A × 16 2 ) + (2 × 16 1 ) + (B × 16 0 )
= (10 ×256) + 32 + 11
13
= 2560 + 43
= 2603(Angka desimal)
2 | 2603
2 | 1301 – 1
2| 650 – 1
2 | 325 – 0
2 | 81 – 0
2 | 40 –0
2 | 20 – 0
2 | 10 – 0
2|5–0
2| 2 –1
2| 1 –0
2 | 0 –1
Bilangan biner yang didapat adalah 101000101011 2
14
1001 9
1010 A
1011 B
1100 C
1101 D
1110 E
1111 F
Untuk merubah bilangan biner ke heksadesimal, maka dapat dilakukan dengan cara
mengelompokkan menjadi 4 bit tiap satu kelompok.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana bila bilangan binernya hanya berjumlah kurang dari
4 bit?
Jika seperti ini, maka kita dapat menambahkannya dengan angka 0 di sisi paling kiri
sehingga menjadi berjumlah 4 bit.
Misalnya:
12 = …..16 ?
00012 = 116
1102
01102 = 616
15
Jawabannya:
3 x 161 = 3 x 16 = 48
1 x 160 = 1 x 1 = 1
total 48 + 1 = 49
Dengan demikian, bilangan 3116 heksadesimal sama dengan bilangan desimal 4910
16
1.6 BCD (Binary Coded Decimal)
Desimal kode biner (BCD) adalah kelas pengkodean biner angka desimal di mana
setiap digit diwakili oleh jumlah bit tetap, biasanya empat atau delapan. Terkadang,
pola bit khusus digunakan untuk tanda atau indikasi lain (misalnya kesalahan atau
luapan).
Dalam sistem berorientasi byte (yaitu kebanyakan komputer modern), istilah
BCD yang belum dibongkar [1] biasanya menyiratkan byte penuh untuk setiap digit
(sering termasuk tanda), sedangkan BCD yang dikemas biasanya mengkodekan dua
digit dalam satu byte dengan mengambil keuntungan dari fakta bahwa empat bit cukup
untuk mewakili rentang 0 hingga 9. Pengkodean empat-bit yang tepat, bagaimanapun,
dapat bervariasi karena alasan teknis (misalnya Kelebihan-3).
Sepuluh status yang mewakili digit BCD kadang-kadang disebut tetrade
(nibble yang biasanya diperlukan untuk menahannya juga dikenal sebagai tetrade)
sedangkan status yang tidak digunakan, tidak peduli diberi nama pseudo-
tetrad(e)s [de],[4][5][6][7]8 digit pseudo-desimal atau pseudo-desimal.
Keutamaan utama BCD, dibandingkan dengan sistem posisi biner, adalah
representasi dan pembulatan jumlah desimal yang lebih akurat, serta kemudahan
konversi menjadi representasi konvensional yang dapat dibaca manusia. Kelemahan
utamanya adalah sedikit peningkatan kompleksitas sirkuit yang diperlukan untuk
mengimplementasikan aritmatika dasar serta penyimpanan yang sedikit kurang padat.
BCD digunakan di banyak komputer desimal awal, dan diimplementasikan dalam
set instruksi mesin seperti IBM System / 360 series dan keturunannya, Digital
Equipment Corporation's VAX, Burroughs B1700, dan prosesor Motorola 68000-series.
BCD per se tidak banyak digunakan seperti di masa lalu, dan tidak tersedia atau
terbatas dalam set instruksi yang lebih baru (misalnya, ARM; x86 dalam mode panjang).
Namun, format titik tetap desimal dan titik ambang desimal masih penting dan terus
digunakan dalam komputasi keuangan, komersial, dan industri, di mana konversi halus
dan kesalahan pembulatan pecahan yang melekat dalam format floating point biner
tidak dapat ditoleransi.
Cara Konversi Bilangan Desimal ke Kode Bilangan BCD (Binary Coded Decimal)
Dalam proses konversinya, setiap angka dari bilangan desimal dikonversikan satu
per satu menjadi 1 kelompok bilangan biner (4 bit) seperti contoh dibawah ini :
Pertama, pisahkan angka desimal sesuai dengan bobotnya kemudian tuliskan kode BCD
yang ekuivalen untuk mewakili setiap digit desimal yang bersangkutan.
17
Konversi Bilangan Desimal 48910 ke kode BCD :
4 = 0100
8 = 1000
9 = 1001
Bilangan desimal 48910 yang dikonversikan ke kode BCD adalah menjadi 0100 1000
1001 atau 010010001001BCD.
Cara Konversi Kode Bilangan BCD menjadi Bilangan Desimal
1001 = 9
0011 = 3
Jadi, kode bilangan BCD 1001 0011 yang dikonversi menjadi desimal adalah 93 10.
Cara Pengkonversian ini sedikit berbeda dengan cara konversi bilangan desimal ke
bilangan biner pada umumnya. Untuk lebih jelas mengenai cara konversi Desimal ke
Biner
Nilai tertinggi dari suku bilangan desimal adalah angka 9 yang diwakilkan oleh bilangan
biner 1001. Dengan demikian, hanya bilangan biner 4 bit dari 0000 hingga 1001 yang
digunakan. Tabel dibawah ini menunjukan kode BCD. Masing-masing digit desimal (0
hingga 9) diwakili oleh bilangan biner ekuivalennya. Karena 1 digit desimal bisa
mencapai nilai tertingginya yaitu angka 9, maka diperlukan 4 bit untuk pengkodean
BCD-nya.
18
Perlu diketahui bahwa setiap digit desimal pasti diberikan 4 bit bilangan biner
meskipun bilangan desimal yang diwakilkannya kurang dari 4 bit bilangan biner (contoh
desimal 2 adalah sama dengan 0010). Dengan cara ini, rangkaian digital yang
menggunakan kode BCD selalu menangani 1 kelompok bilangan biner yang terdiri dari
4 bit bilangan biner. Bila menggunakan kode BCD, perlu diingat bahwa semua angka 0
harus dipertahankan, hal ini berbeda dengan bilangan biner yang dapat menghilangkan
angka 0 didepannya.
Kode BCD ini digunakan apabila diperlukannya transfer informasi desimal masuk
dan keluar dari rangkaian atau peralatan digital. Contoh-contoh rangkaian atau
peralatan digital tersebut diantaranya seperti Jam Digital, Kalkulator, Multimeter
Digital dan Pencacah Frekuensi (Frequency Counter).
19