Anda di halaman 1dari 16

BAB I SISTEM BILANGAN

A. Sejarah Bilangan dan Angka


Kemampuan menghitung adalah kemampuan yang hanya dimiliki manusia, karena manusia
memiliki susunan otak yang paling sempurna. Binatang bisa saja dilatih untuk menghitung sesuatu,
tetapi sebenarnya bianatang hanya mampu menghapal dan mengulang hitungan yang pernah
diajarkan secara berulang-ulang. Hanya manusia yang mampu berhitung dan mengenal angka. Proses
peradaban manusia yang cerdas tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui tahap evolusi.
Manusia primitive yang hidup berabad-abad yang lalu ternyata sudah mengenal hitungan.
Mereka telah mengenal matematika walaupun sederhana. Jari tangan adalah alat hitung pertama
yang mereka kenal. Tapi tentu saja karena alatnya masih sederhana, maka kemampuan hitung
mereka juga sangat dasar dan sederhana, terbatas pada bilangan 10 dan 20.
Sejarah mencatat bahwa pertama kali manusia menciptakan alat hitung dengan menggunakan
batu-batu kerikil yang ditaruh di lekukan tanah, atau dengan tali temali yang disimpul pada setiap
helainya, atau dengan potongan ranting pohon.
Kemudian bangsa Cina menciptakan alat hitung Sipoa, yaitu alat hitung yang asal mulanya
berupa batu kerikil. Sipoa berupa batu atau biji yang ditusuk di tengahnya kemudian direntangkan
dengan kayu atau kawat pada sebuah kotak. Penemuan Sipoa yang sangat sederhana baik wujud
maupun penggunaannya ternyata sangat membantu manusia dalam memecahkan masalah
perhitungan.
Sipoa/sempoa menerobos peradaban demi peradaban, mampu bertahan berabad-abad sebagai
alat hitung. Bahkan di jaman sekarang, bangsa Cina dan Jepang masih menggunakan Sipoa untuk
memecahkan masalah perhitungan praktis, misalkan pada hitungan perdagangan.

Gambar 1. Sempoa
Alat hitung membantu perkembangan ilmu hitung (Arithmatic) dan ilmu Bangun (Geometry).
Dua ilmu tersebut merupakan dasar utama dari matematika. Tanpa kedua ilmu tersebut, peradaban
manusia sulit berkembang.

1
B. Bilangan Desimal
Bilangan decimal merupakan dasar dari semua system bilangan dan angka. Desimal merupakan
system bilangan dengan basis 10, artinya digit/angka yang digunakan untuk menyajikan bilangan
berjumlah 10, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Setiap digit penyusunnya memiliki bobot
kepangkatan 10n dengan n merupakan bilangan bulat positif dan negative.

103 102 101 100 10−1 10−2 10−3

Contoh :
Bilangan 546810 memiliki arti 5 103 + 4 102 + 6 101 + 8 100 = 5468
2 5
Bilangan 0,2510 memiliki arti 2 10−1 + 5 10−2 = + = 0, 25
10 100

Angka-angka penyusun bilangan decimal disebut digit. Digit yang menempati posisi paling kiri
memiliki bobot terbesar sehingga dinamakan Most Significant Digit (MSD). Sedangkan digit paling
kanan dinamakan Least Significant Digit (LSD) yang berarti digit dengan bobot terkecil.

C. Bilangan Biner
Peradaban manusia dan kehidupan alam semesta berlangsung secara kontinu, terus menerus,
yang disebut dengan analog. Contohnya perubahan listrik, besaran fisik, pengukuran suhu atau
tekanan, gaya atau gerak suatu benda, gravitasi bumi, bunyi, cahaya, energy, system tata surya dan
lain-lain.
Berbagai peralatan yang diciptakan manusia juga ada yang memiliki system analog seperti
pencatat kecepatan mobil, kecepatan angina, thermometer raksa, arloji dengan penunjuk jarum,
timbangan analog, dan lain-lain.
Semakin berkembangnya teknologi, system analog mulai digantikan dengan system digital,
misalnya computer. Komputer yang bekerja dengan system digital tidak mengerti system analog,
oleh karena itu untuk menggunakan computer kita harus mengubah system analog menjadi system
digital yang dimengerti oleh computer.
Sistem digital memproses dengan system atau cara yang terputus-putus (diskrit) yang
dituangkan dalam angka, bilangan, huruf atau symbol. Selain menjalankan, mengukur dan mengubah
bentuk, system digital melakukan penyimpanan data dan informasi yang telah diproses. Data dan
informasi yang disimpan dapat digunakan dan diolah lagi sewaktu-waktu. Sistem digital secara garis
besarnya hanya berada di dua keadaan yang berbeda yang dapat dinyatakan dengan 0 dan 1. Karena
hanya dianyatakan dalam dua keadaan itu maka system ini dinyatakan dengan bilangan biner.
Bilangan biner dipakai sebagai dasar dari semua computer digital.
Bilangan biner adalah bilangan dengan basis 2. Artinya dalam system ini digit yang digunakan
ada 2 buah, yaitu 0 dan 1. Setiap digit penyusunnya disebut bit dan memiliki bobot kepangkatan 2n
dengan n merupakan bilangan bulat positif dan negative.
23 22 21 20 2−1 2−2 2−3

2
Contoh :
Bilangan biner 101102 dalam konteks bilangan decimal memiliki arti :
1 24 + 0  23 + 1 22 + 1 21 + 0  20 = 2210

Bilangan biner 0,1012 dalam konteks bilangan decimal memiliki arti


1 2−1 + 0  2−2 + 1 2−3 = 0,52510

Bit dengan bobot terbesar dinamakan Most Significant Bit (MSB) terletak paling kiri. Sedangkan
bit paling kanan dinamakan Least Significant Bit (LSB) yang berarti bit dengan bobot terkecil.

D. Bilangan Oktal
Sistem bilangan octal kadang-kadang digunakan oleh pabrik atau industry computer yang
membantu perintah atau operasi computer dalam kode 3-bit yang akan ditampilkan. Dengan
menggunakan system octal, pemrogram dapat secara sederhana membaca pesan yang masuk dalam
instruksi computer. Hal ini dapat menghemat waktu.
Oktal merupakan system bilangan dengan basis 8. Dalam system digit yang digunakan berjumlah
8 buah, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Bobot yang dimiliki oleh setiap digit penyusunnya adalah
kepangkatan 8n dengan n merupakan bilangan bulat positif dan negative.

Contoh :
Bilangan octal 2158 dalam konteks bilangan decimal memiliki arti
2  82 + 1 81 + 5  80 = 14110

Bilangan octal 0,148 dalam konteks bilangan octal memiliki arti


3
1 8−1 + 4  8−2 =  
 16 10

E. Bilangan Heksadesimal
Bilangan heksadesimal atau Hex (atau Hexa) digunakan dalam system mikroprosesor. Bilangan
ini jauh lebih singkat disbanding dengan bilangan biner. Hal ini mempermudah penulisan dan
penghafalannya.
Dengan menggunakan Hex, data biner yang panjang bias diperpendek. Program perangkat lunak
(software) mikroprosesor dengan level tingkat tinggi seperti BASIC, PASCAL, C dan lain-lain
menggunakan Hex sebagai perantara bahasa tingkat tinggi dan system biner. Dengan bahasa tingkat
tinggi, Anda dapat membuat program dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari tanpa perlu
mengfalkan dan menerjemahkannya ke dalam format biner. Jadi Hex dapat digunakan sebagai
perantara antara seorang perancang mikroprosesor dan pemakai mikroprosesor.

3
Heksadesimal merupakan system bilangan dengan basis 16. Simbol digit yang digunakan adalah
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Bobot setiap digit penyusunnya adalah kepangkatan 16n
dengan n merupakan bilangan bulat positif dan negative.

Contoh:
Bilangan heksadesimal BE516 dalam konteks bilangan decimal memiliki arti
11162 + 14 161 + 5 160 = 304510
Bilangan heksadesimal 0,C816 dalam konteks bilangan decimal memiliki arti
 25 
12 16−1 + 8 16−2 =  
 32 10

F. Mengubah Bilangan Desimal menjadi Bilangan Biner


Pengubahan dari bilangan biner ke decimal biasanya dilakukan oleh computer digital demi
kemudahan dan kenyamanan penafsiran oleh orang yang membaca angka atau bilangan yang
ditampilkan dalam layar monitor computer. Sebaliknya, pada sisi lainnya, ketika seorang
operator atau programmer memprogram, memasukkan data ke dalam computer digital, maka
bilangan decimal yang akan diproses tersebut diubah terlebih dahulu ke system bilangan biner.
Setelah itu bilangan tersebut akan diproses oleh mikroprosesor.
Proses dan cara mengubah bilangan decimal menjadi bilangan biner yang setara (ekuivalen)
sering disebut dengan Double Dabble. Metode tersebut dilakukan dengan cara membagi dua
secara terus menerus atau berulang terhadap bilangan decimal yang akan kita ubah. Kemudian
kita tulis hasil bagi dan sisanya pada setiap pembagian yang dilakukan.

Contoh :
Ubah bilangan decimal 12 menjadi bilangan biner
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Diperoleh bilangan biner 11002

Bilangan yg paling depan (yaitu 1) disebut sebagai Most Significant Bit (MSB) atau bit yang paling
berarti atau bit dengan nilai terbesar. Sedangkan bilangan yang paling belakang disebut Least
Significant Bit (LSB) atau bit yang paling tidak berarti atau bit dengan nilai terkecil.

Contoh :
Ubah bilangan decimal 0,375 menjadi bilangan biner
0,375 x 2 = 0,75

4
0,75 x 2 = 1,5
0,5 x 2 =1

Diperoleh bilangan biner 0,0112

Latihan :
Ubahlah system bilangan decimal berikut ke system bilangan biner :
1. 52 = …
2. 17 = …
3. 0,125 = …
4. 5,125 = …

G. Mengubah Bilangan Desimal menjadi Bilangan Oktal


Perlu diingat, symbol yang digunakan pada system bilangan Oktal adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.
Untuk mengubah bilangan decimal menjadi bilangan Oktal, yang perlu dilakukan adalah
membagi bilangan dengan 8 kemudian menuliskan hasil bagi dan sisanya.

Contoh :
Ubahlah bilangan decimal 486 ke dalam bilangan Oktal
486 : 8 = 60 sisa 6
60 : 8 = 7 sisa 4
7 : 8 = 0 sisa 7

Diperoleh bilangan Oktal 7468

Latihan :
Ubah system bilangan decimal berikut menjadi bilangan Oktal :
1. 28 = …
2. 16 = …
3. 351 = …
4. 629 = …

H. Mengubah Bilangan Oktal menjadi Bilangan Biner


Mengubah bilangan octal menjadi bilangan biner dilakukan dengan cara per angka, bukan
dengan cara pembagian atau perkalian. Sesudah itu bilangan octal dapat langsung diubah
seperti pada bilangan decimal. Perbedaannya hanya terletak pada angka 8 dan 9. Dalam
bilangan octal angka-angka tersebut tidak pernah ada.
Sebagai contoh, ubah bilangan octal 6248 ke bilangan biner
Bilangan biner dari 6 = 110

5
2 = 010
4 = 100

Jadi, bilangan biner dari 6248 adalah 1100101002

Dalam proses pengubahan di atas, kita dapat menyamakan bilangan octal ke dalam decimal
tanpa mengubahnya kecuali kalau ada angka 8 dan 9. Jika muncul kedua angka tersebut, maka
harus diubah menjadi bilangan decimal dulu baru diubah ke bilangan biner

OKTAL DESIMAL BINER

I. Mengubah Bilangan Biner menjadi Bilangan Oktal


Pengubahan atau konversi dari biner menjadi octal berupa pengelompokan posisi biner dalam
kelompok tiga – tiga (dilmulai pada posisi yang paling tak berarti) dan penulisan dibawahnya
adalah ekivalen Oktalnya.

Contoh 1 :
Ubahlah bilangan biner 0 1 1 1 0 12 kedalam bilangan Oktal
Penyelesaian :
0 1 1 = 3,
101 = 5,
maka bilangan oktalnya 358

Contoh 2 :
Ubahlah bilangan biner 0 1 0 1 1 1 0 0 12 ke dalam bilangan oktal.
Penyelesaian :
0 1 0 = 2 (pada bagian depan ditambah nol) ,
1 1 1 = 7, 0 0 1 = 1,
maka bilangan oktalnya adalah 2718
Dalam proses pengubahan diatas, kita dapat menyamakan langsung bilangan biner kedalam
PHPELQJXQJN
DQ decimal tanpa mengubahnya. Kemudian baru diubah ke dalam oktal, kecuali angka 8 dan 9.
RNWDOPXQJNLQJ

Contoh 3 :
0 1 1 = 3, 1 1 1 = 7, maka bilangan oktalnya 378

J. Mengubah bilangan Desimal menjadi bilangan Hexa


Contoh :
Ubahlah bilangan decimal 498 ke dalam bilangan Hexa
Penyelesaian :

6
498 : 16 = 31 sisa 2
31 : 16 = 1 sisa 15 (sama dengan F pada bilangan Hexa)
1 : 16 = 0 sisa 1
Jadi, bilangan decimal 498 menjadi bilangan Hexa 1F216

Jika dikembalikan ke dalam bentuk decimal, maka menjadi


1 F 2 = 1x162 + Fx161+2x160
=1x162 + 15x161+2x160
=498

K. Mengubah Bilangan Hexa menjadi Bilangan Biner


Contoh :
Ubahlah bilangan Hexa A9 menjadi bilangan biner
Penyelesaian :
Bilangan biner dari A = 1010
Bilangan biner dari 9 = 1001
Jadi bilangan biner dari A9 = 1010 1001

Dalam proses pengubahan di atas, kita dapat mengubah dahulu bilangan Hexa ke dalam
bilangan decimal, setelah itu dari bilangan decimal diubah ke dalam bilangan biner.

Contoh : Ubah bilangan Hexa A9 menjadi bilangan biner


Bilangan Hexa A 9
Bilangan Desimal 10 9
Bilangan Biner 1010 1001

Jadi bilangan hexa A916 setara dengan 101010012

Contoh : Ubahlah bilangan hexa EC menjadi bilangan biner


Bilangan Hexa E C
Bilangan Desimal 14 12
Bilangan Biner 1110 1100
Jadi bilangan hexa EC16 setara dengan 111011002

L. Mengubah Bilangan Biner menjadi Bilangan Hexa


Contoh :
Ubahlah bilangan biner 0110 11012 ke dalam bilangan Hexa
Penyelesaian:

7
Bilangan Biner 0110 1101
Bilangan Hexa 6 D
Jadi, bilangan hexa dari 0110 11012 adalah 6D16

Dengan cara lain, bilangan biner tersebut dapat diubah menjadi bilangan decimal terlebih
dahulu, baru selanjutnya dari bilangan decimal diubah menjadi bilangan hexa
Bilangan Biner 0110 1101
Bilangan Desimal 6 13
Bilangan Hexa 6 D
Jadi, bilangan hexa dari 0110 11012 adalah 6D16

Contoh :
Ubah bilangan biner 0010 1011 menjadi bilangan Hexa
Bilangan Biner 0010 1011
Bilangan Desimal 2 11
Bilangan Hexa 2 B
Jadi bilangan biner 0010 10112 setara dengan bilangan Hexa 2B16

M. Sistem BCD
Sistem decimal disandi secara biner atau BCD (Binary Coded Decimal) digunakan untuk
menyatakan setiap 10 angka decimal sebagai kode 4-bit. Kode ini sangat berguna untuk
outputting bagi display yang selalu menggunakan numeric atau angka (0-9), demikian juga angka
yang ada pada jam digital atau voltmeter.
Bentuk sebuah angka BCD, secara sederhana mengubah setiap angka decimal ke bentuk kode
biner 4 – bit

Contoh :
Ubahlah bilangan decimal 496 ke dalam BCD
Penyelesaian:
Bilangan Desimal 4 9 6
BCD 0100 1001 0110

Jadi, bentuk BCD dari bilangan decimal 496 adalah 0100 1001 0110

Contoh :
Ubahlah bilangan 0110 0100 1000 BCD ke dalam bentuk decimal
BCD 0110 0100 1000
Bilangan Desimal 6 4 8

Jadi diperoleh bilangan decimal 648.

Pengelompokan bilangan biner 4-bit disebut dengan Nibble. Bilangan BCS mengungkapkan
setiap digit decimal sebagai sebuah Nibble.

8
Bilangan BCD sangat berguna jikia informasi data decimal hendak disalurkan ke dalam atau
keluar dari sebuh system digital. Sebagai contoh, rangkaian dalam kalkulator saku dapat
mengolah bilangan BCD. Dengan memasukkan bilangan decimal melalui papan tombol
kalkulator, akan diperoleh jawaban berbentuk bilangan decimal pada papan penampang –
penampil LED dan LCD.
Contoh lain aplikasi system BCD adalah pencacah elektronik, multimeter digital dan jam digital.
Semua rangkaian tersebut memakai system BCD.
Bilangan BCD mempunyai peran yang terbatas dalam computer. Beberapa jenis computer 8 bit
menggunakan BCD, tetapi computer jenis ini lebih lambat dan lebih rumit dibandingkan dengan
computer biner. Komputer pada dasarnya tidak sekedar memproses bilangan, tetapi harus
dapat bekerja dengan nama-nama, data-data non numeric, grafik dan lain-lain. Karenanya
computer modern (missal Personal Computer / PC) menggunakan microprosesor yang
memproses bilangan biner, bukan BCD.

N. Perbandingan Sistem Bilangan dan Segitiga Konversi (Pengubahan Bilangan)


Tabel berikut berisi perbandingan penulisan dalam 5 sistem angka yang secara bersama
digunakan dalam elektronika digital dan system computer

Desimal Biner Oktal Hexadesimal BCD


0 0000 0000 00 00 0000 0000
1 0000 0001 01 01 0000 0001
2 0000 0010 02 02 0000 0010
3 0000 0011 03 03 0000 0011
4 0000 0100 04 04 0000 0100
5 0000 0101 05 05 0000 0101
6 0000 0110 06 06 0000 0110
7 0000 0111 07 07 0000 0111
8 0000 1000 10 08 0000 1000
9 0000 1001 11 09 0000 1001
10 0000 1010 12 0A 0001 0000
11 0000 1011 13 0B 0001 0001
12 0000 1100 14 0C 0001 0010
13 0000 1101 15 0D 0001 0011
14 0000 1110 16 0E 0001 0100
15 0000 1111 17 0F 0001 0101

Latihan :
1. Ubahlah system bilangan biner berikut menjadi bilangan hexadecimal yang setara
a. 1110 1000
b. 1100 1011
c. 1010, 1111
d. 0011, 1111

9
2. Ubahlah system bilangan biner berikut menjadi bilangan Oktal yang setara
a. 11
b. 110
c. 011
d. 111 110 011 001
3. Ubahlah system bilangan hexadecimal berikut ke dalam bilangan biner
a. A
b. F F
c. 3 F
d. 47,FE

10
Bab 2 Gerbang- Gerbang Logika Dasar

A. Sejarah Penemuan Gerbang Logika


Pada tahun 1854 George Boole menciptakan logika simbolik yang dikenal dengan aljabar Boole.
Setiap peubah (variable) pada aljabar Boole hanya memiliki dua keadaan atau dua harga, yaitu
keadaan benar yang dinyatakan dengan 1 dan keadaan salah yang dinyatakan dengan 0. Aljabar
Boole dengan dua keadaan ini semula dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
logika.

Aljabar yang pertama kali ditemukan itu belum dapat diterapkan atau memiliki penerapan-
penerapan praktis. Hingga tahun 1938, ketika Claude Shannon menggunakannya dalam analisis
rangkaian pensaklaran (switching) telepon. Shannon menggunakannya untuk menyatakan
terbuka dan tertutupnya saklat relay (saklar electromagnet). Dengan kasus yang dipecahkan
Shannon tersebut, orang kemudian menyadari bahwa aljabar Boole dapat diterapkan pada ilmu
dan teknologi elektronika khususnya elektronika computer. Selain itu pada beberapa kasus
aljabar Boole dapat juga diterpakan pada kehidupan sehari-hari, seperti aliran air minum, saklar-
saklar pada instalasi listrik di rumah, lalu lintas jalan raya, dan lain-lain.

Aljabar Boole diwujudkan berupa sebuah piranti atau system yang disebut dengan gerbang
logika. Gerbang logika adalah blok bangunan dasar untuk membentuk rangkaian elektronika
digital yang digambarkan dengan symbol-simbol tertentu yang telah ditetapkan. Sebuah
gerbang logika memiliki beberapa masukan tetapi hanya memiliki satu keluaran. Keluarannya
akan HIGH (1) atau LOW (0) tergantung pada level digital pada terminal masukan. Dengan
menggunakan gerbang-gerbang logika, kita dapat merancang suatu system digital yang akan
dikendalikan level masukan digital dan menghasilkan sebuah tanggapan keluaran tertentu
berdasarkan rancangan-rancangan logika itu sendiri. Gerbang logika hanya beroperasi pada
system bilangan biner, oleh karena itu disebut gerbang logika biner.

Beberapa gerbang logikan yang akan dibahas yaitu gerbang logika dasar OR, AND, dan NOT
(INVERTER) serta gerbang logika kombinasi NOT OR (NOR), NOT AND (NAND) EXCLUSIVE OR
(EXOR) dan EXCLUSIVE NOT OR (EXNOR).

B. Gerbang Logika OR
Gerbang logika OR memiliki dua atau lebih isyarat masukan tetapi hanya memiliki satu isyarat
keluaran. Jika salah satu isyarat masukannya 1, maka sinyal keluarannya adalah 1.

11
Dalam persamaan aljabar Boole, gerbang logika OR dengan 2 masukan (A dan B) dapat dituliskan
X =A+B
Dimana X akan bernilai 1 (HIGH) jika masukan A atau masukan B bernilai 1 atau keduanya
bernilai 1.
Jika gerbang logika OR memiliki 3 masukan, maka persamaan aljabar Boole-nya adalah
X = A+ B +C
A B C X
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1

Gerbang logika OR memiliki penerapan yang luas dalam bidang elektronika digital antara lain
Enkoder dari decimal ke Biner. Enkoder adalah susunan gerbang yang berfungsi menyandi atau
membuat sandi/kode. Kode / sandi yang dibuat adalah dari decimal ke system bilangan lainnya,
missal biner, Oktal, Hex, dan lain-lain.

Contoh:
Rangkaian Encoder Desimal (10 line) ke BCD
Dalam mendesain rangkaian encoder desimal ke BCD langkah pertama adalah menentukan tabel
kebenaran encoder kemudian membuat persamaan logika kemudian mengimplementasikan
dalam gerbang logika digital seperti berikut.

12
Tabel kebenaran encoder Desimal (10 Line) ke BCD
Input Y3 Y2 Y1 Y0
X0 0 0 0 0
X1 0 0 0 1
X2 0 0 1 0
X3 0 0 1 1
X4 0 1 0 0
X5 0 1 0 1
X6 0 1 1 0
X7 0 1 1 1
X8 1 0 0 0
X9 1 0 0 1

Persamaan logika output encoder Desimal (10 Line) ke BCD

Y3 = X8 + X9
Y2 = X4 + X5 + X6 + X7
Y1 = X2 + X3 + X6 + X7
Y0 = X1 + X3 + X5 + X7 + X9
Rangkaian implementasi encoder Desimal (10 Line) ke BCD sesuai tabel kebenaran

Rangkaian encoder diatas merupakan implementasi dari tabel kebenaran diatas dan persamaan
logika encoder Desimal ke BCD. jalur input X0 tidak dihubung ke rangkaian karena alasan
efisiensi komponen, hal ini karena apabil input X0 ditekan maka tidak akan mengubah nilai
output yaitu output tetap bernilai BCD 0 (0000). Rangkaian encoder diatas hanya akan bekerja
dengan baik apabila hanya 1 jalur input saja yang mendapat input, hal ini karena rangkaian
encoder diatas bukan didesain sebagai priority encoder.

Latihan !
Carilah masing-masing satu contoh tentang encoder kemudian uraikan cara kerja encoder
tersebut !

13
C. Gerbang Logika AND
Gerbang logika AND memiliki dua atau lebih isyarat masukan tetapi hanya memiliki satu isyarat
keluaran. Jika salah satu isyarat masukannya 0, maka sinyal keluarannya adalah 0.

Dalam persamaan aljabar Boole, gerbang logika AND dengan 2 masukan (A dan B) dapat
dituliskan
𝑋 =𝐴∙𝐵
Dimana X akan bernilai 1 (HIGH) jika masukan A dan masukan B keduanya bernilai 1.
Jika gerbang logika OR memiliki 3 masukan, maka persamaan aljabar Boole-nya adalah
𝑋 =𝐴∙𝐵∙𝐶

A B C X
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1

Gerbang logika AND memiliki penerapan yang luas dalam bidang elektronika digital, antara lain
dalam Fungsi Enable (mengaktifkan) dan Disable (me-non aktifkan) dari suatu peralatan
elektronika.
Gerbang logika AND dapat digunakan untuk mengendalikan aktif tidaknya suatu piranti yang
akan mengirimkan sebuah ragam gelombang (wavefrom), dari titik yang satu ke titik yang lain.
Sebagai contoh, tinjaulah sebuah pendetak (clock) yang menghasilkan gelombang kotak secara
terus menerus (atau disebut dengan osilator relaksasi). Osilator tersebut berdenyut
membangkitkan getaran dengan frekuensi 1 Hz atau dengan kata lain, osilator tersebut bekerja
pada frekuensi 1 Hz, dalam satu detik akan membangkitkan sebanyak 1 pulsa, tetapi tidak
semua pulsa gelombang tersebut dikirim oleh piranti, namun dikehendaki hanya 4 pulsa. Untuk

14
menjalankan hal tersebut, piranti pengendalinya diaktifkan (keadaan enable) selama 4 detik.
Sesudah itu piranti pengendali dibuat dalam keadaan disable (tidak aktif) dalam jangka waktu
yang tidak ditentukan.
Gambar di bawah ini adalah rangkaian logikanya dan ragam gelombangnya. Jika gerbang logika
AND terutama pada bagian Enable Signalnya dalam keadaan 1, maka rangkaian tersebut berada
pada keadaan aktif, dan pulsa-pulsa yang dihasilkan oleh bagian Clock OSilator akan dilewatkan
dan dikirimkan. Tetapi jika gerbang logika AND, terutama pada bagian Enable Signalnya dalam
keadaan 0, maka rangkaian tersebut dalam keadaan tidak aktif. Jadi jika kita ingin mengirimkan
isyarat sebanyak 4 pulsa saja maka bagian Enable Signal dibuat dalam keadaan aktif selama 4
detik saja.

D. NOT

E. NAND

15
F.

16

Anda mungkin juga menyukai