Book: Logic and Computer Design Fundamentals M. Moris Mano, Charles R. Kime
Kompetensi
2
Mahasiswa mampu menjelaskan data pada komputer digital dan kaitannya dengan sistem bilangan
Indikator: Mahasiswa mampu menjabarkan sistem digital dalam kaitannya dengan informasi yang tersimpan dalam komputer Mahasiswa mampu melakukan konversi bilangan (biner, desimal, oktal dan heksadesimal) Mahasiswa mampu melakukan operasi penambahan dan perkalian pada bermacam sistem bilangan
Outline
3
Representasi Informasi Sistem Bilangan [biner, oktal dan heksadesimal] Operasi Aritmatik Kode Desimal
Kode Alphanumeric
Kode Gray
Representasi Informasi
Informasi
5
Contoh: berat, temperatur, tekanan, kecepatan, frekuensi dll. Biasanya bersifat kontinyu (continous) Mencakup semua nilai yang ada di range tertentu Contoh: kata-kata, jumlah, satuan uang dll Bersifat diskrit Nilainya mempunyai step-step yang jelas. Misal: A, B, C, Rp5000, Rp1000, 10, 11, 11.1 dll
Informasi harus dapat merepresentasikan kedua jenis nilai: kontinyu dan diskrit
Sensor mengkonversi temperatur menjadi tegangan listrik (kontinyu) disebut sinyal analog Sinyal analog dikonversi ke sebuah range angka, misalnya -40C 119C disebut sinyal digital
Nilai Biner
7
Kebanyakan sistem elektronik digital dsaat ini hanya menggunakan 2 nilai diskrit disebut biner (binary) Dapat direpresentasikan dalam:
0 dan 1 High (H) dan Low (L) True (T) dan False (F) On dan Off
Digit biner disebut sebagai bit Mengapa sistem biner perlu digunakan??
Threshold Region
LOW
LOW
1.0
0.0 Volts
Digital
Discrete in value
Representasi Informasi
10
Mengambil satu set informasi diskrit inputs dan informasi diskrit internal (system state) dan menghasilkan satu set informasi diskrit outputs. Discrete Inputs Discrete Information Processing System
Discrete Outputs
System State
Komputer Digital
Memory
CPU
Control unit
Datapath
Input/Output
Synchronous or Asynchronous?
14
Sistem Bilangan
Biner Oktal
Desimal
Heksadesimal
Radix / Base
15
Sistem bilangan disebut sebagai radiks (radix) atau basis (base) Desimal radix 10 atau base 10 Posisi angka menentukan perkaliannya dengan radix pangkat n
Untuk
konvensi penulisannya hanya digitnya saja Perkalian dengan radixn dapat dilihat dari posisinya
Suatu bilangan dengan radix r adalah menyatakan untaian dari digit: An - 1An - 2 A1A0 . A- 1 A- 2 A- m + 1 A- m yang mana 0 Ai < r dan . Adalah titik radix Untaian digit menyatakan urutan pangkat.
(Number)r =
i=n-1
Ai r +
i
i=0
)(
j=-1
Aj r
j=-m
)
j
Desimal 10 0 => 9 1 10 100 1000 10,000 100,000 0.1 0.01 0.001 0.0001 0.00001
Pangkat dr Radix
Selain desimal, ada 3 radix lain yang dipakai dalam sistem komputer:
Radix
2 = biner (binary) yg dipakai oleh komputer Radix 8 = oktal (octal) Radix 16 = heksadesimal (hexadecimal)
Bilangan oktal dan desimal digunakan untuk merepresentaskan bilangan biner supaya lebih mudah dibaca (dan diingat manusia)
Lebih
Satu bilangan Oktal terdiri dari 3 bil biner Satu bilangan Heksadesimal terdiri dari 4 bil biner
160
22 21 20
82
Biner Oktal (tiap 3 digit) Heksa (tiap 4 digit)
81
80
= 010001110001000010001110 = 010 001 110 001 000 010 001 110 = (21610216)8 = 0100 0111 0001 0000 1000 1110 = (47108E)16
TABEL :
21
Desimal (radix 2) 0 1 2 3 4
Oktal (radix 8) 0 1 2 3 4
5
6 7 8 9
101
110 111 1000 1001
5
6 7 10 11
5
6 7 8 9
22
Desimal (radix 2) 10 11 12 13 14 15 16
Oktal (radix 8) 12 13 14 15 16 17 20
Sistem Desimal
23
Terdiri dari 10 bilangan pokok Pangkat terkecil (0), makin kekiri bertambah dengan 1
c. d.
Koefisien : 0,1,.,9,10
Jika dalam satu kolom koefisien melebihi bil dasarnya pindah kekiri dengan penambahan 1
24
Operasi Aritmatik
Integer: Dibagi dengan 2 berturutan dan masing-masing sisanya merupakan bagian bil biner tersebut .
Contoh :
Angka 11 5 2
Hasil dibagi 2 5 2 1
Sisa 1 1 0
11 D = 1011 B
Most significant bit Least significant bit
Pecahan: dikali dengan 2 sampai hasilnya 1 Contoh : 0,8125 x 2 = 1,6250 1 0,6250 x2 = 1,2500 1
0,2500x 2 = 0,5000 0
0,5000x2 = 1,0000 1 Jadi : (11,8125 )
10
(1101)2
= ( 1011,1101)2
Contoh: 625 = N2 ?
625 512 = 113 113 64 = 49 49 32 = 17 17 16 = 1 11=0 512=29 64 = 26 32 = 25 16 = 24 1 = 20
(625)10 = 29 + 2 6 + 25 + 24 + 2 0 = (1 0 0 1 1 1 0 0 0 1)2
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Integer : Masing-masing bilangan biner dikalikan 2 dengan pangkat paling belakang = 0 sedang makin kekiri bertambah dengan 1 Contoh : (100110) 2 = (-----)
10
Pecahan : Masing-masing bil biner dikalikan 2n, pangkat n paling depan = 0, makin ke kanan berkurang 1 Contoh : (0.1101)2 = (.) 10
(0.1101)
= 0x20+1x2-1+1x2-2+0x2-3+1x2-4
= 0,5 + 0,25 + 0,0625 = 0,8125
3. Oktal ke Biner
29
Masing-masing bil diterjemahkan dalam biner dan tiap bilangan harus terdiri dari 3 bil biner Contoh : (7314) 8 7 3 1 4 (111) (011) (001) (100)
Pengurangan : analogi dengan penjumlahan hanya ada pinjaman bila diperlukan Contoh: 101101 100111 000110
Sama seperti perkalian desimal 1 0 1 1 Yang dikalikan 1 0 1 Pengali 1011 0000 1011 +
Contoh:
1 1 0 1 1 1 Hasil perkalian
Contoh:
33
Konversikan 46.687510 ke basis 2 Konversikan 46 ke basis 2 Konversikan 0.6875 ke basis 2 Gabungkanlah hasilnya dengan radix point
Catatan bahwa dalam mengkonversi, bag pecahan akan menjadi 0 sebagai hasil dari pengulangan
= 0.1010011001001 Bag pecahan akan berulang setiap 4 step dan mengulang 1001 selamanya!
Penyelesaian: Pastikan jumlah bit yang benar, bulatkan atau hilangkan yang lain.
35
Kode Desimal
Bilangan natural untuk manusia desimal Bilangan natural untuk komputer biner BCD Merupakan angka desimal yang direpresentasikan dalam bentuk biner Setiap digit desimal direpresentasikan dalam 4 bit biner Contoh konversi desimal ke BCD 185D = 0001 1000 0101 BCD = 10111001B
Jangan Bingung antara konversi dari bilangan desimal ke biner dengan coding suatu bilangan desimal ke BINARY CODE.
Aritmatika BCD
38
BCD sebenarnya adalah bilangan desimal, sehingga hasil operasi aritmatika pada BCD harus sama dengan hasil operasi aritmatika desimal Seharusnya dlm 2 digit:
Contoh:
5
8+ 13
0101
1000 + 1101
0101
1000 + 1101 (ditambah 6) 0110 + 0001 0011
Hasil seharusnya:
39
Koreksi penambahan:
1 0100 1000 1000 1001 + 1101 10001 0110 0110 + 1001 10011 10111 1001 0011 0111 9 3 7
40
Kode Alphanumerik
Kode Alphanumerik
41
Untuk menangani data selain angka (misal: huruf dan simbol) Seluruh angka, huruf, simbol direpresentasikan dalam kode biner Contoh: ASCII (American standard code for information interchange)
Menggunakan 7 bit biasanya disimpan dalam 8 bit (1 byte) Seluruh karakter direpresentasikan dalam kode biner Karakter keyboard seperti ENTER, SPASI dll juga direpresentasikan dlm kode biner
ASCII Properties
42
ASCII has some interesting properties: Digits 0 to 9 span Hexadecimal values 3016 to 3916 . Upper case A-Z span 4116 to 5A16 . Lower case a -z span 6116 to 7A16 . Lower to upper case translation (and vice versa) occurs by flipping bit 6. Delete (DEL) is all bits set, a carryover from when punched paper tape was used to store messages. Punching all holes in a row erased a mistake!
Tabel ASCII
43
44
UNICODE
45
Available
See
Error-Detection Codes
46
Redundancy (e.g. extra information), in the form of extra bits, can be incorporated into binary code words to detect and correct errors. A simple form of redundancy is parity, an extra bit appended onto the code word to make the number of 1s odd or even. Parity can detect all single-bit errors and some multiple-bit errors. A code word has even parity if the number of 1s in the code word is even. A code word has odd parity if the number of 1s in the code word is odd.
Berupa kode 1 bit yang ditambahkan pada code word agar jumlah angka 1 pada code word harus berjumlah ganjil atau genap. Bisa ditambahkan di awal atau di akhir code word.
Contoh: even parity odd parity
1000001
1010100
01000001
11010100
11000001
01010100
Even Parity Odd Parity Message - Parity Message - Parity 000 000 001 001 010 010 011 011 100 100 101 101 110 110 111 111
The codeword "1111" has even parity and the codeword "1110" has odd parity. Both can be used to represent 3-bit data.
49
Kode Gray
Gray Code
50
Does this special Gray code property have any value? An Example: Optical Shaft Encoder
111 B0 110 B1 000 100 000
x
B2
001
101
x
x
G1 G2
x
x x x
001
101
010
111
G0
011
100
011
How does the shaft encoder work? For the binary code, what codes may be produced if the shaft position lies between codes for 3 and 4 (011 and 100)? Is this a problem?
For the Gray code, what codes may be produced if the shaft position lies between codes for 2 and 6 (010 and 110)? Is this a problem?
No, the shaft position is known to be either 3 or 4 which is OK since it is halfway in between.
Does the Gray code function correctly for these borderline shaft positions for all cases encountered in octal counting?
Yes, since an erroneous code cannot arise. This includes between 0 and 7 (000 and 100).
54
Tugas 1
Kerjakan dalam kelompok (4 orang) Ditulis tangan pada kertas A4 Dikumpulkan dan dibahas pekan depan
55
B. Hitunglah:
12A4H
1-11
1-22 1-25 1-27