DAFTAR ISI
2|Halaman ModulTeknikDigital
BAB I
SISTEM BILANGAN
dari sistem bilangan desimal yang kita gunakan setiap hari. Tetapi
C. Macam-macam Bilangan
1. Desimal
Sebelum mempelajari tentang bilangan biner, ada baiknya mengetahui
tentang sistem bilangan yang umum dipakai, yaitu desimal (bilangan basis
10) berikut:
102 = 100
Base exponen
101 = 10
3|Halaman ModulTeknikDigital
100 =1
Jumlah Symbol (radiks) 10
Simbol 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,
Untuk menghitung suatu basis bilangan, harus dimulai dari nilai yang terkecil
(yang paling kanan). Pada basis 10, maka kalikan nilai paling kanan dengan 100
ditambah dengan nilai dikirinya yang dikalikan dengan 101 , dan seterusnya. Untuk
Untuk bilangan biner, kalikan bilangan paling kanan terus ke kiri dengan 20,
21, 22, dan seterusnya.
Contoh :
5
101102 = (1 X 24 )+(0 X 23 )+(1 X 22 )+(1 X 21 )+(0 X 20 )
= (16 + 0 + 4 + 2 +0) = 22
Dari contoh diatas, menunjukkan bahwa bilangan biner 10110 sama dengan bilangan
desimal 22. Dari dua sistem bilangan diatas, dapat dibuat rumus umum untuk
4|Halaman ModulTeknikDigital
(N)r = [(d0 x r0)+(d1 x r1)+(d2 x r2)+ … +(dn x rn)]10 dimana; N = Nilai
r = Radiks d0, d1, d2 = digit dari yang terkecil (palingkanan) untuk d0 Untuk
Contoh 1:
168(10) = X(2)
Cara I :
16810 kurangkan dengan pangkat terbesar dari 2 yang mendekati 16810 yaitu 128 (27).
a. 128 (27) lebih kecil dari 168, maka bilangan paling kiri adalah 1. 168–
128=40.
b. 64 (26) lebih besar dari 40, maka bilangan kedua adalah 0.
c. 32 (25) lebih kecil dari 40, maka bilangan ketiganadalah 1. 40 – 32 = 8.
d. 16 (24) lebih besar dari 8, maka bilangan keempat adalah 0.
e. 8 (23) lebih kecil/sama dengan 8, maka bil. Kelima adalah 1. 8 – 8 = 0.
6
f. Karena sisa 0, maka seluruh bit dikanan bil. Kelima adalah 0.
16810 = 101010002.
Cara II
84 / 2 = 42 sisa 0
168 / 2 = 84 sisa 0
42 / 2 = 21 sisa 0
21 / 2 = 10 sisa 1
10 / 2 = 5 sisa 0
5/2=2 sisa 1
2/2=1 sisa 0
1/2=0 sisa 1
5|Halaman ModulTeknikDigital
16810 = 101010002 Contoh 2:
10,25(10) = X,Y(2)
Cara I :
10-23 = 2
2-21 = 0
23 22 21 20
1 0 1 0 jadi X = 1010
0,25 x 2 = 0,50 = 0,50 + carry 0 0,50 x 2 =
Cara II :
10 / 2 = 5 sisa 0
5 / 2 = 2 sisa 1 2 / 2 = 1 sisa
0 jadi X = 1010
3. Heksadesimal
Bilangan heksadesimal biasa disebut bilangan basis 16, artinya ada 16 simbol yang
mewakili bilangan ini. Tabel berikut menunjukkan konversi bilangan heksadesimal :
Desimal Biner Heksadesimal
0 0000 0
1 0001 1
2 0010 2
3 0011 3
4 0100 4
5 0101 5
6 0110 6
7 0111 7
8 1000 8
9 1001 9
10 1010 A
11 1011 B
12 1100 C
6|Halaman ModulTeknikDigital
13 1101 D
14 1110 E
15 1111 F
4. Oktal
Bilangan oktal disebut bilangan basis 8, artinya ada 8 simbol yang mewakili bilangan ini.
Tabel berikut menunjukkan konversi bilangan oktal :
Desimal Biner Heksadesimal
0 000 0
1 001 1
2 010 2
3 011 3
4 100 4
5 101 5
6 110 6
7 111 7
Untuk konversi bilangan biner ke oktal, perhatikan contoh berikut :
konversi dari oktal ke heksadesimal, ubah terlebih dahulu bilangan oktal yang akan
dikonversi menjadi biner. Hal ini berlaku juga untuk konversi dari heksadesimal ke
7|Halaman ModulTeknikDigital
= 0001 1101 0101
= 1 D 5
FE16 = 1111 11102
= 011 111 110
=3 7 6
2. Sandi 2421 Sandi 2421 hampir sama dengan sandi 8421, terutama untuk bilangan
Desimal 2 4 2 1
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 0 0 1
8|Halaman ModulTeknikDigital
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 1 0 0
9 1 1 0 1
Contoh :
37810 sandi 2421-nya adalah : 0011 1101 1110
3. ASCII singkatan dari American Standard Code for Information Interchange.
mengkodekan huruf, angka, dan karakter-karakter lain pada 256 kode (8 bit biner)
ASCII digunakan, yaitu sistem American ADP, sistem yang bekerja pada 7 bit
c. biner.
d. ASCII lebih tinggi (Higher ASCII), antara 128 – 255. Bagian ini dapat diprogram,
9|Halaman ModulTeknikDigital
BAB II
KONVERSI BILANGAN
manusia kedalam kode-kode yang dikenal oleh sistem digital, terutama komputer digital.
Konversi dari biner ke desimal diperlukan untuk menterjemahkan kode hasil pengolahan
sistem digital ke informasi yang dikenal oleh manusia. Pengubahan (konversi) dari biner ke
oktal dan heksadesimal dan sebaliknya merupakan pengantara konversi dari/ke biner
ke/dari desimal. Konversi ini banyak dilakukan karena disamping cacah angka biner yang
disebut juga "bit", singkatan dari "binary digit", jauh lebih besar dibandingkan dengan
angka-angka pada sistem oktal dan heksadesimal, juga karena konversi itu sangat mudah.
Konversi dari biner, oktal dan heksadesimal ke sistem bilangan desimal, seperti telah
dijelaskan di bagian depan, dapat dilakukan dengan memakai persamaan (1.2). Konversi
berikut ini.
10 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Maka hasilnya adalah 0110012. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis sehingga hasilnya
menjadi 110012.
243 : 16 = 15 sisa 3
15 : 16 = 0 sisa F, ingat, 15 diganti F
Maka hasinya adalah F316
B. Konversi Bilangan Biner
1. Bilangan biner ke Desimal
Konversi bilangan biner ke desimal yaitu dengan cara mengalikan masing-masing
11 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Perpangkatan 2 tersebut berurut mulai dari 20 sampai 2n, untuk setiap bit mulai dari
kanan ke kiri.
1 x 20 = 1
0 x 21 = 0
0 x 22 = 0
1 x 23 = 8
1 x 24 = 16 perhatikan nilai perpangkatan 2-nya semakin ke bawah semakin besar.
tiap 3 digit binernya dari sebelah kanan. Untuk merubah bilangan biner ke oktal,
perlu diperhatikan bahwa setiap bilangan oktal mewakili 3 bit dari bilangan biner.
langkah pertama yang kita lakukan adalah memilah-milah bilangan biner tersebut,
setiap bagian 3 bit, mulai dari kanan dan kiri, sehingga menjadi seperti berikut:
ke desimal terlebih dahulu secara terpisah. 110 dikonversi menjadi 6, dan 111
12 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
111000102 akan diubah ke bentuk heksadesimal. Proses konversinya juga tidak
16
kelompok-kelompok 4 bit. Pemilahan dimulai dari kanana ke kiri, sehingga hasilnya
sebagau berikut :
didapat :
jumlahkan, terlebih dahulu nilai oktal tersebut dikalikan dengan bobot nilai oktal
masing-masing.
1
7
Dan proses perkaliannya :
1 x 80 = 1
7 x 81 = 56
Maka hasilnya adalah penjumlahan 1 + 56 = 5710.
13 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Konversi bilangan oktal ke biner yaitu setiap digit bilangan oktal dapat di sajikan
5 =1012
7 = 1112
Maka hasilnya 1011112
3. Bilangan Oktal ke heksadesimal
Konversi bilangan oktal ke heksa yaitu dengan cara terlebih dahulu konversi ke
Contoh : 728=……….16
Untuk konversi bilangan oktal ke heksadesimal, kita akan membutuhkan perantara,
yaitu bilangan biner. Kita mengkonversikan bilangan oktal ke bilangan biner trlebih
adalah:
14 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Contoh : C816 = ……….10
Untuk proses konversi ini, caranya sama saja dengan proses konversi bilangan biner
desimal maka ubah dulu susunan bilangan heksa tersebut mulai dari kanan ke kiri
sehingga menjadi :
8
C
Dan kemudian dilakukan proses perkalian dengan perpangkatan 16, sebagai
berikut:
mewakili 4 bit dari biner. Misalnya B716. akan dikonversi ke biner, maka setiap
simbol bilangan di bilangan heksa tersebut dikonversi terpisah ke biner. Ingat, B16
merupakan simbol untuk angka desimal 1110. Desimal 1110 jika dikonversi ke biner
menjadi 10112, sedangkan desimal 710 jika dikonversi ke biner menjadi 01112. Maka
15 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
B 7 bentuk heksa
11 7 bentuk desimal
1011 0111 bentuk biner
Hasilnya disatukan menjadi 101101112.
E 7 bentuk heksa
11 10 0 111 bentuk biner 3
4 7 bentuk oktal
Contoh :
Ubahlah bilangan biner 0, 625 kedalam bilangan biner Jawab :
16 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
2. Konversi bilangan biner pecahan kedalam bilangan desimal Mengalikan setiap bit
bilangan biner dibelakang koma (pecahan) dengan bobot dari masing-masing bit
bilangan tersebut.
Contoh :
Ubahlah bilangan biner 0, 101 kedalam bilangan desimal Jawab :
(1 x 2 -1)+ (1 x 2 -2)+(1 x 2 -3)
(1x0,5) + (0x0,25) + (1x0,125)
0,5 + 0 + 0,125 = 0,625
Sehingga 0,1012 = 0,62510
17 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
BAB III
ARITMATIKA BINER
yang akan dijumlahkan disusun secara vertikal dan digit-digit yang mempunyai
signifikasi sama ditempatkan pada kolom yang sama. Digitdigit ini kemudian
dijumlahkan dan jika dijumlahkan lebih besar dari bilangan basisnya (10 untuk desimal
dan 2 untuk biner), maka ada bilangan yang disimpan. Bilangan yang disimpan ini
penjumlahan biner, pinyimpanan aka terjadi jika jumlah dari dua digit yang
dijumlahkan adalah 2.
Operasi ilmu hitung dengan bilangan biner juga mengikuti aturan yang berlaku untuk
hanyalah 0 dan 1. Untuk mendapatkan aturan penambahan dalam bilangan biner perlu
berikut:
1. Bila kosong ditambah dengan kosong, Hasilnya adalah kosong. Perwakilan biner
18 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
2. Bila kosong ditambah dengan 1 maka hasilnya adalah 1. Dengan bilangan biner
3. Bila 1 ditambah dengan kosong, hasilnya 1. Setara biner untuk ini adalah 1 + 0 = 1.
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 10 (0 dengan simpanan 1) untuk menjumlahkan bilangan yang lebih besar,
simpanan untuk kolom dengan urutan yang lebih tinggi dilakukan seperti hanya
Contoh
Jumlahkanlah bilangan biner 101 dengan 110.
Jawab 101
Kolom ketiga : 1 + 0 =1
: 1 + 1 = 10 (0 dengan simpanan
Kolom keempat 1)
hasil positif. Dalam hal ini, metode yang digunakan adalah sama dengan metode yang
19 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
digunakan untuk pengurangan pada bilangan desimal. Dlam pengurangan bilangan
biner jika perlu dipinjam 1 dari kolom disebelah kirinya, yaitu kolom yang mempunyai
derajat lebih tinggi. Untuk mengurangkan bilangan biner, ditinjau terlebih dahulu
0–0=0
1–0=1
1–1=0
0–1=1
Hasil terakhir itu mewakili 2 – 1 = 1. Dalam operasi pengurangan tersebut, seperti
halnya dengan pengurangan bilangan desimal, dilakukan kolom demi kolom. Bila perlu
Contoh
Hitunglah 110 dikurangi dengan 101.
Jawab
110
-
C. Perkalian Biner
Perkalian pada bilangan biner mempunyai aturan sebagai berikut :
0x0=0
0x1=0
1x0=0
1x1=1
Perkalian bilangan biner dapat dilakukan seperti pada perkalian bilangan desimal.
20 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
1101 13
--------x ----x
1110 42
0000 14
1110
1110
---------------+ -------+
10110110 18 2
bilangan itu sendiri sebanyak bilangan pengali. Contoh di atas, hasilnya akan sam
dengan jika kita menambahkan 1112 ke bilangan itu sendiri sebanyak 1101 atau 13
kali.
D. Pembagian Biner
Pembagian pada sistem bilangan biner dapat dilakukan sama seperti contoh
pembagian sistem bilangan desimal. Sebagai contoh, untuk membagi 110011 (disebut
bilangan yang dibagi) dengan 1001 (disebut pembagi), langkah-langkah berikut yang
perlu dilakukan.
Hasil 101
----------------
1001 / 110011
/ 1001
------------------
001111
1001
------------ sisa 1 1 0
Sehingga hasilnya adalah 1012, dan sisa pembagian adalah 1102. Pembagian bisa juga
dilakukan dengan cara menjumlahkan secara berulang kali dengan bilangan pembagi
21 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
dengan bilangan itu sendiri sampai jumlahnya sama dengan bilangan yang dibagi atau
setelah sisa pembagian yang diperoleh lebih kecil dari bilangan pembagi.
E. Komplemen R
Dalam sistem digital, komplemen digunakan untuk memudahkan operasi pengurangan
dan untuk manipulasi logika. Ada dua macam komplemen untuk setiap sistem bilangan
komplemen-(R-1). Bila nilai radiks itu diberikan, kedua jenis komplemen itu
mempunyai nama yang sesuai dengan nilai Hasilnya; komplemen-10 dan komplemen-9
11001102 = 00110102.
Komplemen-2 untuk 0.10102 adalah 1 – 0.10102 = 0.01102.
Dari definisi dan uraian di atas, jelas bahwa komplemen-10 untuk bilangan desimal
dapat dibentuk dengan membiarkan semua 0 pada kedudukan yang terendah tidak
berubah, mengurangkan semua angka apda kedudukan yang lebih tinggi lainnya dari 9.
22 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
komplemen-2 dapat dibentuk dengan membiarkan semua nol pada LSB dan 1 yang
pertama dari kanan tidak berubah, dan kemudian mengubah semua 1 yang lain
menjadi 0 dan semua 0 yang lain menjadi 1. Komplemen-R suatu bilangan dapat
diperoleh untuk setiap radiks (R lebih besar dan tidak sama dengan 1) dengan definisi
konsep pinjaman. Dalam cara itu, bila pada salah satu kolom nilai yang dikurangi lebih
besar daripada yang mengurangi, dipinjam sebuah 1 dari kolom dengan kedudukan
yang lebih tinggi. Hal yang demikian itu sangat mudah bila dikerjakan di atas kertas.
Bila cara pengurangan itu dilakukan dengan pertolongan rangkaian logika, cara itu
Pengurangan dua bilangan positif (M – N), dan keduanya mempunyai radiks R yang
mengurangi, N.
F. Komplemen R-1
23 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Untuk suatu bilangan positif N dengan radiks R dan bagian bulatnya terdiri dari n angka
Rn – Rm – N
Komplemen-9 untuk 4321010 adalah 105 – 100 – 43210 = 99999 – 43210 = 56789.
dalam hal ini bilangan tersebut tidak mempunyai bagian pecah sehingga m = 0.
Komplemen-9 untuk 0.987610 adalah 100 – 10-4 – 0.9876 = 0.9999 – 0.9876 = 0.0123.
Di sini bilangan itu tidak mempunyai bagian bulat sehingga n = 0. Komplemen-9 untuk
76.543.
Komplemen-1 untuk 1011002 adalah 2106 – 2100 – 1011002 = 1111112 –
1011002 = 0100112
Komplemen-1 untuk 0.01102 adalah 2100 – 210-3 – 0.01102 = 0.11112 –
0.01102 = 0.10012
Dari urutan di atas tampak bahwa komplemen-9 suatu bilangan desimal dapat
biner bahkan lebih sederhana; semua angka 1 diubah menjadi 0 dan semua 0 menjadi
yang umum dipakai. Dari definisi dan pembandingan hasil yang diperoleh dari contoh
setelah penambahan
R-m ke angka yang paling kurang berarti. Misalnya komplemen-2 untuk 10110100
24 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
mengembalikan bilangan itu ke nilai aslinya. Komplemen-R untuk N adalah Rn – N dan
komplemen-R untuk (Rn – N) adalah Rn – (Rn – N) yang sama dengan N. hal yang sama
dapat diperoleh untuk komplemen-(R – 1).
BAB IV
GERBANG LOGIKA
Komputer, kalkulator, dan peralatan digital lain kadang dianggap oleh orang awam sebagai
sesuatu yang ajaib. Sebenarnya, peralatan elektronika digital sangat logis dalam opersinya.
Bentuk dasar blok dari setip rangkaian digital adalah suatu gerbang logika. Gerbang logika
akan kita gunakan untuk operasi bilangan biner , sehingga timbul istilah gerbang logika
biner. Setiap orang yang bekerja dibidang elektronika digital memahami dan menggunkan
gerbang logika biner setiap hari. Ingat, gerbang logika merupakan blok bangunan untuk
komputer yang paling rumit sekalipun. Gerbang logika dapat tersusun dari saklar
sederhana, relay, transistor, diode atau IC. Oleh penggunaannya yang sangat luas, dan
harganya yang rendah, IC akan kita gunakan untuk menyusun rangkaian digital. Jenis atau
variasi dari gerbang logika yang tersedia dalam semua kelompok logika termasuk TTL dan
CMOS.
25 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
dengan menggunakan suatu tabel kebenaran. Tabel kebenaran berisi
• Benar yang dilambangkan dengan huruf “T” kependekan dari “True” atau bisa juga
• Salah yang dilambangkan dengan huruf “F” kependekan dari “False” atau bisa juga
AND, OR serta NAND, NOR, dan XOR (Exclusive OR). NAND merupakan gabungan AND
mempunyai logika 1, jika tidak akan dihasilkan logika 0. Daftar yang berisi kombinasi
sebagai Tabel kebenaran dari gerbang yang bersangkutan. Gerbang NAND akan
mempunyai keluaran 0 bila semua masukan pada logika 1. Sebaliknya, jika sbeuah
logika 0 pada sembarang masukan pada gerbang NAND, maka keluarannya akan
26 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
bernilai 1. Kata NAND merupakan kependekan dari NOT-AND, yang merupakan
keadaan 1. Jika diinginkan keluaran bernilai 0, maka semua masukan harus dalam
keadaan 0 . Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari
masukan harus dalam keadaan 0. Kata NOR merupakan kependekan dari NOT-OR,
27 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Gambar Simbol Gerbang OR dan NOR
3. Gerbang NOT
Gerbang NOT merupakan gerbang satu-masukan yang berfungsi sebagai pembalik
(inverter). jika masukannya tinggi, maka keluarannya rendah, dan sebaliknya. Tabel
4. Gerbang XOR
Gerbang XOR (dari kata exclusive-or) akan memberikan keluaran 1 jika masukan-
masukannya mempunyai keadaan yang berbeda. Dari Tabel tersebut dapat dilihat
28 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
bahwa keluaran pada gerbang XOR merupakan penjumlahan biner dari
masukannya.
C. Tabel Kebenaran
Tabel kebenaran adalah ta bel yang menunjukkan kombinasi input beserta outputnya
pada suatu kasus logika. TABEL KEBENARAN berguna sekali untuk menganalisa suatu
fungsi logika. Ada kalanya suatu kasus logika ditunjukkan oleh suatu fungsi logika atau
Contoh:
Tunjukkan nilai kebenaran dari suatu fungsi: F =AB'C + ABC' Tabel
kebenarannya dapat digambarkan sebagai berikut:
A B C B’ C’ AB’C ABC’ AB’C+ ABC’
0 0 0 1 1 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 0 1 0 0 0
29 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
0 1 1 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 0 0
1 0 1 1 0 1 0 1
1 1 0 0 1 0 1 1
1 1 1 0 0 0 0 0
D. Rangkaian ekivalen
Dalam mendesain rangkaian logika seringkali kita diminta untuk menggunakan
tersebut , maka diberikan rangkaian ekivalen dari gerbang NAND dan NOR yaitu
OR
kesamaan INVERS
contoh 1.1:
Ubahlah rangkaian dibawah ini menjadi rangkaian yang hanya terdiri dari gerbang
NAND saja.
30 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
jawab: karena kesetaraan gerbang INVERS maka rangkaian menjadi:
contoh 1.2:
Ubahlah rangkaian dibawah ini menjadi rangkaian yang hanya terdiri dari gerbang
jawab:
31 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
E. Sekilas tentang IC
Selama ini kita hanya mengenal simbol-simbol suatu gerbang logika. Di dalam
pembentuknya maupun spesifikasi cara kerjanya. Didalam modul ini dibatasi dua
32 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
5 Kemampuan mengalirkan arus Kemampuan mengalirkan arus
out lebih besar out kecil
Salah satu diantaranya yang terkenal adalah TTL (transistor-transistor logic). Setiap IC
TTL ini mempunyai seri-seri tersendiri yang sudah ditetapkan oleh pabrik. Untuk lebih
jelasnya berikut ini adalah salah satu data book dari TTL seri 74 yaitu SN74LS32 .
SN74LS32
Seri 74LS (low power dengan Scottky-clamp diodes), untuk seri yang sama seperti seri
74L (low power) seri 74H (high power) dan seri 74S (fast speed). Penggunaan scottky
33 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
diodes dengan rangkaian transistor paling banyak memberikan transistor switching
terbesar dan menangani arus output terbesar. IC TTL ini hanya akan bekerja jika pin-pin
power IC tersebut (GND untuk arus minus dan Vcc untuk arus plus) dihubungkan
BAB V
ALJABAR BOOLEAN
A. Aljabar Boolean
Suatu bentuk variabel biner dapat bernilai 0 atau 1. Suatu fungsi boleen adalah suatu
pernyataan yang dibentuk dengan variabel-variabel biner, operator AND, OR, NOT,
tanda kurung, dan sama dengan. Untuk nilai-nilai variabelyang diketahui, fungsi itu
dapat bernilai 0 atau 1.Dalam aljabr boolen digunakan dua konstanta yaitulogoka 1 dan
logika 0. Kedua konstanta tersebut biladiterapkan dalam rang kaian logika akan berupa
34 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Jika taraf tegangan tinggi dinyatakan dengan logika1 dan taraf tegangan rendah
tinggi dinyatakan dengan logika0 dan taraf tegangan rendah dinyatakan dengan 1,
35 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
1. ( A’ ) = A’
2. ( A’ )’ = A
T6: Redundant Law
1. A + A . B = A
2. A . ( A + B ) = A
T7:
1. 0+A=A
2. 1.A=A
3. 1+A=1
4. 0.A=0
T8:
1. A’ + A = 1
2. A’ . A = 0
T9:
A + A’ . B = A + B A . ( A’ + B ) = A . B
T10: De Morgan’s Theorem
1. (A+B)’ = A’ . B’
2. (A . B)’= A’ + B’
Contoh:
Sederhanakan fungsi logika dengan 3 variabelberikut ini :
Karena bentuk ekspresi fungsi diatas adalah SOPmaka pada matrik K-Map kita letakkan
36 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
sehingga dari K-Map tersebut didapat penyederhanaanfungsi sebagai berikut:
Contoh 2.1:
Sederhanakan fungsi logika dengan 4 variabel berikutini :
contoh 2.2:
Sederhanakan fungsi logika dengan 4 variabelberikut ini :
karena bentuk ekspresi fungsi diatas adalah POS,maka kita tempatkan 0 pada K- Map.
37 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
E. Penyelesaian logika dari tabel kebenaran denganmenggunakan metode SOP dan POS
Jika diberikan suatu tabel kebenaran dari suatu kasusmaka kita bisa menggunakan
Dengan adanya tabel kebenaran kitadapat menentukan mana diantara metode yang
efisien, kita lihatbagian output pada tabel kebenaran tersebut.Jika jumlah output yang
mempunyai nilai 1 lebihsedikit dari jumlah output yang mempunyai nilai 0,maka kita
bisa menentukan bahwa metode SOP yanglebih efisien. Jika jumlah output yang
mempunyainilai 0 lebih sedikit dari jumlah output yangmempunyai nilai 1, maka kita
Kadangkala suatu hasil dari tabel disajikan dalambentuk fungsi. Dan kita akan
output yang mempunyai nilai 1dan symbol "Π" melambangkan operasi POS
Contoh:
F( A, B, C ) = Σ ( 0, 3, 5, 7 )
38 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Maksud dari fungsi diatas adalah fungsi tersebutmempunyai 3 variabel input dan
39 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Karena bentuk fungsi logikanya adalah SOPkita dapat merancang rangkaian
kombinasionalnyadari gerbang NAND saja, yaitu dengan cara memberidouble bar pada
fungsi tersebut kemudian operasikan gambar yang terbawah. Fungsi akan menjadi:
Contoh :
Buatlah rangkaian kombinasional untuk mengimplementasikantabel kebenaran berikut
ini :
A B C KELUARAN
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 1
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
Karena output dengan nilai 0 lebih banyak maka kitagunakan metode POS.
Sehingga K-Map akan terbentuk :
40 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Ekspresi fungsi logikanya dari hasil K-Map tersebutadalah:
dioperasikan sehingga:
BAB VI
DASAR – DASAR FLIP-FLOP
Rangkaian elektronik yang bekerja atas dasar arus balik dari beberapa gate
sederhana yang dihubungkan saling menyilang. Flip flom ini merupakan rangkaian digital
yang digunakan untuk menyimpan satu bit secara semi permanent. sampai ada suatu
perintah untuk menghapus/ mengganti isi dari bit yang disimpan. Flip-flop adalah
41 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
rangkaian utama dalam logika sekuensial. Counter, register serta rangkaian sekuensial lain
rangkaian yang mempunyai fungsi pengingat (memory). Artinya rangkaian ini mampu
melakukan proses penyimpanan data sesuai dengan kombinasi masukan yang diberikan
kepadanya. Data yang tersimpan itu dapat dikeluarkan sesuai dengan kombinasi masukan
yang diberikan.
Flip-flop mempunyai dua kondisi output yang stabil dan saling berlawanan.
Perubahan dari setiap keadaan output dapat terjadi jika diberikan trigger pada flip-flop
tersebut. Triger –nya berupa sinyal logika “1” dan “0” yang kontinyu. Ada 4 tipe Flip-flop
yang dikenal, yaitu SR, JK, D dan T Flip-flop. Dua tipe pertama merupakan tipe dasar dari
2. Reset, yaitu jika suatu kondisi masukan mengakibatkan keluaran (Q) bernilai logika
3. Tetap, yaitu jika suatu kondisi masukan mengakibatkan keluaran (Q) tidak berubah
4. Toggle, yaitu jika suatu kondisi masukan mengakibatkan logika keluaran (Q)
42 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Secara ideal berdasar perancangan kondisi keluaran Q’ selalu berkebalikan dari kondisi
keluaran Q.
A. Flip-Flop R-S
Flip-flop R-S adalah rangkaian dasar dari semua jenis flip-flop yang ada.
Terdapat berbagai macam rangkaian flip-flop R-S, pada percobaan ini flip-flop R-S
disusun dari empat buah gerbang NAND 2 masukan. Dua masukan flip-flop ini adalah S
Kondisi keluaran akan tetap ketika kedua masukan R dan S berlogika 0. Sedangkan
pada kondisi masukan R dan S berlogika 1 maka kedua keluaran akan berlogika 1, hal
ini sangat dihindari karena bila kondisi masukan diubah menjadi berlogika 0 kondisi
43 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
KETERANGAN :
(a) flip-flop RS
(b) flip-flop RS ber ‘clock’
Konsep Flip-flop RS yang harus diingat adalah sbb:
1. R dan S keduanya rendah berarti keluaran y tetap berada pada keadaan terakhirnya
internal.
2. Masukan S yang tinggi mengeset keluaran y ke 1, kecuali jika keluaran ini memang
telah berada pada keadaan tinggi. Dalam hal ini keluaran tidak berubah, walaupun
3. Masukan R yang tinggi mereset keluaran y ke 0, kecuali jika keluaran ini memang
4. Memberikan R dan S keduanya tinggi pada saat yang sama adalah terlarang karena
dibahas kemudian).
B. Flip-flop J-K
Flip-flop J-K merupakan penyempurnaan dari flip-flop R-S terutama untuk
mengatasi masalah osilasi, yaitu dengan adanya umpan balik, serta masalah kondisi
44 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
terlarang seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu pada kondisi masukan J dan K
berlogika 1 yang akan membuat kondisi keluaran menjadi berlawanan dengan kondisi
keluaran sebelumnya atau dikenal dengan istilah toggle. Sementara untuk keluaran
berdasarkan kondisikondisi masukan yang lain semua sama dengan flip-flop R-S.
sebelumnya).
Flip-flop J-K
C. Flip-flop D
Flip-flop D dapat disusun dari flip-flop S-R atau flip-flop J-K yang masukannya
masukannya dengan inverter agar kedua masukan flip-flop selalu dalam kondisi
45 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
berlawanan. Flip-flop ini dinamakan dengan flip-flop data karena keluarannya selalu
sama dengan masukan yang diberikan. Saat flip-flop pada keadaan aktif, masukan akan
kenyataan, IC T-FF tidak tersedia di pasaran. T-FF biasanya digunakan untuk rangkaian
yang memerlukan kondisi output berikut yang selalu berlawanan dengan kondisi
Rangkaian T-FF dibentuk dari SR-FF dengan memanfaatkan hubungan Set dan Reset
serta output Q dan Q’ yang diumpan balik ke input S dan R. Sedangkan rangkaian T-FF
yang dibentuk dari JK-FF hanya perlu menambahkan nilai “1” pada input-input J dan K.
Rangkaian T-Flip-Flop
KETERANGAN :
(i) Dari SR-FF
(ii) Dari JK-FF
46 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
BAB VII
KONVERSI GERBANG LOGIKA
Salah satu pertimbangan utama dalam perancangan untai logika (selain jumlah
elemen logika adalah tipe gerbang logika yang akan di gunakan. Gerng logika dibuat dalah
sebuah IC yang berisi seumlah gerabng serupa misalnya kuad NAND dua masukan (berisi
empat buah gerbang NAND dan dua masukan), dual AND empat masukan (berisi dua
gerbang AND dan 4 masukan) dan kuad OR dua masukan (berisi empat gerbang OR dua
masukan). Tingkat integrasi yang lebih tinggi akan menghasilkan IC yang mempunyai
Dalam perancangan logika, gerbang logika diskrit tidak selalu di gunakan, tetapi
biasanya berisi banyak gerbang. Karena itu, biasanya di sukai untuk memanfaatkan satu
jenis gerbang dan bukan campuran dari beberapa gerbang untuk alasan ini konversi
gerbang digunakan untuk menyatakan suatu fungsi gerbang tertentu dengan cara
(a) (b)
Fungsi not misalnya dapat di peroleh dengan sebuah gerbang NAND yang di hubungkan
singkat seperti pada gambar (a) di atas. Dengan cara yang sama pada gerbang NOR yang
masukan di hubungkan singkat juga akan menghasilkan gerbang NOT seperti gambar (b).
Contoh :
Tunjukan bahwa gerbang AND dapat di ubah hanya dengan menggunakan gerbang NAND
47 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Jawab :
Fungsi NAND dapat diperoleh dengan membalik fungsi gerbang NAND seperti pada gambar
berikut :
Dengan cara yang sama, fungsi OR dapat diperoleh dengan dua buah gerbang NOR seperti
berikut :
Contoh 2 :
Tunjukan bahwa gerbang OR dapat diperoleh dengan menggunakan gerbang
NAND
Jawab :
Fungsi gerbang OR dapat I nyatakan sebagai F = A+B Dengan
A+B = .
Persamaan di atas dapat dinyatakan dengan untai logika gambar berikut :
A +B = A+B
48 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Persamaan di atas merupakan konversi yang sangat penting. Persamaan tersebut
menyebutkan bahwa gerbang OR dapat di ganti dengan gerbang NAND jika setiap
Contoh 3
Tunjukan bahwa fungsi AND dapat diperoleh dengan hanya menggunakan NOR
Jawab :
Fungsi AND dinyatakan sebagai F= A.B
Dengan menggunakan teorema De Morgan ke dua diperoleh :
= =++ +
Pernyataan di atas dapat di nyatakan dengan gerbang logika seperti di bawah ini
:
Contoh 4 :
Buatlah sebuah untai logika untuk melakukan fungsi seperti yang dinyatakan dalam tabel
kebenaran pada tabel di bawah ini :
A B C F
0 0 0 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
Jawab :
Langkah pertama adalah menyusun fungsi boolean yang di sederhanakan berdasarkan
tabel kebenaran tersebut (lihat contoh sebelumnya), yaitu : Fungsi yang di sederhanakan di
49 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
, , C dan . C ke gerbang OR tiga masukan G6 seperti pada gambar di bawah ini. Masukan
• Untai logika yang tersaji pada gambar di atas memerlukan tiga jenis gerbang
logika yang berbeda, sehingga memerlukan tiga buah IC yang berbeda pula,
• Untuk menghindari hal ini, untaian tersebut sebaiknya di rangkai ulang dengan
B. menjadi .C mejnadi
50 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Masing-masing komponen dapat diperoleh dari masukan A, B,C sebagai
berikut :
NAND U3 dan gerbang . diperoleh dengan gerbang NAND U4 dan gerbang pembalik
U2
diperlukan keadaaan tiga keadaan yang di sebut keadaan yang berimpedensi tinggi
atau untai terbuka. Gerbang ini disebut sebagai gerbang tiga keadaan yang diperoleh
kontrol.
output
INPUT F
Control
(ENABLE
• Keluaran dari gerbang tiga keadaan akan valid hanya jika masukan kontrol adalah
Enable
• Masukan kontrol biasanya katif rendah dalam arti bahwa gerbang akan aktif jika
51 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
• Jika masukan kontrol NOT ENABLE, keluaran gerbang akan dipaksa ke keadaan
• Gambar di atas menunjukan sebuah pembalik tiga keadaan dan jalur kontrol pada
INPUT OUTPUT F
CONTROL (EN)
• Berikut adalah gerbang NAND tiga keadaan dengan kontrol aktif rendah
Enable
Tabel Kebenaran
INPUT CONTROL OUTPUT
A B EN F
0 0 1 0/C
0 1 1 0/C
1 0 1 0/C
1 1 1 0/C
0 0 0 1
0 1 0 1
1 0 0 1
52 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
1 1 0 0
sistem pemrosesan dasar yang dapat memproses input-input yang berupa bilangan
biner menjadi sebuah output yang berkondisi yang akhirnya digunakan untuk proses
selanjutnya. Gerbang logika dapat mengkondisikan input - input yang masuk kemudian
menjadikannya sebuah output yang sesuai dengan apa yang ditentukan olehnya.
Terdapat tiga gerbang logika dasar, yaitu : gerbang AND, gerbang OR, gerbang NOT.
Ketiga gerbang ini menghasilkan empat gerbang berikutnya, yaitu : gerbang NAND,
53 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
Rangkaian aritmatika dasar termasuk kedalam rangkaian kombinasional yaitu suatu
rangkaian yang outputnya tidak tergantung pada kondisi output sebelumnya, hanya
dengan half adder, sedangkan rangkaian yang melaksanakan penjumlahan 3 bit disebut
full adder. Rangkaian full adder dapat tersusun dari dua buah half adder. Di pasaran
rangkaian full adder sudah ada yang berbentuk IC, seperti 74LS83 (4-bit full adder).
half adder. Kedua rangkaian ini melakukan operasi pengurangan biner. Half substractor
untuk pengurangan satu bit biner, sedangkan full substractor untuk pengurangan lebih
54 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
c. Decoder
Decoder adalah rangkaian kombinasional logika dengan n-masukan dan 2n keluaran
yang berfungsi mengaktifkan 2n keluaran untuk setiap pola masukan yang berbeda-
beda. Hanya satu output decoder yang aktif pada saat diberi suatu input n-bit. Sebuah
decoder biasanya dilengkapi dengan sebuah input enable low sehingga rangkaian ini
bisa di on-off-kan untuk tujuan tertentu. Fungsi enable untuk meng-aktif-kan atau
men-tidak-aktif-kan keluarannya.
d. Priority Encoder
Sebuah Priority encoder adalah rangkaian encoder yang mempunyai fungsi prioritas.
Operasi dari rangkaian priority encoder adalah sebagai berikut : jika ada dua atau lebih
input bernilai 1 pada saat yang sama, maka input yang mempunyai prioritas tertinggi
yang akan diambil. Kondisi x adalah kondisi don`t care, yang menyatakan nilai input
bisa 1 atau 0.
e. Multiplexer
Multiplexer merupakan rangkaian logika yang berfungsi memilih data yang ada pada
input-nya untuk disalurkan ke output-nya dengan bantuan sinyal pemilih atau selektor.
Multiplexer disebut juga sebagai pemilih data (data selector). Multiplexer adalah
55 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l
rangkaian yang memiliki fungsi untuk memilih dari 2n bit data input ke satu tujuan
output.
56 | H a l a m a n M o d u l T e k n i k D i g i t a l