Bahan Ajar
Sistem Bilangan Komputer
Pengantar
Penggunaan komputer saat ini sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari bagi
mahasiswa, oleh karenanya penting memahami bilangan untuk penulisan pada
komputer, atau bilangan dengan berbagai basis, dan menjadi dasar ke kode ASCII.
Selain itu mahasiswa agar mampu melakukan konversinya
1. Bilangan Biner
Sistem bilangan yang saat ini dipakai yaitu sistem bilangan desimal atau denary,
memakai digit 0 sampai 9. Sistem ini memiliki sepuluh digit berbeda (0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, dan 9) dan dikatakan memiliki suatu radix atau basis 10.
Sistem bilangan biner hanya memiliki radix 2 dan hanya memakai digit 0 dan 1.
Jadi bilangan desimal yang ekivalen dengan bilangan biner 1101,1 adalah:
1
8 + 4 + 0 + 1 + , sama dengan 13,5
2
Contoh 1:
Konversikan 110112 ke bilangan desimal.
Contoh 2:
Konversikan 0,10112 ke bentuk pecahan desimal
0,10112 = 1 × 2 -1 + 0 × 2 -2 + 1 × 2 -3 + 1 × 2-4
1 1 1
+ +
2 8 16
0,5 + 0,125 + 0,0625
0,687510
Contoh 3:
Konversikan 101,01012 ke bentuk bilangan desimal.
1 2 3 4
101,01012 1 22 + 0 21 + 1 2 0 + 0 2 + 1 2 + 0 2 + 1 2
4 + 0 + 1 + 0 + 0,25 + 0 + 0,0625
5,312510
Latihan:
Pada soal berikut, nomer 1 sampai 4 konversikan bilangan biner tersebut menjadi
bilangan desimal.
1. (a) 110 (b) 1011 (c) 1110 (d) 1001
2. (a) 10101 (b) 11001 (c) 101101 (d) 110011
3. (a) 0,1101 (b) 0,11001 (c) 0,00111 (d) 0,01011
4. (a) 11010,11 (b) 10111,011 (c) 110101,0111 (d) 11010101,10111
Hasil yang diperoleh dituliskan dengan digit teratas dari sisa dinyatakan sebagai bit
kurang signifikan (bit singkatan dari binary digit dan bit kurang signifikan terletak di
paling kanan). Bit bawah dari sisa merupakan bit paling signifikan, yaitu bit di
sebelah kiri.
Bagian pecahan dari suatu bilangan desimal dapat dikonversi ke suatu bilangan biner
dengan cara dikalikan dengan 2 secara berulang, sebagaimana ditunjukan untuk
pecahan 0,625 seperti berikut:
Contoh 4:
Konversikan 4710 ke bilangan biner.
Bilangan tersebut kita bagi dengan 2 dan dicatat sisanya, memberikan:
Contoh 5:
Konversikan 0,4062510 ke bilangan biner.
Dari penjelasan di atas, secara berulang kita kalikan dengan 2, maka
Contoh 6:
Latihan:
Cobalah selesaikan soal berikut, untuk soal 1 sampai 4, konversikan bilangan desimal
menjadi bilangan biner:
1. (a) 5 (b) 15 (c) 19 (d) 29
2. (a) 31 (b) 42 (c) 57 (d) 63
3. (a) 0,25 (b) 0,21875 (c) 0,28125 (d) 0 ,59357
4. (a) 47,40625 (b) 30,8125 (c) 53,90625 ( d) 61,65625
4 83 + 3 82 + 1 81 + 7 80
menjadi : 4 512 + 3 64 + 1 8 + 7 1 atau 225510
Suatu bilangan desimal integer dapat dikonversi ke suatu bilangan oktal yang sesuai dengan
cara membagi berulang dengan 8 dan mencatat sisanya untuk setiap tahapan,
sebagaimana ditunjukan untuk 49310 berikut:
Bentuk pecahan suatu bilangan desimal dapat dikonversi ke suatu bilangan oktal
dengan cara mengalikan secara berulang dengan angka 8, sebagaimana ditunjukan
untuk pecahan 0,437510 berikut:
Untuk pecahan, bit paling signifikan yaitu integer paling atas yang diperoleh dengan
perkalian pecahan desimal dengan angka 8, sehingga:
0,437510 = 0,348
Kode biner natural untuk digit 0 sampai 7 ditunjukan pada Tabel 1, dan suatu
bilangan oktal dapat dikonversi ke bilangan biner dengan menuliskan ke bawah tiga
bit yang sesuai dengan digit oktal.
Sehingga, 4378 = 100 011 111 2 dan 26,358 = 010 110, 011 1012
Pecahan oktal ini kemudian dikonversi ke bilangan biner (lihat Tabel 1):
Contoh 10: Konversikan 11 110 011,100 012 ke bilangan desimal melalui oktal
Kelompokan bilangan biner dalam tiga digit mulai dari tanda koma biner,
memberikan:
011 110 011,100 0102
Dengan memakai tabel 1 maka dapat dikonversi bilangan biner ini ke bentuk oktal
dan memberikan: 363,428 dan
363,428 3 82 + 6 81 + 3 80 + 4 8 1 + 2 8 2
Soal Latihan:
5. Bilangan Heksadesimal
Kompleksitas komputer memerlukan sistem bilangan dengan orde lebih tinggi, seperti
oktal (basis 8) dan heksadesimal (basis 16) yang merupakan bentuk perluasan dari
sistem biner. Sistem bilangan heksadesimal memiliki radix 16 dan memakai 16 digit berikut:
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F
‘A’ menyatakan angka 10 dalam sistem desimal, B menyatakan 11, C menyatakan 12, dan
seterusnya.
Tabel 2 membandingkan antara bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal dan
menunjukan , misalnya:
23 = 10111 = 27 = 17
10 2 8 16
1 67 1000 01 2 01 1 01
18 10010 22 12
19 10011 23 13
20 10100 24 14
21 10101 25 15
22 10110 26 16
23 10111 27 17
24 11000 30 18
25 11001 31 19
26 11010 32 1A
27 11011 33 1B
28 11100 34 1C
2
39
0 1110110 3 56 D
31 11111 37 1F
32 100000 40 20
Contoh 11:
Konversikan bilangan heksadesimal berikut ke bentuk desimal ekivalensinya:
(a) 7A16 (b) 3F 16
Jadi: 3F16 = 63 10
Contoh 12:
Konversikan bilangan heksadesimal berikut ke bentuk desimal ekivalensinya:
(a) C916 (b) BD 16
Contoh 13:
Konversikan 1A4E16 ke bilangan desimal.
1A4E16 1 163 + A 162 + 4 161 + E 160
1 163 + 10 162 + 4 161 + 14 160
1 4096 + 10 256 + 4 16 + 14 1
4096 + 2560 + 64 + 14 6734
Sehingga 10810 = 6C 16
Contoh 15:
Kon versikan bilangan desimal berikut ke bentuk heksadesimal ekivalennya: (a) 16210
(b)23910
(a) Kelompokan bit dalam empat digit dari sisi kanan, memberi: 0101 0110
dan beri tanda simbol heksadesimal untuk setiap kelompok: D 6
(dari Tabel 2)
Dengan demikian, 11010110 2 = D616
(b) Kelompokan bit dalam empat digit dari sisi kanan, memberi: 0110 0111
dan beri tanda simbol heksadesimal untuk setiap kelompok: 6 7
(dari Tabel 2)
Dengan demikian, 11001112 = 67 16
Contoh 17:
Konversikan bilangan biner berikut ke bentuk heksadesimal ekivalennya:
(a) 110011112 (b) 110011110 2
(a) Kelompokan bit dalam empat digit dari sisi kanan, memberi: 1100 1111
Dan beri tanda simbol heksadesimal untuk setiap kelompok: C F
( dari Tabel 2)
(b) Kelompokan bit dalam empat digit dari sisi kanan, memberi: 0001 1001
1110
Dan beri tanda simbol heksadesimal untuk setiap kelompok: 1 9 E
(dari Tabel 2)
Dengan demikian, 1100111102 = 19E16
Contoh 18:
Konversikan bilangan heksadesimal berikut ke bentuk ekivalen biner:
(a) 3F16 (b) A6 16
Contoh 19:
Konversikan bilangan heksadesimal berikut ke bentuk ekivalen biner:
(a) 7B16 (b) 17D 16
Pada soal nomer 9 sampai 12, konversikan bilangan biner ke bentuk ekivalen
heksadesimalnya:
***
Bahan/Pustaka:
John Bird, 2005, Basic Engineering Mat7ematics, C7apter-5, 4th ed, Elsevier Science
Publisher, Oxford, pp. 30-33,