Anda di halaman 1dari 18

BAB I

ELEMEM-ELEMEN RANGKAIAN DIGITAL

1.1. PENGERTIAN UMUM

Rangkaian digital meliputi setiap aspek kehidupan kita, peralatan ini tidak hanya
digunakan pada sistem/peralatan teknik saja, tetapi juga untuk memenuhi
kebutuhan komsumen lainnya seperti personal computer, microwave oven,
automobile, airline reservation system, telephone exchange, digital voltmeter,
calculator, dan lain sebagainya. Semua itu melibatkan rangkaian digital untuk
tujuan pemrosesan informasi dan/atau membentuk fungsi control yang diinginkan.

Pada hampir semua aktifitas, kita selalu berhubungan dengan quantitas dan
pengukuran. Informasi ini diperoses dalam bentuk digital yang dapat
diekspresikan dalam bentuk elektronik.

1.2.DATA ANALOG DAN DIGITAL

Langkah pertama dalam operasi pemrosesan data adalah menentukan informasi


tentang obyek atau sesuatu yang menarik. Perolehan informasi biasanya
melibatkan pengambilan data pengukuran.

Pengukuran dapat dibagi menjadi 2 katagori; Pengukuran analog adalah terus-


menerus (continous) dan merupakan fungsi dari para meter yang diukur.
Sebaliknya Digital adalah terputus-putus (discrete) dan ini hanya dapat berubah
pada satuan yang tetap.

TEKNIK DIGITAL 1
Volume

Volume
Waktu (t) Waktu (t)
(a) (b)
a. Penambahan Volume secara discrete
b. Penambahan Volume secara continous

Gambar 1.1. a. Sistem Digital b. Sistem Analog

Gambar diatas menunjukkan 2 gelas kimia yang sedang diisi air , yang satu diisi
dari kran (tap) dengan air menetes, sedangkan yang lain dengan kran mengucur.
Keadaan air pada gelas kimia (a) mempunyai sifat digital, dimana perubahan
volume yang kecil itu sama dengan satu tetes air dan kenaikan volumenya naik
menurut step-step. Pada gelas (b), volume air naik secara kontinyu, maka ini
merupakan sifat analog.

1.3. LOGIKA BINER

Logika biner mensyaratkan 2 karakteristik yang berbeda : variabel yang


mempunyai 2 harga dan tepat untuk operasi logika. Berbeda dengan bilangan-
bilangan biasa, harga variabel dalam logika biner hanya memiliki 2 keadaan.
Suatu pasangan yang dapat menunjukkan 2 keadaan tersebut dapat diambil contoh
sebagai berikut :
Buka dan tutup, tinggi (high) dan rendah (low), panas dan dingin, benar dan
salah. Pasangan kondisi tersebut dapat dipresentasikan sebagai variabel biner
yaitu ‘0’ dan ‘1’. Jika dua kondisi tersebut dioperasikan berulang-ulang maka
akan terjadi pulsa. Dan pulsa merupakan komponen yang sangat penting dalam
rangkaian dan

TEKNIK DIGITAL 2
sistem digital, sebagai contoh level tegangan yang berubah dari tinggi ke randah
atau rendah ke tinggi.

1.4. SISTEM BILANGAN

1.4.1. Pengertian Umum.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah terbiasa menggunakan sistem bilangan


desimal yang mempunyai komponen dari 0 sampai 9. Jika bilangan tersebut
lebih dari 9 maka harus dituliskan dalam 2 digit atau lebih dengan ketentuan
bahwa posisi paling kanan adalah satuan kemudian puluhan, ratusan, ribuan dst.
Untuk mengekspresikan bilangan desimal dapat ditunjukkan seperti contoh
berikut : Sebuah bilangan desimal 7392 mewakili suatu persamaan penjumlahan
dari :
7 ribuan + 3 Ratusan + 9 puluhan + 2 satuan
Ribuan, ratusan, puluhan dan satuan merupakan pemangkatan dari 10 yang
menunjukkan posisi dari koefisien-koefisien. Untuk lebih jelasnya dapat ditulis
sebagai berikut :
7392 = 7 x 103 + 3 x 102 + 9 x 101 + 2 x 100
Secara umum posisi koefisien dapat ditulis sebagai berikut :
= a 3 a 2 a 1 a 0 , a -1 a -2 a -3
atau dapat diexpresikan sebagai berikut :
= a 3 . 103 + a 2 . 102 + a 1 . 101 + a 0 . 100 + a -1 . 10-1 + a -2 . 10-2 + a -3 . 10-3
Dari penjelasan diatas, maka dapat dituliskan rumus umum dan diekspresikan
dengan bilangan R dan koefisien a :

n n-1 1 0 -1 -n
a n . R + a n-1 . R + … + a 1.R + a 0.R + a -1 . R + … + a -n . R ……. 1)

1.4.2. Basis Bilangan

Dalam sistem digital ada beberapa sistem bilangan yang sering dipakai,
diantaranya :
- Bil. Biner bilangan dasar yang dipakai untuk menipulasi data pada hardware.

TEKNIK DIGITAL 3
- Bil. Oktal , bilangan ini dipakai pada sispemrograman untuk komputer
generasi awal.
- Bil Desimal adalah bilangan yang setiap hari kita pakai.
- Bil Hexidesimal adalah bilangan yang dipakai untuk manipulasi data pada
software operasi microproccessor saat ini.

No Jenis Basis Bilangan Komponen


Bilangan

1. Biner Bil. Berbasis 2 0, 1

2. Oktal Bil. Berbasis 8 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

3. Desimal Bil. Berbasis 10 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

4. Hexadesimal Bil. Berbasis 16 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F

1.4.3. Conversi Bilangan

Untuk mengetahui hubungan antara jenis bilangan satu dengan yang lain, maka
perlu dijelaskan bagaimana sistem konversi bilangan tsb, dengan menggunakan
referensi bilangan yang paling kita kenal yaitu Bil. Desimal.

1.4.3.a. Konversi Bilangan Lain ke Bil. Desimal

Sebagai contoh, jika bilangan biner dikonversikan ke desimal akan membentuk


suatu penjumlahan dari 2 yang mempunyai komponen 1 .
Contoh :
(1010,011)2 = 1 x 23 + 0 x 22 + 1x 21 + 0 x 20 + 0 x 2-1 + 1 x 2-2 + 1x 2-3
= 8 + 0 + 2 + 0 + 0 + 0,25 + 0,125
= ( 10,375 )10

TEKNIK DIGITAL 4
1.4.3.b. Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Lain

Konversi dari bilangan desimal ke bilangan lain dapat dilakukan dengan


menggunakan prinsip : membagi bilangan desimal dengan basis bilangan tujuan
secara berulang-ulanghingga mendapatkan hasil pembagian sama dengan 0, dan
menuliskan sisanya pada setiap pembagian.
Hal ini dapat dijelaskan dengan contoh berikut ini.
Contoh :

Konversikan bilangan desimal 41 ke bil biner (bil. berbasis 2) menggunakan


sistem sisa

41 : 2 = 20 sisa 1  a0
20 : 2 = 10 sisa 0  a1
10 : 2 = 5 sisa 0  a2
5 :2 = 2 sisa 1  a3
2 :2 = 1 sisa 0  a4
1 :2 = 0 sisa 1  a5

Maka :

( 41 )10 = (a5 a4 a3 a2 a1 a0 )2 = ( 1 0 1 0 0 1 )2

Untuk konversi dari bil desimal pecahan ke bilangan lain dapat menggunakan
metode yang sama dengan bilangan bulat biasa, tetapi disini menggunakan
perkalian. Dan lebih jelasnya dapat dijelaskan dengan contoh berikut.

TEKNIK DIGITAL 5
Contoh :
Konversikan bilangan ( 0,6875 )10 ke bilangan biner

Bilangan Sisa Komponen


Bulat
0,6875 x 2 = 1 + 0,3750  a -1 = 1
0,3750 x 2 = 0 + 0,7500  a -2 = 0
0,7500 x 2 = 1 + 0,5000  a –3 = 1
0,5000 x 2 = 1 + 0,0000  a -4 = 1

Maka :
( 0,6875 )10 = ( 0 , a –1 a -2 a -3 a -4 )2 = ( 0 , 1 0 1 1 )2

TABEL KONVERSI BILANGAN

Desimal Biner Oktal Hexadesimal

0 0000 00 0
1 0001 01 1
2 0010 02 2
3 0011 03 3
4 0100 04 4
5 0101 05 5
6 0110 06 6
7 0111 07 7
8 1000 10 8
9 1001 11 9
10 1010 12 A
11 1011 13 B
12 1100 14 C
13 1101 15 D
14 1110 16 E
15 1111 17 F

TEKNIK DIGITAL 6
1.4.4. Bilangan OKTAL dan HEXADESIMAL

Konversi dari dan ke bilangan biner, oktal, hexadesimal mempunya peran yang
sangat penting dalam komputer digital. Karena ketiga jenis bilangan tersebut
memiliki hubungan yang unik 23 = 8 dan 24 = 16 , setiap satu digit bilangan
oktal merupakan konversi dari 3 digit biner dan setiap digit dari hexadesimal
merupakan konversi dari 4 bilangan biner.
Konversi dari bilangan biner ke bilangan oktal dapat dilakukan dengan
mengelompokkan bilangan biner setiap 3 digit , yang dimulai dari titik biner
(koma “,”) ke kiri dan ke kanan, contoh dibawah ini menggambarkan prosedur
di atas.

Bilangan Biner Ke Oktal

( 10 110 001 101 011 , 111 100 000 110 )2 = ( 2 6 1 5 3 , 7 4 0 6 )8


2 6 1 5 3 7 4 0 6

Bilangan Biner Ke Hexadesimal :

( 0010 1100 0110 1011 , 1111 0010 )2 = ( 2 C 6 B , F 2 )16


2 C 6 B F 2

Bilangan Oktal ke Biner

( 6 1 7 3 4, 3 1 )8 = ( 110 001 111 011 100 , 011 001 )2

Bilangan Hexadesimal ke Biner

( 2 B C 8 , C A )16 = ( 0010 1011 1100 1000 , 1100 1010 )2

TEKNIK DIGITAL 7
1.5. OPERASI ARITMATIKA

Operasi aritmatika dengan bilangan berbasis-R mempunyai aturan yang sama


dengan sistem desimal. Seperti halnya desimal, bilangan biner dapat ditambah,
dikurangi, dikalikan dan dibagi. Karena bilangan biner ini hanya mempunyai 2
komponen (0 dan 1) maka operasi aritmatika dapat kita lakukan dengan lebih
singkat dan sederhana. Dan sebenarnya semua operasi aritmatika didasarkan
pada sistem penjumlahan.

1.5.1. PENJUMLAHAN

Sebelum membahas lebih lanjut tentang penjumlahan bilangan biner ini,


sebaiknya kita lihat kembali aturan penjumlahan pada bilangan desimal.
Pada penjumlahan desimal, yang pertama dijumlahkan adalah kolom satuan,
jika hasil penjumlahan tsb kurang dari sepuluh maka hasil tsb dituliskan pada
kolom satuan. Jika hasil penjumlahannya lebih besar dari sepuluh, satuan dituis
pada kolom satuan dan satu dilimpahkan masuk ke kolom puluhan. Kemudian,
digit- digit pada kolom puluhan dijumlahkan bersama dengan limpahan (yang
selanjutnya disebut CARRY) jika ada. Kalau hasilnya kurang dari sepuluh,
hasilnya dituliskan pada kolom puluhan, jika hasilnya lebih besar dari sepuluh,
maka satuan dituliskan pada kolom puluhan dan satu dilimpahkan ke kolom
ratusan, dst.
Contoh :
A = 273 dan B = 48 maka A + B =

1 1 0
2 7 3 A
4 8 + B
3 2 1 A+B

Aturan diatas digunakan juga untuk menjumlahkan bilangan biner. Untuk


penjumlahan 2 buah bilangan biner 1 bit (yang paling sederhana), dapat dilihat
pada ketentuan dibawah ini :

TEKNIK DIGITAL 8
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 102

Atau dapat dituliskan dengan tabel berikut ini :

Tabel Penjumlahan 2 buah bil. Biner 1 digit

A B Carry (C) Hasil (S)

0 0 0 0
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0

Untuk penjumlahan biner dengan digit lebih dari satu, dapat dijelaskan dengan
contoh-contoh berikut :

Contoh :
A = 1010 B = 0100

1 0 1 0
0 1 0 0 +
S= 1 1 1 0
C= 0 0 0 0

Maka A + B = 1 1 1 0

TEKNIK DIGITAL 9
Contoh :
A = 1010 B = 0010

0 1 0
1 0 1 0
0 0 1 0 +
S= 11 0 0
C= 00 1 0

Maka A + B = 1 1 0 0

Contoh :
A = 1010 B = 1110

1 1 0
1 0 1 0
1 1 1 0 +
S= 10 0 0
C= 11 1 0

Maka A + B = 1 1 0 0 0

TEKNIK DIGITAL 10
1.5.2. PENGURANGAN

Pada sistem biner, operasi pengurangan dapat dilakukan dengan menggunakan


aturan dasar sbb:

0 - 0 = 0
0 - 1 = 1
1 - 0 = 1
102 - 1 = 0

Jika kita mengurangkan bilangan, kadang kita harus meminjam dari bit yang lebih
tinggi. Pinjam (borrow) ini dibutuhkan jika kita mengurangkan 0 dengan 1 .
Dalam hal ini, jika 1 dipinjam dari bit berikutnya maka akan timbul 102 pada
baris yang dikurangi, contoh-contoh dibawah ini menggambarkan sistem di atas.

Contoh :

1 1 A 1 1 A
0 1 - B 1 0 - B
1 0 A-B 0 1 A-B

Contoh :

1 0 1 A
0 1 1 - B
1 1 0 A-B

TEKNIK DIGITAL 11
1.5.3. KOMPLEMEN

Komplemen digunakan dalam komputer digital untuk menyederhanakan operasi


pengurangan (subtraction) dan untuk manipulasi logika. Ada dua tipe
komplemen untuk setiap sistem bilangan basis-r :
a. Komplemen r
b. Komplemen r-1

Jika harga tersebut disubstitusikan , dua tipe tsb akan diberinama komplemen 2
dan komplemen 1 untuk bilangan biner, atau komplemen 10 dan komplemen 9
untuk bilangan desimal.

1.5..3.1. Komplemen r

Suatu bilangan positif N dalam basis-r dengan bilangan bulat sebanyak n digit,
maka komplemen r dari N dapat didefinisikan sebagai r n - N untuk N  0 dan 0
untuk N = 0. Contoh-contoh berikut ini akan memperjelas definisi diatas :

- Komplemen 10 dari (52520)10 adalah 105 – 52520 =


47480 Jumlah digit pada bilangan ini adalah n=5
- Komplemen 10 dari (0,3267)10 adalah 1 – 0,3267 =
0,6733 Tanpa bilangan bulat maka 10n = 100 = 1
- Komplemen 10 dari (25,639)10 adalah 102 – 25,639 = 74,361
- Komplemen 2 dari (101100)2 adalah (26)10 – (101100)2 =
(1000000 – 101100)2 = 010100
- Komplemen 2 dari (0,0110)2 adalah ( 1 – 0,0110 )2 = 0,1010

1.5..3.2. Pengurangan dengan Komplemen r

Metode penguranganlangsung yang sering kita gunakan (seperti pada desimal)


yaitu dengan menggunakan konsep peminjaman. Pada metode ini, kita pinjam 1
dari bit yang lebih tinggi jika digit yang dikurangi lebih kecil dari digit

TEKNIK DIGITAL 12
pengurangannya. Jika pengurangan ini dikembangkan pada komponen digital,
metode diatas terlihat kurang efisien maka disini dikembangkan dengan metode
komplemen dan penjumlahan komplemen.

Pengurangan dua bilangan positif (M – N) yang keduanya mempunyai basis


yang sama ( r ) , dapat dilakukan dengan prosedur berikut :
1. Jumlahkan bilangan yang dikurangi (M) dengan komplemen r dari
pengurang (N).
2. Lihat hasil dari step 1 untuk sebuah end carry (limpahan akhir)
a. Jika terjadi end carry abaikan itu.
b. Jika tidak terjadi end carry maka hasil pengurangannya adalah komplemen
dari hasil step 1 dan tambahkan tanda negatif ( - ) didepannya.

Contoh-contoh berikut ini menggambarkan prosedur diatas :

Contoh :
Menggunakan komplemen 10 kurangkan 72532 – 3250

M=72532 72532
N=03250
Komplemen 10 dari N = 9 6 7 5 0 + 96750
End Carry 1 69282
Maka hasilnya = 6 9 2 8 2

Contoh :
Kurangkan ( 3250 – 72532)10

M=03250 03250
N=72532
Komplemen 10 dari N = 2 7 4 6 8 + 27468
Tanpa Carry 0 30718
Hasilnya = - (komplemen 3 0 7 1
8)
=-69282

TEKNIK DIGITAL 13
Contoh :
Gunakan komplemen 2 untuk menunjukkan pengurangan (M – N) dari bilangan
biner:

M=1010100 1010100
N=1000100
Komplemen 2 dari N = 0 1 1 1 1 0 0 + 0111100
End Carry 1 0010000
Hasilnya = 0 0 1 0 0 0 0

M=1000100 1010100
N=1010100
Komplemen 2 dari N = 0 1 0 1 1 0 0 + 0101100
Tanpa Carry 0 1110000
Hasilnya = - (komplemen 2 dari 1110000)
=-10000

1.5..3.3. Komplemen ( r – 1 )

Suatu bilangan N pada basis r dengan bagian bilangan bulat sebanyak n digit
dan bagian pecahan m digit, maka komplemen ( r – 1 ) dari N didefinisikan
sebagai rn-r-m-N. Contoh-contoh secara numerik dapat diberikan sebagai berikut
:

- Komplemen 9 dari (52520)10 adalah 105 –1-52520 = 99999-52520 = 47479


Tanpa pecahan maka 10-m = 100 = 1
- Komplemen 9 dari (0,3267)10 adalah 1-10-4–0,3267 = 0,9999-0,3267 = 0,6733
Tanpa bilangan bulat maka 10n = 100 = 1
- Komplemen 9 dari (25,639)10 adalah 102 -10-3 - 25,639 = 99,999-25639

TEKNIK DIGITAL 14
=74,361
6
- Komplemen 1 dari (101100)2 adalah (2 -1)10 – (101100)2 =
(111111 – 101100)2 = 010100
- Komplemen 1 dari (0,0110)2 adalah ( 1 – 2-4)10 – (0,0110)2 =
( 0,1111 – 0,0110 )2 = 0,1001

Dari contoh-contoh diatas dapat disimpulkan bahwa komplemen 9 dari bilangan


desimal adalah terbentuk dari pengurangan srtiap digitnya dengan 9. Dan
komplemen 1 dari bilangan biner lebih mudah dibentuk yaitu dengan merubah 1
ke 0 atau 0 ke 1.

Dari definisi dan perbandingan hasil-hasil yang didapat pada contoh-contoh


diatas, dapat diketahui bahwa komplemen r bisa ditentukan dari komplemen ( r
– 1 ) dengan penambahan r-m pada digit yang paling rendah (LSB). Sebagai
contoh:
Komplemen 2 dari 1 0 1 1 0 1 0 0 dapat dihasilkan dari komplemen 1
yaitu 0 1 0 0 1 0 1 1 ditambah 1 maka didapat 0 1 0 0 1 1 0 0 .

TEKNIK DIGITAL 15
1.5.3.4. Pengurangan dengan komplemen ( r – 1 )

Prosedur pada pengurangan dengan komplemen (r – 1) adalah sama dengan


prosedur yang digunakan pada komplemen r, kecuali satu variasi yaitu end-
around-carry (limpahan memutar) seperti terlihat dibawah ini.

Pengurangan M – N, keduanya adalah bilangan positif dengan baisi r, dapat


dihitung dengan prosedur berikut:
1. Tanbahkan bilangan yang dikurangi M dengan komplemen (r – 1) dari
pengurang N.
2. Lihat hasil dari step 1 untuk end-carry nya.
a. Jika terjadi end-carry, tambahkan 1 ke digit paling rendah (end-around-
carry).
b. Jika tidak terjadi end-carry, ambil komplemen (r – 1) dari bilangan yang
dihasilkan oleh step 1 dan tuliskan tanda negatif ( - ) didepannya.

Contoh-contoh dibawah ini menggambarkan prosedur tersebut :

Contoh :
Menggunakan komplemen 9 kurangkan 72532 – 3250

M=72532 72532
N=03250
Komplemen 9 dari N = 9 6 7 4 9 + 96749
End Carry
1 69281
+ 1
69282
Maka hasilnya = 6 9 2 8 2

Contoh :
Kurangkan ( 3250 – 72532)10

M=03250 03250

TEKNIK DIGITAL 16
N=72532
Komplemen 9 dari N = 2 7 4 6 7 + 27467
Tanpa Carry 0
30717
Hasilnya = - (komp. 9 dari 3 0 7 1 7)
=-69282

TEKNIK DIGITAL 17
Contoh :
Gunakan komplemen 1 untuk menunjukkan pengurangan (M – N) dari bilangan biner:
M=1010100 1010100
N=1000100
Komplemen 1 dari N = 0 1 1 1 0 1 1 + 0111011
End Carry 1 0001111
End-around-carry + 1
0010000
Hasilnya = 1 0 0 0 0

M=1000100 1010100
N=1010100
Komplemen 1 dari N = 0 1 0 1 0 1 1 + 0101011
Tanpa Carry 0 1101111
Hasilnya = - (komplemen 1 dari 1101111)
=-10000

Anda mungkin juga menyukai