Anda di halaman 1dari 21

MODUL III

SISTEM BILANGAN DAN KODE

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu memahami teori sistem bilangan dan konversi bilangan.
2. Mahasiswa mampu mengonversi bilangan desimal ke biner,
heksadesimal, dan oktal.
3. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis dan simbol dari gerbang
logika dasar.
B. Alat dan Bahan
1. Kalkulator
C. Teori Dasar
1. Sistem Bilangan
Sistem bilangan yang kita gunakan sehari-hari adalah sistem bilangan
desimal. Ketika berbicara angka, pikiran kita langsung terhubung dengan suatu
digit dari 0 s/d 9. Di dalam sistem digital selain bilangan desimal, ada lagi
sistem bilangan yang umum dipakai yaitu sistem bilangan biner, oktal, dan
heksadesimal. Peralatan elektronika digital menggunakan sistem bilangan
biner. Beberapa sistem komputer ada yang menggunakan sistem bilangan
oktal. Komputer digital dan sistem yang berdasarkan mikroprosesor
menggunakan sistem bilangan heksadesimal.
Sistem bilangan desimal menggunakan simbol 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
dan 9. Sistem bilangan desimal disebut juga sistem basis 10 atau radiks 10.
Radiks dan basis merupakan istilah yang mempunyai arti yang sama, yaitu
menyatakan jumlah digit yang terdapat pada satu sistem bilangan. Sistem
bilangan desimal disebut sistem basis 10 karena mempunyai 10 simbol untuk
mempresentasikan bilangannya. Lambang basis diikutsertakan pada kanan
bawah suatu bilangan, contoh : 28510 atau 285(10). Khusus untuk bilangan
desimal, boleh tidak mencantumkan basis tersebut pada bilangannya. Dengan
kata lain, setiap bilangan yang dalam penyajian tidak terdapat simbol radiks-
nya, berarti bilangan tersebut adalah bilangan desimal.
Sistem bilangan mempunyai karakteristik nilai-tempat (place-value),
yang masing-masingnya mempunyai bobot sendiri-sendiri sesuai dengan
tempat angka/digit tersebut berada. Bobot untuk bilangan desimal adalah :
 Bobot satuan : 100 = 1
 Bobot puluhan : 101 = 10
 Bobot ratusan : 102 = 100
 Bobot ribuan : 103 = 1000 , dst
Nilai suatu bilangan merupakan hasil penjumlahan dari perkalian setiap
angka/digit dengan bobot tempat angka tersebut berada. Misalnya : bilangan
347. Pada bilangan tersebut angka 3 menempati posisi ratusan, angka 4
menempati pada posisi puluhan, dan angka 7 pada posisi satuan. Sehingga
penjumlahan 300 + 40 + 7 menghasilkan angka desimal total sebesar 347.
ratusan puluhan satuan
34710 = (3 × 102) + (4 × 101) + (7 × 100)
1.1 Bilangan Desimal
Sistem digital biasanya dikonstruksi dengan dua keadaan, seperti saklar,
transistor, dan komponen-komponen elektronika lainnya yang digunakan
dalam sistem digital. Sistem bilangan yang cocok untuk
mempresentasikan bilangan di dalam sistem digital adalah sistem bilangan
biner. Itulah sebabnya mengapa kita perlu mempelajari sistem bilangan
biner ketika kita ingin bekerja dalam sistem digital.
Bilangan biner merupakan bilangan dengan radiks 2. Simbol yang
digunakan hanya 0 dan 1. Setiap digit biner (binary digit) disebut bit.
Bobot faktor biner berdasarkan tempat bit berada, seperti yang tertera
berikut ini :
bit ke-5 bit ke-4 bit ke-3 bit ke-2 bit ke-1 bit ke-0
Bobot 25 24 23 22 21 20
Desimal 32 16 8 4 2 1

Bit ke-0 (bit paling kanan) dari bilangan biner merupakan bit yang tidak
signifikan (LSB, Least Significant Bit), sedangkan bit paling kiri dari
bilangan bier merupakan bit yang paling signifikan (MSB, Most
Significant Bit). Contoh :
B5 B4 B3 B2 B1 B0
1 0 1 0 1 1

 
MSB LSB
1.2 Bilangan Oktal
Sistem bilangan oktal menggunakan 8 macam simbol bilangan, yaitu 0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, oleh karena itu bilangan oktal merupakan bilangan
dengan radiks 8. Sistem bilangan ini merupakan metode dari kelompok
bilangan biner (pengelompokan 3 bit), dan biasanya digunakan oleh
perusahaan komputer yang menggunakan kode 3 bit untuk
mempresentasikan instruksi/operasi. Pada sistem yang demikian, bilangan
oktal digunakan sebagai perwakilan pengganti bilangan biner, sehingga
pengguna dapat dengan mudah membuat ataupun membaca instruksi
komputer.
Untuk lebih memudahkan dalam memahami bilangan oktal, dapat
dilihat pada tabel 1.2 berikut ini :
Tabel 1.2 Bilangan Desimal yang direpresentasikan dengan Bilangan Biner dan Oktal

Desimal Biner Oktal


0 000 0
1 001 1
2 010 2
3 011 3
4 100 4
5 101 5
6 110 6
7 111 7
8 1000 10
9 1001 11
10 1010 12

1.3 Bilangan Heksadesimal


Sistem bilangan heksadesimal menggunakan 16 simbol, yaitu : 0, 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf A untuk cacahan 10, B untuk 11,
C untuk 12, D untuk 13, E untuk 14, dan F untuk 15. Sistem bilangan ini
merupakan metode dari pengelompokan 4 bit. Komputer digital dan
sistem yang berdasarkan mikroprosesor menggunakan sistem bilangan
heksadesimal. Untuk lebih memudahkan dalam memahami bilangan
heksadesimal, dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini :
Tabel 1.2 Bilangan Desimal yang direpresentasikan dengan Bilangan Biner dan Heksadesimal

Desimal Biner Heksadesimal


0 0000 0000 00
1 0000 0001 01
2 0000 0010 02
3 0000 0011 03
4 0000 0100 04
5 0000 0101 05
6 0000 0110 06
7 0000 0111 07
8 0000 1000 08
9 0000 1001 09
10 0000 1010 0A
11 0000 1011 0B
12 0000 1100 0C
13 0000 1101 0D
14 0000 1110 0E
15 0000 1111 0F
16 0001 0000 10
17 0001 0001 11
18 0001 0010 12
19 0001 0011 13
20 0001 0100 14
21 0001 0101 15

2. Konversi Bilangan
Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu sistem bilangan
dengan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain. Dalam
arti lain setiap angka pada suatu sistem bilangan dapat dikonversikan
(disamakan/diubah) ke dalam suatu sistem bilangan yang lain.
a) Konversi bilangan Desimal ke Biner
Gunakan pembagian 2 secara suksetif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa
pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi
Least Significant Bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi Most
Significant Bit (MSB).
b) Konversi Bilangan Desimal ke Oktal
Untuk konversi bilangan desimal menjadi bilangan oktal, caranya sama
dengan konversi desimal ke biner yaitu dengan pembagian radiksnya (atau
dengan dibagi 8). Kemudian sisanya akan menjadi jawaban.
c) Konversi Bilangan Desimal ke Heksadesimal
Pada heksadesimal juga berlaku hal yang sama, yaitu pembagian
dengan radiks 16. Untuk sisa yang 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 kemudian
diubah menjadi A, B, C, D, E, dan F.
3. Gerbang Logika
3.1 Pengertian Gerbang Logika
Gerbang Logika atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Logic
Gate adalah dasar pembentuk Sistem Elektronika Digital yang berfungsi
untuk mengubah satu atau beberapa Input (masukan) menjadi sebuah
sinyal Output (Keluaran) Logis. Gerbang Logika beroperasi berdasarkan
sistem bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol
yakni 0 dan 1 dengan menggunakan Teori Aljabar Boolean.
Gerbang Logika yang diterapkan dalam Sistem Elektronika Digital pada
dasarnya menggunakan komponen-komponen elektronika seperti
Integrated Circuit (IC), Dioda, Transistor, Relay, Optik maupun Elemen
Mekanikal.
3.2 Jenis-jenis Gerbang Logika Dasar dan Simbolnya
Terdapat 7 jenis Gerbang Logika Dasar yang membentuk sebuah Sistem
Elektronika Digital, yaitu :
1) Gerbang AND
2) Gerbang OR
3) Gerbang NOT
4) Gerbang NAND
5) Gerbang NOR
6) Gerbang X-OR (Exclusive OR)
7) Gerbang X-NOR (Exclusive NOR)
Tabel yang berisikan kombinasi-kombinasi Variabel Input (Masukan)
yang menghasilkan Output (Keluaran) Logis disebut dengan “Tabel
Kebenaran” atau “Truth Table”.
Input dan Output pada Gerbang Logika hanya memiliki 2 level. Kedua
level tersebut pada umumnya dapat dilambangkan dengan :
 HIGH (tinggi) dan LOW (rendah)
 TRUE (benar) dan FALSE (salah)
 ON (Hidup) dan OFF (Mati)
 1 dan 0
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 7 jenis Gerbang Logika
Dasar beserta Simbol dan Tabel Kebenarannya.
- Gerbang AND (AND Gate)
Gerbang AND memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk
menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang AND akan
menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua masukan
(Input) bernilai Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran (Output)
Logika 0 jika salah satu dari masukan (Input) bernilai Logika 0.
Simbol yang menandakan Operasi Gerbang Logika AND adalah
tanda titik (“.”) atau tidak memakai tanda sama sekali.
Contohnya : Z = X.Y atau Z = XY.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang AND (AND Gate)

- Gerbang OR (OR Gate)


Gerbang OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk
menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang OR akan
menghasilkan Keluaran (Output) 1 jika salah satu dari Masukan
(Input) bernilai Logika 1 dan jika ingin menghasilkan Keluaran
(Output) Logika 0, maka semua Masukan (Input) harus bernilai
Logika 0. Simbol yang menandakan Operasi Logika OR adalah tanda
Plus (“+”). Contohnya : Z = X + Y.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang OR (OR Gate)

- Gerbang NOT (NOT Gate)


Gerbang NOT hanya memerlukan sebuah Masukan (Input)
untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang NOT
disebut juga dengan Inverter (Pembalik) karena menghasilkan
Keluaran (Output) yang berlawanan (kebalikan) dengan Masukan
atau Inputnya. Berarti jika kita ingin mendapatkan Keluaran (Output)
dengan nilai Logika 0 maka Input atau Masukannya harus bernilai
Logika 1. Gerbang NOT biasanya dilambangkan dengan simbol
minus (“-“) di atas Variabel Inputnya.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOT (NOT Gate)
- Gerbang NAND (NAND Gate)
Arti NAND adalah NOT AND atau BUKAN AND, Gerbang
NAND merupakan kombinasi dari Gerbang AND dan Gerbang NOT
yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output) Gerbang AND.
Gerbang NAND akan menghasilkan Keluaran Logika 0 apabila
semua Masukan (Input) pada Logika 1 dan jika terdapat sebuah Input
yang bernilai Logika 0 maka akan menghasilkan Keluaran (Output)
Logika 1.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NAND (NAND Gate)

- Gerbang NOR (NOR Gate)


Arti NOR adalah NOT OR atau BUKAN OR, Gerbang NOR
merupakan kombinasi dari Gerbang OR dan Gerbang NOT yang
menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output) Gerbang OR.
Gerbang NOR akan menghasilkan Keluaran Logika 0 jika salah satu
dari Masukan (Input) bernilai Logika 1 dan jika ingin mendapatkan
Keluaran Logika 1, maka semua Masukan (Input) harus bernilai
Logika 0.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOR (NOR Gate)
- Gerbang X-OR (X-OR Gate)
X-OR adalah singkatan dari Exclusive OR yang terdiri dari 2
Masukan (Input) dan 1 Keluaran (Output) Logika. Gerbang X-OR
akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua Masukan-
masukannya (Input) mempunyai nilai Logika yang berbeda. Jika nilai
Logika Inputnya sama, maka akan memberikan hasil Keluaran Logika
0.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang X-OR (X-OR Gate)

- Gerbang X-NOR (X-NOR Gate)


Seperti Gerbang X-OR, Gerban X-NOR juga terdiri dari 2
Masukan (Input) dan 1 Keluaran (Output). X-NOR adalah singkatan
dari Exclusive NOR dan merupakan kombinasi dari Gerbang X-OR
dan Gerbang NOT. Gerbang X-NOR akan menghasilkan Keluaran
(Output) Logika 1 jika semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika
yang sama dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika
semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang berbeda. Hal ini
merupakan kebalikan dari Gerbang X-OR (Exclusive OR).
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang X-NOR (X-NOR Gate)
D. Hasil dan Pembahasan
Setelah mempelajari teori sistem bilangan dan konversi bilangan di atas,
berikutnya kita akan menyelesaikan beberapa soal sebagai bentuk latihan dari
materi ini.

1. Konversikanlah bilangan desimal di bawah ini menjadi bilangan biner, oktal,


heksadesimal lengkap dengan prosesnya
 123123
 987654
 135807
Penyelesaian :
 123123
 Biner :
123123 / 2 = 61561 sisa 1
61561 / 2 = 30780 sisa 1
30780 / 2 = 15390 sisa 0
15390 / 2 = 7695 sisa 0
7695 / 2 = 3847 sisa 1
3847 / 2 = 1923 sisa 1
1923 / 2 = 961 sisa 1
961 / 2 = 480 sisa 1
480 / 2 = 240 sisa 0
240 / 2 = 120 sisa 0
120 / 2 = 60 sisa 0
60 / 2 = 30 sisa 0
30 / 2 = 15 sisa 0
15 / 2 = 7 sisa 1
7 / 2 = 3 sisa 1
3 / 2 = 1 sisa 1
⸫ 12312310 = 111100000111100112
 Oktal :
123123 / 8 = 15390 sisa 3
15390 / 8 = 1923 sisa 6
1923 / 8 = 240 sisa 3
240 / 8 = 30 sisa 0
30 / 8 = 3 sisa 6
⸫ 12312310 = 3603638
 Heksadesimal :
123123 / 16 = 7695 sisa 3
7695 / 16 = 480 sisa 15 ( 15 = F)
480 / 16 = 30 sisa 0
30 / 16 = 1 sisa 14 (14 = E)
⸫ 12312310 = 1E0F38

 987654
 Biner :
987654 / 2 = 493827 sisa 0
493827 / 2 = 246913 sisa 1
246913 / 2 = 123456 sisa 1
123456 / 2 = 61728 sisa 0
61728 / 2 = 30864 sisa 0
30864 / 2 = 15432 sisa 0
15432 / 2 = 7716 sisa 0
7716 / 2 = 3858 sisa 0
3858 / 2 = 1929 sisa 0
1929 / 2 = 964 sisa 1
964 / 2 = 482 sisa 0
482 / 2 = 241 sisa 0
241 / 2 = 120 sisa 1
120 / 2 = 60 sisa 0
60 / 2 = 30 sisa 0
30 / 2 = 15 sisa 0
15 / 2 = 7 sisa 1
7 / 2 = 3 sisa 1
3 / 2 = 1 sisa 1
⸫ 98765410 = 111100010010000001102
 Oktal :
987654 / 8 = 123456 sisa 6
123456 / 8 = 15432 sisa 0
15432 / 8 = 1929 sisa 0
1929 / 8 = 241 sisa 1
241 / 8 = 30 sisa 1
30 / 8 = 3 sisa 6
⸫ 98765410 = 36110068
 Heksadesimal :
987654 / 16 = 61728 sisa 6
61728 / 16 = 3858 sisa 0
3858 / 16 = 241 sisa 2
241 / 16 = 15 sisa 1 (15 = F)
⸫ 98765410 = F120616

 135807
 Biner :
135807 / 2 = 67903 sisa 1
67903 / 2 = 33951 sisa 1
33951 / 2 = 16975 sisa 1
16975 / 2 = 8487 sisa 1
8487 / 2 = 4243 sisa 1
4243 / 2 = 2121 sisa 1
2121 / 2 = 1060 sisa 1
1060 / 2 = 530 sisa 0
530 / 2 = 265 sisa 0
265 / 2 = 132 sisa 1
132 / 2 = 61 sisa 0
61 / 2 = 30 sisa 1
30 / 2 = 15 sisa 0
15 / 2 = 7 sisa 1
7 / 2 = 3 sisa 1
3 / 2 = 1 sisa 1
⸫ 135807 = 11101010011111112
 Oktal :
135807 / 8 = 16975 sisa 7
16975 / 8 = 2121 sisa 7
2121 / 8 = 265 sisa 1
265 / 8 = 33 sisa 1
33 / 8 = 4 sisa 1
⸫ 98765410 = 4111778
 Heksadesimal :
135807/ 16 = 8487 sisa 15 (15 = F)
8487 / 16 = 530 sisa 7
530 / 16 = 33 sisa 2
33 / 16 = 2 sisa 1
⸫ 13580710 = 2127F16
2. Konversi Bilangan Oktal berikut ini menjadi Bilangan Desimal lengkap
dengan prosesnya
 2217010
 2670250
 2445127
Penyelesaian :
 2217010
 22170108 = (2 × 86) + (2 × 85) + (1 × 84) + (7 × 83) + (0 × 82) +
(1 × 81) + (0 × 80)
= (2 × 262144) + (2 × 32768) + (1 × 4096) + (7 × 512) +
(0 × 64) + (1 × 8) + (0 × 1)
= 524288 + 65536 + 4096 + 3584 + 0 + 8 + 0 = 597512
⸫ 22170108 = 59751210

 2670250
 26702508 = (2 × 86) + (6 × 85) + (7 × 84) + (0 × 83) + (2 × 82) +
(5 × 81) + (0 × 80)
= (2 × 262144) + (6 × 32768) + (7 × 4096) + (0 × 512) +
(2 × 64) + (5 × 8) + (0 × 1)
= 524288 + 196608 + 28672 + 0 + 128 + 40 + 0 = 749736
⸫ 26702508 = 74973610

 2445127
 24451278 = (2 × 86) + (4 × 85) + (4 × 84) + (5 × 83) + (1 × 82) +
(2 × 81) + (7 × 80)
= (2 × 262144) + (4 × 32768) + (4 × 4096) + (5 × 512) +
(1 × 64) + (2 × 8) + (7 × 1)
= 524288 + 131072 + 16384 + 2560 + 64 + 16 + 7 = 674391
⸫ 24451278 = 67439110
3. Konversi Bilangan Biner berikut ini menjadi Bilangan Desimal lengkap
dengan prosesnya
 10011100011101001111
 100110111010000001
 1001000111010000001001110
Penyelesaian :
 100111000111010011112
= (1 × 219) + (0 × 218) + (0 × 217) + (1 × 216) + (1 × 215) + (1 × 214) +
(0 × 213) + (0 × 212) + (0 × 211) + (1 × 210) + (1 × 29) + (1 × 28) +
(0 × 27) + (1 × 26) + (0 × 25) + (0 × 24) + (1 × 23) + (1 × 22) + (1 × 21)
+ (1 × 20)
= 524288 + 0 + 0 + 65536 + 32768 + 16384 + 0 + 0 + 0 + 1024 + 512
+ 256 + 0 + 64 + 0 + 0 + 8 + 4 + 2 + 1 = 640847
⸫ 100111000111010011112 = 64084710

 1001101110100000012
= (1 × 217) + (0 × 216) + (0 × 215) + (1 × 214) + (1 × 213) + (0 × 212) +
(1 × 211) + (1 × 210) + (1 × 29) + (0 × 28) + (1 × 27) + (0 × 26) +
(0 × 25) + (0 × 24) + (0 × 23) + (0 × 22) + (0 × 21) + (1 × 20)
= 131072 + 0 + 0 + 16384 + 8192 + 0 + 2048 + 1024 + 512 + 0 + 128
+ 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 = 159361
⸫ 1001101110100000012 = 15936110

 10010001110100000010011102
= (1 × 224) + (0 × 223) + (0 × 222) + (1 × 221) + (0 × 220) + (0 × 219) +
(0 × 218) + (1 × 217) + (1 × 216) + (1 × 215) + (0 × 214) + (1 × 213) +
(0 × 212) + (0 × 211) + (0 × 210) + (0 × 29) + (0 × 28) + (0 × 27) +
(1 × 26) + (0 × 25) + (0 × 24) + (1 × 23) + (1 × 22) + (1 × 21) + (0 × 20)
= 16777216 + 0 + 0 + 2097152 + 0 + 0 + 0 + 131072 + 65536 + 32768
+ 0 + 8192 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 64 + 0 + 0 + 8 + 4 + 2 + 0
= 19112014
⸫ 10010001110100000010011102 = 1911201410
4. Konversi Bilangan Heksadesimal berikut ini menjadi Bilangan Desimal
lengkap dengan prosesnya
 41DB0D1
 520BBA
 8191C3
Penyelesaian :
Keterangan : (A = 10; B = 11; C = 12; D = 13; E = 14; F = 15)
 41DB0D116
= (4 × 166) + (1 × 165) + (D × 164) + (B × 163) + (0 × 162) + (D × 161)
+ (1 × 160)
= (4 × 16777216) + (1 × 1048576) + (13 × 65536) + (11 × 4096) +
(0 × 256) + (13 × 16) + (1 × 1)
= 67108864 + 1048576 + 851968 + 45056 + 0 + 208 + 1 = 69054673
⸫ 41DB0D116 = 6905467310
 520BBA16
= (5 × 165) + (2 × 164) + (0 × 163) + (B × 162) + (B × 161) + (A × 160)
= (5 × 1048576) + (2 × 65536) + (0 × 4096) + (11 × 256) + (11 × 16) +
(10 × 1)
= 5242880 + 131072 + 0 + 2816 + 176 + 10 = 5376954
⸫ 520BBA16 = 537695410

 8191C316
= (8 × 165) + (1 × 164) + (9 × 163) + (1 × 162) + (C × 161) + (3 × 160)
= (8 × 1048576) + (1 × 65536) + (9 × 4096) + (1 × 256) + (12 × 16) +
(3 × 1)
= 8388608 + 65536 + 36864 + 256 + 192 + 3 = 8491459
5. Gambarkan gerbang logika berikut ini
 A = XYZ + Y
 B = XZ + X + YZ
 C = XYW + ZXY

 D = 𝑋𝑌 + 𝑍 + XY

 E = (Y+Z).𝑋 + 𝑊𝑋
Penyelesaian :

 A = XYZ + Y
 B = XZ + X + YZ

 C = XYW + ZXY

 D = 𝑋𝑌 + 𝑍 + XY
 E = (Y+Z).𝑋 + 𝑊𝑋
DAFTAR PUSTAKA
Moch Kholil, d. (2019, November 5). Sistem Bilangan dan Konversi Bilangan.
Diambil dari Academia:
https://www.academia.edu/35006309/Sistem_Bilangan_dan_Konversi_Bilang
an
pklbptik. (2016, Februari 25). Pengertian Gerbang Logika Dasar dan Jenis-jenisnya.
Diambil dari Jejaring Blog Universitas Negeri Semarang:
http://blog.unnes.ac.id/atikaisma/2016/02/25/pengertian-gerbang-logika-
dasar-dan-jenis-jenisnya/
Valen, A. (2019, November 5). Bab II Sistem dan Kode Bilangan. Diambil dari
Scribd: https://id.scribd.com/doc/98094299/Bab-II-Sistem-Dan-Kode-
Bilangan

Anda mungkin juga menyukai