Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH SISTEM BILANGAN BINER

NABILA KHANSA (06081181621010)

Sistem bilangan biner adalah


sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua
simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan ini merupakan
dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari
sistem biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem
bilangan Oktal atau Hexadesimal. Sistem ini juga dapat
kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Gambar 1 Leibniz

Sistem bilangan biner modern


dikembangkan pertama kali oleh Gottfried Wilhelm
Leibniz (1646-1716) pada tahun 1679 yang ditulis
dalam de l’ Arithmétique Binaire (penjelasan dari
aritmatika biner). Dia adalah seorang filsuf Jerman
keturunan Sorbia dan berasal dari Sachsen. Selain
seorang filsuf, ia adalah ilmuwan, matematikawan,
diplomat, ahli fisika, sejarawan dan doktor dalam Gambar 2 Desain
Medali Biner
hukum duniawi dan hukum gereja.
Ia dianggap sebagai Jiwa Universalis pada zamannya dan
merupakan salah seorang filsuf yang paling berpengaruh pada abad ke-17
dan ke-18. Pada tahun 1697, Leibniz mulai memperkenalkan sistem
bilangan biner. Ia menulis surat kepada seorang bangsawan di Brunswick,
Rudolf August yang menceritakan tentang desain medali yang ia buat yang
berisikan 2 digit angka, yaitu 0 dan 1. Dengan mengilustrasikan 1 untuk
keberadaan Tuhan. Tuhan menciptakan alam dan seisinya mulai dari 0,
namun hasilnya sangat sempurna. Dari representasi angka 0 dan 1 dengan
pola yang sedemikian rupa, dapat menulis tanpa perhitungan dan proses
mengingat. Namun, sebenarnya pengggunaan bilangan biner ini sudah ada
jauh sebelum Leibniz oleh penduduk Mangareva, di Kepulauan Pasifik
Kecil, Polonesia Perancis Sekitar 1450 M.
Dalam sistem bilangan desimal, perhitungan mnggunakan
angka 0 hingga 9, sedangkan dalam biner hanya menggunakan angka 0 dan
1. Seperti contoh :
(5 × 100) + (1 × 10) + (7 × 1) kita dapat menuliskannya dengan
bilangan desimal 517 (lima ratus tujuh belas).
Untuk mengkonversi bilangan biner ke desimal misal 11001
(biner), maka dari urutan paling kanan kita dapatkan :
(1 × 20 ) + (0 × 21 ) + (0 × 22 ) + (1 × 23 ) + (1 × 24 ) = 1 + 0 +
0 + 8 + 16 = 25 (desimal).

Gambar 3 Tabel Bilangan desimal dan Biner

Sedangkan untuk mengonversi bilangan desimal ke biner,


kita dapat membagi bilangan tersebut dengan 2 hingga mendapatkan sisa 0
dan 1. Contoh 25 (desimal) :

25 ÷ 2 = 12 dengan sisa 1
12 ÷ 2 = 6 dengan sisa 0
6 ÷ 2 = 3 dengan sisa 0
3 ÷ 2 =1 dengan sisa 1
1 ÷ 2 = 0 dengan sisa 1

Sisa hasil perhitungan tersebutlah merupakan penulisan bilangan biner dari


urutan yang terbalik, yaitu 11001 (biner) atau ditulis 110012.
Dengan menganut faham Theologi, Leibniz mengatakan
dalam suratnya bahwa ia menganalogikan 0 dan 1 dengan kepercayaan
Kristianinya. Tuhan menciptakan segalanya dari ketidakadaan dan segala
yang diciptakan-Nya sempurna. Dengan filosofi angka 1 yang menunjukkan
Tuhan Yang Maha Esa, kesempurnaan, dan kehidupan, sedangkan angka 0
menunjukkan kontradiksi atau lawan dari 1, yaitu kematian dan
ketidakadaan. Contoh penggunaan biner yang nyata salah satunya, yaitu
tombol power yang terdapat pada alat elektronik digital yang menggunakan
simbol 0 dan 1, yang artinya 0 adalah “mati” dan 1 adalah “hidup”.

Sumber :
Glaser, A. (1971). History of binary and other nondecimal numeration.
USA: TOMASH PUBLISHERS.
http://www.sejarahdk.com/2016/04/penemuan-sistem-biner-kuno-pertama-
oleh.html

Anda mungkin juga menyukai