Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN ELEKTRONIKA

“ALJABAR BOOLEAN”

Dosen Pengampu: NURHIKMAH FAJAR S.ST,.M.Sc

Disusun Oleh:
Tekkom C
Kelompok 3
Muh Ashar (122.56202.024)
Muji rahma Nurmia (122.56202.029)
Elsa Sasabillah (122.56202.011)
Zakiyah Konasarah (122.56202.052)
Sriwahyuli (122.56202.955)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS MUHAMMADIYAH KOLAKA


UTARA
PRODI TEKNIK KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
T.A 2023/2024
p
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aljabar Boolean pertama kali ditemukan pada tahun 1854 oleh seorang ahli
matematika berkebangsaan Inggris bernama George Boole (1815-1864).
Boole dalam penelitiannya memaparkan beberapa aturan dasar logika
manusia dalam aturan nilai-nilai matematis pada bukunya yang berjudul An
Investigation of The laws of Though, on Which are Founded the
Mathematical Theorities of Logic and Probabilities, yang dalam bukunya
disebut sebagai logika Boolean. Logika Boolean ini secara sistem matematika
dikenal sebagai Aljabar Boolean yang kemudian menjadi salah satu dasar
perancangan rangkaian dari teknologi computer digital.

Aljabar Boolean memiliki beberapa sifat yang dapat diaplikasikan dalam


kehidupan sehari-hari. Salah satu penerapan sifat aljabar Boolean digunakan
dalam menyederhanakan switching circuits. Solusi dari masalah umum dalam
switching circuits biasanya memiliki lebih dari satu output. sehingga solusi
tersebut berbentuk persamaan. Persamaan yang berbentuk polinom dapat
disederhanakan dengan sifat-sifat yang ada pada aljabar Boolean yaitu dengan
manipulasi aljabar . Selain dengan manipulasi aljabar, metode lain yang dapat
digunakan adalah dengan pemetaan (peta Karnaugh), tabulasi (algoritma
Quine-McCluskey), dan dengan menuliskan table kebenarannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Aljabar Boolean?


2. Apa fungsi dari Aljabar Boolean?
3. Apa yang dimaksud Aljabar Boolean Dua-Nilai?
4. Apa yang dimaksud prinsip Dualitas?
5. Apa saja hukum-hukum dari Aljabar Boolean?
6. Bagaimana Rangkaian dari Aljabar Boolean?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Aljabar Boolean


2. Untuk mengetahui fungsi dari Aljabar Boolean
3. Untuk mengetahui apa itu Aljabar Boolean Dua-Nilai
4. Untuk mengetahui prinsip dualitas
5. Untuk mengetahui apa saja hukum-hukum dari Aljabar Boolean
6. Untuk mengetahui bagaiamana Rangkaian dari Aljabar Boolean
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Aljabar Boolean


Aljabar Boolean adalah operasi matematika yang berguna dalam
menganalisis gerbang dan sirkuit digital, dengan menggunakan "Hukum
Boolean" ini maka akan dapat mengurangi atau menyederhanakan ekspresi
Boolean yang kompleks dengan maksud untuk mengurangi jumlah gerbang
logika yang diperlukan. Logika Boolean didasari pada penerapan aturan
hubungan antara nilai-nilai matematis yang dibatasi pada dua nilai yaitu true
dan false yang kemudian disimbolkan sebagai angka 1 dan 0 dimana 0
disebut elemen zero, sedangkan 1 disebut elemen unit. Aljabar Boolean
adalah aljabar yang terdiri atas himpunan B yang memiliki dua operator biner
yaitu: + (penjumlahan) dan * (perkalian) sehingga untuk setiap x, y, z ϵ B
berlaku aksioma atau postulat sebagai berikut:

1. Closure : (i) x + y ϵ B

(ii) x • y ϵ B

2. Identitas : (i) terdapat elemen tunggal yaitu 0 ϵ B sehingga berlaku


x+0=0+x=x
(ii) terdapat elemen tunggal 0 ϵ B sehingga berlaku: x • 1 = 1 x
=1

3. Komutatif : (i) x + y = y + x

(ii) x • y = y • x

4. Distributif : (i) x • (y+z) = (x • y) + (x • z)

(ii) x + (y • z) = (x+y) • (x+z)

(iii) (x • y) + z = (x+z) • (y+z)


5. Komplemen : Setiap x ϵ B terdapat elemen tunggal x’ ϵ B sedemikian sehingga
berlaku: x + x’ = 1 dan x • x’ = 0
6. Terdapat sedikitnya dua elemen, x dan y ϵ B sedemikian hingga berlaku: x ≠ y
7. Asosiatif : (i) x + (y+z) = (x+y) + z
(ii) x • (y • z) = (x • y) • z
8. Idempoten : (i) x • x = x
(ii) x + x = x
Terdapat beberapa perbedaan antara Aljabar Boolean dengan aljabar biasa untuk
aritmetika bilangan riil. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Hukum distributif pertama pada aksioma yaitu x • (y+z) = (x • y) + (x • z)
dapat berarti Aljabar Boolean juga aljabar biasa. Namun untuk hukum
distributif kedua yaitu x + (y • z) = (x+y) • (x+z) tidak benar untuk aljabar
biasa namun benar untuk Aljabar Boolean Aljabar Boolean tidak memiliki
operasi pembagian dan pengurangan hal ini karena Aljabar Boolean tidak
memiliki kebalikan perkalian (multiplicative inverse) dan kebalikan
penjumlahan Aksioma komplemen pada Aljabar Boolean tidak tersedia pada
aljabar biasa .
Aljabar biasa memperlakukan himpunan bilangan riil dengan elemen yang
tidak berhingga. Sedangkan Aljabar Boolean memperlakukan himpunan B
didefinisikan hanya dengan dua nilai yaitu 0 dan 1
Tabel peraturan aljabar boolean

Aljabar Boolean merupakan sebuah persamaan yang menyatakan


hubungan antara input dan output dari sebuah rangkaian logika.Aljabar Boolean
memiliki 3 operasi dasar yaitu OR, AND dan NOT, dengan symbol matematika
seperti tanda “+” untuk OR, tanda “.” Untuk AND, tanda “’” (atau garis diatas
symbol) untuk NOT.
Tiga operasi dasar ini disebut operasi logika.
1) Operasi logika OR
Gerbang logika OR memiliki dua atau lebih saluran masukan dan satu
saluran keluaran. Keadaan kelurn gerbang OR akan 1 (tinggi) bila satu
atau lebih masukannya dalam keadaan 1 (tinggi).
Operasi logika OR yaitu :
 Operasi antara 2 variabel (A,B)
 Operasi ini akan mengahasilkan logika O, jika kedua variabel tersebut
berlogika 0.

Tabel kebenaran
Input Penulisan Output Simbol

A B A+B Q=A+B
0 0 0+0 0
0 1 0+1 1
1 0 1+0 1
1 1 1+1 1

2) Operasi logika AND


Gerbang AND memiliki dua atau lebih saluran. Keadaan keluaran
gerbang AND akan 1, (tinggi) bila dan hanya bila semua masukannya
dalam keadaan 1 (tinggi).
Operasi logika AND yaitu :
 Operasi antara dua bariabel (A,B)
 Operasi akan menghasilkan logika 1, jika kedua variabel tersebut
berlogika 1.
Input Penulisan Output Simbol

A B A· B Q=A· B
0 0 0· 0 0
0 1 0· 1 0
1 0 1· 0 0
1 1 1 · 1 1
3) Operasi logika NOT
Gerbang NOT hanya memiliki satu saluran masukan dan satu
saluran keluran. Kedaan keluaran gerbang NOT selalu berlawanan
(kebalikan atau komplemen) dai kedaan masukannya.
Operasi merubah logika 1 ke 0 dan sebaliknya : x
= x’
Input Penulisan Output Simbol
A Ā Q=Ā
0 0̅ 1
1 1̅ 0
A. Fungsi Aljabar Boolean
Aljabar Boolean berfungsi untuk menyederhanakan pemakaian gerbang
logika supaya menjadi lebih singkat, sehinga bisa mempercepat
pemrosesan data. Selain itu, semakin sederhana pemakaian gerbang
logika, maka penyimpanan yang tersedia akan semakin hemat. Untuk
melakukan penyederhanaan proses, maka perlu membuat persamaan
matematika lebih tepatnya persamaan boolean dari program yang sedang
dibuat terlebih dahulu.Lalu, persamaan itu disederhanakan dengan
menghapus variabel yang tidak perlu atau mengurangi koefisiennya. Cara
menghitung aljabar boolean untuk menyederhanakan persamaan sama
dengan perhitungan matematika, bedanya bilangan yang digunakan yaitu
bilangan biner, yakni nol (0) dan satu (1).Suatu fungsi Booleand bisa
dinyatakan dalam tabel kebenaran. Suatu tabel kebenaran untuk fungsi
boolean merupakan daftar semua kombinasi angka- angka biner 0 dan 1
yang diberikan variabel-variabel biner dan daftar memperlihatkan nilai
fungsi untuk masing-masing kombunasi biner.

B. Aljabar Boolean Dua Nilai


Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Aljabar Boolean
mendefinisikan himpunan dengan dua buah elemen yaitu: B = {0,1} yang
sering disebut dengan bit- atau binary digit dengan kaidah operator biner
terdiri dari dua operasi yaitu + (penjumlahan) dan * (perkalian) serta
adanya operator ‘ (uner). Tabel berikut

Tabel Operator Biner untuk Penjumlahan dan Perkalian Logika:


X Y x*y x y X+y
0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 1
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1
Tabel Operator Uner
x x
2

0 1
1 0

Operasi-operasi yang terdapat pada Tabel operator Biner dan operator


Uner harus
memenuhi aksioma yang ada. Hal ini dapat dibuktikan pada penjelasan
berikut:
a. Closure. Pada tabel dapat dilihat bahwa 0 dan 1 ϵ B
b. Identitas. Dapat terlihat pada masing-masing tabel operator
penjumlahan dan
perkalian yang memenuhi elemen identitas 0 dan 1 yaitu:
(i) 0 + 1 = 1 + 0 = 1
(ii) 1 • 0 = 0 • 1 = 0
c. Komutatif. Dapat dilihat dari simetri tabel antara kolom x dan kolom y
d. Distributif. Jelas terpenuhi pada distributif (i) yaitu x • (y+z) = (x • y) +
(x • z) dapat dibuktikan dengan membuat tabel kebenaran dengan
semua nilai x dan y berasal dari operator biner Sedangkan hukum
distributif (ii) yaitu x + (y • z) = (x+y)
* (x+z) juga sama dapat dibuktikan dengan membuat tabel kebenaran
distributif Adapun tabel kebenaran untuk distributif (i) seperti pada
Lampiran 1.
e. Komplemen. Dapat dilihat pada Tabel 2.2 yang memperlihatkan bahwa:
(i) x + x’ = 1
(ii) x • x’ = 0
f. Aksioma 6 jelas terpenuhi karena Aljabar Boolean memiliki dua nilai
yaitu 0
dan 1 sehingga 0 ≠ 1.

C. Prinsip Dualitas
Pada Aljabar Boolean, kerap ditemukan kesamaan identitas misalnya
pada dua aksioma distributif (i) dan (ii) yaitu:
(i) x • (y+z) = (x • y) + (x • z)
(ii) x + (y • z) = (x+y) • (x+z)
Berdasarkan aksioma distributif, aksioma distributif (ii) memiliki
kesamaan dengan
distributif (i) dengan hanya mengganti (•) dengan (+). Persamaan ini disebut
dengan
prinsip dualitas yang mana juga ditemukan dalam teori himpunan maupun
logika.
Adapun prinsip dualitas dapat disebutkan sebagai berikut [8].
(*) mempertukarkan dengan (+), begitupun sebaliknya (1) mempertukarkan
dengan (0), begitupun sebaliknya.Berdasarkan aksioma yang disebutkan
sebelumnya, prinsip dualitas masing-masing aksioma adalah sebagai berikut.
1. Komutatif : x + y = y + x
Dualitas: x • y = y • x
2. Asosiatif : x + (y+z) = (x+y) + z
Dualitas: x • (y•z) = (x•y) + z
3. Distributif : x + (y•z) = (x+y) •(x+z)
Dualitas: x • (y+z) = (x•y) + (x•z)
D. Hukum – Hukum Aljabar Boolean
1. Hukum Asosiatif (Pengelompokan)
Hukum ini menyatakan bahwa operasi logika dapat dilakukan dalam
urutan apapun ketika proritas variabelnya sama, terlepas dari adanya
pengelompokan variable dalam suatu persamaan. Dalam hukum asosiatif
operasi logika tidak akan berpengaruh terhadap output Rangkaian logika.
Contoh :

Perkalian (Gerbang Logika AND)

A . (B . C) = (A . B) . C = A . B . C atau W .
(X . Y) = Z
Penjumlahan (Gerbang Logika OR A + (B + C) = (A + B) + C = A + B + C
atau W + (X + Y) = (W + X) +Y

Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat mengelompokan posisi


variabel dalam hal ini adalah urutan operasi logikanya, hasilnya akan tetap
sama atau tidak akan mengubah keluarannya. Tidak peduli yang mana
dihitung terlebih dahulu, hasilnya tetap akan sama. Tanda kurung hanya
sekedar untuk mempermudah mengingat yang mana akan dihitung terlebih
dahulu.

2. Hukum Idempoten
Hukum ini menyatakan bahwa menggabungkan suatu variable dengan
dirinya sendiri baik dengan operasi penambahan (OR) atau perkalian logic
(AND) akan menghasilkan nilai yang setara dengan variable tersebut. Dalam
Operasi OR jika kita memiliki variable A dan melakukan operasi A OR A,
hasilnya akan tetap A.
Contoh :
Misalkan A itu nilainya 1, maka A = 1
A+A=1+1=1

Dalam operasi AND jika kita memiliki variable A dan melakukan


operasi A AND A, hasilnya tetap A.
Contoh :
Misalkan A itu nilainya 0, maka A = 0
A.A=0+0=0
Hukum idempoten ini sering digunakan dalam penyederhanaan ekspresi
Boolean. Misalnya, jika kita memiliki ekspresi A OR A OR B, kita dapat
menyederhanakannya menjadi A OR B dengan menerapkan hukum
idempoten:

A+A+B=A+B

Demikian penerapan hukum idempoten dalam aljabar Boolean. Hukum ini


berguna dalam menyederhanakan dan mempermudah analisis ekspresi
logika.

3. Hukum Komplementasi
Hukum komplementasi adalah salah satu prinsip penting dalam aljabar
Boolean. Hukum ini menyatakan bahwa setiap variabel dalam aljabar
Boolean memiliki komplementnya, yang merupakan nilai kebalikan dari
variabel tersebut
Dalam aljabar Boolean, variabel dapat memiliki dua nilai: 0 atau 1.
Komplement dari suatu variabel ditandai dengan menggunakan tanda negasi
(¬) di depan variabel tersebut.
Hukum komplementasi menyatakan bahwa jika suatu variabel A
memiliki komplement Ā, maka Ā + A = 1 dan Ā · A = 0. Dengan kata lain,
jika kita melakukan operasi OR antara suatu variabel dengan
komplementnya, hasilnya akan selalu 1, sedangkan jika kita melakukan
operasi AND antara suatu variabel dengan komplementnya, hasilnya akan
selalu 0.
Contoh penerapan hukum komplementasi:
Misalkan kita memiliki variabel A dengan nilai 1. Komplement dari A
adalah Ā, yang memiliki nilai 0.
1. A · Ā = 1 · 0 = 0 (Operasi AND)
2. A + Ā = 1 + 0 = 1 (Operasi OR)
Sebaliknya, jika kita memiliki variabel A dengan nilai 0, komplement dari
A adalah Ā dengan nilai 1.
3. A + Ā = 0 + 1 = 1 (Operasi OR)
4. A · Ā = 0 · 1 = 0 (Operasi AND)

Hukum komplementasi ini memungkinkan kita untuk menyederhanakan


dan memanipulasi ekspresi logika Boolean dengan menggunakan
komplement variabel. Selain itu, hukum ini juga memungkinkan kita untuk
membangun rangkaian logika Boolean dengan menggunakan gerbang logika
NOT (pintu logika negasi).
4. Hukum Absorpsi
Hukum absorpsi adalah salah satu hukum penting dalam aljabar Boolean.
Hukum ini menyatakan bahwa dalam sebuah ekspresi logika Boolean, jika
kita melakukan operasi AND antara suatu variabel dengan hasil operasi OR
dari variabel tersebut dengan variabel lain, maka variabel tersebut dapat
diabaikan atau "diserap".
Secara matematis, hukum absorpsi dapat dinyatakan sebagai berikut: A · (A +
B) = A
Hukum absorpsi juga dapat dinyatakan dalam bentuk lain: A + (A · B) = A
Artinya, jika kita memiliki variabel A dan variabel B, maka ketika kita
melakukan operasi AND antara A dan (A + B), atau operasi OR antara A dan
(A · B), hasilnya akan selalu sama dengan variabel A.
Contoh penerapan hukum absorpsi:

Misalkan kita memiliki variabel A = 1 dan variabel B = 0. A · (A + B) = 1 · (1


+ 0) = 1 (Hasilnya adalah A)

Sebaliknya, jika kita memiliki variabel A = 0 dan variabel B = 1. A + (A · B) =


0 + (0 · 1) = 0 (Hasilnya adalah A)

5. Hukum Distribusi
Hukum Distribusi dalam aljabar Boolean adalah aturan-aturan yang
digunakan untuk menyederhanakan atau mempermudah analisis fungsi
logika dalam rangkaian elektronika. Terdapat dua hukum distribusi utama
dalam aljabar Boolean, yaitu:
a) Hukum Distribusi AND atas OR (Distributive Law of AND over OR):
Hukum ini menyatakan bahwa operasi AND (.) dapat didistribusikan
ke dalam operasi OR (+) dan sebaliknya. Dalam bentuk matematis, hukum
distribusi AND atas OR dinyatakan sebagai berikut:

A.(B + C) = (A.B) + (A.C)


atau
(A + B) . (A + C) = A + (B.C)

Rangkaian logikanya seperti di gambar :


Table kebenarannya
a b c b+c a . (b + c) a.b a.c (a .b ) + (a . c)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1

Hukum distribusi ini memungkinkan kita untuk menyederhanakan ekspresi


logika yang kompleks dengan memisahkan operasi AND dan OR, serta
menggabungkan bagian- bagian yang sama

b) Hukum Distribusi OR atas AND (Distributive Law of OR over AND):


Hukum ini menyatakan bahwa operasi OR (+) dapat didistribusikan ke
dalam operasi AND (.) dan sebaliknya. Dalam bentuk matematis, hukum
distribusi OR atas AND dinyatakan sebagai berikut:
A + (B.C) = (A + B).(A + C)
atau
(A.B) + (A.C) = A . (B + C)
Rangkaian logikanya seperti pada gambar di bawah :

Table kebenarannya :
a b c b+c a + (b . c) a+b a+c (a + b ) . (a+c)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
Hukum distribusi ini juga memungkinkan kita untuk menyederhanakan
fungsi logika dengan memisahkan operasi OR dan AND, serta
menggabungkan bagian-bagian yang sama.
Hukum Distributif menyatakan bahwa variabel-variabel atau sinyal Input
dapat disebarkan tempatnya atau diubah urutan sinyalnya, perubahan
tersebut tidak akan mempengaruhi Output Keluarannya.
6. Hukum De Morgan I Dan II
Hukum De Morgan adalah dua prinsip penting dalam aljabar Boolean yang
digunakan dalam rangkaian elektronika. Hukum ini memungkinkan kita untuk
mengubah operasi logika AND menjadi operasi OR, dan sebaliknya, serta
mengubah operasi logika NOT pada kelompok variabel menjadi operasi logika
NOT pada setiap variabelnya. Berikut adalah Hukum De Morgan I dan II:

7. Hukum De Morgan I:
Hukum De Morgan I menyatakan bahwa komplemen dari hasil penjumlahan akan
sama dengan hasil perkalian masing-masing komplemen. Teori ini meligatkan
gerbang OR dan AND.

Secara matematis, hukum De Morgan I dapat ditulis sebagai berikut:

Dari pernyataan tersebut maka rangkaian logikanya seperti di bawah ini:

Gambar (a) menujukkan gerbang NOR 2-bit. Persamaan Boolean :

Gambar (b) menujukkan gerbang dengan dua masukan terinversi. Persamaan


Boolean :

A B A’ B’ A + B’ A’ . B’
0 0 1 1 1 0
0 1 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 1
Dari pembuktiaan maka akan didapat Tbel kebenaran dari persamaan terseb
Contoh penerapannya dalam rangkaian elektronika:
Jika kita memiliki dua input, A dan B, dan kita ingin mengubah negasi dari hasil
operasi logika AND dari kedua input tersebut menjadi operasi logika OR, maka kita
dapat menggunakan hukum De Morgan I:
NOT(A AND B) = (NOT A) OR (NOT B)

8. Hukum De Morgan II:


Hukum De Morgan II menyatakan bahwa komplemen dari hasil perkalian akan
sama dengan hasil penjumlahan dari masing-masing komplemen. Teori ini
melibatkan gerbang AND dan OR.

Secara matematis, hukum De Morgan II dapat ditulis sebagai berikut:

Dari pernyataan tersebut maka akan terlihat rangkaian logikanya seperti dibawah ini
:

Gambar (a) menujukkan persamaan :

Gambar (b) menujukkan persamaan :

Berikut Tabel pembuktian dari peryataan de morgan :

A B A’ B’ A . B’ A’ + B’
0 0 1 1 0 1
0 1 1 0 1 1
1 0 0 1 1 1
1 1 0 0 1 0

Contoh penerapannya dalam rangkaian elektronika:


Jika kita memiliki dua input, A dan B, dan kita ingin mengubah negasi dari hasil
operasi logika OR dari kedua input tersebut menjadi operasi logika AND, maka kita
dapat menggunakan hukum De Morgan II:
NOT(A OR B) = (NOT A) AND (NOT B)

Hukum De Morgan I dan II sangat penting dalam rangkaian elektronika karena


memungkinkan kita untuk menyederhanakan ekspresi logika yang kompleks
dengan mengubah operasi logika AND menjadi operasi logika OR, dan sebaliknya,
serta memudahkan analisis dan perancangan rangkaian digital yang lebih efisien.

Tabel Hukum-Hukum Aljabar Boolean

NO AND OR KETERANGAN
1. Hukum
(A . B) . C = A . (B . C) (A + B) + C= A + (B + C)
Asosiatif
2. A.A=A A+A=A Hk. Idempoten

3. A·Ā=0 A+Ā=1 Hk.


Komplementasi
4. A . (A + B) = A A + (A . B) = A Hk. Absorbsi
5. (A+B).(A+C)=A+(B.C) (A.B)+(A.B)=A.(B+C) Hk. Distribusi
6. Hk. De Morgan I dan
II

E. RANGKAIAN ALJABAR BOOLEAN


a. Rangkaian AND, OR, Dan NOT

Keterangan :
Pada rangkaian AND, OR, dan NOT kami menggunakan beberapa komponen-
komponen yaitu, komponen logika AND, OR, NOT, Logicstate, logicprobe, Led,
dan Ground.
1. Pada rangkaian AND kita memasukkan nilai variable pada 2 inputan, dimana pada
variable A bernilai 1 dan variable B bernilai 1 kemudian menghasikan Output 1
atau lampu Led menyala, dimana kita ketahui
bersaka Logika AND akan bernilai 1 jika kedia variable inputannya bernilai 1.
2. Pada rangkaian kedua yaitu OR sama pada rangkaian sebelumnya kita memasukkan
nilai pada kedua inputan dengan nilai variable pada A = 0 dan B = 0, maka output
yang akan dihasilkan berupa 0 karena pada pernyataan logika OR akan bernilai 1
jika salah satu dari kedua variable bernilai 1 dan akan bernilai nol jika kedua
variable 0.
3. Selajutnya yang kita ketahui pada rangkaian Not memiliki 1 inputan dan 1 output
atau keluaran. Jika varibel A bernilai 1 maka A’ = 0 begitun jika A = 0 maka A’ = 1.

b. Rangkaian Hukum Aljabar Boolean


 Misalkan salah satu Hukum yang kita ambil itu Hukum De Morgan I kita
merangkai menggunakan proteus
Keterangan :
Gambar rangkaian pertama kita menggunakan logika NOR dengan persamaa Y =
A + B. dan gambar rangkaian kedua memiliki persamaan Y = A · B
Dimana table kebenaran pada kedua persamaan tersebut :

A B A’ B’ A+B A’.B’

0 0 1 1 1 0

0 1 1 0 0 0

1 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aljabar Boolean pertama kali ditemukan pada tahun 1854 oleh seorang ahli
matematika berkebangsaan Inggris bernama George Boole (1815-1864). Boole
dalam penelitiannya memaparkan beberapa aturan dasar logika manusia dalam
aturan nilai-nilai matematis pada bukunya yang berjudul An Investigation of The
laws of Though, on Which are Founded the Mathematical Theorities of Logic and
Probabilities, yang dalam bukunya disebut sebagai logika Boolean

Berdasarkan apa yang di bahas di atas si penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk
mempunyai sebuah aljabar Boolean, harus diperlihatkan:
1. Elemen-elemen himpunan B,
2. Kaidah operasi untuk operator biner dan operator uner,
3. Menyederhanakan fungsi Boolean artinya mencari bentuk fungsi lain yang
ekivalen tetapi dengan jumlah literal atau operasi yang lebih sedikit.
Penyederhanaan fungsi, Boolean disebut juga minimisasi fungsi. Dipandang
dari segi aplikasi aljabar, Boolean, fungsi Boolean yang lebih sederhana berarti
rangkaian logikanya juga lebih sederhana (menggunakan jumlah gerbang
logika lebih sedikit).

Anda mungkin juga menyukai