RANGKAIAN ELEKTRONIKA
“ALJABAR BOOLEAN”
Disusun Oleh:
Tekkom C
Kelompok 3
Muh Ashar (122.56202.024)
Muji rahma Nurmia (122.56202.029)
Elsa Sasabillah (122.56202.011)
Zakiyah Konasarah (122.56202.052)
Sriwahyuli (122.56202.955)
B. Rumusan Masalah
1. Closure : (i) x + y ϵ B
(ii) x • y ϵ B
3. Komutatif : (i) x + y = y + x
(ii) x • y = y • x
Tabel kebenaran
Input Penulisan Output Simbol
A B A+B Q=A+B
0 0 0+0 0
0 1 0+1 1
1 0 1+0 1
1 1 1+1 1
A B A· B Q=A· B
0 0 0· 0 0
0 1 0· 1 0
1 0 1· 0 0
1 1 1 · 1 1
3) Operasi logika NOT
Gerbang NOT hanya memiliki satu saluran masukan dan satu
saluran keluran. Kedaan keluaran gerbang NOT selalu berlawanan
(kebalikan atau komplemen) dai kedaan masukannya.
Operasi merubah logika 1 ke 0 dan sebaliknya : x
= x’
Input Penulisan Output Simbol
A Ā Q=Ā
0 0̅ 1
1 1̅ 0
A. Fungsi Aljabar Boolean
Aljabar Boolean berfungsi untuk menyederhanakan pemakaian gerbang
logika supaya menjadi lebih singkat, sehinga bisa mempercepat
pemrosesan data. Selain itu, semakin sederhana pemakaian gerbang
logika, maka penyimpanan yang tersedia akan semakin hemat. Untuk
melakukan penyederhanaan proses, maka perlu membuat persamaan
matematika lebih tepatnya persamaan boolean dari program yang sedang
dibuat terlebih dahulu.Lalu, persamaan itu disederhanakan dengan
menghapus variabel yang tidak perlu atau mengurangi koefisiennya. Cara
menghitung aljabar boolean untuk menyederhanakan persamaan sama
dengan perhitungan matematika, bedanya bilangan yang digunakan yaitu
bilangan biner, yakni nol (0) dan satu (1).Suatu fungsi Booleand bisa
dinyatakan dalam tabel kebenaran. Suatu tabel kebenaran untuk fungsi
boolean merupakan daftar semua kombinasi angka- angka biner 0 dan 1
yang diberikan variabel-variabel biner dan daftar memperlihatkan nilai
fungsi untuk masing-masing kombunasi biner.
0 1
1 0
C. Prinsip Dualitas
Pada Aljabar Boolean, kerap ditemukan kesamaan identitas misalnya
pada dua aksioma distributif (i) dan (ii) yaitu:
(i) x • (y+z) = (x • y) + (x • z)
(ii) x + (y • z) = (x+y) • (x+z)
Berdasarkan aksioma distributif, aksioma distributif (ii) memiliki
kesamaan dengan
distributif (i) dengan hanya mengganti (•) dengan (+). Persamaan ini disebut
dengan
prinsip dualitas yang mana juga ditemukan dalam teori himpunan maupun
logika.
Adapun prinsip dualitas dapat disebutkan sebagai berikut [8].
(*) mempertukarkan dengan (+), begitupun sebaliknya (1) mempertukarkan
dengan (0), begitupun sebaliknya.Berdasarkan aksioma yang disebutkan
sebelumnya, prinsip dualitas masing-masing aksioma adalah sebagai berikut.
1. Komutatif : x + y = y + x
Dualitas: x • y = y • x
2. Asosiatif : x + (y+z) = (x+y) + z
Dualitas: x • (y•z) = (x•y) + z
3. Distributif : x + (y•z) = (x+y) •(x+z)
Dualitas: x • (y+z) = (x•y) + (x•z)
D. Hukum – Hukum Aljabar Boolean
1. Hukum Asosiatif (Pengelompokan)
Hukum ini menyatakan bahwa operasi logika dapat dilakukan dalam
urutan apapun ketika proritas variabelnya sama, terlepas dari adanya
pengelompokan variable dalam suatu persamaan. Dalam hukum asosiatif
operasi logika tidak akan berpengaruh terhadap output Rangkaian logika.
Contoh :
A . (B . C) = (A . B) . C = A . B . C atau W .
(X . Y) = Z
Penjumlahan (Gerbang Logika OR A + (B + C) = (A + B) + C = A + B + C
atau W + (X + Y) = (W + X) +Y
2. Hukum Idempoten
Hukum ini menyatakan bahwa menggabungkan suatu variable dengan
dirinya sendiri baik dengan operasi penambahan (OR) atau perkalian logic
(AND) akan menghasilkan nilai yang setara dengan variable tersebut. Dalam
Operasi OR jika kita memiliki variable A dan melakukan operasi A OR A,
hasilnya akan tetap A.
Contoh :
Misalkan A itu nilainya 1, maka A = 1
A+A=1+1=1
A+A+B=A+B
3. Hukum Komplementasi
Hukum komplementasi adalah salah satu prinsip penting dalam aljabar
Boolean. Hukum ini menyatakan bahwa setiap variabel dalam aljabar
Boolean memiliki komplementnya, yang merupakan nilai kebalikan dari
variabel tersebut
Dalam aljabar Boolean, variabel dapat memiliki dua nilai: 0 atau 1.
Komplement dari suatu variabel ditandai dengan menggunakan tanda negasi
(¬) di depan variabel tersebut.
Hukum komplementasi menyatakan bahwa jika suatu variabel A
memiliki komplement Ā, maka Ā + A = 1 dan Ā · A = 0. Dengan kata lain,
jika kita melakukan operasi OR antara suatu variabel dengan
komplementnya, hasilnya akan selalu 1, sedangkan jika kita melakukan
operasi AND antara suatu variabel dengan komplementnya, hasilnya akan
selalu 0.
Contoh penerapan hukum komplementasi:
Misalkan kita memiliki variabel A dengan nilai 1. Komplement dari A
adalah Ā, yang memiliki nilai 0.
1. A · Ā = 1 · 0 = 0 (Operasi AND)
2. A + Ā = 1 + 0 = 1 (Operasi OR)
Sebaliknya, jika kita memiliki variabel A dengan nilai 0, komplement dari
A adalah Ā dengan nilai 1.
3. A + Ā = 0 + 1 = 1 (Operasi OR)
4. A · Ā = 0 · 1 = 0 (Operasi AND)
5. Hukum Distribusi
Hukum Distribusi dalam aljabar Boolean adalah aturan-aturan yang
digunakan untuk menyederhanakan atau mempermudah analisis fungsi
logika dalam rangkaian elektronika. Terdapat dua hukum distribusi utama
dalam aljabar Boolean, yaitu:
a) Hukum Distribusi AND atas OR (Distributive Law of AND over OR):
Hukum ini menyatakan bahwa operasi AND (.) dapat didistribusikan
ke dalam operasi OR (+) dan sebaliknya. Dalam bentuk matematis, hukum
distribusi AND atas OR dinyatakan sebagai berikut:
Table kebenarannya :
a b c b+c a + (b . c) a+b a+c (a + b ) . (a+c)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
Hukum distribusi ini juga memungkinkan kita untuk menyederhanakan
fungsi logika dengan memisahkan operasi OR dan AND, serta
menggabungkan bagian-bagian yang sama.
Hukum Distributif menyatakan bahwa variabel-variabel atau sinyal Input
dapat disebarkan tempatnya atau diubah urutan sinyalnya, perubahan
tersebut tidak akan mempengaruhi Output Keluarannya.
6. Hukum De Morgan I Dan II
Hukum De Morgan adalah dua prinsip penting dalam aljabar Boolean yang
digunakan dalam rangkaian elektronika. Hukum ini memungkinkan kita untuk
mengubah operasi logika AND menjadi operasi OR, dan sebaliknya, serta
mengubah operasi logika NOT pada kelompok variabel menjadi operasi logika
NOT pada setiap variabelnya. Berikut adalah Hukum De Morgan I dan II:
7. Hukum De Morgan I:
Hukum De Morgan I menyatakan bahwa komplemen dari hasil penjumlahan akan
sama dengan hasil perkalian masing-masing komplemen. Teori ini meligatkan
gerbang OR dan AND.
A B A’ B’ A + B’ A’ . B’
0 0 1 1 1 0
0 1 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 1
Dari pembuktiaan maka akan didapat Tbel kebenaran dari persamaan terseb
Contoh penerapannya dalam rangkaian elektronika:
Jika kita memiliki dua input, A dan B, dan kita ingin mengubah negasi dari hasil
operasi logika AND dari kedua input tersebut menjadi operasi logika OR, maka kita
dapat menggunakan hukum De Morgan I:
NOT(A AND B) = (NOT A) OR (NOT B)
Dari pernyataan tersebut maka akan terlihat rangkaian logikanya seperti dibawah ini
:
A B A’ B’ A . B’ A’ + B’
0 0 1 1 0 1
0 1 1 0 1 1
1 0 0 1 1 1
1 1 0 0 1 0
NO AND OR KETERANGAN
1. Hukum
(A . B) . C = A . (B . C) (A + B) + C= A + (B + C)
Asosiatif
2. A.A=A A+A=A Hk. Idempoten
Keterangan :
Pada rangkaian AND, OR, dan NOT kami menggunakan beberapa komponen-
komponen yaitu, komponen logika AND, OR, NOT, Logicstate, logicprobe, Led,
dan Ground.
1. Pada rangkaian AND kita memasukkan nilai variable pada 2 inputan, dimana pada
variable A bernilai 1 dan variable B bernilai 1 kemudian menghasikan Output 1
atau lampu Led menyala, dimana kita ketahui
bersaka Logika AND akan bernilai 1 jika kedia variable inputannya bernilai 1.
2. Pada rangkaian kedua yaitu OR sama pada rangkaian sebelumnya kita memasukkan
nilai pada kedua inputan dengan nilai variable pada A = 0 dan B = 0, maka output
yang akan dihasilkan berupa 0 karena pada pernyataan logika OR akan bernilai 1
jika salah satu dari kedua variable bernilai 1 dan akan bernilai nol jika kedua
variable 0.
3. Selajutnya yang kita ketahui pada rangkaian Not memiliki 1 inputan dan 1 output
atau keluaran. Jika varibel A bernilai 1 maka A’ = 0 begitun jika A = 0 maka A’ = 1.
A B A’ B’ A+B A’.B’
0 0 1 1 1 0
0 1 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aljabar Boolean pertama kali ditemukan pada tahun 1854 oleh seorang ahli
matematika berkebangsaan Inggris bernama George Boole (1815-1864). Boole
dalam penelitiannya memaparkan beberapa aturan dasar logika manusia dalam
aturan nilai-nilai matematis pada bukunya yang berjudul An Investigation of The
laws of Though, on Which are Founded the Mathematical Theorities of Logic and
Probabilities, yang dalam bukunya disebut sebagai logika Boolean
Berdasarkan apa yang di bahas di atas si penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk
mempunyai sebuah aljabar Boolean, harus diperlihatkan:
1. Elemen-elemen himpunan B,
2. Kaidah operasi untuk operator biner dan operator uner,
3. Menyederhanakan fungsi Boolean artinya mencari bentuk fungsi lain yang
ekivalen tetapi dengan jumlah literal atau operasi yang lebih sedikit.
Penyederhanaan fungsi, Boolean disebut juga minimisasi fungsi. Dipandang
dari segi aplikasi aljabar, Boolean, fungsi Boolean yang lebih sederhana berarti
rangkaian logikanya juga lebih sederhana (menggunakan jumlah gerbang
logika lebih sedikit).