“Aljabar Boolean”
Oleh :
Kelompok 2
Dosen Pengampu :
i
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
1.1 LatarBelakang................................................................................................ 1
1.3Tujuan ............................................................................................................. 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apakah yang dimaksud dengan Aljabar Boolean Dua Nilai?
4. Apakah yang dimaksud dengan Ekspresi Aljabar Boolean?
5. Apakah yang dimaksud dengan Prinsip Dualitas?
6. Bagaimanakah bentuk Hukum-hukum Aljabar Boolean?
7. Bagaimanakah bentuk Fungsi Aljabar Boolean?
8. Apakah Komplemen Fungsi Aljabar Boolean?
9. Bagaimana Bentuk Kanonik Aljabar Boolean?
10. Bagaimanakah bentuk Aplikasi dari Aljabar Boolean?
1.3 Tujuan
Adapun yang didapatkan mengenai Aljabar Boolean antara lain:
1. Untuk mengetahui definisi Aljabar Boolean.
2. Untuk mengetahui Postulat Aljabar Boolean
3. Untuk mengetahui konsep dari Aljabar Boolean Dua Nilai.
4. Untuk memahami maksud Ekspresi Boolean.
5. Untuk mengetahui Prinsip Dualitas.
6. Untuk mengetahui Hukum- Hukum Aljabar Boolean.
7. Untuk mengetahui Fungsi Boolean.
8. Untuk mengetahui komplemen fungsi Boolean.
9. Untuk mengetahui bentuk kanonik Aljabar Boolean.
10. Untuk mengetahui Aplikasi Aljabar Boolean
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aturan operasi OR, AND dan NOT pada dua tingkat logika 0 dan 1 dapat
dirangkum sebagai berikut :
OR ( ) AND ( ) NOT ( ̅)
3
Disebut aljabar boolean jika untuk setiap berlaku aksioma-
aksioma atau postulat Huntington berikut:
1. Closure : (i)
(ii)
2. Identitas : (i)
(ii)
3. Komutatif : (i)
(ii)
4. Distributif : (i) ( ) ( ) ( )
(ii) ( ) ( )( )
5. Komplemen : (i)
(ii)
Kaidah untuk operasi biner dan operasi uner adalah sebagai berikut:
4
Cek apakah memenuhi postulat Huntington:
1) Closure :
i)
ii)
2) Identitas
i)
ii)
Yang memenuhi elemen identitas 0 dan 1 seperti yang didefinisikan pada
postulat Huntington.
3) Komutatif
i)
ii)
4) Distributif
i) ( ) ( ) ( ) dapat ditunjukkan benar dari tabel
operator biner diatas dengan membentuk tabel kebenaran.
( ) ( ) ( )
5
2.4 Ekspresi Aljabar Boolean
Misalkan ( ) adalah sebuah aljabar Boolean, maka suatu ekspresi
Boolean dalam ( ) adalah:
(i) setiap elemen di dalam B,
(ii) setiap peubah, yang dapat dikombinasikan satu sama lain dengan
operator
(iii) jika e1 dan e 2 adalah ekspresi Boolean, maka e1 + e 2, e1 e 2, e1’
adalah ekspresi Boolean
Adapun beberapa contoh dari suatu ekspresi Booelean adalah sebagai
berikut :
( )
Perlihatkan bahwa
Penyelesaian :
0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1
1 1 0 0 1 1
6
2.5 Prinsip Dualitas
Misalkan adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar boolean yang
melibatkan operator +, ., dan komplemen, maka jika pernyataan diperoleh
dengan cara mengganti
dan membiarkan operator komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan juga
benar. disebut sebagai dual dari .
Contoh :
i. ( )( ) dualnya ( ) ( )
ii. ( ) dualnya ( )
7
Tabel 1.b Pembuktian dari persamaan
a a.1
1 1.1=1
0 1.0=0
Pada kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom kedua sama
dengan nilai pada kolom pertama sehingga persamaan dari hukum Identifikasi
tersebut terbukti.
2. Hukum Indempoten
Hukum indempoten memiliki persamaan dan .
Berikut ini merupakan pembuktian dari hukum identifikasi yang akan terlihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.a Pembuktian dari persamaan
a a+a
1 1+1=1
0 0+0=0
Tabel 2.b Pembuktian dari persamaan
a a.a=a
1 1.1=1
0 0.0=0
Pada kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom kedua sama
dengan nilai pada kolom pertama sehingga persamaan dari hukum
Indempoten tersebut terbukti.
3. Hukum Komplemen
Hukum komplemen memiliki persamaan dan .
Berikut ini merupakan pembuktian dari hukum komplemen yang akan terlihat
pada tabel di bawah ini.
8
Tabel 3.a Pembuktian dari persamaan .
a a’ a + a’ = 1
0 1 0+1=1
1 0 1+0=1
Tabel 3.b Pembuktian dari persamaan .
a a’ a . a’ = 0
0 1 0.1=0
1 0 1.0=0
Persamaan dari hukum Komplement dapat terbukti pada kedua tabel diatas.
4. Hukum Dominansi
Hukum dominansi memiliki persamaan dan . Berikut
ini merupakan pembuktian dari hukum dominansi yang akan terlihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.a Pembuktian dari persamaan .
a a.0
0 0.0=0
1 1. 0 = 0
Tabel 4.b Pembuktian dari persamaan .
a a+1
0 0+1=1
1 1+1=1
Pada kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom kedua sama
dengan nilai pada kolom pertama sehingga persamaan dari hukum dominansi
tersebut terbukti.
5. Hukum Involusi
Hukum involusi memiliki persamaan . Berikut ini merupakan
pembuktian dari hukum involusi yang akan terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5 Pembuktian dari persamaan .
9
a a’ a” = a
0 1 0=0
1 0 1=1
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom ketiga sama dengan
nilai pada kolom pertama sehingga persamaan dari hukum involusi terbukti.
6. Hukum Penyerapan
Hukum penyerapan memiliki persamaan dan ( ) .
Berikut ini merupakan pembuktian dari hukum penyerapan yang akan terlihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 6.a Pembuktian dari persamaan
a b ab a + ab = a
0 0 0 0+0=0
0 1 0 0+0=0
1 0 0 1+0=1
1 1 1 1+1=1
Tabel 6.b Pembuktian dari persamaan ( )
a b a+b a . (a + b) = a
0 0 0 0.0=0
0 1 1 0.1=0
1 0 1 1.0=0
1 1 1 1.1=1
Pada kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom keempat sama
dengan nilai pada kolom pertama sehingga persamaan dari hukum
penyerapan terbukti.
7. Hukum Komutatif
Hukum komutatif memiliki persamaan dan .
Berikut ini merupakan pembuktian dari hukum komutatif yang akan terlihat
pada tabel di bawah ini.
10
Tabel 7.a Pembuktian dari persamaan
a b a+b b+a
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 1 1
1 1 1 1
Tabel 7.b Pembuktian dari persamaan
a b a.b b.a
0 0 0 0
0 1 0 0
1 0 0 0
1 1 1 1
Pada kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom keempat sama
dengan nilai pada kolom ketiga sehingga persamaan dari hukum komutatif
terbukti.
8. Hukum Asosiatif
Hukum asosiatif memiliki persamaan ( ) ( )
dan ( ) ( ) . Berikut ini merupakan pembuktian dari
hukum asosiatif yang akan terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8.a Pembuktian dari persamaan ( ) ( )
a b c b+c a + (b+c) a+b (a+b) + c
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
11
Tabel 8.b Pembuktian dari persamaan ( ) ( )
a b c b.c a . (b . c) a.b (a . b) . c
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0
1 1 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1
Pada kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom kelima sama
dengan nilai pada kolom keenam sehingga persamaan dari hukum Asosiatif
terbukti.
9. Hukum Distributif
Hukum distributif memiliki persamaan ( ) ( )( )
dan ( ) . Berikut ini merupakan pembuktian dari
hukum distributif yang akan terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9a Pembuktian dari persamaan ( ) ( )( )
a b c b.c a + (b.c) a+b a+c (a+b) . (a+c)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0
0 1 0 0 0 1 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
12
Tabel 9b Pembuktian dari persamaan ( )
a b c b+c a . (b+c) a.b a.c (a.b) + (a.c)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom kelima sama dengan
nilai pada kolom kedelapan sehingga persamaan dari hukum distributif
terbukti.
13
Pada kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom keenam sama
dengan nilai pada kolom ketujuh sehingga persamaan dari hukum de Morgan
terbukti.
Contoh:
Buktikanlah bahwa untuk sebarang elemen a dan b dari aljabar Boolean maka
kesamaan berikut
a + a’b = a + b dan a(a’ + b) = ab
adalah benar.
Penyelesaian:
(i) a + a’b = (a + ab) + a’b (Hukum penyerapan)
= a + (ab + a’b) (Hukum assosiatif)
= a + (a + a’) b (Hukum distributif)
=a+1.b (Hukum komplemen)
=a+b (Hukum identitas)
(ii) a (a’ + b) = a a’ + ab (Hukum distributif)
= 0 + ab (Hukum komplemen)
= ab (Hukum identitas)
Yang dalam hal ini adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut
ganda-n didalam daerah asal B.
14
Setiap ekspresi Boolean tidak lain merupakan fungsi Boolean.
Contoh 1:
Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah ( )
Fungsi memetakan nilai-nilsi pasanga terurut ganda-3 kehimpunan {0,1}
Penyelesaian:
(1,0,1) yang berarti x=1,y=0, dan z=1 sehingga
( )
Contoh-contoh fungsi Boolean adalah sebagai berikut:
1. ( )
2. ( )
3. ( )
4. ( ) ( )
5. ( )
Setiap peubah didalam fungsi Boolean,termasuk dalam bentuk komplemennya
disebut literal
Contoh 2:
Diketahui fungsi Boolean ( ) nyatakan dalam tabel kebenaran
Penyelesaian:
( )
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 0
15
2.8 Komplemen Fungsi
Bila sebuah fungsi Boolean dikomplemenkan, kita memperoleh fungsi
komplemen.
Fungsi komplemen berguna pada saat penyederhanaan fungsi Boolean.
Fungsi komplemen dari , yaitu dapat dicari dengan dua cara yaitu:
1. Menggunakan hukum De Morgan
Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, x1 dan x2, adalah
(i) ( )
(ii) ( ) (dual dari (i))
Contoh. Misalkan ( ) ( ), maka
( ) ( ( ))
( )
( ) ( )
( )( )
16
adalah dua buah fungsi yang sama (dapat ditunjukkan dari tabel kebenaranya ).
Fungsi yang pertama f, muncul dalam bentuk penjumlahan dari hasil kali,
sedangkan fungsi yang kedua ,g, muncul dalam bentuk perkalian dari hasil
jumlah.]
Suku –suku didalam ekspansi Boolean dengan n peubah x1,x2,…,xn dikatakan
minterm jika ia muncul dalam bentuk.
x1+x2+…+xn
dan katakanlah maxtrem jika ia muncul dalam bentuk
x1+x2+…+xn
Ada dua macam bentuk kanonik:
1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)
2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)
Contoh:
1. ( ) SOP
Setiap suku (term) disebut minterm
2. g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’) (x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)
POS Setiap suku (term) disebut maxterm
17
Setiap minterm/maxterm mengandung literal lengkap
Contoh:
Nyatakan tabel kebenaran di bawah ini dalam bentuk kanonik SOP dan
POS.
Tabel 1
Penyelesaian:
a. SOP
Kombinasi nilai-nilai peubah yang
menghasilkan nilai fungsi sama dengan 1
adalah 001, 100, dan 111, maka fungsi
Booleannya dalam bentuk kanonik SOP
adalah:
f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz
atau (dengan menggunakan lambang
minterm),
f(x, y, z) = m1 + m4 + m7 = (1, 4, 7)
18
b. POS
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama
dengan 0 adalah 000, 010, 011, 101, dan 110, maka fungsi Booleannya
dalam bentuk kanonik POS adalah
f(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’+ z)(x + y’+ z’)
(x’+ y + z’)(x’+ y’+ z)
atau dalam bentuk lain,
f(x, y, z) = M0 M2 M3 M5 M6 = (0, 2, 3, 5, 6)
Contoh:
Nyatakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x + y’z dalam bentuk kanonik SOP
dan POS.
Penyelesaian:
a. SOP
x = x(y + y’)
= xy + xy’
= xy (z + z’) + xy’(z + z’)
= xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’
y’z = y’z (x + x’)
= xy’z + x’y’z
Jadi f(x, y, z) = x + y’z
= xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’ + xy’z + x’y’z
= x’y’z + xy’z’ + xy’z + xyz’ + xyz
atau f(x, y, z) = m1 + m4 + m5 + m6 + m7 = (1,4,5,6,7)
b. POS
f(x, y, z) = x + y’z
= (x + y’)(x + z)
x + y’ = x + y’ + zz’
= (x + y’ + z)(x + y’ + z’)
x+z = x + z + yy’
19
= (x + y + z)(x + y’ + z)
Jadi, f(x, y, z) = (x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x + y + z)(x + y’ + z)
= (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)
atau f(x, y, z) = M0M2M3 = (0, 2, 3)
𝑎 𝑥 𝑏
𝑎 𝑥 𝑦 𝑏
𝑎 𝑥
𝑐
𝑏 𝑦
𝑥
𝑥𝑦 Gerbang AND
𝑦
𝑥
𝑥 𝑦 Gerbang OR
𝑦
20
𝑥 𝑥 Gerbang NOT (inverter)
Gerbang Turunan
𝑥
𝑥𝑦 Gerbang NAND
𝑦
𝑥
𝑥 𝑦 Gerbang XOR
𝑦
𝑥
(𝑥 𝑦) Gerbang NOR
𝑦
𝑥 𝑥
(𝑥 𝑦) (𝑥 𝑦)
𝑦 Ekuivalen dengan 𝑦
𝑥 𝑥
𝑥𝑦 Ekuivalen dengan (𝑥 𝑦)
𝑦 𝑦
𝑥
𝑥 𝑦 Ekuivalen dengan 𝑥
𝑦 (𝑥𝑦)
𝑦
21
Contoh
𝑥
𝑦 𝑥𝑦
𝑥𝑦 𝑥𝑦
𝑥
𝑦 𝑥𝑦
Cara kedua :
𝑥
𝑦 𝑥𝑦
𝑥𝑦 𝑥𝑦
𝑥
𝑥𝑦
Contih Ketiga
𝑥 𝑦
𝑥𝑦
𝑥𝑦 𝑥𝑦
𝑥
𝑥𝑦
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Aljabar Boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-
variabel biner dan operasi-operasi logik. Variabel-variabel diperlihatkan dengan
huruf-huruf alfabet, dan tiga operasi dasar dengan AND, OR dan NOT
(komplemen).
Untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, harus diperlihatkan :
1. Elemen-elemen himpunan
2. Kaidah operasi untuk operator biner dan operator uner
3. Memenuhi postulat Huntington
3.2 Saran
Untuk memahami lebih lanjut tentang Aljabar Boolean kami harap pembaca
dapat mencari sumber-sumber yang lain di internet dan buku-buku yang terkait
dengan Aljabar Boolean.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
22