Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL

PENCACAH (COUNTER)

Disusun oleh:

Tiva Kholis Ardiyanti

NIM : 16302244022

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2018
A. Tujuan
1. Mempelajari cara kerja pencacah.
2. Merangkai rangkaian pencacah dengan flip-flop JK.
3. Mengetahui perbedaan rangkaian pencacah dengan dan tanpa anti
bouncing.

B. Dasar Teori
Flip- flop (FF) merupakan piranti memori yang sifat keluarannya
tidak hanya tergantung kepada masukan sekarang tetapi juga terkait
dengan kondisi masukan sebelumnya (Muis, 2012: 113). Salah satu plikasi
flip-flop adalah pada pencacah.
Rangkaian pencacah (counter) merupakan rangkaian yang sering
dijumpai dalam sistem digital. Pencacah termasuk dalam kelompok
rangkaian sekuensial yang merupakan gabungan antara rangkaian
kombinasional dan flip-flop. Semua jenis flip-flop yang dilengkapi dengan
Clock, Preset, dan Clear dapat digunakan untuk menyusun rangkaian
pencacah (Sumarna, 2006: 176). Salah satunya flip-flop JK.
Setiap flip-flop dalam rangkaian counter berubah keadaan menurut
aturan yang ditentukan. Perubahan keadaan terjadi karena munculnya
pulsa penabuh (clock pulse). Harga maksimum yang dicapai oleh suatu
pencacah ditentukan oleh cacah flip-flop dalam rangkaian. Dalam
pencacah biasa, setelah mencapai harga maksimum, keadaan pencacah
akan kembali keadaan awal mula (Tarigan, 2011: 141).
Rangkaian pencacah dibedakan atas dua jenis yaitu sinkron
(synchronous) dan tak sinkron (asynchronous).
1. Pencacah Biner Tak Sinkron
Pencacah tak sinkron (asynchronous counter) disebut juga
pencacah riak (ripple counter). Menurut Tocci (2007: 363), This type
of counter is also often referred to as a ripple counter because of the
way the FFs respond one after another in a kind of rippling effect. Pada
pencacah tak sinkron flip-flop dirangkai seri sehingga setiap keluaran
flip-flop bertindak sebagai sinyal masukan Clock pada flip-flop
berikutnya.

Gambar flip-flop asinkron


Flip-flop-0 dikenai pulsa detak, kemudian perubahan keadaan keluaran
flip-flop-1 menunggu terpicu dari flip-flop-0, dan perubahan keadaan
keluaran flip-flop-2 menunggu terpicu dari flip-flop-1, demikian
seterusnya (disarikan dari Sumarna, 2006: 167-170).
Sinyal yang melalui rangkaian asinkron membutuhkan waktu
untuk bergerak dari flip-flop satu ke filp-flop lainnya. Waktu yang
dibutuhkan untuk melewati flip-flop tersebut dinamakan tundaan
waktu (time delay). Semakin banuak gerbang yang harus dilalui sinyal
untuk bergerak, semakin lama pula tundaan waktu yang dialaminya
(Tarigan, 2011: 126). Time delay ini biasanya 5–20 ns per
Gambar gelombang keluaran yang mengalami tundaan waktu
(Sumber gambar: Tocci, 2007: 366)
2. Pencacah Biner Sinkron
Pencacah sinkron (synchronous counter) disebut juga pencacah
paralel (parallel counter). Disebut pencacah paralel karena “All of the
FFs are triggered simultaneously (in parallel) by the clock input pulses
(Tocci, 2007: 367).” Karena detak masukan dikenakan pada setiap flip-
flop maka digunakan beberapa gerbang dan cara untuk mengendalikan
kapan suatu flip-flop berubah keadaan dan kapan flip-flop itu tetap
dengan adanya pengaruh detak masukan. Untuk keperluan
pengendalian itu dikerjakan melalui saluran masukan flip-flop,
misalnya J dan K (Sumarna, 2006: 179).

C. Metode
1. Alat dan Bahan
a. Power supply
b. Project board
c. Multimeter
d. LED
e. 7-segmen common anode
f. IC seri 7400, 7408, 7476, 7404, 7447
g. Kabel jumper
h. Datasheet IC seri 7400, 7408, 7476, 7404, 7447

2. Langkah Percobaan
a. Pencacah Biner Tanpa Anti Bouncing
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Membuat rangkaian seperti pada gambar.
Ket: 1 menunjukkan Vcc dan 0 menunjukkan ground
3) Memasang LED pada masing-masing keluaran Q0, Q1, Q2, dan
Q3.
4) Menghubungkan rangkaian ke power supply 5 V.
5) Memberikan pulsa input dengan mengubah-ubah input (dari 1
ke 0) yang menuju CLK0.
6) Mengamati perubahan LED.
7) Mengulangi langkah 5-6 berkali-kali.
b. Pencacah Biner Tak Sinkron
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Membuat rangkaian seperti pada gambar.

Ket: 1 menunjukkan Vcc dan 0 menunjukkan ground


3) Memasang LED pada masing-masing keluaran Q0, Q1, dan Q2.
4) Menghubungkan rangkaian ke power supply 5 V.
5) Memberikan pulsa input dengan mengubah-ubah input (dari 1
ke 0) pada rangkaian anti bouncing.
6) Mengamati perubahan LED.
7) Mengulangi langkah 5-6 berkali-kali.
c. Pencacah Biner Tak Sinkron Modulo 5
1) Menentukan jumlah flip-flop.
Menggunakan rumus:
Banyaknya modulo = 2n dengan n adalah jumlah flip-flop
Untuk modulo 5 membutuhkan 3 flip-flop karena 3 bit.
2) Membuat diagram keadaan.

100 000

011 001

010

3) Menyiapkan alat dan bahan.


4) Membuat rangkaian seperti pada gambar.

Ket: 1 menunjukkan Vcc dan 0 menunjukkan ground


5) Memasang LED pada masing-masing keluaran Q0, Q1, dan Q2,.
6) Menghubungkan rangkaian ke power supply 5 V.
7) Memberikan pulsa input dengan mengubah-ubah input (dari 1
ke 0) pada rangkaian anti bouncing.
8) Mengamati perubahan LED.
9) Mengulangi langkah 7-8 berkali-kali.

D. Data dan Analisis Data Hasil Percobaan


1. Pencacah Biner Tanpa Anti Bouncing
Menampilkan pencacah biner dari 0000 sampai 1111 secara acak.

(gambar terlampir)
2. Pencacah Biner Tak Sinkron
Pulsa Masukan ke Q0 Q1 Q2
0 0 0 0
1 1 0 0
2 0 1 0
3 1 1 0
4 0 0 1
5 1 0 1
6 0 1 1
7 1 1 1

3. Pencacah Biner Tak Sinkron Modulo 5


Pulsa Masukan ke Q0 Q1 Q2
0 0 0 0
1 1 0 0
2 0 1 0
3 1 1 0
4 0 0 1

E. Pembahasan
Pada praktikum ini mempelajari pencacah atau counter. Rangkaian-
rangkaian pencacah yang telah dilakukan yaitu:
1. Pencacah Biner Tanpa Anti Bouncing
Counter tanpa anti bouncing ini tersusun oleh empat gerbang flip-
flop JK yang dirangkai seri (keluaran flip-flop pertama masuk ke clock
flip-flop kedua dan seterusnya). Rangkaian ini memiliki empat
keluaran (4 bit) dengan Q3 sebagai MSB dan Q0 sebagai LSB. Pulsa
penabuh/clock flip-flop pertama dari 1 (Vcc) ke 0 (Gnd) secara
bergantian, selanjutnya clock flip-flop kedua berasal dari keluaran flip-
flop pertama (Q0), clock flip-flop ketiga berasal dari keluaran flip-flop
kedua (Q1), dan clock flip-flop keempat berasal dari keluaran flip-flop
ketiga (Q2).
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, diketahui
bahwa keluaran counter tidak berurutan/acak yang disebut efek
bouncing. Misalnya, mula-mula bilangan yang muncul 0000, pada
pulsa masukan pertama bilangan yang dihasilkan 0001, pada pulsa
masukan kedua bilangan yang dihasilkan 0101, pada pulsa masukkan
kedua bilangan yang dihasilkan 1001. Hal ini terjadi karena saat
perubahan masukan dari 1 ke 0 terjadi boucing berulang-ulang
sehingga counter menganggap perubahan dari 1 ke 0 juga telah berkali-
kali.
Bilangan maksimal yang dapat dicapai counter ini yaitu 1111.
2. Pencacah Biner Tak Sinkron
Counter tak sinkron dengan anti bouncing ini tersusun oleh tiga
gerbang flip-flop JK yang dirangkai seri (keluaran flip-flop pertama
masuk ke clock flip-flop kedua dan seterusnya). Rangkaian ini
memiliki tiga keluaran (3 bit) dengan Q2 sebagai MSB dan Q0 sebagai
LSB. Pulsa penabuh/clock flip-flop pertama dari rangkaian anti
bouncing, selanjutnya clock flip-flop kedua berasal dari keluaran flip-
flop pertama (Q0), dan clock flip-flop ketiga berasal dari keluaran flip-
flop kedua (Q1).
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, diketahui
bahwa keluaran counter berurutan sesuai pulsa masukan. Hal ini
berbeda dengan counter yang tanpa anti bouncing. Sebelum diberikan
pulsa masukan bilangan yang muncul 000, pada pulsa masukan
pertama bilangan yang dihasilkan 001, pada pulsa masukan kedua
bilangan yang dihasilkan 010, dan seterusnya sampai 111. Hal ini
terjadi karena fungsi anti bouncing, ketika perubahan masukan dari 1
ke 0 satu kali maka counter juga menganggap perubahan dari 1 ke 0
juga satu kali.
Setelah pulsa masukan ketujuh, jika diberikan pulsa masukan lagi
maka bilangan kembali ke 000. Bilangan maksimal yang dapat dicapai
counter ini yaitu 111.
3. Pencacah Biner Tak Sinkron Modulo 5
Rangkain counter tak sinkron modulo 5 hampir sama dengan
counter tak sinkron dengan anti bouncing yang tersusun oleh tiga
gerbang flip-flop JK yang dirangkai seri (keluaran flip-flop pertama
masuk ke clock flip-flop kedua dan seterusnya). Rangkaian ini
memiliki tiga keluaran (3 bit) dengan Q2 sebagai MSB dan Q0 sebagai
LSB. Pulsa penabuh/clock flip-flop pertama dari rangkaian anti
bouncing, selanjutnya clock flip-flop kedua berasal dari keluaran flip-
flop pertama (Q0), dan clock flip-flop ketiga berasal dari keluaran flip-
flop kedua (Q1).
Modulo 5 berarti counter ini memiliki bilangan maksimum 100
dan bilangan 101 tidak boleh muncul dengan menambahkan gerbang
NAND. Ketika pulsa masukan kelima menghasilkan keluaran 101,
keluaran yang dihubungkan dengan NAND harus menghasilkan 0 pada
keluaran NAND tersebut. Keluaran NAND 0 dihubungkan dengan
Clear semua flip-flop, maka keluaran counter akan kembali seperti
mula-mula 000. Fungsi Clear pada flip-flop berfungsi untuk
menghapus memori masukan sebelumnya.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, diketahui
bahwa keluaran counter berurutan sesuai pulsa masukan. Hal ini
berbeda dengan counter yang tanpa anti bouncing. Sebelum diberikan
pulsa masukan bilangan yang muncul 000, pada pulsa masukan
pertama bilangan yang dihasilkan 001, pada pulsa masukan kedua
bilangan yang dihasilkan 010, dan seterusnya sampai 100. Hal ini
terjadi karena fungsi anti bouncing, ketika perubahan masukan dari 1
ke 0 satu kali maka counter juga menganggap perubahan dari 1 ke 0
juga satu kali.
Setelah pulsa masukan keempat, jika diberikan pulsa masukan
lagi maka bilangan kembali ke 000. Bilangan maksimal yang dapat
dicapai counter ini yaitu 100.

F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Rangkaian counter asinkron Clocknya dirangkai secara seri.
2. Counter tanpa anti bouncing menghasilkan keluaran yang loncat-loncat
(efek bouncing). Counter asinkron dan counter modulo 5 yang diberi
rangkaian anti bouncing menghasilkan keluaran yang berurutan.
3. Bilangan maksimum yang muncul dari counter tanpa anti bouncing
yaitu 1111, counter asinkron dengan anti bouncing yaitu 111, dan
counter asinkron modulo 5 yaitu 100.

G. Daftar Pustaka
Muis, Saludin. 2012. Teknik Digital Dasar: Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Satyoadi, Melani. 2003. Elektronika Digital. Yogyakarta: Penerbit Andi
Sumarna. 2006. Elektronika Digital: Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tarigan, Pernantin. 2011. Dasar Teknik Digital. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tocci, Ronald J., dkk. 2007. Digital System: Principles and Applications.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Widjanarka N., Wijaya. 2006. Teknik Digital. Jakarta: Penerbit Erlangga.
LAMPIRAN
Pencacah Biner Tak Sinkron

2
3

5
6

Pencacah Biner Tak Sinkron Modulo 5

0
1

4
Pencacah Biner Tanpa Anti Bouncing
0000 -

0001

0010

0011

0100
0101

0110

0111

1000
1001

1010

1011

1100
1101

1110

1111

Anda mungkin juga menyukai