Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Sistem Digital

Counter (Tanpa anti bouncing, dengan anti bouncing,


modulo 6)

Disusun Oleh :

Irlani Sismonika Jayanti

16302241040

Jurusan Pendidikan Fisika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
Tahun 2018
A. Tujuan
1. Mempelajari cara kerja pencacah biner sinkron dan tak sinkron.
2. Merealisasikan pencacah biner asinkron dengan flip-flop JK.
3. Mengamati perbedaan pencacah biner yang menggunkan anti bouncing dan tidak.

B. Alat
1. Power Supply
2. IC TTL seri 7476, 7408, 7400, 7447
3. Project board
4. Resistor 100 Ω, 1000 Ω
5. Seven Segment common anode
6. Jumper wire dan probe
7. LED

C. Langkah Percobaan
Counter asinkron tanpa anti bouncing
1. Merangkai rangkaian counter 4 bit menggunakan flip-flop JK seperti pada diagram.

2. Menghubungkan masukan J dan K semua flip-flop, preset, dan clear pada logika 1
3. Menghubungkan output (Q2, Q1, dan Q0) dengan LED
4. Menghubungkan clock pin kaki 1 berulang ke logika 1 dan 0 sebagai detak masukan.

Counter asinkron 3 bit dengan anti bouncing

1. Merangkai rangkaian counter 3 bit menggunkan flip-flop JK seperti pada diagram


2. Merangkai rangkaian anti bouncing yang terdiri dari modifikasi gerbang NAND
seperti pada diagram.
3. Menghubungkan masukan J dan K semua flip-flop, preset, dan clear pada logika 1
4. Menghubungkan output (Q2, Q1, dan Q0) dengan LED
5. Menghubungkan clock pin kaki 1 berulang ke logika 1 dan 0 sebagai detak masukan.
6. Menghubungkan outout anti bouncing dengan rangkaian counter, digunakan sebagai
clock

Modulo 6

1. Merangkai rangkaian modulo 6 asinkron yang telah didesain terlebih dahulu

2. Merangkai rangkaian anti bouncing yang terdiri dari modifikasi gerbang NAND
digunakan sebagai sumber detak (clock)
3. Menghubungkan masing-masing masukan J dan K, preset pada logika 1, sedangkan
clear dihubungkan dengan keluaran gerbang NAND
4. Menghubungkan masukan gerbang NAND pada Q1 dan Q2
5. Menghubungkan output (Q2, Q1, dan Q0) dengan LED
6. Menjalankan anti bouncing sebagai clock lalu mengamati perubahan yang terjadi

D. Dasar Teori
Pencacah atau counter merupakan angkaian berurutan atau sequential circuit yang
beroperasi melalui urutan keadaan tertentu berdasarkan aplikasi dari pulsa-pulsa inputnya.
Dalam suatu counter, urutan kondisi mengikuti dapat mengikuti hitungan biner atau urutan
kondisi lain. Counter yang biasa dijumpai di peralatan disusun dari logika digital. Counter
yang dipakai digunakan untuk menghitung jumlah peristiwa dari suatu kejadian dan dapat
menimbulkan urutan waktu untuk mengontrol opersai-operasi di dalam sistem digital
(Nuryanto: 2017)
Counter yang bekerja mengikuti urutan biner dinamakan binary counter atau pencacah
biner. Binary counter n-bit terdiri dari n flip-flop yang dapat menghitung dari 0 ke 2n-1.
Dalam pengoperasian pencacah biner, diperlukan sumber detak yang disebut clock. Clock
adalah pulsa sinyal listrik yang berbentuk denyutan. Transisi-transisi kondisi di dalam
“clocked sequential circuits” terjadi selama pulsa clock; flip-flop tetap pada “present
state”nya tidak terjadi pulsa. Sedangkan next state suatu counter bergantung sepenuhnya
pada “present state”nya dan transisi kondisi terjadi setiap kali terjadi pulsa.
Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang dirangkai sedemikian rupa menggunakan
karnough map sehingga pulsa yang masuk dapat dihitung sesuai rancangan.
Dilihat dari arah cacahan, rangkaian pencacah dibagi menjadi pencacah naik (counter
up) dan pencacah turun (counter down). Pencacah naik melakukan cacahan dari nilai
rendah ke tinggi sedangkan pencacah turun sebaliknya. Secara umum counter dibagi atas
pencacah sinkron (synchronous counter) dan pencacah asinkron (asynchronous counter).
Untuk pencacah sinkron, pemicu flip-flop dilakukan serentak sedangkan pada pencacah
asinkron pemicu dihubungkan dengan output flip-flop sebelumnya.
Flip-flop yang sering digunakan pada rangkaian counter salah satunya adalah JK flip-
flop. JK flip-flop adalah upgrade dari RS flip-flop yang telah dirancang tidak ada kondisi
terlarang. Input-input J dan K bertindak seperti input S dan R untuk menset dan mengclear
flip-flop. Berikut ini digram logika JK flip-flop dan symbol grafik dan tabel karkteristik
Pada penggunaan alat elekronik, dibutuhkan saklar atau switch sebagai tumbol on off
pushbutton sebagai pintu tegangan. Masalah yang sering dihadapi dalam penggunaan
switch adalah bouncing. Peristiwa bounce terjadi saat mikrokontroller mendeteksi adanya
penekanan berkali saat hanya menekan sekali. Hal ini dijelaskan pada ilustrasi berikut

Dari gambar, terlihat saat perubahan dari logika 1 ke 0 akan diterjemahkan penekanan
berulang-ulang selama 0,01 hingga 100 milisekon. Mikrokontroller menganggap terjadi
perubahan logika 1 ke 0 berkali-kali.
Untuk menyelesaikan masalah bouncing, salah satu caranya adalah membangun
rangkaian flip-flop debounce. Rangkaian flip-flop debounce dapat dirangkai menggunakan
dua gerbang NAND yang disusun seperti gambar.
Modulus adalah bilangan pencacah paling tinggi yang bisa dicapai atau dihasilkan oleh
sebuah pencacah. Pada modulus dari pencacah biner, berlaku hubungan jumlah flip-flop
dengan modulus yang digunakan. 𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 = 2𝑛 . Dengan n merupakan jumlah flip-flop
yang digunakan.

E. Data Percobaan
Counter tanpa anti bouncing
a. 14 (1110)

b. 10

c. 1
d. 0

e. 5

f. 15

g. 11
h. 2

i. 9

j. 3

k. 4
l. 13

m. 6

n. 8

o. 7
p. 12

Counter asinkron 3 bit dengan anti bouncing


Modulo 6 asinkron
F. Analisis Data
Merancang rangkaian modulo 6 asinkron
Diagram keadaan

5
4 0

3 1
2
Tabel output

Desimal Q2 Q1 Q0 Q2* Q1* Q0* Output


0 0 0 0 0 0 1 1
1 0 0 1 0 1 0 1
2 0 1 0 0 1 1 1
3 0 1 1 1 0 0 1
4 1 0 0 1 0 1 1
5 1 0 1 0 0 0 1
6 1 1 0 0 0 0 0
7 1 1 1 0 0 0 0

Peta Karnough
00 01 11 10
0 1 1 1 1
1 1 1 0 0

Didapatkan 𝑍 = 𝑁𝐴𝑁𝐷(𝑄1. 𝑄2), sehingga rangkaian modulo 6 asinkron menjadi

G. Pembahasan

Praktikum pencacah biner ini menggunakan JK flip-flop IC 7476 sebagai


komponen utama. IC 7476 dipilih karena memiliki control terhadap preset dan clear. Ada
tiga jenis percobaan yang telah dilakukan, Percobaan pertama dilakukan tanpa
menggunakan anti bouncing, lalu percobaan kedua dilakukan dengan anti bouncing,
sedangkan percobaan ketiga menyusun counter modulo 6 asinkron.
Pada semua percobaan yang dilakukan, dirangkai counter up yang disusun dari dua
JK FF. Pencacah yang dirangkai pada percobaan pertama, kedua, dan ketiga merupakan
pencacah asinkron. Pencacah jenis ini bekerja dengan menghubungkan clock pada keluaran
flip-flop sebelumnya dan clock pertama dihubungkan langsing dengan sumber detak
sehingga susunan flip-flopnya seri. Kelebihan dari pencacah jenis ini adalah sederhana jika
dibandingkan pencacah sinkron, sedangkan kekurangannya adalah delay yang
menyebabkan periode detak keluaran akan semakin bertambah.

Rangkaian anti bouncing digunakan pada percobaan kedua dan ketiga. Rangkaian yang
tidak menggunakan anti bouncing terjadi lompatan-lompatan yang menyebabkan
perhitungan tidak sesuai urutan. Hal ini terjadi karena mikrokontroller mendeteksi adanya
penekanan berkali saat hanya menekan sekali. Hal ini dijelaskan pada dasar teori. Untuk
menyelesaikan permasalah ini, digunakan saklar pushbutton menggunakan flip-flop SR.
Saklar ini bekerja memanfaatkan prinsip flip-flop SR yang menggunakan gerbang NOR.

Gambar a

Gambar b
Pada saat saat Vcc dihubungkan dengan R pada gambar a, menyebabkan masukan salah
satu kaki R bernilai 1 sehingga keluaran B akan bernilai 0, di sisi lain keluaran S akan
bernilai 1. Sedangkan saat Vcc dipindahkan ke S seperti gambar b maka salah satu kaki
masukan S bernilai 1 dan menghasilkan keluaran S’ 0 sedangkan gerbang R memiliki
masukan 0 dan 0 menyebabkan keluaran bernilai 1. Jika kita memindahkan Vcc dari S ke
R atau sebaliknya berulang-ulang akan menyebabkan keluaran B merupakan detak stabil
yang diharapkan.

Praktikum kedua yaitu counter asinkron 3 bit menggunakan antibouncing sesuai dengan
pemaparan materi diatas. Counter yang didapatkan dapat menghitung bilangan 0 hingga 7
dengan urut.

Praktikum ketiga yaitu modulo 6 asinkron sudah sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Modulo 6 asinkron dirangkai dengan terlebih dahulu membuat diagram keadaan, tabel
output, dan peta karnaugh. Setelah itu akan didapatkan rangkaian modulo 6 asinkron.

H. Kesimpulan
1. Pencacah asinkron tersusun atas flip-flop yang dihubungkan seri dan pemicunya
tergantung dari flip-flop sebelumnya. Pencacah ini terdiri atas sederetan flip-flop yang
dikonfigurasikan dengan menyambung outputnya dari satu ke yang lain. Sedangkan
pencacah sinkron bekerja dengan sumber clock diberikan pada masing-masing input
clock dari flip-flop penyusunnya sehingga apabila ada perubahan pulsa dari sumber
akan mentrigger seluruh flip-flop bersamaan.
2. Rangkaian counter dapat terealisasikan menggunkan flip-flop JK.
a. Counter asinkron tanpa anti bouncing

b. Counter asinkron dengan antibouncing


c. Modulo 6 asinkron

3. Antibouncing pada rangkaian counter digunakan untuk mengatasi masalah bouncing


yang terjadi pada aplikasi mikrokontroller. Rangkaian counter yang tidak menggunakan
antibouncing tidak mampu menghitung secara urut karena mikrokontroller mendeteksi
ada penekanan berkali-kali. Rangkaian antibouncing didapatkan dengan menggunakan
flip-flop RS
Daftar Pustaka
Sumarna. 2006. Elektronika Digital : Konsep dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nuryanto, Lilik Eko.2017. Aplikasi JK flip-flop untuk merancang decade counter


asinkron. Jurnal ORBITH vol.13 No.2 Juli hal 108-113

http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2009/05/penanganan-bouncing-tombolsaklar/
diakses pada 5 Juni 2018

SR switch debouncer https://www.youtube.com/watch?v=w7EWIXpEA5c diakses pada


pada 5 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai