Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRIK II

NAMA : MARTINA ERIN INANG

NIM : 1706030019

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan bimbingannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum elektrik II ini dengan baik dan
tepat waktu.

Adapun laporan ini berisi tentang simulasi pengontrolan motor listrik DC menggunakan
software PROTEUS I (Membalik arah putaran motor DC dengan H-Bridge)

Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis meminta kesedian pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun sehingga dapat membantu menyempurnakan laporan praktikum ini.

Kupang, 26 April 2020


SIMULASI PENGONTROLAN MOTOR DC
MENGGUNAKAN SOFTWARE PROTEUS I
(Membalik arah putaran motor DC dengan H-Bridge)

I. KOMPETENSI
1. Mahasiswa dapat menjabarkan single line diagram menjadi wiring diagram
2. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian percobaan sesuai dengan jobsheet
3. Mahasiswa dapat menjalankan motor AC menggunakan kontaktor magnet

II. LANDASAN TEORI

1. Motor DC
1) Prinsip Kerja
Setiap arus yang mengalir melalui sebuah konduktor akan menimbulkan medan
magnet. Arah medan magnet dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri. Ibu jari
tangan menunjukkan arah aliran arus listrik sedangkan jari-jari yang lain
menunjukkan arah medan magnet yang timbul, seperti yang ditunjukkan oleh
gambar 1 berikut ini
Gambar 1 . Kaidah Tangan Kiri

Jika suatu konduktor yang dialiri arus listrik ditempatkan dalam sebuah medan
magnet, kombinasi medan magnet akan ditunjukkan oleh gambar 2. Arah aliran
arus listrik dalam konduktor ditunjukkan dengan tanda “x” atau “.”. Tanda “x”
menunjukkan arah arus listrik mengalir menjauhi pembaca gambar, tanda “.”
menunjukkan arah arus listrik mengalir mendekati pembaca gambar 2.

Gambar 2 . Konduktor Berarus Listrik Dalam Medan Magnet

Pada sebuah motor dc, konduktor dibentuk menjadi sebuah loop sehingga ada
dua bagian konduktor yang berada didalam medan magnet pada saat yang sama,
seperti diperlihatkan pada gambar 3.

Gambar 3 Bergeraknya Sebuah Motor


Konfigurasi konduktor seperti ini akan menghasilkan distorsi pada medan
magnet utama dan menghasilkan gaya dorong pada masing-masing konduktor.
Pada saat konduktor di tempatkan pada rotor, gaya dorong yang timbul akan
menyebabkan rotor berputar searah dengan jarum jam, seperti diperlihatkan pada
gambar 3.

Gambar 4. Konstruksi Dasar Motor DC


Pada gambar 4 diatas tampak sebuah konstruksi dasar motor dc, pada
gambar diatas terlihat bahwa pada saat terminal motor diberi tegangan dc, maka
arus elektron akan mengalir melalui konduktor dari terminal negatif menuju ke
terminal positif. Karena konduktor berada diantara medan magnet, maka akan
timbul medan magnet juga pada konduktor. Arah garis gaya medan magnet yang
dihasilkan oleh magnet permanen adalah dari kutub utara menuju ke selatan.
Sementara pada konduktor yang dekat dengan kutub selatan, arah garis
gaya magnet disisi sebelah bawah searah dengan garis gaya magnet permanen
sedangkan di sisi sebelah atas arah garis gaya magnet berlawanan arah dengan
garis gaya magnet permanen. Ini menyebabkan medan magnet disisi sebelah
bawah lebih rapat daripada sisi sebelah atas. Dengan demikian konduktor akan
terdorong ke arah atas. Sementara pada konduktor yang dekat dengan kutub
utara, arah garis gaya magnet disisi sebelah atas searah dengan garis gaya
magnet permanen sedangkan di sisi sebelah bawah arah garis gaya magnet
berlawanan arah dengan garis gaya magnet permanen. Ini menyebabkan medan
magnet disisi sebelah atas lebih rapat daripada sisi sebelah bawah. Dengan
demikian konduktor akan terdorong ke arah bawah. Pada akhirnya konduktor
akan membentuk gerakan berputar berlawanan dengan jarum jam seperti terlihat
pada gambar 4

2) Membalik Arah Putaran Motor

Gambar 5. Arah Putaran Motor DC


Dari gambar 5 diatas, untuk membalik arah putaran motor dc, maka
polaritas tegangan pada terminal motor harus dibalik.

2. Rangkaian Motor DC H- bridge


H-Bridge secara harfiah adalah jembatan H atau jembatan yang membentuk
huruf H. Fungsinya adalah untuk mengontrol motor DC. H-bridge bisa untuk
mengontrol motor putar kanan, putar kiri dan bisa untuk mengontrol PWM (Pulse
Width Modulation).
Driver H-bridge bisa di rangkai menggunakan kombinasi saklar, kombinasi
Transistor, maupun kombinasi relay. Selain itu, di pasaran, tersedia IC khusus
HBridge, yakni IC L298 dan L293. Untuk mengatur putaran motor dapat
menggunalan konfigurasi H-Bridge, seperti tampak pada gambar 10 berikut ini
Gambar 10. Rangkaian Dasar H-Bridge
Dengan konfigurasi ini kita akan dapat menjalankan motor DC, membalik arah
putaran atau menghentikan dari kontrol logika TTL. Untuk mendapatkan arah
putaran pertama kita menutup saklar SA dan SD. Sedangkan untuk membalik arah
putaran kita buka saklar SA dan SD , dan menutup saklar SB dan SC . Pada
rangkaian sesungguhnya saklar – saklar tersebut diganti dengan transistor sehing-ga
bisa mudah dikontrol oleh MCU.

Gambar 11. H-Bridge dengan saklar Transistor


Rangkaian driver motor DC H-Bridge transistor ini dapat mengendalikan arah
putaran motor DC dalam 2 arah dan dapat dikontrol dengan metode PWM (pulse
Width Modulation) maupun metode sinyal logika dasar TTL (High) dan (Low).
Untuk pengendalian motor DC dengan metode PWM maka dengan rangkaian driver
motor DC ini kecepatan putaran motor DC dapat dikendalikan dengan baik. Apabila
menggunakan metode logika TTL 0 dan 1 maka rangkaian ini hanya dapat
mengendalikan arah putaran motor DC saja dengan kecepatan putaran motor DC
maksimum. Rangkaian driver motor DC H-Bridge ini menggunakan rangkaian
jembatan transistor 4 unit dengan protesi impuls tegangan induksi motor DC berupa
dioda yang dipasang paralel dengan masing-masing transistor secara reverse bias.

Rangkaian Driver Motor DC H-Bridge Transistor

Proses mengendalikan motor DC menggunakan rangkaian driver motor DC HBridge


diatas dapat diuraikan dalam beberapa bagian sebagai berikut : Driver Motor DC
dengan metode logika TTL (0 dan 1) atau High dan Low hanya dapat mengendalikan
arah putar motor DC dalam 2 arah tanpa pengendalian kecepatan putaran (kepatan
maksimum). untuk mengendalikan motor DC dalam 2 arah dengan rangkaian driver
motor dc h-bridge diatas konfiguarasi kontrol pada jalur input adalah dengan
memberikan input berupa logika TTL ke jalur input A dan B. Untuk mengendalikan
arah putar searah jarum jam adalah dengan memberikan logika TTL 1 (high) pada
jalur input A dan logika TTL 0 (low) pada jalur input B. Untuk mengendalikan arah
putar berlawanan arah jarum jam adalah dengan memberikan logika TTL 1 (high)
pada jalur input B dan logika TTL 0 (low) pada jalur input A.
III. ALAT DAN BAHAN

No Uraian Satuan Vol Keterangan


Materi

Bahan

Software Unit 1
Proteus

Alat

Laptop / Unit 1
Personal
Computer

Alat Tulis Unit 1

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

1. Wiring Diagram
a. Keadaan Saat Nilai Resistor Seimbang (R=1k)
b. Keadaan Saat Nilai Resistor Dinaikan (R=10k)

c. Keadaan Saat Nilai Resistor Tidak Seimbang (R1=1,R2=2,R3=3,R4=4)

d. Nilai Resistor Diganti Dioda


V. LANGKAH KERJA
1. Membaca modul dengan teliti, mempelajari gambar pengawatan yang diberikan,
kemudian merangkai menggunakan software PROTEUS.
2. Merangkai sesuai dengan wiring diagram yang ada di jobsheet
3. Memeriksa rangkaian yang telah dibuat apakah sudah benar
4. Rangkaian telah benar, menekan tombol run pada software PROTEUS
5. Memberi nilai “1” pada logic state sebelah kiri pada rangkaian
6. Mengamati kerja keseluruhan sistem yang telah dibuat dan menjelaskan apa yang
terjadi pada rangkaian
7. Member nilai “0” pada logic state sebelah kiri dan nilai “1” pada logic state sebelah
kanan dari rangkaian.
8. Mengamati kerja keseluruhan sistem yang telah dibuat dan menjelaskan yang terjadi
pada rangkaian
9. Membesarkan nilai ke -4 resistor pada rangkaian ini
10. Mengamati kerja keseluruhan sistem yang telah dibuat dan menjelaskan yang terjadi
pada rangkaian
11. Membuat nilai ke-4 resistor menjadi tidak seimbang
12. Mengamati kerja keseluruhan sistem yang telah dibuat dan menjelaskan yang terjadi
pada rangkaian
13. Mengganti ke-4 resistor dengan 4 buah diode
14. Mengamati kerja keseluruhan sistem yang telah dibuat dan menjelaskan yang terjadi
pada rangkaian
15. Mematikan tombol run pada software PROTEUS
16. Menulis kesimpulan dari hasil percobaan ini

VI. HASIL PERCOBAAN


Tabel 2.6. Hasil Percobaan
Nilai R Tegangan
V(sumber) Arus Motor Keterangan
R1 R2 R3 R4 Motor
9V 1 1 1 1 1,04 V 0,06 A Motor Berputar
9V 10 10 10 10 0,66 V 0,02 A Motor Berputar
9V 1 2 3 4 1,17 V 0,05 A Motor Berputar

VII. ANALISIS HASIL PERCOBAAN


1. Fungsi komponen logic state pada rangkaian ini
Pada rangkaian ini Logic State berfungsi sebagai pengatur arah putaran motor.
Pada percobaan kali ini terdapat dua logic state di bagian kanan dan kiri. Jika logic
state sebelah kiri bernilai 1 maka motor akan berputar ke arah kiri mengikuti nilai
yang tinggi, begitupun sebaliknya.

2. Hasil percobaan rangkaian


Pada percobaan kali ini, dibuat rangkaian H-bridge menggunakan software
PROTEUS. Yang ingin dicari adalah arah dan kecepatan putar motor. Komponen
yang digunakan adalah Transistor dengan dua tipe berbeda yaitu tipe NPN (BC547)
berada di posisi Q1 dan Q2 dan tipe PNP (BC557) berada di posisi Q3 dan Q4.
Komponen berikut yang digunakan ada 4 Resistor. Lalu ada Motor DC, Logic State.
Komponen berikut adalah Battery yang digunakan untuk mensupplai tegangan atau
daya.Motor listrik DC diletakkan diantara keempat transistor kemudian dihungkan
sesuai dengan rangkaian yang ada di jobsheet, kemudian disetiap transistor diberikan
resistor, kemudian disambungkan dan dijadikan satu. Lalu battery dimasukan, kutub
positif dihubungkan ke dekat Q1 dan kutub negatifnya dihubungkan ke bagian antara
Q3 dan Q4. Kemudian 2 buah logic state dimasukan dibagian kiri (A) dan kanan (B)
kemudian disambungkan. Logic state akan bernilai 1 jika dihidupkan dan bernilai 0
jika dimatikan.
a. Nilai resistor tetap (R=1k)
Ketika keempat buah resistor diberi nilai 1k dan kedua logic state
dimatikan atau bernilai 0 maka motor DC tidak berputar, sama seperti kondisi
saat kedua logic state dinyalakan atau bernilai 1. Saat logic state A dihidupkan,
motor akan berputar dengan kecepatan 44,7 rpm ke arah kiri atau berlawanan
arah jarum jam. Sedangkan saat logic state B dihidupkan maka motor akan
berputar dengan kecepatan 44,5 rpm ke arah kanan atau berlawanan arah jarum
jam.
b. Nilai resistor naikkan (R=10k)
Ketika nilai resistor dinaikkan menjadi 10k, lalu kedua logic state dalam
kondisi dihidupkan maupun dimatikan maka motor tidak berputar. Saat logic
state A dihidupkan, motor berputar dengan kecepatan 28,3 rpm kearah kiri, dan
saat logic state B dihidupkan maka motor berputar dengan kecepatan 28,4 rpm
kearah kanan. Kecepatan motor berkurang karena nilai resistor bertambah dan
beban semakin besar.
c. Nilai resistor tidak seimbang (R1=1, R2=2, R3=3, R4=4)
Ketika nilai resistor tidak seimbang, kedua logic state dimatikan maka
motor akan berputar dengan kecepatan 10,8 rpm kearah kanan. Saat kedua logic
state dihidupkan, motor akan berputar dengan kecepatan 10,8 rpm kearah kanan.
Saat logic state A dihidupkan, motor berputar dengan kecepatan 50,1 rpm kearah
kiri. Saat logic state B dihidupakan, motor berputar dengan kecepatan 47,3 rpm
kearah kanan.
d. Nilai resistor diganti dengan Dioda
Ketika keempat resistor diganti dengan dioda, maka dalam semua kondisi
motor akan berputar dengan kecepatan dan arah yang sama yaitu dengan
kecepatan 106 rpm dan berputar kearah kiri atau berlawanan arah jarum jam.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dalam merangkai
rangkaian H-bride motor DC membutuhkan Transistor, Resistor, Motor DC, Logic State
dan Battery. Nilai resistor berpengaruh dalam kecepatan putar motor. Semakin besar nilai
resistor maka akan semakin lambat kecepatan putar motor, begitupun sebaliknya semakin
kecil nilai resistor maka semakin cepat kecepatan putar motor. Arah putar motor
bergantung pada nilai logic state atau dalam kata lain mengikuti sisi yang bernilai
1/high/hidup. Jika kedua sisi memiliki nilai sama maka motor akan kembali pada posisi
semula karena mengalami benturan.

IX. QUIZ

1. Jelaskan Prinsip Kerja Motor DC


Prinsip Kerja
Setiap arus yang mengalir melalui sebuah konduktor akan menimbulkan medan
magnet. Arah medan magnet dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri. Ibu jari
tangan menunjukkan arah aliran arus listrik sedangkan jari-jari yang lain
menunjukkan arah medan magnet yang timbul, seperti yang ditunjukkan oleh gambar
1 berikut ini
Gambar 1 . Kaidah Tangan Kiri

Jika suatu konduktor yang dialiri arus listrik ditempatkan dalam sebuah medan
magnet, kombinasi medan magnet akan ditunjukkan oleh gambar 2. Arah aliran arus
listrik dalam konduktor ditunjukkan dengan tanda “x” atau “.”. Tanda “x”
menunjukkan arah arus listrik mengalir menjauhi pembaca gambar, tanda “.”
menunjukkan arah arus listrik mengalir mendekati pembaca gambar 2.
Gambar 2 . Konduktor Berarus Listrik Dalam Medan Magnet

Pada sebuah motor dc, konduktor dibentuk menjadi sebuah loop sehingga ada
dua bagian konduktor yang berada didalam medan magnet pada saat yang sama,
seperti diperlihatkan pada gambar 3.

Gambar 3 Bergeraknya Sebuah Motor


Konfigurasi konduktor seperti ini akan menghasilkan distorsi pada medan
magnet utama dan menghasilkan gaya dorong pada masing-masing konduktor. Pada
saat konduktor di tempatkan pada rotor, gaya dorong yang timbul akan menyebabkan
rotor berputar searah dengan jarum jam, seperti diperlihatkan pada gambar 3.
Gambar 4. Konstruksi Dasar Motor DC
Pada gambar 4 diatas tampak sebuah konstruksi dasar motor dc, pada gambar
diatas terlihat bahwa pada saat terminal motor diberi tegangan dc, maka arus elektron
akan mengalir melalui konduktor dari terminal negatif menuju ke terminal positif.
Karena konduktor berada diantara medan magnet, maka akan timbul medan magnet
juga pada konduktor. Arah garis gaya medan magnet yang dihasilkan oleh magnet
permanen adalah dari kutub utara menuju ke selatan.
Sementara pada konduktor yang dekat dengan kutub selatan, arah garis gaya
magnet disisi sebelah bawah searah dengan garis gaya magnet permanen sedangkan
di sisi sebelah atas arah garis gaya magnet berlawanan arah dengan garis gaya
magnet permanen. Ini menyebabkan medan magnet disisi sebelah bawah lebih rapat
daripada sisi sebelah atas. Dengan demikian konduktor akan terdorong ke arah atas.
Sementara pada konduktor yang dekat dengan kutub utara, arah garis gaya magnet
disisi sebelah atas searah dengan garis gaya magnet permanen sedangkan di sisi
sebelah bawah arah garis gaya magnet berlawanan arah dengan garis gaya magnet
permanen. Ini menyebabkan medan magnet disisi sebelah atas lebih rapat daripada
sisi sebelah bawah. Dengan demikian konduktor akan terdorong ke arah bawah. Pada
akhirnya konduktor akan membentuk gerakan berputar berlawanan dengan jarum
jam seperti terlihat pada gambar 4

2. Jelaskan yang dimaksud dengan rangkaian / Driver H-Bridge dan jelaskan prinsip
kerjanya
Rangkaian H-bridge sederhana merupakan suatu rangkaian elektronika yang
menggunakan transistor, yang mana biasa digunakan untuk driver kendali arah
putaran motor.

Berdasarkan gambar schematic sederhsns tersebut dapat dijabarkan mengenai prinsip


kerja dari suatu rangkaian H-bridge. Dimana terdapat dua buah input yakni A dan B,
dengan kondisi input tersebut dapat bernilai high atau low, maka terdapat empat
kondisi yang dimungkinkan dalam rangkaian tersebut. Kondisi tersebut ialah sebagai
berikut.

Kondisi A dan B bernilai Low


Karena input A dan B bernilai sama low, maka kedua transistor Q1 dan Q2 tidak
akan mendapat trigger pada base sehingga transistor bersifat cut-off atau transistor
bersifat seperti saklar yang terbuka. Dari rangkaian diatas terlihat pula bahwa kedua
transistor Q3 dan juga Q4 bergantung pada transistor Q1 dan Q2 dimana base dari
kedua transistor Q3 dan Q4 terhubung pada collector transistor Q1 dan Q2. Jadi,
apabila tidak ada arus yang mengalir pada collector transistor Q1 dan Q2 maka base
dari transistor Q3 dan Q4 juga tidak akan terpicu akibatnya motor tidak akan
berputar atau berhenti.

Kondisi A High dan B Low


Pada saat input A bernilai high sedangkan input B bernilai low, maka Q1 akan
mengalami saturasi sedangkan Q2 cut-off. Karena Q1 bersifat saturasi atau seperti
saklar yang tertutup maka base dari Q4 akan mendapat trigger sehingga Q4 juga
bersifat saturasi. Akibatnya Q4 juga mengalami saturasi karena base dari Q4
mendapat trigger dari Q1. Sehingga arus akan mengalir dengan urutan seperti
berikut, dari Vs menuju Q4, melewati motor, menuju Q1, hingga ke ground.

Kondisi A Low dan B High


Pada saat input A bernilai low sedangkan input B bernilai high maka Q2 akan
mengalamisaturasi sedangkan Q1 tetap dalam kondisi cut-off. Karena Q2 bersifat
saturasi atau seperti saklar yang tertutup maka base Q3 akan mendapat trigger
sehingga Q3 juga bersifat saturasi. Akibatnya arus akan mengalir dengan urutan
seperti berikut, dari Vs menuju Q3, melewati motor, menuju Q1, hingga ke ground.

Kondisi A dan B Bernilai High


Jika kedua input A dan B bernilai high secara bersamaan maka akan mengakibatkan
semua transistor dalam kondisi saturasi. Secara logika motor tidak akan berputar
karena tidak ada beda tegangan. Namun hal ini akan menyebabkan timbulnya panas
yang berlebihan pada semua transistor sehingga dapat menyebabkan kerusakan. Oleh
karena itu hal ini harus dihindari. Untuk penerapan rangkaian H-bridge ini banyak
digunakan pada pengaturan motor DC untuk menggerakan motor secara putar ke
kanan dan putar ke kiri dengan menggunakan transistor sebagai saklar.

X. DAFTAR PUSTAKA
Yahya, sofian.2009.Kendali Putaran Motor DC Dengan PWM .Bandung : Politeknik
Negeri Bandung ( online ) Tersedia di :
https://www.academia.edu/6749440/Kendali_Putaran_Motor_DC_dengan_PWM
( Online ) https://dhika13.wordpress.com/2012/12/13/rangkaian-driver-motor-dc-h-
bridgesederhana/ Diakses pada : 11 febuari 2015
( Online ) http://elektronika-dasar.web.id/artikel-elektronika/driver-motor-dc-h-
bridgetransistor/ Diakses pada : 11 febuari 2015

Anda mungkin juga menyukai