Anda di halaman 1dari 12

Laboratorium Pengukuran dan Rangkaian Listrik

Semester 3

Nama Job : Laporan karakteristik SCR

Nama Praktikan : Aqshal Bagus Syafi (1903311083)


Kelas : TL – 3A
Tanggal Praktik : 4 Desember 2020
Tanggal Pengumpulan : 11 Desember 2020

Nilai :

Prodi Teknik Listrik


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Jakarta
KARAKTERISTIK SCR

TUJUAN
Setelah selesai percobaan praktikan diharapkan dapat :

a. Menentukan terminal SCR


b. Menentukan baik atau tidaknya SCR
c. Menerangkan karakteristik SCR
d. Mempergunakan SCR dalam praktek

DASAR TEORI
Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda, dan gate. SCR
berbeda dengan dioda rectifier biasanya karena dibuat dari empat buah lapis dioda,
lihat Gambar 6.1.

Gambar 6.1 (a) Simbol SCR; (b) Konstruksi dasar SCR

Komponen SCR akan di trigger menjadi ON jika diberi arus gate melalui kaki (pin)
gate. Dengan memberi arus gate IGT yang semakin besar dapat menurunkan tegangan
breakover (VBR) sebuah SCR. Dimana tegangan ini adalah tegangan minimum yang
diperlukan SCR untuk menjadi ON. Sampai pada suatu besar arus gate tertentu,
ternyata akan sangat mudah membuat SCR menjadi ON. Bahkan dengan tegangan
forward yang kecil sekalipun, misalnya 1 volt saja atau lebih kecil lagi. Kurva
tegangan dan arus dari sebuah SCR adalah seperti yang ada pada Gambar 6.2.
Gambar 6.2 Karakteristik SCR

Pada Gambar 6.2 dapat dilihat ada tegangan breakover V(BR)F, yang jika
tegangan forward SCR mencapai titik ini, maka SCR akan ON. Lebih penting lagi
adalah arus IG yang dapat menyebabkan tegangan V(BR)F turun menjadi lebih kecil.
Pada Gambar 6.2 ditunjukkan beberapa arus IG dan korelasinya terhadap tegangan
breakover. Pada datasheet SCR, arus trigger gate ini sering ditulis dengan notasi IGT
(gate trigger current). Pada Gambar
6.2 ada ditunjukkan juga arus IH yaitu arus holding yang mempertahankan SCR tetap
ON. Jadi agar SCR tetap ON maka arus forward dari anoda menuju katoda harus
berada di atas parameter ini.
Sejauh ini yang dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR menjadi ON.
Pada kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan ON maka selamanya akan ON,
walaupun tegangan gate dilepas atau di short ke katoda. Satu-satunya cara untuk
membuat SCR menjadi OFF adalah dengan membuat arus anoda-katoda turun
dibawah arus IH (holding current). Pada Gambar 6.2 kurva I-V SCR, jika arus
forward berada dibawah titik IH, maka SCR kembali pada keadaan OFF. Berapa besar
arus holding ini, umumnya ada di dalam datasheet SCR.
Cara membuat SCR menjadi OFF tersebut adalah sama saja dengan
menurunkan tegangan anoda-katoda ke titik nol. Karena inilah SCR atau thyristor
pada umumnya tidak cocok digunakan untuk aplikasi DC. Komponen ini lebih
banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi tegangan AC, dimana SCR bisa OFF pada
saat gelombang tegangan AC berada di titik nol.
Ada satu parameter penting lain dari SCR, yaitu VGT. Parameter ini adalah
tegangan trigger pada gate yang menyebabkan SCR ON. VGT seperti halnya VBE
besarnya kira-kira 0.7 volt.
Contoh rangkaian pada Gambar 6.3, Sebuah SCR diketahui memiliki
IGT=10mA dan VGT=0,7 volt. Maka dapat dihitung tegangan Vin yang
diperlukan agar SCR ini ON adalah
sebesar :
Vin = Vr + VGT

Vin = IGT(R) + VGT = 4.9 volt

Gambar 6.3 Rangkaian SCR

Aplikasi SCR banyak digunakan pada suatu rangkaian elekronika karena


lebih efisien dibandingkan komponen lainnya terutama pada pemakaian saklar
elektronik. SCR juga biasanya digunakan untuk mengontrol daya khususnya pada
tegangan tinggi karena SCR dapat dilewatkan tegangan dari 0 sampai 220 Volt
tergantung pada spesifik dan tipe dari SCR tersebut.
DAFTAR PERALATAN

1. Power Supply DC
2. Power Supply AC
3. Multimeter
4. SCR
5. Dioda
6. Resistor 10
7. Potensiometer
8. Osiloskop
9. Kabel Penghubung.

DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar 6.4 Skema Rangkaian SCR untuk melihat karakteristik dengan Vs


tegangan DC
Gambar 6.5 Skema Skema Rangkaian SCR untuk melihat karakteristik dengan
Vs tegangan AC

LANGKAH PERCOBAAN

1. Buatlah rangkaian seperti Gambar 6.4, berilah sumber tegangan DC 10V.


2. Tetapkanlah arus gate (IG), mulai dari 0V. Aturlah potensio 1kΩ mulai dari 0 sampai SCR
tertriger, amati dan catat hasil pengukuran pada Tabel 1. Ulangi langkah ini dengan arus gate
(IG) yangberbeda.
3. Amati pergeseran titik pada layar osiloskop dan gambarkan pada kertas milimeter. Ingat :
untuk melihat karakteristik ubah format Y-T menjadi X-Y
4. Tetap dengan rangkaian Gambar 6.4, berilah sumber tegangan DC 30V, ulangi
langkah 2 dan 3.
5. Buatlah rangkaian seperti Gambar 6.5, berilah sumber tegangan AC 48V,
lakukanlah seperti pada langkah 2 dan 3.
Gambar CH1 dan CH2 12v

Gambar CH1 dan CH2 24v


Gambar Lissajous 12v

Gambar Lissajous 24v

Anda mungkin juga menyukai