Anda di halaman 1dari 37

MODUL

ALJABAR BOOLEAN DAN RANGKAIAN LOGIKA


(TL203)

Digunakan sebagai petunjuk praktikum bagi mahasiswa yang mengikuti perkuliahan


mata kuliah Aljabar Boolean dan Rangkaian Logika

Dosen Pengampu:
Dewi Indriati Hadi Putri, S.Pd., M.T

Program Studi Sistem Telekomunikasi


Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Purwakarta
2019
FORMAT PENILAIAN LAPORAN TUGAS AWAL
Nama Praktikan :

Judul :

Kelas :

Judul Praktikum :

NO. KRITERIA PENILAIAN BOBOT (%) SKOR*) NILAI


1.
PENDAHULUAN
 Kesesuaian Tujuan Praktikum dengan 25
Masalah Praktikum
 Manfaat Praktikum

2.
TINJAUAN PUSTAKA
 Relevansi dengan Masalah Praktikum
25
 Cara Mengutip
 Kemutakhiran Sumber Pustaka
 Cara Penyusunan Daftar Pustaka

3.
LANGKAH PERCOBAAN
 Kesesuaian Rancangan dengan
Masalah Praktikum 35
 Ketepatan Instrumen Praktikum
 Ketepatan Metode Analisis Data
4. 15
Pengerjaan Tugas Awal

JUMLAH 100

CATATAN PENELAAH :

2
Modul 1:
Gerbang Logika dan Implementasi

1) TUJUAN
A. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara kerja dari bermacam-macam
gerbang logika dasar.
B. Dengan teori De Morgan, mahasiswa dapat mengimplementasikan logika
NAND dan NOR menggunakan gerbang pengganti hingga mendapatkan fungsi
yang sama.

2) DASAR TEORI
Gerbang logika dasar selain BUFFER dan NOT terdapat pula gerbang logika
lainnya seperti Gerbang Logika OR, AND, NOR, NAND, Exclusive OR (X-OR),
dan Exclusive NOR (X-NOR). Gerbang-gerbang logika tersebut merupakan
implementasi dari operasi aljabar Boolean.
 Gerbang logika BUFFER dan NOT
Gerbang logika ini merupakan hal dasar dimana BUFFER memiliki fungsi untuk
melanjutkan input ke output, fungsi dari gerbang ini yaitu meningkatkan
tegangan keluaran atau memastikan bahwa keluaran dari gerbang sebesar 5 Vdc
apabila masukan kurang dari 5 Vdc.
Sedangkan logika NOT berfungsi untuk memberikan keluaran yang berlawanan
dari masukan. Adapun gambar dari kedua gerbang logika dapat dilihat pada
Gambar 1.1.

A X=

A X=A

Gambar 1.1 Gerbang Logika BUFFER dan NOT

 Gerbang logika OR
Ungkapan yang digambarkan untuk logika ini yaitu “atau” / OR. Biasanya dua
atau lebih ungkapan dapat dilakukan dengan kata penghubung “atau” dan
pembentuk hubungan “atau” biasa juga disebut disjungsi. Dua buah variabel
yang diberikan pada penghubung OR dapat dilihat pada Gambar 1.2 sebagai
berikut:
A
X=A+B
B
Gambar 1.2 Gerbang Logika OR

3
 Gerbang logika AND
Ungkapan yang digambarkan untuk logika ini yaitu “dan” / AND. Biasanya dua
atau lebih ungkapan dapat dilakukan dengan kata penghubung “dan” dan
pembentuk hubungan “dan” biasa juga disebut konjungsi. 2 buah variable yang
diberikan pada penghubung OR dapat dilihat pada Gambar 1.3 sebagai berikut:
A
X=A.B
B
Gambar 1.3 Gerbang Logika AND

 Gerbang logika NOR


Logika ini merupakan gabungan antara logika NOT dan OR sehingga
didapatkan kombinasi yang baru yang disebut Logika NOR. Gambar-gerbang
NOR beserta persamaannya menggunakan gerbang logika lain dapat dilihat pada
Gambar 1.4 sebagai berikut.
A Y=A+B
´
X= A+B
B

A ´B
X= A+
B
Gambar 1.4 Gerbang Logika NOR dan persamaannya

 Gerbang logika NAND


Logika ini merupakan gabungan antara logika NOT dan AND sehingga
didapatkan kombinasi yang baru yang disebut Logika NAND. Gambar-gerbang
NAND beserta persamaannya menggunakan gerbang logika lain dapat dilihat
pada Gambar 1.5 sebagai berikut.

A Y=A.B
X= A´. B
B

A
X= A´. B
B

Gambar 1.5 Gerbang Logika NAND dan persamaannya

 Gerbang logika X-OR


Logika ini merupakan kombinasi dari beberapa gerbang logika NOT, OR dan
AND sehingga didapatkan logika baru. Logika tersebut akan menghasilkan
Bkeluaran 1Aapabila mendapatkan masukan yang berbeda dan akan menghasilkan
keluaran 0 apabila diberikan masukan yang sama. Operasi aljabar Boolean untuk
logika X-OR seperti berikut X = Á B+ A B́ . Gerbang logika X-OR menggunakan

4
gabungan logika NOT, OR dan AND, dan gerbang logika X-OR yang telah
disederhanakan seperti pada Gambar 1.6 sebagai berikut.

X= Á B+ A B́

A
X= A ⊕ B
B

Gambar 1.6 Gerbang Logika X-OR dan persamaannya

 Gerbang logika X-NOR


Perbedaan logika X-OR dan X-NOR yaitu pada keluaran X-OR diberikan logika
NOT, sehingga untuk keluaran X-NOR akan memiliki keluaran 1 apabila
diberikan masukan yang sama sedangkan akan memiliki keluaran 0 apabila
diberi masukan berbeda. Operasi aljabar Boolean untuk logika X-NOR seperti
berikut X = Á B́+ AB . Gerbang logika X-NOR menggunakan gabungan logika
NOT, OR dan AND, dan gerbang logika X-NOR yang telah disederhanakan
seperti pada Gambar 1.7 sebagai berikut.

B A

X= Á B́+ AB

A
´ B
X= A ⊕
B

Gambar 1.7 Gerbang Logika X-NOR dan persamaannya


5
 Gerbang logika X-NOR
Teorema De Morgan merupakan teorema untuk menyederhanakan operasi
aljabar Boolean sehingga lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Berikut
contoh teorema De Morgan.
A+´ B= Á . B́
A´. B= Á+ B́
3) LEMBAR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
 Komputer dengan Aplikasi Proteus/Electronic Workbench
 Osiloskop (Aplikasi Proteus)
 IC TTL 7408 1 buah
 IC TTL 7404 1 buah
 IC TTL 7432 1 buah
 Resistor 1 KΩ 3 buah
 LED 3 buah
B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 Pastikan meja kerja pada saat praktikum terkondisi baik!
 Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar!
C. Langkah-langkah Percobaan
a. Percobaan 1
Konfigurasi Pin IC TTL 7408 yaitu, Pin 1,2,4,5,9,10,12 dan 13 merupakan
INPUT IC TTL, Pin 3,6,8,11 merupakan OUTPUT IC TTL. Pin 14 sebagai Vcc
dan 7 sebagai Ground. Pada IC ini hanya menggunakan 1 gerbang dari 4
gerbang pada satu IC. Dalam satu IC TTL terdapat 4 gerbang logika AND.
Kemudian buat urutan pengkabelan hingga memiliki urutan decimal 0 sampai 3
yang akan di konversi ke biner. Konfigurasi praktikum seperti Gambar 1.8
sebagai berikut.

Gambar 1.8 Percobaan Logika AND dengan IC TTL

b. Percobaan 2

Konfigurasi Pin IC TTL 7432 yaitu, Pin 1,2,4,5,9,10,12 dan 13 merupakan


INPUT IC TTL, Pin 3,6,8,11 merupakan OUTPUT IC TTL. Pin 14 sebagai Vcc
6
dan 7 sebagai Ground. Pada IC ini hanya menggunakan 1 gerbang dari 4
gerbang pada satu IC. Dalam satu IC TTL terdapat 4 gerbang logika OR.
Kemudian buat urutan pengkabelan hingga memiliki urutan decimal 0 sampai 3
yang akan di konversi ke biner. Konfigurasi praktikum seperti Gambar 1.8
sebagi berikut.

Gambar 1.9 Percobaan Logika OR dengan IC TTL

c. Percobaan 3

Konfigurasi Pin IC TTL 7404 yaitu, Pin 1,3,5,9,11 dan 13 merupakan INPUT IC
TTL, Pin 2,4,6,8,10 dan 12 merupakan OUTPUT IC TTL. Pin 14 sebagai Vcc
dan 7 sebagai Ground. Pada IC ini hanya menggunakan 1 gerbang dari 7
gerbang pada satu IC. Dalam satu IC TTL terdapat 6 gerbang logika NOT.
Kemudian buat urutan pengkabelan hingga memiliki urutan decimal 0 sampai 3
yang akan di konversi ke biner. Konfigurasi praktikum seperti Gambar 1.9
sebagi berikut.

Gambar 1.10 Percobaan Logika NOT dengan IC TTL

D. Pengamatan Percobaan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, isilah tabel percobaan dibawah ini
sesuai hasil percobaan yang telah dilakukan saudara/i.
Tabel Percobaan 1

Decimal A B X (Lampu)
7
0
1
2
3
Tabel Percobaan 2
Decimal A B X (Lampu)
0
1
2
3
Tabel Percobaan 3
Decimal A B X (Lampu)
0
1
2
3

E. Latihan Tugas
1. Berdasarkan Gambar 1.7 diketahui Logika X-NOR didapatkan melalui X-OR
diberikan logika NOT. Sehingga didapatkan persamaan berikut X = Á B+´ A B́ .
Gunakan teorema De Morgan agar persamaan tersebut dapat disederhanakan
hingga menghasilkan persamaan yang telah dijelaskan pada Gambar 1.7.
2. Dengan Teorema De Morgan;
a. Logika apa yang didapatkan apabila 2 buah Logika NOT dan 1 buah Logika
AND? Gambarkan!
b. Logika apa yang didapatkan apabila 2 buah Logika NOR? Gambarkan!
c. Logika apa yang didapatkan apabila 2 buah Logika NOT dan 1 buah Logika
NOR? Gambarkan!
d. Logika apa yang didapatkan apabila 1 buah Logika NOR (kedua masukan
digabungkan)? Gambarkan!
e. Logika apa yang didapatkan apabila 2 buah Logika NAND? Gambarkan!
f. Logika apa yang didapatkan apabila 2 buah Logika NOT dan 1 buah Logika
NAND? Gambarkan!
g. Logika apa yang didapatkan apabila 1 buah Logika NAND (kedua masukan
dihubungkan)? Gambarkan!

8
Modul 1:
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Biner

1) TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui, memahami rangkaian logika aritmatika khususnya
rangkaian penjumlah dan pengurangan biner.
2. Mahasiwa dapat menggunakan rangkaian penjumlah Half Adder dan Half
Substractor.
2) DASAR TEORI
Half Adder
Penjumlahan biner tak lengkap (Half Adder / HA ) adalah suatu rangkaian
penjumlah dua bilangan biner dan masing masing bilangan yang dijumlahkan
adalah satu bit, proses penjumlahan diperlihatkan sebagai berikut, dan Tabel 2.1
menunjukan tabel kebenaran dari Half Adder.

A 0 0 1 1
B + 0 + 1 + 0 + 1 +
Carry Sum 0 0 0 1 1 0 1 1

Sum Hasil perjumlahan


Carry Sisa hasil perjumlahan
Tabel 2. 1 Tabel Kebenaran Half Adder

Masukan Keluaran
A B Carry Sum
0 0 0 0
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0
Dari tabel kebenaran tersebut diatas dapat ditentukan ekpresi keluarannya dan
rangkaian serta simbolnya seperti berikut ini,

Carry = A . B

Sum = A + B

9
A
Sum = A + B
B
Carry = A . B

(a)

A Sum
HA
B Carry

(b)
Gambar 2. 1 (a) Rangkaian Half Adder, (b) Simbol Half Adder

Half Subtractor
Penjumlahan biner tak lengkap (Half Subtractor/HS) adalah suatu rangkaian
pengurang dua bilangan biner dan masing masing bilangan yang dikurangkan
adalah satu bit, proses pengurangan dan Tabel 2.2 menunjukan tabel kebenaran
diperlihatkan sebagai berikut,

A 0 0 1 1
B - 0 - 1 - 0 - 1 -
Bo Diff 0 0 1 1 0 1 0 0

Different Hasil pengurangan


Borrow Peminjam pengurangan
Tabel 2. 2 Tabel kebenaran Half Substractor
Masukan Keluaran
A B Bo Diff
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 0 1
1 1 0 0
Dari tabel kebenaran tersebut diatas dapat ditentukan ekpresi keluarannya dan
rangkaian serta simbolnya seperti berikut ini,

Diff = A + B

Bo = A . B

10
A
Diff = A + B
B
Bo = A . B

(a)

A Diff
HS
B Bo

(b)
Gambar 2. 2 (a) Rangkaian Half Subtractor, (b) Simbol Half Subtractor

3) LEMBAR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
 Komputer dengan Aplikasi Proteus/Electronic Workbench
 IC TTL 7404 1 buah
 IC TTL 7408 1 buah
 IC TTL 7432 1 buah
 IC TTL 7486 1 buah
 IC TTL 7408 1 buah
 IC TTL 7432 1 buah
 IC TTL 7486 1 buah
 Resistor 330 Ω 2 buah
 Resistor 1 K-Ω 3 buah
 LED 2 buah
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Pastikan meja kerja pada saat praktikum terkondisi baik!
 Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar!
C. Langkah Percobaan
 Percobaan 1
Buatlah simulasi seperti Gambar 2.3 berikut ini pada aplikasi proteus ataupun
Electronic Workbench pada komputer masing-masing. Kemudian tulis hasil
percobaan pada tabel pengamatan percobaan.

11
Vcc

Carry Sum

Gambar 2.3 Half Adder

 Percobaan 2
Buatlah simulasi seperti Gambar 2.4 berikut ini pada aplikasi proteus ataupun
Electronic Workbench pada komputer masing-masing. Lalu tulis hasil percobaan
pada pengamatan percobaan.
Vcc

B
1 K ohm 1 K ohm

Bout Diff

Gambar 2. 4 Half Substractor


D. Pengamatan Percobaan
 Pengamatan percobaan 1
Masukan Keluaran
A B Carry Sum
0 0
0 1
1 0
1 1

12
 Pengamatan percobaan 2
Masukan Keluaran
A B Bo Diff
0 0
0 1
1 0
1 1

E. Latihan Tugas
1. Bagaimana rangkaian Full Adder dan Full Substractor yang dibuat dari Half
Adder dan Half Substractor? Gambarkan!
2. Tuliskan kesimpulan dari praktikum ini!

13
Modul 3:
Multiplexer dan Demultiplexer

1) TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Multiplexer (MUX)
dan Demultiplexer (DEMUX).
2. Mahasiswa mengetahui karakteristik dari Multiplexer dan Demultiplexer.
3. Mahasiswa mengenal komponen MUX dan DEMUX.
4. Mahasiswa mampu merancang rangkaian MUX dan DEMUX.
2) DASAR TEORI
Multiplexer dan Demultiplexer merupakan rangkaian pengolah data biner yang
masing-masing berguna sebagai penyeleksi data biner dan pendistribusian data
biner.
A. Multiplexer
MUX merupakan rangkaian pengolah data biner yang berfungsi untuk
penyeleksi data dimana memiliki lebih dari 1 masukan yang terpasang secara
parallel yang akan diseleksi menggunakan saklar hingga menjadi keluaran dari
rangkaian.

I0

I1

Keluaran
MULTIPLEXER

In

Select

Gambar 3.1 Simbol Multiplexer

14
I0

I1

Keluaran

In

Select

Gambar 3.2 Simbol Multiplexer dengan saklar

Salah Satu rangkaian MUX 2 line to 1 seperti Gambar 3.3 sebagai berikut.

S Y = AS+ B Ś

Gambar 3.3 Rangkaian MUX 2 line to 1

B. Demultiplexer
Demultiplexer adalah suatu rangkaian yang memiliki fungsi kebalikan dari
multiplexer. Rangkaian ini memiliki 1 masukan yang akan disalurkan pada
salah satu keluaran, yang berarti masukan serial dengan keluaran parallel.
Gambar 3.4 menggambarkan rangkaian dari DEMUX.

Y0

Y1

Yn

Select

Gambar 3.4 Simbol DEMUX dengan saklar

15
I
Y 0= AS
S

Y 1= A Ś

Gambar 3.5 Rangkaian DEMUX 1 line to 2

3) LEMBAR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
 Komputer dengan Aplikasi Proteus/Electronic Workbench
 IC TTL 7404 1 buah
 IC TTL 7408 1 buah
 IC TTL 7432 1 buah
 Resistor 1 KΩ 3 buah
 LED 3 buah
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Pastikan meja kerja pada saat praktikum terkondisi baik!
 Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar!
C. Langkah Percobaan
 Percobaan 1

Gambar 3.6 Rangkaian MUX 2 line to 1

Buatlah rangkaian MUX seperti diatas di aplikasi komputer sesuai dengan alat
dan bahan yang telah diberikan. Kemudian catat hasil percobaan pada table
pengamatan percobaan.

16
 Percobaan 2

Gambar 3.7 Rangkaian MUX 2 line to 1

Buatlah rangkaian MUX seperti diatas di aplikasi komputer sesuai dengan alat
dan bahan yang telah diberikan. Kemudian catat hasil percobaan pada table
pengamatan percobaan.
D. Pengamatan Percobaan
Tabel Percobaan 1
Masukan Keluaran
A B S Y
0 0 0
0 1 0
1 0 1
1 1 1
Tabel Percobaan 2
Masukan Keluaran
A S Y0 Y1
0 0
1 0
0 1
1 1

E. Latihan Tugas
1. Unduh dan pahami datasheet IC TTL 74153 dan 74155!
2. Buatlah rangkaian MUX 4 line to 1 (1bit) pada aplikasi proteus menggunakan IC
TTL 74153!

17
3. Buatlah rangkaian DEMUX 1 line to 4 (1bit) pada aplikasi proteus
menggunakan IC TTL 74155!

18
Modul 4:
Decoder dan Encoder

1) TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara kerja Encoder dan Decoder.
2. Mahasiswa memahami karakterisik Encoder dan Decoder.
3. Mahasiswa mampu merancang rangkaian menggunakan Encoder dan Decoder.
2) DASAR TEORI
 Encoder
Encoder merupakan rangkaian yang dapat mengkonversi bilangan ke bilangan
lainnya, salah satu yang paling sering digunakan yaitu mengubah bilangan
decimal ke BCD seperti Gambar 4.1 sebagai berikut.

2
3
4
5
6
7
8
9

Gambar 4. 1 Rangkaian Encoder Desimal ke BCD

Rangkaian pada Gambar 4.1 memiliki masukan aktif rendah (active low) dengan
keluaran aktif tinggi (active high), cara kerja dari rangkaian tersebut yaitu
dengan memberikan aktif tinggi kesemua masukan, sehingga keluaran bernilai
0000 (nol desimal). Dan keluaran akan berubah apabila salah satu dari masukan
diberikan aktif rendah. IC TTL Encoder yang digunakan memiliki kesamaan
cara kerja seperti rangkaian di atas yaitu IC TTL 74147

19
 Decoder
Sama hal nya seperti rangkaian encoder, rangkaian Decoder merupakan
rangkaian yang berfungsi mengkonversikan bilangan/ kode bilangan/ kode yang
lain seperti contoh BCD ke tampilan seven segment. Dimana seven segment
memiliki dua jenis yaitu aktif rendah dan aktif tinggi. Sehingga perlu
diperhatikan penggunaan seven segment dan decoder dalam rangkaian.

f b

e c

d
a b
Gambar 4. 2 Seven Segment (a) Common Cathode (b) Common Anode

A a
b
Decoder c
B
BCD d
ke e
C 7Segment f
g
D

Gambar 4. 3 Simbol Decoder

Tabel 4. 1 Tabel tampilan Decoder ke 7 Segment katoda bersama

Masukan Keluaran Tampilan


A B C D a b c d e f g 7 Segment
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0
0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 2
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 3
0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 4
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 5
0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8
20
1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 9

3) LEMBAR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
 Komputer dengan Aplikasi Proteus/Electronic Workbench
 IC TTL 7400 1 buah
 IC TTL 74147 1 buah
 IC TTL 7448 1 buah
 Resistor 1 KΩ 4 buah
 LED 4 buah
 7 Segment Common Cathode 1 buah
 7 Segment Common Anode 1 buah
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Pastikan meja kerja pada saat praktikum terkondisi baik!
 Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar!
C. Langkah Percobaan
 Percobaan 1
Buatlah rangkaian pada Gambar 4.1 pada aplikasi proteus ataupun electronic
workbench dan isikan hasil percobaan pada table di pengamatan percobaan.
 Percobaan 2
Unduh dan pelajari datasheet komponen IC 74147, kemudian buatlah rangkaian
Encoder desimal ke BCD mengunakan IC tersebut. Lalu tuliskan hasil
pengamatan percobaan tersebut.
 Percobaan 3
Rangkailah diagram blok dibawah ini ke dalam aplikasi proteus atau electronic
workbench menggunakan 7 Segment Katoda Bersama (Common Cathode).
1 a
2 b
A f b
3
c
4 B g
Saklar 5 Encoder Decoder d
6 C
e e c
7 D
8 f
d
9 g
74147 7448
GND

D. Pengamatan Percobaan

21
Tabel Percobaan 1
Masukan Keluaran
Desimal BCD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D
0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0
Tabel Percobaan 2
Masukan Keluaran
Desimal BCD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D
0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0

Tabel Percobaan 3
ENCODER
Masukan Keluaran
Desimal BCD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D
0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0
DECODER
Masukan Keluaran Tampilan
A B C D a b c d e f g 7 Segment
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
22
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 0 1
0 1 1 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 0 1

E. Latihan Tugas
1. Buatlah Tabel tampilan keluaran 7 Segment seperti Tabel 4.1 untuk Segment
Commont Anode!
2. Bagaimana Decoder dapat bekerja baik pada 7 Segment Katoda ataupun
Anoda? Jelaskan!

23
Modul 5:
Bistabil Multivibrator (SC dan D Flip-Flop)

1) TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui , memahami prinsip kerja dari Bistabil Multivibrator
2. Mahasiwa mengetahui macam dan jenis rangkaian Bistabil Multivibrator
3. Mahasiswa mengenal komponen Bistabil Multivibrator
2) DASAR TEORI
ASTABIL MULTIVIBRATOR adalah salah satu dari jenis multivibrator atau yang
dikenal dengan Flip Flop ( FF ), FF mempunyai dua keadaan stabil yaitu keluaran
( Q ) dapat berlogic satu (“1”) atau keluaran ( Q ) dapat berlogic nol (‘0”), beberapa
jenis FF adalah SC flip flop, D flip flop dan JK flip flop.

Set Clear flip flop

SC flip flop adalah salah satu jenis dari FF dasar yang dibangun dari gerbang dasar
seperti gerbang NAND dan gerbang NOR simbol ,gambar rangkaian dan tabel
kebenaran serta diperlihatkan seperti berikut ini,

S Q

C Q

Gambar 5. 1 SC flip flop dari gerbang NAND

Tabel 5. 1 Tabel Kebenaran SC flip flop dari gerbang NAND

Masukan Keluaran
S C Q Q keterangan
0 0 1 1 Ilegal
0 1 1 0 Set
1 0 0 1 Clear
1 1 Q Q Memori

24
S Q

C Q

Gambar 5. 2 Simbol S C flip flop dari gerbang NAND

S Q

C Q

Gambar 5. 3 S C flip flop dari gerbang NOR

Tabel 5. 2 Tabel Kebenaran S C flip flop dari gerbang NOR

Masukan Keluaran
S C Q Q keterangan
0 0 Q Q Memori
0 1 0 1 Clear
1 0 1 0 Set
1 1 0 0 Ilegal

S Q

C Q

Gambar 5. 4 Simbol S C flip flop dari gerbang NOR

D flip flop

D flip flop adalah salah satu jenis lain dari bistabil multivbrator dengan hanya
mempunyai satu masukan, rangkaian dasar D FF dan simbol dari Cloked D FF serta
tabel kebenarannya diperlihatkan seperti berikut ini,

25
D

Q
T

Gambar 5. 5 Rangkaian dasar D FF

Dari Gambar 5.5 dapat dilihat bahwa pada saat T = 0 maka keluaran ( Q ) akan
tetap berharga Q meskipun harga D berubah ubah dan Q akan berlogic sama
dengan D bila masukan T berlogic ( “1” ), tabel kebenarannya diperlihatkan seperti
Tabel 5.3

Tabel 5. 3 Tabel Kebenaran Rangkaian dasar D FF

Masukan Keluaran
D T Q
0 0 Q
1 0 Q
0 1 0
1 1 1

SET
D Q

CLR Q

Gambar 5. 6 Simbol Cloked D- FF

Pada Gambar 5.6 diperlihatkan Cloked D flip flop dengan triggger transisi positif
yang menyatakan keluaran Q akan sama dengan harga logic D bila rangkaian
tersebut mendapatkan transisi positif pada masukan triggernya, diagram waktu dari
rangkaian tersebut diperlihatkan seperti Gambar 5.7

26
Clk

t
D

t
Q

Gambar 5. 7 Diagram waktu Cloked D FF transisi positif

3) LEMBAR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
 Komputer dengan Aplikasi Proteus/Electronic Workbench
 IC TTL 7400 2 buah
 IC TTL 7410 2 buah
 IC TTL 7402 1 buah
 IC TTL 7474 1 buah
 IC TTL 7404 2 buah
 LED 2 buah
 Resistor 1 K Ω 4 buah
 Saklar SPDT 2 buah
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Pastikan meja kerja pada saat praktikum terkondisi baik!
 Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar!
C. Langkah Percobaan
 Percobaan 1

27
Gambar 5. 8 SC Flip Flop dengan Logika NAND

Buatlah rangkaian pada Gambar 5.8 pada aplikasi proteus di komputer masing-
masing. Kemudian tuliskan percobaan pada point D pengamatan percobaan.

 Percobaan 2

Gambar 5. 9 D Flip Flop dengan Logika NAND dan NOT

Buatlah rangkaian pada Gambar 5.9 pada aplikasi proteus di komputer masing-
masing. Kemudian tuliskan percobaan pada point D pengamatan percobaan.
 Percobaan 3

D
SET
Q
FG
CLR Q

FG = Function Generator
OSC

OSC = Osciloscope

Gambar 5. 10 D Flip Flop dengan Logika NAND dan NOT

Buatlah rangkaian pada Gambar 5.10 pada aplikasi proteus di komputer masing-
masing. Kemudian gambarkan percobaan pada point D pengamatan percobaan.
D. Pengamatan Percobaan
 Pengamatan percobaan 1
Masukan Keluaran
S C Q keterangan
0 0
0 1
1 0
1 1

28
 Pengamatan Percobaan 2
Masukan Keluaran
D T Q
0 0
1 0
0 1
1 1

 Pengamatan Percobaan 3

Clk
0 1 2 3 4 5 6 7 8 t

Q
0 1 2 3 4 5 6 7 8 t

E. Latihan Tugas
1. Apa arti masukan tak singkron ( set , clear ) pada komponen IC 7474 dan IC
74710 buatlah contoh dalam diagram waktu untuk penggunaan masukan tak
singkron tersebut ?
2. Berapa besar frequensi keluaran pada percobaan 5.10 bila masukan frequensi
dari function generator 100 KHz ?

29
Modul 6:
Bistabil Multivibrator (JK Flip-Flop)

1) TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui , memahami prinsip kerja dari Bistabil Multivibrator
2. Mahasiwa mengetahui macam dan jenis rangkaian Bistabil Multivibrator
3. Mahasiswa mengenal komponen Bistabil Multivibrator
2) DASAR TEORI

JK flip flop
Jenis lain dari ASTABIL MULTIVIBRATOR yang lainnya adalah JK flip flop flip
flop ini mempunyai dua masukan yaitu J dan masukan K, rangkaian dasar dari JK
FF, Simbol JK FF dengan transisi positif pada masukan trigger, tabel kebenaran
dan diagram waktu JK flip flop diperlihatkan seperti berikut ,

J
Q

K Q

Gambar 6. 1 Rangkaian dasar JK FF

Dari Gambar 6.1 dapat dilihat bahwa pada saat T = 0 maka keluaran ( Q ) akan
tetap berharga Q meskipun harga JK berubah ubah dan Q akan berlogic sama
dengan J bila masukan T berlogic ( “1” ), tabel kebenarannya diperlihatkan seperti
Tabel 6.1

Tabel 6. 1 Tabel Kebenaran Rangkaian dasar JK FF

Masukan Keluaran
J K T Q
x x 0 Q
x x 0 Q
1 0 1 1
0 1 1 0

30
SET
J Q

K CLR Q

Gambar 6. 2 Simbol Cloked JK FF


Tabel 6. 2 Tabel Kebenaran JK FF
Masukan Keluaran
J K Q
0 0 Q
0 1 0
1 0 1
1 1 Toggle

Toggle = keluaran Q berubah kebalikan

Dari Tabel 6.2 diperlihatkan bahwa masukan J dan K berbeda maka keluaran Q = J
dan bila masukan J = K ber logic “ 0 “ maka keluaran akan tetap dengan harga
logika sebelumnya dan bila masukan J = K ber logic “ 1 “ maka keluaran Q akan
berubah kebalikannya

Clk

J t

t
K
t
Q
t

Gambar 6. 3 Diagram waktu Cloked JK FF transisi positif

3) LEMBAR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
 Komputer dengan Aplikasi Proteus/Electronic Workbench
 IC TTL 7400 2 buah
 IC TTL 74710 2 buah
 LED 2 buah
 Resistor 1 K Ω 4 buah
 Saklar SPDT 2 buah
31
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Pastikan meja kerja pada saat praktikum terkondisi baik!
 Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar!
C. Langkah Percobaan
 Percobaan 1

Vcc

K 1K 1K

Q Q

Gambar 6. 4 JK Flip Flop dengan Logika NAND

Buatlah rangkaian pada Gambar 6.4 pada aplikasi proteus di komputer masing-
masing. Kemudian tuliskan percobaan pada point D pengamatan percobaan.

 Percobaan 2

Vcc

J
SET
Q
FG
K CLR Q

OSC

FG = Function Generator
OSC = Osciloscope

Gambar 6. 5 D Flip Flop dengan Logika NAND dan NOT

Buatlah rangkaian pada Gambar 6.5 pada aplikasi proteus di komputer masing-
masing. Kemudian tuliskan percobaan pada point D pengamatan percobaan.

32
D. Pengamatan Percobaan
 Pengamatan Percobaan 1
Masukan Keluaran
D T Q
0 0
1 0
0 1
1 1

 Pengamatan Percobaan 2

Clk
0 1 2 3 4 5 6 7 8 t

Q
0 1 2 3 4 5 6 7 8 t

E. Latihan Tugas
1. Berapa besar frequensi keluaran pada percobaan 6.5 bila masukan frequensi
dari function generator 100 KHz ?
2. Gambarkan rangkaian dengan 5 buah JK Flip Flop dimana masukan clock Flip-
Flop ke-2 didapatkan dari keluaran Flip-Flop ke-1 begitu seterusnya hingga
Flip-Flop ke-5! Kemudian simulasikan dan gambarkan hasil keluaran seperti
pengamatan percobaan ke 2!

33
Modul 7:
Astabil Multivibrator (IC 555)

1) TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui , memahami prinsip kerja dari Astabil Mulitivibrator
2. Mahasiswa dapat menentukan besar frequensi keluaran dari Astabil
Mulitivibrator
3. Mahasiswa mengenal karakteristik komponen Astabil Mulitivibrator
2) DASAR TEORI
Astabil Mulitivibrator adalah salah satu dari jenis multivibrator yang mempunyai
keluaran tak tetap yaitu keluaran Q akan selalu berubah ubah secara kontinyu dan
besaran frequensi keluarannnya dapat ditentukan, salah satu jenis komponen yang
dapat digunakan sebagai Astabil Multivibrator adalah IC LM 555 dan rangkaian ini
biasa digunakan sebagai pembangkit pulsa, selain dari komponen IC LM 555 dapat
juga digunakan komponen lain yaitu gerbang yaitu NOT , simbol dan rangkaian
diperlihatkan seperti berikut,

Vcc

T
Ra 8 4 5V

R 0V
7 DIS Output
Q 3
t1
Trigger t2
2
THR C 5
Rb 6
1
C C 0,1  F

Gambar 7. 1 Astabil Multivibrator dengan IC LM 555

Besaran keluaran frequensi ( f ) dari LM 555 dapat ditentukan dengan,

Besar perioda T = t1 + t2

Dengan t1 = 0,69 Rb C

34
t2 = 0,69 ( Ra + Rb ) C

f = 1/ T

f = 1
0,69 Rb C + 0,69 ( Ra + Rb ) C

duty cycle = t2 / T

Dengan syarat lain yang ditentukan adalah komponen,

C  500 pF dan Ra + Rb =  6,6 M 

dari Gambar 7.2 diperlihatkan juga sebuah rangkaian astabil dengan menggunakan
gerbang logika yaitu gerbang NOT dengan ketentuan yang ditentukan seperti tabel
berikut ini,

Output

Gambar 7. 2 Astabil Multivibrator dengan gerbang NOT


Bersarkan Gambar 7.2 diperlihatkan juga sebuah rangkaian astabil dengan
menggunakan gerbang logika yaitu gerbang NOT dengan ketentuan yang
ditentukan seperti tabel berikut ini,

Tabel 7. 1 Persyaratan komponen tambahan untuk rangkaian Astabil

IC Frequensi

7414 = 0,8 / RC ( R  500  )

74LS14 = 0,8 / RC ( R  2 k )

74HC14 = 1,2 / RC ( R  10 M )

35
3) LEMBAR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
 Komputer dengan Aplikasi Proteus/Electronic Workbench
 IC TTL 7404 1 buah
 IC LM 555 1 buah
 Resistor 2 buah
 Kapasitor 2 buah
 LED 1 buah
 Osiloskop 1 buah
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Pastikan meja kerja pada saat praktikum terkondisi baik!
 Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar!
C. Langkah Percobaan
 Percobaan 1
Rangkai seperti Gambar 7.3 sebagai berikut pada aplikasi proteus di komputer
anda, untuk mengisi nilai Ra, Rb, dan C dapat ditentukan berdasarkan
persamaan yang telah diketahui. Kemudian ubah-ubah nilai variabel resistor
sehingga diketahui hasil keluaran yang terbaca oleh osiloskop.
Vcc

Ra 8 4
R
7 DIS Output
Q 3
Trigger
2
THR C Osc
Rb 6 5
1
C C 0,1  F

Gambar 7. 3 Rangkain Astabil dengan IC LM 555

 Percobaan 2
Rangkai seperti Gambar 7.4 sebagai berikut pada aplikasi proteus di komputer
anda, untuk mengisi nilai R dan C dapat ditentukan berdasarkan persamaan yang
36
telah diketahui. Kemudian ubah-ubah nilai variabel resistor sehingga diketahui
hasil keluaran yang terbaca oleh osiloskop.
R

Output

Osc
C

Gambar 7. 4 Rangkaian Astabil menggunakan Logika NOT

D. Pengamatan Percobaan
 Hasil Pengamatan 1
Percobaan Komponen eksternal
No Frequensi C Ra Rb
a 1 Hz
b 10 Hz
c 100 Hz
d 1 kHz
 Hasil Pengamatan 2
Percobaan Komponen eksternal
No Frequensi C R
a 1 Hz
b 10 Hz
c 100 Hz
d 1 kHz

E. Latihan Tugas
1 Apa yang terjadi apabila salah satu dari nilai resistansi pada astabil multivibrator
dengan IC 555 diubah?
2 Apa itu Duty Cycle? Bagaimana mengatur Duty Cycle pada IC LM 555?
Jelaskan!

37

Anda mungkin juga menyukai