Aritmatika Digital
Bahasan :
4.1 Tujuan
4.2 Pendahuluan
4.3 Dasar Operasi Aritmatika
4.3.1 Sistem Penjumlahan
4.3.2 Sistem Pengurangan
4.3.3 Sistem Perkalian
4.3.4 Sistem Pembagian
4.4 Rangkaian Aritmatika
4.4.1 Rangkaian Half Adder
4.4.2 Rangkaian Full Adder
4.4.3 Rangkaian Penjumlah 4 bit
4.4.4 Rangkaian Pengurang
4.4.5 Rangkaian Pengali
Aritmatika Digital
4.1 Tujuan :
Setelah mempelajari Topik ini, anda diharapkan dapat :
Dapat melakukan operasi penjumlahan digital, meliputi sistem penjumlahan binner, sistem
penjumlahan oktal, sistem penjumlahan desimal, sistem penjumlahan heksadesimal.
Mengetahui rangkaian dasar penjumlahan, yang terdiri dari half adder dan full adder.
Dapat melakukan operasi pengurangan, dengan menggunakan system komplemen 1 dan
system komplemen 2.
Dapat mengembangkan system penjumlahan dan system pengurangan menjadi sistem
yang lebih kompleks, yaitu sistem perakalian dan sistem pembagian.
4.2 Pendahuluan
Pada bab ini anda akan mempelajari rangkaian aritmatika, rangkaian ini termasuk
dalam suatu logika kombinasi. Pada bab-bab sebelumnya, anda menemui simbol A . B yang di
baca “ A kali B” menyatakan logika A di-AND-kan dengan logika B, simbol A + B yang dibaca “
A ditambah B” menyatakan logika A di-OR-kan dengan logika B. Pada bab ini anda juga
menemukan hal yang sama, dimana A . B = A x B menyatakan operasi perkalian antara
bilangan A dan bilangan B, sedang A + B menyatakan operasi penjumlahan antara bilangan A
dan bilangan B. Jadi operasi pada bab ini harap dibedakan dengan operasi pada bab-bab
sebelumnya. Operasi pada bab ini disebut sebagai opersi aritmatika.
Pada bab ini anda akan mempelajari dasar dasar penjumlahan dan pengurangan, serta
pengembangannya menjadi sistem perkalian dan pembagian digital.
Contoh:
18 0001 0010
2+ 0000 0010 +
20 0001 01002 = 2010
Contoh:
192 - 3 = …
19210 1100 00002
310 - 0000 00112 -
18910 1011 11012 = 18910
a. Metode Komplemen 1
Metoda komplemen 1 merupakan metoda yang sederhana, proses dilakukan dengan
membalik (invers) tiap-tiap bit. Misal dalam sistem bilangan 8 bit,
bilangan positif dimulai dari 0000 0000 – 0111 1111 = 0 – 127
bilangan negatif dimulai dari 1111 1110 – 1000 0000 = -1 – (-128 )
Contoh :
-3510 = …
bilangan biner : 0010 0011
komplemen-1 : 1101 1100
Contoh :
-3510 = …
bilangan biner : 0010 0011
komplemen-1 : 1101 1100
tambah 1 : 1+
komplemen 2 : 1101 1101
Contoh :
18 – 7 = ......
penyelesaian
18 – 7 = 18 + (-7)
= 18 + komplemen-1 (7)
dimana
1810 = 0001 00102
710 = 0000 01112 komplemen-1 (7) = 1111 10002
sehingga
18 – 7 = 0001 0010 + 1111 1000
= 1 0000 1010, karena ada carry, maka ditambahkan ke LSB
= 1 + 0000 1010
= 0000 1011 = 11 positif
b. Metoda Komplemen 2
Metode komplemen-2 merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk operasi
aritmetika bilangan biner dalam sistem komputer. Sistem komputer ada yang menggunakan
sistem bilangan 8-bit, yang berarti ada 28 = 256 bilangan , dan 16-bit, yang berarti ada 216 =
65536 bilangan.
Untuk melambangkan bilangan positif dan negatif, metode komplemen-2 menggunakan
MSB sebagai bit tanda (sign bit).
• MSB 0 dinyatakan sebagai bilangan positif
• MSB 1 dinyatakan sebagai bilangan negatif.
Secara singkatnya:
N
• Bilangan positif maksimum: 2 -1 – 1
N
• Bilangan negatif maksimum: -2 -1 – 1
dimana N adalah jumlah bit termasuk bit tanda.
Contoh :
1101 1101 = …
bit tanda = 1 → bilangan negatif
komplemen-2 : 1101 1101
komplemen : 0010 0010
tambah 1 : 1+
bilangan biner : 0010 0011 = -3510
Contoh :
7 – 18 = …
penyelesaian
7 – 18 = 7 + (-18)
= 7 + komplemen-2 (18)
dimana :
7 : 0000 0111
18 : 0001 0010
mencari komplemen-2 (18)
komplemen-1 : 1110 1101
tambah 1 : 1+
komplemen 2 : 1110 1110
sehingga
7 – 18 = 0000 0111 + 1110 1110
= 1 1111 0101
(karena bit sign (bit 8) = 1, maka bilangan negatif , sedang bit carry diabaikan)
= 0000 1010 + 1
= 0000 1011
= -1110
(a)
(b) (c)
Gambar 4.1 Rangkaian Half adder
A So
HA
B Co
Berdasar tabel 4.2 dapat dilihat hasil penjumlahan (Sn) akan berlogika 1 jika
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penjumlahan dapat diperoleh dengan menggunakan 2
buah gerbang XOR, sebagaimana Gambar 4.3.a. Sedangkan sisa penjumlahan (C0) berlogika 1
jika
Cn = A.B.C’ + A.B’.C + A’.B.C + A.B.C
= C.(A.B’ + A’.B) + A.B.(C + C’)
= C.(A.B’ + A’.B) + A.B.1
= C.(A.B’ + A’.B) + A.B.
Sehingga C0 dapat dirangkai sebagaimana gambar 4.3.b. Berdasar hasil penjumlahan dan sisa
penjumlahan, maka rangkaian FA dapat digambarkan sebagaimana Gambar 4.3.c.
A+B =S+C
A3 A2 A1 A0 + B3 B2 B1 B0 = S3 S2 S1 S0 + C
B4 A3 B2 A2 B1 A1 B0 A0
C2 C1 C0
FA FA FA HA
C2 C1 C0 S0
C S3 S2 S1
HA pada gambar 4.5 dapat diganti dengan sebuah FA, tetapi Cin pada FA tersebut harus diset
0 atau “low”. Pada IC tipe TTL telah ada sebuah Penjumlah 4 bit yang terintegrasi, yaitu IC
7483 atau 74283. Konfigurasi IC tersebut ditunjukkan dalam gambar 4.6
U?
10 9
A1 S1
8 6
A2 S2
3 2
A3 S3
1 15
A4 S4
11
B1
7
B2
4
B3
16
B4
13 14
C0 C4
74LS83
Cin
Co
7483
Cout S4 S3 S2 S1
(a)
C4
A2 A1 A0
B1 B0 x
A2.B0 A1.B0 A0.B0
A2.B1 A1.B1 A0.B1 +
A2.B1 A2.B0+ A1.B1 A1.B0 +A0.B1 A0.B0
M3 M2 M1 M0
Sehingga dengan menggunakan logika kombinasi, maka diperoleh rangkaian pengali 3x2 bit
sebagaimana gambar 4.8.