Untuk mengingat kembali materi tersebut mari kita lihat contoh-contoh berikut :
Contoh :
Jawab :
11011
– 10110 +
101
Jawab :
– 11011
10110 +
– 101
Cara di atas ternyata sulit atau tidak cocok diwujudkan secara elektronik, karena tidak ada
konsep logika minus 1. Oleh sebab itu dalam pengurangan biner diterapkan dengan cara
pengurangan komplemen 1 dan pengurangan komplemen 2 yang digunakan pada
Komputer Digital.
Selanjutnya pengertian komplemen 2 adalah bilangan biner yang terjadi jika ditambahkan 1
terhadap komplemen 1, yaitu :
Bilangan biner yang akan dikurangi dibuat tetap dan bilangan biner sebagai pengurangnya
di komplemen 1, kemudian dijumlahkan. Namun, jika dari penjumlahan tersebut ada
bawaan putaran ujung (end-around carry – atau biasanya disebut dengan istilah CARRY),
maka bawaan tersebut ditambahkan untuk mendapatkan hasil akhir. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh berikut ini .
Jawab :
0011
1 +
0100
Jawab :
11110
01100
1+
01101
Jika dari penjumlahan tersebut tidak terdapat bawaan (carry), maka hasil penjumlahan
bilangan yang dikurangi dengan komplemen 1 bilangan pengurangnya adalah bilangan
negatif, dimana hasil akhirnya negatif dari hasil komplemen 1 hasil penjumlahan tadi.
Karena tidak ada bawaan (carry), maka hasil akhirnya adalah – 00110 yaitu komplemen 1
dari 11001 (untuk jawaban no. 2)
Bilangan biner yang dikurangi tetap kemudian bilangan biner sebagai pengurangnya di
komplemen 2, untuk kemudian dijumlakan. Apabila hasilnya ada bawaan, maka hasil akhir
dari adalah hasil penjumlahan tersebut tanpa bawaan atau bawaan diabaikan. Perhatikan
beberapa contoh berikut ini.
Jawab : 1100
11001
Diabaikan
Jawab : 110000
1010010
Diabaikan
Ada permasalahan yang muncul, bagaimana bila hasil perhitungan dari bilangan yang
dikurangi dengan komplemen 2 bilangan pengurangnya tanpa CARRY ? Untuk mengatasi
hal tersebut ditempuh dengan cara pengurangan dengan komplemen 1, yang hasil akhirnya
negatif dan hasil perhitungan tersebut di komplemen 2 merupakan hasil akhirnya. Sebagai
contohnya :
Jawab :
01111
Jawab :
10011
11010
Perkalian biner juga dapat dilakukan seperti perkalian desimal, bahkan jauh lebih mudah
karena pada perkalian biner hanya berlaku 4 hal, yaitu :
0 x 0 = 0; 0 x 1 = 0; 1 x 0 = 0; 1 x 1 = 1
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.
1011
0000
0000
1011 +
64 + 32 + 2 + 1 = 99
Jawab :
10110
101 +
10110
00000
10110 +
1101110
Jawab :
1100
1101 +
1100
0000
1100
1100 +
10011100
Jawab :
111
101 +
111
000
111 +
100011
Cara lain untuk perkalian biner dapat diuraikan urutan operasinya sebagai berikut.
1. Apabila digit pertama dari MR = 1, maka jumlahkan MD dengan keadaan awal lalu
digeser kekanan 1 posisi dan tidak ada penjumlahan.
2. Akan tetapi jika digit pertama dari MR = 1, maka jumlahkan MD dengan keadaan
awal lalu geser ke kanan 1 posisi
3. Apabila digit pertama dari MR = 0 dan digit kedua = 1, maka langkah selanjutnya
keadaan awal yang sudah digeser sebelumnya dijumlahkan dengan MD dan
selanjutnya digeser ke kanan 1 posisi.
4. Apabila digit pertama dari MR = 1, kemudian digit kedua dari MR = 0, maka tidak
ada penjumlahan namun digeser ke kanan 1 posisi, dari MR (Multiplikator =
Multiplier)
0 + 0 = 0; 0 + 1 = 1; 0 + 2 = 2; 0 + 3 = 3; 0 + 4 = 4; 0 + 5 = 5; 0 + 6 = 6; 0 + 7 = 7;
1 + 1 = 2; 1 + 2 = 3; 1 + 3 = 4; 1 + 4 = 5; 1 + 5 = 6; 1 + 6 = 7; 1 + 7 = 10;
Jika kita cermati proses penjumlahan di atas tidak bedanya dengan penjumlahan bilangan
desimal pada umumnya. Yang perlu diingat bahwa bilangan oktal adalah bilangan yang
berbasis 8, maka bilangan setelah angka 7 (bit ke-8) dilanjutkan ke 10 dan seterusnya.
1. Berapakah 173 + 27 ?
Jawab : 173
27 +
222 (8)
Jawab : 654
234 +
1110(8)
1. Berapakah 125 – 67 ?
Jawab :
125
67 –
36(8)
Jawab :
1321
657 –
442(8)
Untuk perkalian bilangan oktal dapat disimpulkan dari contoh di atas bahwa hasilnya
dikurangi basis bilangan oktal, yaitu 8. Jadi sisa hasil pengurangan tersebut adalah hasil
perkaliannya sedangkan kelebihannya merupakan CARRY 1 untuk bilangan berikutnya.
1. Berapakah 423 x 23 ?
423
23 x
1471
1046 +
12151(8)
1. Berapakah 475 : 25 ?
Jawab :
25 / 475 \ 17 à 17(8)
25 –
225
225 –
1. Berapakah 36747 : 65 ?
Jawab :
324 –
434
411 –
237
237 –
Pada operasi ini sama halnya pada penjumlahan dan pengurang secara desimal. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada beberapa contoh soal di bawah ini.
1. Berapakah 47 + 29 ?
Jawab :
47
29 +
70 –> 70 (16)
2B5
7CA +
Jawab :
1256
479 –
Jawab :
478
298 –
1EF –> 1EF(16)
Perkalian dan pembagian bilangan hexadesimal tidak ubahnya sama dengan perkalian dan
pembagian pada bilangan oktal. Contohnya adalah sebagai berikut :
1. Berapakah 15 x 17 ?
Jawab :
15
17 x
93
15 +
1E3(16)
1. Berapakah 14 x 475 ?
Jawab :
14
475 x
64
8C
50 +
5924(16)
Jawab :
2411 –
149C
149C –
0
1. Berapakah 21C8 : 17 ?
Jawab :
17 –
AC
A1 –
B8
B8 –