OLEH :
EDI WINARKO
PENDAHULUAN
Metode Numerik
Metode Geometrik
Metode Kalkulator
NUMERIK
Ketelitian
dan
Perhitungan Pendekatan
BILANGAN PENDEKATAN &
ANGKA BERARTI
Bilangan Mutlak
Adalah sebuah bilangan yang mutlak nilainya dan
bukan berasal dari nilai pendekatan maupun
pemotongan.
Contoh :
50, ⅓, π, ¾, √2, e.
BILANGAN PENDEKATAN &
ANGKA BERARTI
Bilangan Pendekatan
Adalah sebuah bilangan yang nilainya berasal dari
pendekatan baik pembulatan maupun pemotongan.
Contoh :
Bilangan 2.7183 berasal dari pendekatan bilangan e,
1.4142 berasal dari pendekatan bilangan √2
3.1416 berasal dari pendekatan bilangan π.
BILANGAN PENDEKATAN &
ANGKA BERARTI
Angka Berarti
Angka berarti adalah setiap bilangan dari digit : 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, dan 0 dengan bilangan 0 bukan digunakan
untuk menentukan titik desimal. Khusus untuk bentuk A
x 10n, maka angka berarti ditentukan oleh bilangan yang
ada pada factor sebelah kiri.
Contoh :
Bilangan 0.00125 memiliki angka-angka berarti 1, 2 dan 5
Bilangan 1025 memiliki angka berarti 1, 0, 2 dan 5
Bilangan 12500 dapat ditulis sebagai 1.25 x 104 atau 1.250
x 104 atau 1.2500 x 104 , maka banyaknya angka yang
berarti pada kasus ini adalah 3 (1, 2, 5), 4 (1, 2, 5, 0) atau
5 (1, 2, 5, 0, 0).
PEMBULATAN BILANGAN
Pembulatan/Pemotongan
Bilangan Pendekatan
PEMBULATAN BILANGAN
Pembulatan/Pemotongan
Aturan
Pemotongan/Pembulatan
Menghindari Kesalahan
yang membesar
PEMBULATAN BILANGAN
Aturan
Pemotongan/Pembulatan
Jika bilangan yang akan dibuang lebih dari setengah satuan dari
tempat bilangan ke-n, maka angka yang ke-n DITAMBAH 1
Kesalahan Mutlak
Yaitu kesalahan yang dihitung dari selisih antara
nilai sebenarnya dan nilai pendekatan.
Em = ∆Q = Qs – Qp
Kesalahan Relatif
Yaitu yaitu kesalahan mutlak dibagi dengan nilai
sebenarnya.
Er = ∆Q/Qs
Kesalahan Prosentase
Yaitu kesalahan Relatif yang dihitung dalam %.,
yaitu dengan mengalikan Er dengan 100.
Ec = ∆Q/Qs x 100
Catatan :
Toleransi kesalahan mutlak, tidak boleh lebih dari
setengah satuan dalam tempat yang ke-n untuk n angka
berarti.
Contoh :
Jika bilangan 4.625 adalah benar sampai empat angka
berarti, maka kesalahan mutlaknya tidak boleh melebihi
dari :
Aturan :
Jika angka berarti yang pertama dari suatu bilangan adalah k, dan
bilangan tersebut benar (correct) sampai n angka yang berarti,
maka kesalahan relatif kurang dari
Er < 1 / (k x 10n-1)
Contoh :
Jika sebuah bilangan 864.32 adalah benar sampai lima angka
yang berarti, maka diketahui : k = 8, n = 5, dan Em < ½ x 0.01 =
0.005 → Em < 0.005
Sehingga diperoleh Kesalahan Relatif :
Er ≤ Em / Qs
Er ≤ 0.005 / (864.32 – 0.005) = 5 / (864320 - 5) = 1 / (2 x 86432
- 1)
≤ 1 / (2 x (86432 - ½)) < 1 / (2 x 8 x 104) < 1 / (8 x 104)
Jadi E < 1 / (8 x 104)
LATIHAN
Penjumlahan
Pengurangan
Perkalian
Pembagian
Error dalam pembagian
x xa e x
y ya e y
ERROR PERAMBATAN
Pembagian
Faktor dalam kurung dapat diuraikan dalam bentuk deret
Dengan mengalikan dan membuang semua bentuk perkalian
atau pangkat yang lebih besar dari pada 1 pada ex dan ey,
didapat
x xa e x xa
2 .e y
y ya ya ya
1 xa
ex / y .ex 2 .e y
ya ya
Selamat Berlatih
Pelajari
Deret Taylor
Jika h = x – x0 , maka
Residu :
Tugas :
Tentukan Deret Taylor untuk 2 Variabel
Tentukan Error
Persamaan Non Linear f(x)
Metode Tabulasi
Metode Biseksi
(Bolzano)
xa xc xb
Metode Biseksi (Bolzano)
xa xc xd xb
Metode Regula Falsi
Penyelesaian :
Iterasi 1
Diambil dua nilai awal x1 =1 dan x2 = 2
Untuk x1 =1 maka f(x1) = f(1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = - 4
Untuk x2 =2 maka f(x2) = f(2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
Dengan menggunakan persamaan :
f(x 2 )(x 2 x 1 ) 3(2 1)
x3 x2 2 1,57142
f(x 2 ) - f(x 1 ) 3 (4)
Maka :
f(x3)= (1,57142)3 + (1,57142)2 – 3(1,57142) – 3 = -1,36449
Iterasi 2
Untuk x2 =2 maka f(x2) = f(2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
Untuk x3 =1,57142 maka
f(x3)= (1,57142)3 + (1,57142)2 – 3(1,57142) – 3 = -1,36449
Metode Newton
Raphson
Metode Iterasi
Iterasi 1
Iterasi 2
Metode Newton Raphson
Iterasi
3
iterasi 2 :
x1 = 2.48571
f(2.48571) = 4(2.48571)3 – 15(2.48571)2 +
17(2.48571) – 6 = 5.01019
f’(2.48571) = 12(2.48571)2 – 30(2.48571) + 17 =
16.57388
x2 = 2.48571 – (5.01019 / 16.57388 ) = 2.18342
f(x) = 0
x = g(x)
Xi+1 =g(xi)
Contoh
F(x)=0
f1(x)=x;
f2(x)=g(x); => |g’(x)<1|
Metode Iterasi (Syarat Konvergen)
F(x)=0
f1(x)=x;
f2(x)=g(x); => |g’(x)>=1|
Latihan (Tugas)
1. dari Persamaan 1
4. dst.
Metode Gauss Seidel
PERSAMAAN
Metode Jacobi dan Gauss Seidel
-Sama2 untuk menyelesaikan Persamaan Serentak.
-Langkah penyelesaiannya sama, yaitu dengan
mencari :
- dari persamaan 1
- dari persamaan 2
- dari persamaan m
- dst
JACOBI VS GASUS SEIDEL
PERBEDAAN
Metode Jacobi
-Initial Value (nilai awal) yang diberikan digunakan
untuk Satu Kali Iterasi (semua nilai x1, x2,.. ,xm )
Misal Initial Value x1= c1, x2= c2,.. , xm= cm
maka nilai c1, c2,.. , cm digunakan untuk
mencari semua nilai x1, x2,.. , xm pada Iterasi 1,
sehingga diperoleh:
JACOBI VS GASUS SEIDEL
PERBEDAAN
Metode Jacobi
Dst.
Nilai x1, x2,.. , xm yang diperoleh digunakan untuk
Iterasi berikutnya... Dst.
JACOBI VS GASUS SEIDEL
PERBEDAAN
Metode Gauss Seidel
-Initial Value (nilai awal) yang diberikan digunakan
hanya jika belum ada nilai baru untuk x1, x2,.. ,xm .
Misal Initial Value x1= c1, x2= c2,.. , xm= cm
maka nilai c1, c2,.. , cm hanya digunakan jika
belum ditemukan nilai baru pada Iterasi 1, sehingga
diperoleh:
JACOBI VS GASUS SEIDEL
PERBEDAAN
Metode Gauss Seidel
Dst.
Nilai x*1, x*2,.. , x*m yang diperoleh digunakan untuk
Iterasi berikutnya... Dst.
Contoh
Solusi
Iterasi 1
Iterasi 2
Iterasi 3
Iterasi Gauss Seidel
Solusi
Iterasi 1
Iterasi 2
Iterasi 3
Contoh
Dan diketahui :
Saat t = 5 diperoleh v = 106.8
t = 8 diperoleh v = 177.2
t = 12 diperoleh v = 279.2
Jika diketahui nilai awal a1 = 1; a2 = 2; a3 = 5 Tentukan
Persamaan Kecepatan Roket.. !
NEWTON-RAPHSON
( x x1 )( x x2 )...( x xn 1 ) ( x x0 )( x x2 )...( x xn 1 )
pn ( x ) y0 y1 ...
( x0 x1 )( x0 x2 )...( x0 xn 1 ) ( x1 x0 )( x1 x2 )...( x1 xn 1 )
( x x0 )( x x1 )...( x xn 1 )( x xn 1 )
yn
( xn x0 )( xn x1 )...( xn xn 1 )( xn xn 1 )
Interpolasi Lagrange
(Jika disederhanakan)
pn ( x) y0 L0 ( x) y1 L1 ( x) ... yn Ln ( x)
dimana
( x x1 )( x x2 )...( x xn 1 )
L0 ( x)
( x0 x1 )( x0 x2 )...( x0 xn 1 )
( x x0 )( x x2 )...( x xn 1 )
L1 ( x)
( x1 x0 )( x1 x2 )...( x1 xn 1 )
|
( x x0 )( x x1 )...( x xn 1 )( x xn 1 )
Ln ( x)
( xn x0 )( xn x1 )...( xn xn 1 )( xn xn 1 )
Contoh
Penyelesaian:
p3 ( x) y0 L0 ( x) y1 L1 ( x) y2 L2 ( x) y3 L3 ( x)
dimana
( x x1 )( x x2 )( x x3 ) ( x 1)( x 2)( x 3) ( x 1)( x 2)( x 3)
L0 ( x)
( x0 x1 )( x0 x2 )( x0 x3 ) (0 1)(0 2)(0 3) 6
( x x0 )( x x2 )( x x3 ) ( x 0)( x 2)( x 3) ( x 0)( x 2)( x 3)
L1 ( x)
( x1 x0 )( x1 x2 )( x1 x3 ) (1 0)(1 2)(1 3) 6
( x x0 )( x x1 )( x x3 ) ( x 0)( x 1)( x 3) ( x 0)( x 1)( x 3)
L2 ( x)
( x2 x0 )( x2 x1 )( x2 x3 ) (2 0)(2 1)(2 3) 2
( x x0 )( x x1 )( x x2 ) ( x 0)( x 1)( x 2) ( x 0)( x 1)( x 2)
L3 ( x)
( x3 x0 )( x3 x1 )( x3 x2 ) (3 0)(3 1)(3 2) 6
Contoh
b. Untuk x=0.5
Masukkan pada p3(x), sehingga diperoleh:
Hitung Sendiri...!
Interpolasi Newton Umum
Beda Terbagi
yi yi 1 yi
xi 1 xi f [ xi 1 , xi ]
yi 1 yi
yi
2
xi 2 xi f [ xi 2 , xi 1 , xi ]
yi 2 yi 1
( xi xi 2 )( xi 1 xi 2 ) ( xi xi 1 )( xi 2 xi 1 )
yi
( xi 2 xi )( xi 1 xi )
Interpolasi Newton Umum
Beda Terbagi
n yi ( x x
i
yi n
i n )( xi 1 xi n )...( xi n1 xi n )
yi n1
( xi xin1 )( xi1 xin1 )...( xi n2 xi n1 )( xi n xi n1 ) ...
yi
( xi 1 xi )( xi 2 xi )...( xi n xi )
f[xi n , xi n 1 ,..., xi ]
n
yi n j n
yi j
n atau n
j 0 ( x j 0 ( x
i l xi n j ) i l xi j )
l ( n j ) l j
Interpolasi Newton Umum
f [ x2 , x1 ] y1 y 2 y1
x 2 x1
f [ x3 , x2 ] y 2 y3 y 2
x3 x 2
y1 y 0
f [ x2 , x1 , x0 ] 2
y0 x 2 x0
y 2 y1
f [ x3 , x2 , x1 ] 2
y1 x3 x1
y1 2 y 0
f [ x3 , x2 , x1 , x0 ]
2
3
y0 x3 x0
Interpolasi Newton Umum
Interpolasi
pn ( x ) y0 ( x x0 )y0
( x x0 )( x x1 ) y0
2
( x x0 )( x x1 )( x x2 ) y0 ...
3
( x x0 )( x x1 )...( x xn 1 ) y0
n
Contoh
Penyelesaian:
a. Buat table Beda sebagai berikut :
x f(x) f[xi+1, xi] f[xi+2,xi+1, xi] f[xi+3,xi+2,xi+1, xi]
1 0 0,46209813 –0,051873116 0,007865541
4 1,3862944 0,20273255 –0,020410950
6 1,7917595 0,1823216
5 1,6094379
Penyelesaian:
b. Masukkan Nilai beda pada Polinomial
pn ( x ) y0 ( x x0 )y0
( x x0 )( x x1 ) 2 y0
( x x0 )( x x1 )( x x2 ) 3
y0
Sehingga diperoleh:
f3(x) = 0 + 0,46209813(x – 1) + (–0,051873116)(x – 1)
(x – 4) +0,007865541(x – 1)(x – 4)(x – 6)
Contoh
Penyelesaian:
c. Masukkan Nilai x=2 pada persamaan yang
diperoleh, sehingga di dapat:
Definisi :
Andaikata f dan semua turunannya, f’,f’’,f’’’,… menerus di
dalam selang [a,b]. Misalkan : xoє[a,b], maka nilai-nilai x
di sekitar xo dan xє[a,b], f(x) dapat diperluas (diekspansi)
ke dalam deret Taylor :
( x xo ) ' ( x xo ) 2 '' ( x xo ) m ( m )
f ( x) f ( xo ) f ( x0 ) f ( xo ) .... f ( xo ) ...
1! 2! m!
h0 =
k0 =
Iterasi
x2 – y3 +4 = 0
x3 – y2 +2 = 0
Didapatkan :
x=
Turunan Fungsi
Contoh :
Hitung differensial f(x)=e-x sin(2x)+1 untuk nilai
x=[0,1] dengan h=0.05 :
Turunan Fungsi
Contoh :
Hitung differensial f(x)=e-x sin(2x)+1 untuk nilai
x=[0,1] dengan h=0.05 :
Turunan Tingkat Tinggi
Turunan ke-2:
Turunan ke-3:
Turunan ke-n:
Turunan Tingkat Tinggi
Aturan Segiempat
Aturan Segiempat (Satu Pias)
L = L1 + L2 + L3 +...+ Ln
L=∑(f(xi ). ∆xi)
Aturan Simphson 1/3
x0 h x1 h x2 x
Untuk Luas 1 (3 titik, yaitu (x0, f(x0)), (x1, f(x1)) dan
(x2, f(x2))
h
f ( x)dx f ( x0 ) 4 f ( x1 ) f ( x2 )
x2
x0 3
…...
x0 h x1 h x2 h x3 h x4 xn-2 xn-1 xn x
Luas totalnya adalah :
L L1 L2 ... Ln
h
L
3 f 0 4 f i 2 f i f
n
i ganjil i genap
Aturan Simpson 3/8
L(x) f(x)
x0 h x1 h x2 h x3 x
Untuk Luas 1 (4 titik, yaitu (x0, f(x0)), (x1, f(x1)) , (x2,
f(x2)) dan (x3, f(x3))
3h
f ( x)dx f ( x0 ) 3 f ( x1 ) 3 f ( x2 ) f ( x3 )
x3
x0 8
L L1 L2 ... Ln
3h
L f 0 3( f1 f 2 f 4 f 5 ...) 2( f 3 f 6 f 9 f12 ...) f n
8
Aturan Weddle
3h
x6 f ( x)dx 10 f ( x6 ) 5 f ( x7 ) f ( x8 ) 6 f ( x9 ) f ( x10 ) 5 f ( x11 ) f ( x12 )
x12
|
3h
f ( x)dx f ( xn 6 ) 5 f ( xn 5 ) f ( xn 4 ) 6 f ( xn 3 ) f ( xn 2 ) 5 f ( xn 1 ) f ( xn
x12
x6
10
f ( x0 ) 5( f ( x1 ) f ( x5 ) ... f ( xn 1 ))
( f ( x ) f ( x ) f ( x ) f ( x ) ..
xn 3h 2 4 8 10
xn6 f ( x ) dx
10 f ( xn 2 )) 6( f ( x3 ) f ( x9 ) .. f ( xn 3 ))
2( f ( x6 ) f ( x12 ) ... f ( xn )) f ( xn )