Anda di halaman 1dari 9

Sistem Bilangan

Sistem bilangan yang kita gunakan sehari-hari adalah sistem bilangan desimal. Ketika
berbicara angka, pikiran kita langsung terhubung dengan suatudigit dari 0 s/d 9. Di dalam
sistem digital selain bilangan desimal, ada lagi sistem bilangan yang umum dipakai yaitu
sistem bilangan biner, oktal, dan heksadesimal.Peralatan elektronika digital menggunakan
sistem bilangan biner. Beberapa sistem komputer ada yang menggunakan sistem bilangan
oktal. Komputer digital dan sistem yang berdasarkan mikroprosesor menggunakan sistem
bilangan heksadesimal.

2.1. Bilangan Desimal


Sistem bilangan desimal menggunakan simbol 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan9. Sistem
bilangan desimal disebut juga sistem basis 10 atau radiks 10. Radiks dan basis merupakan
istilah yang mempunyai arti yang sama, yaitu menyatakan jumlah digit yang terdapat pada
satu sistem bilangan. Sistem bilangan desimal disebut sistem basis 10 karena mempunyai 10
simbol untuk merepresentasikan bilangannya.Lambang basis diikutsertakan pada kanan
bawah suatu bilangan.
Contoh : 28510 atau 285(10). Khusus untuk bilangan desimal, boleh
tidak mencantumkan basis tersebut pada bilangannya. Dengan kata lain, setiap bilanganyang
dalam penyajian tidak terdapat simbol radiks-nya, berarti bilangan tersebut adalah bilangan
desimal.
Sistem bilangan mempunyai karakteristik nilai-tempat (place-value), yang masing-
masingnya mempunyai bobot sendiri-sendiri sesuai dengan tempatdimana angka/digit
tersebut berada. Bobot untuk bilangan desimal adalah :

 Bobot satuan : 100= 1


 Bobot puluhan : 101= 10
 Bobot ratusan : 102= 100
 Bobot ribuan : 103= 1000 , dst.
Nilai suatu bilangan merupakan hasil penjumlahan dari perkalian setiap angka/digit
dengan bobot tempat angka tersebut berada.Misalnya: bilangan desimal 347. Pada bilangan
tersebut angka 3 menempati posisi satuan, angka 4 pada posisi puluhan, dan angka 7 pada
posisi ratusan.Sehingga penjumlahan 300+40+7 menghasilkan angka desimal total sebesar
347.
ratusan puluhan satuan
34710= (3 x 102) + (4 x 101) + (7 x 100)
= 300 + 40 +7
Sistem bilangan desimal terbagi 2 konsep yaitu :
 Absolute value atau harga mutlak
 Positional value atau harga tempat

Pada bilangan bilangan desimal terdapat 2 bagian :

 MSD(most significant digit)


Angka bilangan yang mempunyai harga terbesar
Contoh : 243 = 2(karena ratusan)

 LSD(list significant digit)


Harga bilangan yang mempunyai harga tempat terkecil.
Contoh : 234 = 4(karena satuan)
2.2. Bilangan Biner
Sistem digital biasanya dikonstruksi dengan dua keadaan, seperti saklar,transistor, dan
komponen-komponen elektronika lainnya yang digunakan dalam sistem digital. Sistem
bilangan yang cocok untuk merepresentasikan bilangan didalam sistem digital adalah sistem
bilangan biner. Itulah sebabnya mengapa kita perlu mempelajari sistem bilangan biner ketika
kita ingin bekerja dalam sistem digital.
Tabel 2.1.
Desimal Biner
0 0000
1 0001
2 0010
3 0011
4 0100
5 0101
6 0110
7 0111
8 1000
9 1001
10 1010
11 1011
12 1100
13 1101
14 1110
15 1111

Bilangan biner merupakan bilangan dengan radiks 2.Simbol yang digunakan hanya 0
dan 1. Setiap digit biner (binary digit ) disebut bit.Bobot faktor biner berdasarkan tempat bit
berada, seperti yang tertera berikut ini :

Bit Bit Bit Bit Bit Bit


ke-5 ke-4 ke-3 ke-2 ke-1 ke-0
25 24 23 22 21 20
32 16 8 4 2 1
Bit ke-0 (bit paling kanan) dari bilangan biner merupakan bit yang tidak signifikan
(LSB,Least Significant Bit ), sedangkan bit paling kiri dari bilangan biner merupakan bit
yang paling signifikan (MSB,Most Significant Bit ).
Contoh:
B5 B4 B3 B2 B1 B0
1 0 1 0 1 1
| |
MSB LSB
Catatan. Untuk pekerjaan dalam elektronika digital, Anda harus menghafalsimbol biner yang digunakan
untuk cacah paling sedikit sampai 9.

2.3. Bilangan Oktal


Sistem bilangan oktal menggunakan 8 macam simbol bilangan, yaitu 0, 1,2, 3, 4, 5, 6,
dan 7, oleh karena itu bilangan oktal merupakan bilangan dengan radiks 8. Sistem bilangan
ini merupakan metode dari kelompok bilangan biner (pengelompokan 3 bit), dan biasanya
digunakan oleh perusahaan komputer yang menggunakan kode 3 bit untuk merepresentasikan
instruksi/operasi. Pada sistem yang demikian, bilangan oktal digunakan sebagai perwakilan
pengganti bilangan biner, sehingga pengguna dapat dengan mudah membuat ataupun
membaca instruksi komputer.
Untuk lebih memudahkan dalam memahami bilangan oktal, dapat dilihat pada tabel
2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 Bilangan Oktal ke biner


Oktal Biner
0 000
1 001
2 010
3 011
4 100
5 101
6 110
7 111
Bilangan oktal pun mempunyai harga tempat yaitu :
Dst 8 8 8 8 8 8 8
... 262144 32768 4096 512 64 8 1

2.4. Bilangan Heksadesimal


Sistem bilangan heksadesimal menggunakan 16 simbol, yaitu : 0, 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8,
9, A, B, C, D, E, F. Huruf A untuk cacahan 10, B untuk 11, C untuk 12, D untuk 13, E untuk
14, dan F untuk 15. Sistem bilangan ini merupakan metode dari pengelompokan 4 bit.
Komputer digital dan sistem yang berdasarkan mikroprosesor menggunakan sistem bilangan
heksadesimal. Untuk lebih memudahkan dalam memahami bilangan heksadesimal, dapat
dilihat pada tabel2.2 berikut ini :
Tabel 2.2 Bilangan Desimal yang direpresentasikan
dengan Bilangan Biner dan Heksadesimal
Desimal Biner Hexadesimal
0 000 0
1 001 1
2 010 2
3 110 3
4 100 4
5 101 5
6 110 6
7 111 7
8 1000 8
9 1001 9
10 1010 A
11 1011 B
12 1100 C
13 1101 D
14 1110 E
15 1111 F
3. Konversi Bilangan

3.1. Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Biner


Dalam mengubah sistem bilangan desimal ke sistem bilangan lainnya dapat dilakukan
dengan metode pembagian berurutandengan radiksnya.Langkah-langkah metode pembagian
untuk mengubah bilangan desimal menjadi bilangan biner (radiks 2) adalah sebagai berikut :
1.Berturut-turut bagi bilangan desimal yang diketahui itu dengan 2.
2.Letakkan hasil baginya tepat di bawah bilangan yang dibagi itu.
3.Letakkan sisa pembagian itu di samping hasil bagi tersebut.
4.Bilangan biner setaranya akan terbentuk oleh sisa pembagian itu dengan Sisa terakhir menjadi
angka pertama dan sisa pertama menjadi angka terakhir.
Contoh 3.1
Ubahlah bilangan desimal 115 menjadi bilangan biner.

 115 : 2 = 57 sisa 1
 57 : 2 = 28 sisa 1
 28 : 2 = 14 sisa 0
 14 : 2 = 7 sisa 0
 7 : 2 = 3 sisa 1
 3 : 2 = 1 sisa 1
 1 : 2 = 0 sisa 1

Jadi, 115(10)= 1110011(2)

Untuk bilangan pecahan desimal, pengubahan bilangan tersebut menjadi bilangan


biner dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
1.Berturut-turut kalikanlah pecahan desimal itu dengan 2.
2.Tulislah hasil perkalian itu dengan lengkap, tetapi pisahkan bagian bulat dari bagian
pecahannya.
3.Letakkan hasil kali tersebut tepat di bawah bilangan yang dikalikan itu.
4.Lakukan perkalian itu hanya untuk bagian pecahannya saja denganmengabaikan bagian
bulatnya sampai semua angka di bagian pecahannyasama dengan nol atau sampai banyaknya
angka yang diperlukan untuk derajatketepatannya telah dicapai.
5.Bagian bilangan bulat hasil perkalian tersebut yang pertama yang diperolehdari perkalian
yang pertama merupakan bagian pecahan bilangan biner yang pertama.
Untuk bilangan desimal yang merupakan gabungan antara bilangan bulatdan bilangan
pecahan, masing-masing bagian itu (bulat dan pecahannya)dikerjakan secara terpisah.
Contoh 3.2:
ubahlah pecahan desimal 25,2510 ke biner pecahan
jawab : 25 : 2 = 12 sisa 1 0,25 x 2 = 0
12 : 2 = 6 sisa 0 0,5 x 2 = 1
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Jadi, 25,2510 = 11001,012
3.2. Konversi Bilangan Biner ke bilangan desimal
Konversi bilangan biner ke bilangan desimal dapat dilakukan dengan 2(dua) cara,
yaitu :
 Cara I : Kalikan setiap bit dengan bobot faktor biner yang bersesuaian lalu jumlahkan
hasilnya.
 Cara II : Tulis bilangan binernya, lalu tulis bobot faktor biner di bawah masing-masing bit.
Setelah itu coret bobot faktor biner di bawah bit 0, dan jumlahkan semua bobot faktor boner
yang tidak dicoret.
Contoh 3.7
Ubahlah bilangan biner 11100102 menjadi bilangan desimal.
Jawab :

Cara I :1110010(2)= (1x26) + (1x25) + (1x24) + (0x23) + (0x22) + (1x21) + (0x20)


= 64 + 32 + 16 + 0+ 0+ 2+ 0
= 114(10)

 Cara II : 1 1 1 0 0 1 0 (tulis binernya)


6 5 4 3 2 1 0
=2 2 2 2 2 2 2
=64 + 32 + 16 + 8 + 4+ 2+ 1
= 114(10)(jumlahkan bilangan yang tidak dicoret)

4. Gerbang Logika Dasar

Terdapat 7 jenis Gerbang Logika Dasar yang membentuk sebuah Sistem Elektronika Digital,
yaitu :

1. Gerbang AND
2. Gerbang OR
3. Gerbang NOT
4. Gerbang NAND
5. Gerbang NOR
6. Gerbang X-OR (Exclusive OR)
7. Gerbang X-NOR (Exlusive NOR)

Tabel yang berisikan kombinasi-kombinasi Variabel Input (Masukan) yang menghasilkan


Output (Keluaran) Logis disebut dengan “Tabel Kebenaran” atau “Truth Table”.

Input dan Output pada Gerbang Logika hanya memiliki 2 level. Kedua Level tersebut pada
umumnya dapat dilambangkan dengan :

 HIGH (tinggi) dan LOW (rendah)


 TRUE (benar) dan FALSE (salah)
 ON (Hidup) dan OFF (Mati)
 1 dan 0

Berikut ini adalah Penjelasan singkat mengenai 7 jenis Gerbang Logika Dasar beserta
Simbol dan Tabel Kebenarannya.

Gerbang AND (AND Gate)


Gerbang AND memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1
Keluaran (Output). Simbol yang menandakan Operasi Gerbang Logika AND adalah tanda
titik (“.”) atau tidak memakai tanda sama sekali. Contohnya : Z = X.Y atau Z = XY.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang AND (AND Gate)

Gerbang OR (OR Gate)

Gerbang OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1


Keluaran (Output). Simbol yang menandakan Operasi Logika OR adalah tanda Plus
(“+”). Contohnya : Z = X + Y.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang OR (OR Gate)

Gerbang NOT (NOT Gate)

Gerbang NOT hanya memerlukan sebuah Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1
Keluaran (Output). Gerbang NOT disebut juga dengan Inverter (Pembalik) karena
menghasilkan Keluaran (Output) yang berlawanan (kebalikan) dengan Masukan atau
Inputnya. Gerbang NOT biasanya dilambangkan dengan simbol minus (“-“) di atas
Variabel Inputnya.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOT (NOT Gate)

Gerbang NAND (NAND Gate)

Arti NAND adalah NOT AND atau BUKAN AND, Gerbang NAND merupakan
kombinasi dari Gerbang AND dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari
Keluaran (Output) Gerbang AND.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NAND (NAND Gate)

Gerbang NOR (NOR Gate)

Arti NOR adalah NOT OR atau BUKAN OR, Gerbang NOR merupakan kombinasi dari
Gerbang OR dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output)
Gerbang OR.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOR (NOR Gate)


Gerbang X-OR (X-OR Gate)

X-OR adalah singkatan dari Exclusive OR yang terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1
Keluaran (Output) Logika.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang X-OR (X-OR Gate)

Gerbang X-NOR (X-NOR Gate)

Seperti Gerbang X-OR, Gerban X-NOR juga terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1
Keluaran (Output). X-NOR adalah singkatan dari Exclusive NOR dan merupakan
kombinasi dari Gerbang X-OR dan Gerbang NOT. Hal ini merupakan kebalikan dari
Gerbang X-OR (Exclusive OR).

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang X-NOR (X-NOR Gate)


Sumber: http://ikarepina.blogspot.com/2016/12/sistem-mikroprosesor.html

https://teknikelektronika.com/pengertian-gerbang-logika-dasar-simbol/

Anda mungkin juga menyukai