Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

SISTEM BILANGAN
1. Jenis Sistem Bilangan
Komputer merupakan pengolah data digital dan bekerja menggunakan sistem bilangan
biner yang hanya memiliki dua lambang yaitu 0 dan 1. Sistem ini dipakai untuk mewakili
tegangan dalam komputer. Tegangan tertentu menggambarkan nilai 1 dan tegangan lain
bernilai 0. Sementara sistem bilangan yang digunakan oleh manusia adalah desimal (10
lambang). Sistem bilangan lainnya adalah oktal (8 angka), dan heksadesimal (16 angka).

1.1. Bilangan Desimal


Sistem bilangan desimal adalah sistem bilangan berbasis 10 yang memiliki 10 digit dari 0
hingga 9. Ini berarti bahwa setiap kuantitas numerik dapat direpresentasikan
menggunakan 10 digit ini. Sistem bilangan desimal juga merupakan sistem nilai posisi. Ini
berarti bahwa nilai digit akan tergantung pada posisinya. Mari kita ambil contoh untuk
memahami hal ini.
Katakanlah kita memiliki tiga angka, yaitu 634, 961 dan 206. Nilai 6 di ketiga angka
tersebut berbeda dengan rincian sebagai berikut:

• Dalam 634, nilai 6 adalah 6 ratusan atau 600 atau 6 × 100 atau 6 × 102.
• Dalam 961, nilai 6 adalah 6 puluhan atau 60 atau 6 × 10 atau 6 × 101.
• Dalam 206, nilai 6 adalah 6 unit atau 6 atau 6 × 1 atau 6 × 100.
Dalam sistem digital, instruksi diberikan melalui sinyal listrik, variasi sinyal dilakukan
dengan mengubah tegangan sinyal. Mengatur 10 tegangan berbeda untuk sistem
bilangan desimal pada peralatan digital itu sulit. Untuk itu dikembangkan sistem bilangan
yang lebih mudah untuk diimplementasikan secara digital.
Bobot bilangan desimal berdasar posisi dapat dilihat di gambar di bawah ini.

Gambar 1. Bobot bilangan desimal berdasarkan posisi.

1.2. Bilangan Biner


Cara termudah untuk memvariasikan instruksi adalah melalui sinyal listrik dengan sistem
dua keadaan, yaitu hidup dan mati. Hidup digambarkan sebagai 1 dan mati sebagai 0,
meskipun 0 sebenarnya tidak ada sinyal tetapi sinyal pada tegangan lebih rendah dari

BAB 1. Sistem Bilangan 1 Yoyok Adisetio Laksono


Fisika FMIPA UM
tegangan tertentu. Sistem bilangan yang hanya memiliki dua digit ini, 0 dan 1, disebut
sebagai sistem bilangan biner.
Setiap digit biner disebut sebagai bit. Sistem bilangan biner juga merupakan sistem nilai
posisi, di mana setiap digit memiliki bobot nilai yang dinyatakan dalam pangkat 2, seperti
yang ditampilkan di sini.

Gambar 2. Bobot bilangan biner


Nilai pangkat dari 0 sampai 5 adalah posisi bit yang dimulai dari kanan. Dalam bilangan
biner berapapun, digit paling kanan disebut sebagai least significant bit (LSB, paling tidak
signifikan) dan digit paling kiri disebut sebagai most significant bit (MSB, paling signifikan).
Gambar 3 berikut ini adalah contoh bilangan biner beserta posisi LSB dan MSB.

Gambar 3. Posisi LSB dan MSB


LSB berarti nilai bit terkecil adalah 20 = 1, sementara MSB nilai bit terbesar dalam kasus
Gambar 3 adalah 24 = 16. Untuk membedakan sistem bilangan satu dengan yang lain maka
pada setiap bilangan diberi nomor sistemnya, untuk bilangan biner memakai nomor 2,
sehingga nilai di atas ditulis 110102. Nilai ekuivalen desimal dari angka di Gambar 3 adalah
jumlah total dari setiap digit dengan nilai posisinya. Perhatikan cara mengubah nilai biner
ke desimal berikut ini.

1 1 0 1 0
1×24 1×23 0×22 1×21 0×20

Gambar 4. Penghitungan bobot setiap posisi pada bilangan biner.


Nilai di baris kedua kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh angka 2610. Penulisan
pengubahan dari biner ke desimal dapat dilihat pada tulisan berikut ini:

110102 = 1×24 + 1×23 + 0×22 + 1×21 + 0×20


110102 = 16 + 8 + 0 + 2 + 0
110102 = 2610

BAB 1. Sistem Bilangan 2 Yoyok Adisetio Laksono


Fisika FMIPA UM
Memori komputer diukur berdasar berapa banyak bit yang disediakan. Berikut adalah
daftar kapasitas memori:

• 1 byte (B) = 8 bits


• 1 Kilobytes (KB) = 1024 bytes
• 1 Megabyte (MB) = 1024 KB
• 1 Gigabyte (GB) = 1024 MB
• 1 Terabyte (TB) = 1024 GB
• 1 Exabyte (EB) = 1024 PB
• 1 Zettabyte = 1024 EB
• 1 Yottabyte (YB) = 1024 ZB

1.3. Bilangan Oktal


Sistem bilangan oktal memiliki delapan digit, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7. Sistem bilangan
oktal juga merupakan sistem nilai posisi di mana setiap digit memiliki nilainya yang
dinyatakan dalam pangkat 8, seperti yang ditunjukkan di sini:

Gambar 5. Bobot sistem bilangan oktal.


Penyetaraan ke desimal dari setiap bilangan oktal adalah jumlah total dari setiap digit
dengan nilai posisinya. Sebagai contoh:
7268 = 7×82 + 2×81 + 6×80
7268 = 448 + 16 + 6
7268 = 47010

1.4. Bilangan Heksadesimal


Sistem bilangan heksadesimal memiliki 16 simbol, yaitu dari 0 hingga 9 disusul A hingga F
di mana A sama dengan 10, B sama dengan 11 dan seterusnya hingga F. Didalam sistem
ini karena kehabisan simbol angka desimal maka digunakan sebagian abjad. Sistem
bilangan heksadesimal juga merupakan sistem nilai posisi di mana setiap digit memiliki
nilainya yang dinyatakan dalam kekuatan 16, seperti yang ditunjukkan di sini:

Gambar 6. Bobot sistem bilangan heksadesimal.

BAB 1. Sistem Bilangan 3 Yoyok Adisetio Laksono


Fisika FMIPA UM
Sama seperti sistem bilangan lain maka konversi ke desimal adalah penjumlahan dari
perkalian setiap digit dengan posisinya. Contohnya:
27FB16 = 2×163 + 7×162 + 15×161 + 10×160
27FB16 = 8192 + 1792 + 240 +10
27FB16 = 1023410

1.5. Hubungan Nilai Antar Sistem Bilangan


Tabel berikut menggambarkan hubungan antara sistem bilangan desimal, biner, oktal dan
heksadesimal.

HEKSADESIMAL DESIMAL OKTAL BINER

0 0 0 0000

1 1 1 0001

2 2 2 0010

3 3 3 0011

4 4 4 0100

5 5 5 0101

6 6 6 0110

7 7 7 0111

8 8 10 1000

9 9 11 1001

A 10 12 1010

B 11 13 1011

C 12 14 1100

D 13 15 1101

E 14 16 1110

F 15 17 1111

1.6. ASCII dan Unicode


Selain data numerik, komputer harus mampu menangani alfabet, tanda baca, operator
matematika, simbol khusus, dll yang membentuk rangkaian karakter lengkap bahasa yang

BAB 1. Sistem Bilangan 4 Yoyok Adisetio Laksono


Fisika FMIPA UM
ada di dunia ini. Himpunan lengkap karakter atau simbol disebut kode alfanumerik. Kode
alfanumerik lengkap biasanya mencakup:

• 26 huruf besar
• 26 huruf kecil
• 10 digit
• 7 tanda baca
• 20 hingga 40 karakter khusus
Komputer hanya memahami nilai numerik, apa pun sistem angka yang digunakan. Agar
memahami karakter maka harus ada padanan numerik dengan kode alfanumerik. Kode
alfanumerik yang paling banyak digunakan adalah American Standard Code for
Information Interchange (ASCII). ASCII adalah kode 7-bit yang memiliki 128 (27)
kemungkinan kode.
Berikut ini standar kode ASCII beserta simbolnya.

BAB 1. Sistem Bilangan 5 Yoyok Adisetio Laksono


Fisika FMIPA UM
Gambar 7. Kode ASCII dan simbolnya.
Seiring perkembangan jaman dimana komputer digunakan di seluruh dunia, maka kode
tersebut tidak mampu mendukung semua karakter yang ada di dunia, seperti di Arab,
India, China, Korea, dan Jepang. Untuk itu dikembangkan sebuah tabel baru yang
bernama Unicode. Nilai tabel ASCII masih dipakai sebagai kode utama dan kkode untuk
karakter lain merupakan kode ekspansi (expanded code).

2. Konversi Antar Sistem Bilangan


Seperti yang Anda ketahui sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal adalah
sistem bilangan nilai posisional. Untuk mengubah bilangan biner, oktal, dan heksadesimal
ke bilangan desimal, kita hanya perlu menjumlahkan hasil kali setiap digit dengan nilai
posisinya. Di sini kita akan mempelajari konversi lain di antara sistem bilangan ini.

2.1. Desimal ke Biner


Bilangan desimal dapat dikonversi ke biner dengan pembagian berulang angka dengan 2
sambil mencatat sisanya. Perhatikan contoh berikut ini untuk melihat bagaimana
mengubah 4310 ke biner .

Gambar 8. Pengubahan dari desimal ke biner.

Nilai sisanya ditulis sedemikian sesuai dengan LSB dan MSB untuk mendapatkan ekuivalen
biner sehingga 4310 = 1010112.

2.2. Desimal ke Oktal


Bilangan desimal dikonversi ke oktal dengan pembagian berulang dengan 8 sambil
mencatat sisanya. Perhatikan contoh untuk melihat bagaimana ini terjadi.

Gambar 9. Pengubahan dari desimal ke oktal.


BAB 1. Sistem Bilangan 6 Yoyok Adisetio Laksono
Fisika FMIPA UM
Menulis sisanya dari bawah ke atas diperoleh 47310 = 7318.

2.3. Desimal ke Heksadesimal


Bilangan desimal dapat dikonversi ke oktal dengan membagi bilangan dengan 16 secara
berulang sambil mencatat sisanya. Mari kita ambil contoh untuk melihat bagaimana ini
terjadi.

Gambar 10. Pengubahan dari desimal ke heksadesimal


Membaca sisanya dari bawah ke atas kita dapatkan 42310 = 1A716.

2.4. Biner ke Oktal dan Sebaliknya


Untuk mengubah bilangan biner ke bilangan oktal, langkah-langkah ini diikuti

• Mulai dari bit yang paling tidak signifikan, buatlah kelompok yang terdiri dari tiga
bit.
• Jika ada satu atau dua bit lebih sedikit dalam membuat grup, 0 dapat ditambahkan
setelah bit yang paling signifikan.
• Ubah setiap grup menjadi bilangan oktal ekuivalennya.
Berikut ini contoh pengubahan 101100101012 = 26258.

Gambar 11. Pengubahan dari biner ke oktal.


Untuk mengonversi bilangan oktal ke biner, setiap digit oktal dikonversi ke ekuivalen
biner 3-bitnya menurut tabel ini.

Digit oktal 0 1 2 3 4 5 6 7

Ekuivalen biner 000 001 010 011 100 101 110 111

BAB 1. Sistem Bilangan 7 Yoyok Adisetio Laksono


Fisika FMIPA UM
2.5. Biner ke Heksadesimal
Untuk mengubah bilangan biner ke bilangan heksadesimal, ikuti langkah-langkah berikut
ini:

• Mulai dari bit yang paling tidak signifikan, buatlah kelompok yang terdiri dari
empat bit.
• Jika ada satu atau dua bit yang lebih sedikit dalam membuat grup, 0s dapat
ditambahkan setelah bit paling signifikan.
• Ubah setiap grup menjadi bilangan oktal ekuivalennya.
Perhatikan contoh berikut ini untuk memahami pengubahan 101101101012 = DB516.

Gambar 12. Pengubahan dari biner ke oktal.

TUGAS
1. Ubahlah bilangan desimal 8, 9, 15, 16, 354, 2476 ke sistem biner, oktal dan
heksadesimal.
2. Ubahlah bilangan oktal 23 dan 103 ke biner, desimal, dan heksadesimal.
3. Hitunglah nilai berikut ini dalam desimal:
a. 1100102 + 2310
b. 3048 + 14D16
c. FF16 + 111012
d. 3458/A116
e. 448 × 101012

BAB 1. Sistem Bilangan 8 Yoyok Adisetio Laksono


Fisika FMIPA UM

Anda mungkin juga menyukai