Anda di halaman 1dari 131

TEKNIK DIGITAL

Nama : Tri Anjas Sugianto


NIM : 41416310020
Fak/Jurusan : Teknik Elektro
Dosen : Agung Yoke ST.MT
BAB 1
SISTEM BILANGAN
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu
item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem
bilangan desimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam simbol untuk
mewakili suatu besaran.

1.1 Teori Bilangan


1.1.1 Sistem Biner
Bilangan biner adalah sistem bilangan yang berbasis 2, artinya hanya mengenal angka 0
dan 1. Hal ini berbeda dengan bilangan desimal yang merupakan bilangan berbasis 10
dan menggunakan angka 0 sampai 9 untuk menyatakan besar nilai bilangannya.

Operasi aritmetika pada bilangan Biner :

Penjumlahan
Dasar penujmlahan biner adalah :
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1+1=0 dengan carry of 1, yaitu 1 + 1 = 2, karena digit terbesar ninari 1,
maka harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 – 2 = 0 dengan carry of 1
atau dengan langkah :

1+0 =1

1+0 =1

1+1 = 0 dengan carry of 1

1 + 1 + 1= 0

1 + 1 = 0 dengan carry of 1 1 0 0 0 1 1

b.Pengurangan

Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan pengurangan


bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-masing digit bilangan
biner adalah :
0-0=0
1-0=1
1-1=0
0–1=1 dengan borrow of 1, (pijam 1 dari posisi sebelah
kirinya).
Contoh :

11101
1011 -
10010
dengan langkah-langkah :
1–1 =0

0–1 = 1 dengan borrow of 1

1–0–1 = 0
1–1 = 0
1–0 = 1

1 0 0 1 0
Perkalian

Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar perkalian
bilangan biner adalah :
0x0=0
1x0=0
0x1=0
1x1=1
Contoh:

Desimal Biner

14 1110
12 x 1100 x
28 0000
14 + 0000
168 1110
1110 +
10101000
d.Pembagian

Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama dengan bilangan
desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar pemagian
biner adalah :
0:1=0
1:1=1

Desimal Biner

5/ 125 \ 25 101 / 1111101 \ 11001


10 - 101 -
25 101
25 - 101 -
0 0101
101 -
0
Binary Code Decimal (BCD)
BCD merupakan cara penulisan bilangan biner dengan bilangan decimal,
setiap 4 bit bilangan biner dikodekan dengan 1 bilang decimal (tetrade).
Sedangkan nilai bilangan adalah tetap seperti yang adapada bilangan biner.
Berikut merupakan contoh penulisan biner dengan menggunakan BCD:
0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 Biner

2 3 9 BCD
1.1.1 Bilangan Oktal
Sistem bilangan Oktal menggunakan 8 macam simbol bilangan berbasis 8 digit angka,
yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7.
Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari nilai 8.

Operasi Aritmetika pada Bilangan Oktal


a. Pejumlahan
Langkah-langkah penjumlahan octal :
– tambahkan masing-masing kolom secara desimal
– rubah dari hasil desimal ke octal
– tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
– kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling
kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya
contoh
Pengurangan

Pengurangan Oktal dapat dilaukan secara sama dengan pengurangan bilangan


desimal.
Contoh:
Perkalian

Langkah – langkah : Contoh:


– kalikan masing-masing kolom
secara desimal
– rubah dari hasil desimal ke
octal
– tuliskan hasil dari digit paling
kanan dari hasil octal
– kalau hasil perkalian tiap
kolol terdiri dari 2 digit, maka
digit paling kiri merupakan
carry of untuk ditambahkan
pada hasil perkalian kolom
selanjutnya.
Pembagian
1.1.3 Bilangan Desimal
Sistem ini menggunakan 10 macam simbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. sistem ini
menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan.
Integer desimal adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan :
8 x 103 = 8000
5 x 102 = 500
9 x 101 = 90
8 x 100 = 8
8598

Position value/place value

absolute value
Absolute value merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan, sedangkan
position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit
tergantung dari letak posisinya, yaitu nernilai basis dipangkatkan dengan urutan
posisinya. Pecahan desimal adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan
dibelakang koma, misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan

1 x 10 2 = 100
8 x 10 1 = 80
3 x 10 0 = 3
7 x 10 –1 = 0,7
5 x 10 –2 = 0,05
183,75
1.1.4 Bilangan Hexadesimal

Operasi Aritmetika pada Bilangan Oktal


a. Pejumlahan
Penjumlahan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan penjumlahan
bilangan octal, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah-langkah penjumlahan hexadesimal :
• tambahkan masing-masing kolom secara desimal
• rubah dari hasil desimal ke hexadesimal
• tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil hexadecimal
• kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling
kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.
Contoh
Pengurangan

Pengurangan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan pengurangan


bilangan desimal.
Contoh:
Perkalian

Langkah – langkah : Contoh:


– kalikan masing-masing kolom
secara desimal
– rubah dari hasil desimal ke octal
– tuliskan hasil dari digit paling
kanan dari hasil octal
– kalau hasil perkalian tiap kolol
terdiri dari 2 digit, maka digit
paling kiri merupakan carry of
untuk ditambahkan pada hasil
perkalian kolom selanjutnya.
Pembagian

Contoh:
Kode ASCII
ASCII adalah kode yang banyak digunakan untuk mengkodekan karakter pada
komunikasi data, kode menggunakan 7 bit dan pada dasarnya terdiri hanya 27 = 128
kemungkinan kombinasi 7 bit binary digit. Range kombinasi 7 digit biner tersebut
dimulai dari 0000000 sampai dengan 1111111 atau dalam bilangan hexadesimal 00
sampai dengan 7F. Setiap satu dari 128 kode mewujudkan kode kendali khusus atau
karakter khusus yang mengikuti standar internasional, yaitu:
• ANSI-X3.4 (American National Standards Institute)
• ISO-646 (international standards Organization)
• CCITT Alphabet #5 (Consulting Committee for International Telegraphs and
Telephone)
• IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers)
• IEC (International Electrotechnical Commission)
• EIA (Electronic Industries Association)
• TIA (Telecommunication Industries Association)
Tabel ASCII merupakan tabel yang digunakan sebagai referensi yang menggunakan bit
untuk setiap karakter dan ditunjukan dalam bentuk kode, terdapat banyak macam form
table akan tetapi bila disimak mempunyai informasi dasar yang sama tentang standar.
Berikut merupakan contoh kode dengan Hexa dan Biner:

Karakter Hexa Biner


A 41 100 0001
M 4D 100 1101
M 6D 110 1101
@ 40 100 0000
? 3F 011 11111
0 30 011 0000
) 29 010 1001

“ 22 010 0010
Dalam tabel ASCII biasanya dilengkapi dengan informasi BIN (kode 7 bit
biner untuk ASCCI), DEC (ekuivalen 3 digit desimal 0 s/d 127) dan HEX
(ekuivalen 2 digit Hexa 00 s/d 7F).

HEX 0 1 2 3 4 5 6 7
HEX

BIN 000 001 010 011 100 101 110 111


0 0000 (NUL) (DLE) Space 0 @ P ` p
1 0001 (SOH) ! 1 A Q a ! q
2 0010 (STX) “ 2 B R b “ r
3 0011 (ETX) # 3 C S c # s
4 0100 (EOT) $ 4 D T d $ t
5 0101 (ENQ) (NAK) % 5 E U e u
6 0110 (ACK) (SYN) & 6 F V f v
7 0111 (BEL) (ETB) ‘ 7 G W g w
8 1000 (BS) (CAN) ( 8 H X h x
9 1001 (HT) (EM) ) 9 I Y i y
A 1010 (LF) (SUB) * : J Z j z
B 1011 (VT) (ESC) + ; K [ k {
C 1100 (FF) (FS) , < L \ l |
D 1101 (CR) (GS) - = M ] m }
E 1110 (SO) (RS) . > N ^ n ~

F 1111 (SI) (US) / ? O _ o DEL


BAB 2
GERBANG LOGIKA
2.1 GERBANG AND (AND-
GATE)
Gerbang AND sering juga disebut gerbang DAN, yaitu suatu gerbang logika yang
mempunyai beberapa input (masukan) dan hanya satu output (keluaran). Operasi
dengan gerbang ini membentuk operasi "CONJUNCTION" atau Konjungsi. Operasi
AND ditandai dengan * ( baca : dot ).
Simbol rangkaian logikanya digambarkan sebagi berikut ini:

Gambar 2.5. Gerbang AND untuk 2 masukan (A dan B)


Adapun tabel kebenaran untuk Gerbang AND dua masukan sebagaimana tampak pada
Gamabar 2.5. di atas, ditunjukkan secara lengkap pada Tabel 2.3. sebagai berikut :
Tabel 2.3. Gerbang AND dua masukan

Kalau diterjemahkan ke dalam teknik listrik , maka akan diperoleh hubungan seri
dari kedua kontak penghubung (saklar, switch).
Berdasarkan ilustrasi di atas, maka pada output T informasi akan bernilai logika-1,
hanya apabila kedua informasi input A dan B, masing-masing menggerakkan kontak A
dan B menjadi tertutup.

a).Rangkaian Aktual b) Rangkaian Setara (Ekivalen)


Gambar 2.6. Ilustratif Rangkaian Gerbang AND dua masukan

Lampu T hanya akan menyala jika kedua saklar A dan B pada gambar di atas menutup
atau terhubung.
2.2 GERBANG OR (OR-GATE)
Gerbang-OR disebut juga sebagai gerbang ATAU, yaitu suatu gerbang logika yang
mempunyai beberapa input dan hanya 1 buah keluaran (output). Operasi yang
menggunakan gerbang-OR membentuk operasi disjungsi. Operasi-OR ditandai dengan
+. Adapun simbol untuk jenis operasi ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.7. Simbol Gerbang-OR dua masukan


Ilustrasi secara simbolis untuk gerbang-OR di atas, dalam teknik kelistrikan sangat
identik dengan hubungan antara dua buah saklar atau switch yang dirangkaikan secara
paralel, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.8. di bawah ini :

Gambar 2.8. Ilustrasi Rangkaian Gerbang-OR dua masukan


Terlihat bahwa Lampu T akan menyala, bila salah satu atau kedua saklar A dan B menutup.
Bila kedua saklar A dan B terbuka, maka lampu T akan padam. Adapun tabel kebenaran
untuk gerbang-OR dua masukan A dan B seperti tampak pada Gambar di atas, secara
lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.4. di bawah ini :

Tabel 2.4. Gerbang-OR dua


masukan
2.3 GERBANG NOT (NOT-GATE)
Gerbang NOT : INVERTER, berfungsi sebagai pembalik. Bila input dari gerbang ini
mempunyai LOGIKA "1", maka outputnya akan berlogika 0 atau bila inputnya adalah
variabel A, maka outputnya adalah A, demikian juga sebaliknya.
Inverter dari suatu variabel ditandai dengan simbol :

Gambar 2.3. Simbol suatu Gerbang NOT.


Adapun tabel kebenaran untuk suatu gerbang NOT yang telah diilustrasikan pada
gambar di atas, ditunjukkan pada Tabel.2.1. di bawah ini:

Tabel 2.1. Gerbang NOT (Inverter)


Bila suatu input (masukan) diinvers sebanyak 2 kali (jungkir balik) maka out-putnya
akan tetap sesuai dengan inputnya.

Gambar 2.4. Simbol Gerbang NOT Ganda (Double Inverter)

Adapun tabel kebenaran Gerbang NOT ganda yang diperlihatkan pada Gambar 2.4. di
atas, secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut ini :
Tabel.2.2. Gerbang NOT Ganda (Double Inverter)
2.4 NAND
Gerbang logika NAND merupakan modifikasi yang dilakukan pada gerbang AND
dengan menambahkan gerbang NOT didalam prosesnya. Maka itu, mengapa gerbang
ini dinamai NAND atau NOTAND. Logika NAND benar-benar merupakan kebalikan
dari apa yang dihasilkan oleh gerbang AND. Di dalam gerbang logika NAND, jika
salah satu input atau keduanya bernilai 0 maka hasil output-nya adalah 1. Jika kedua
input bernilai 1 maka hasil output-nya adalah 0.

2.5 NOR
Gerbang NOR atau NOT-OR juga merupakan kebalikan dari gerbang logika OR.
Semua input atau salah satu input bernilai 1, maka output-nya akan bernilai 0. Jika
kedua input bernilai 0, maka output-nya akan bernilai 1.
2.6 XOR
Gerbang XOR merupakan singkatan dari kata Exclusive-OR. Sesuai dengan
namanya, gerbang logika ini merupakan versi modifikasi dari gerbang OR. Gerbang
logika ini hanya akan mengeluarkan hasil output bernilai 1 jika hanya salah satu input
saja yang bernilai 1. Maksudnya jika kedua input bernilai 1, maka hasil output-nya
tetaplah 0. Jadi dengan demikian, logika XOR tidak akan membiarkan kedua input
bernilai sama. Jika sama, maka hasil output-nya adalah 0

2.7 XNOR
Gerbang logika XNOR memiliki kerja kebalikan dari XOR. Gerbang XNOR akan
mengeluarkan hasil output bernilai 1. Namun jika salah satunya saja yang berbeda,
maka nilai output pastilah bernilai 0.
2.8 ALJABAR BOOLEAN
Aljabar Boolean adalah computer digital modern yang dirancang, dipelihara, dan
operasinya dianalisis dengan menggunakan teknik dan simbologi dari bidang
matematika.
a. Konsep Pokok Aljabar Boolean
Variabel – variabel yang dipakai dalam persamaan aljabar boolean memiliki
karakteristik khas, namun variabel tersebut hanya dapat mengambil satu harga dari dua
harga yang mungkin diambil. Kedua harga ini dapat dipresentasikan dengan simbol “ 0
” dan “ 1 ”. Bila diterapkan dalam aplikasi praktis, misalkan jaringan listrik komputer
maka simbol “ 0 ” menunjukkan tidak ada aliran listrik (off) dan simbol “ 1 ”
menunjukkan ada aliran listrik. Misalkan terdapat:
 Dua operator biner + dan 
 Sebuah operator uner ‘
 B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan ‘
 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B.
(B, +, , ’) disebut aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c  B berlaku aksioma-aksioma atau
postulat Huntington berikut:
1. Closure:(i) a + b  B
(ii) a  b  B
2. Identitas: (i) a + 0 = a
(ii) a  1 = a
3. Komutatif: (i) a + b = b + a
(ii) a  b = b . a
4. Distributif:(i) a  (b + c) = (a  b) + (a  c)
(ii) a + (b  c) = (a + b)  (a + c)
5. Komplemen:(i) a + a’ = 1
(ii) a  a’ = 0

Untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, harus diperlihatkan:


1. Elemen-elemen himpunan B,
2. Kaidah operasi untuk operator biner dan operator uner,
3. Memenuhi postulat Huntington.
Hukum-Hukum Aljabar Boolean
1. Hukum identitas: 2. Hukum idempoten:
(i) a+0=a
(i) a+a=a
(ii) a  1 = a
(ii) a  a = a
3. Hukum komplemen: 4. Hukum dominansi:

(i) a + a’ = 1 (i) a0 =0


(ii) aa’ = 0 (ii) a + 1 = 1
5. Hukum involusi: 6. Hukum penyerapan:

(i) (a’)’ = a (i) a + ab = a


(ii) a(a + b) = a
7. Hukum komutatif: 8. Hukum asosiatif:

(i) a+b=b+a (i) a + (b + c) = (a + b) + c


(ii) ab = ba (ii) a (b c) = (a b) c
9. Hukum distributif: 10. Hukum De Morgan:
(i) a + (b c) = (a + b) (a + c)
(i) (a + b)’ = a’b’
(ii) a (b + c) = a b + a c
(ii) (ab)’ = a’ + b’
11. Hukum 0/1
(i) 0’ = 1
(ii) 1’ = 0
Fungsi Boolean
• Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B melalui
ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai
f : Bn  B
yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut
ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah asal B.
• Setiap ekspresi Boolean tidak lain merupakan fungsi Boolean.
• Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah
f(x, y, z) = xyz + x’y + y’z
Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3
(x, y, z) ke himpunan {0, 1}.
Contohnya, (1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1 sehingga f(1, 0, 1) = 1  0  1
+ 1’  0 + 0’ 1 = 0 + 0 + 1 = 1 .
FLIP FLOP R-S
Flip-flop R-S adalah rangkaian dasar dari semua jenis flip-flop
yang ada. Terdapat berbagai macam rangkaian flip-flop R-S, pada
percobaan ini flip-flop R-S disusun dari empat buah gerbang
NAND 2 masukan. Dua masukan flip-flop ini adalah S (set) dan
R (reset), serta dua keluarannya adalah Q dan Q’. Kondisi
keluaran akan tetap ketika kedua masukan R dan S berlogika 0.
Sedangkan pada kondisi masukan R dan S berlogika 1 maka
kedua keluaran akan berlogika 1, hal ini sangat dihindari karena
bila kondisi masukan diubah menjadi berlogika 0 kondisi
kelurannya tidak dapat diprediksi (bisa 1 atau 0). Keadaan ini
disebut kondisi terlarang.
FLIP FLOP TIME J-K
Flip-flop J-K merupakan penyempurnaan dari flip-flop R-S terutama untuk mengatasi
masalah osilasi, yaitu dengan adanya umpan balik, serta masalah kondisi terlarang
seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu pada kondisi masukan J dan K berlogika 1
yang akan membuat kondisi keluaran menjadi berlawanan dengan kondisi keluaran
sebelumnya atau dikenal dengan istilah toggle. Sementara untuk keluaran berdasarkan
kondisi-kondisi masukan yang lain semua sama dengan flip-flop R-S.

Gambar 3.5. Flip-flop J-K


FLIP FLOP TIPE D
Flip-flop D dapat disusun dari flip-flop S-R atau flip-flop J-K yang masukannya saling
berkebalikan. Hal ini dimungkinkan dengan menambahkan salah satu masukannya
dengan inverter agar kedua masukan flip-flop selalu dalam kondisi berlawanan. Flip-
flop ini dinamakan dengan flip-flop data karena keluarannya selalu sama dengan
masukan yang diberikan. Saat flip-flop pada keadaan aktif, masukan akan diteruskan ke
saluran keluaran.

Gambar 3.4. Contoh rangkaian Flip-flop D (Picu logika tinggi)


COUNTER
Merupakan rangkaian logika pengurut yang membutuhkan karakteristik memori dan
sangat ditentukan oleh pewaktu. Disusun dari sejumlah flip-flop.
Karakteristik utamanya :
1. Jumlah hitungan maksimum (modulus pencacah)
2. Menghitung ke atas (up counter) atau ke bawah (down counter).
3. Operasi sinkron (serempak, pencacah paralel) atau asinkron (seri, pencacah
gelombang).
Contoh : Pencacah gelombang 4 bit (modulo-16), menghitung ke atas.
Diagram logika :
Tabel Kebenaran: Urutan Pencacahan
Tabel kebenaran : urutan pencacahan
REGISTER
Register berfungsi sebagai memori sementara untuk penggeseran data ke kiri atau ke
kanan. Dibangun dari kumpulan flip-flop, banyaknya flip-flop menentukan panjang
register dan juga panjang kata biner yang dapat disimpan di dalam register.
Register seri
Contoh : Register seri geser ke kanan 4 bit
Register Paralel
Contoh : Register paralel geser ke kanan yang beresirkulasi 4 bit.
Diagram logika :
BAB 3
IC DIGITAL
(RANGKAIAN
TERINTEGRASI (IC))
IC digital memiliki fungsi untuk beroperasi dengan menggunakan sinyal kotak
(square) yang hanya ada dua kondisi yaitu 0 atau 1 dan berfungsi sebagai switch/saklar.
IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan
Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan “Rendah” atau dalam kode
binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.
• IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :
• Flip-flop
• Gerbang Logika (Logic Gates)
• Timer
• Counter
• Multiplexer
• Calculator
• Memory
• Clock
• Microprocessor (Mikroprosesor)
• Microcontroller
IC digital beroperasi pada tegangan 0 volt (low) dan 5 volt (high). IC digital tersusun
dari beberapa rangkaian logika AND, OR, NOT, NAND, NOR,dan XOR). IC digital
sering digunakan sebagai aplikasi sakelar cepat. Pada perkembangannya, IC digital
merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam segala bidang elektronika,
karena ukurannya kecil dan memiliki fungsi yang sangat lengkap. Jenis IC digital
terdapat 2(dua) jenis yaitu TTL dan CMOS. Jenis IC-TTL dibangun dengan
menggunakan transistor sebagai komponen utamanya dan fungsinya dipergunakan
untuk berbagai variasi Logic, sehingga dinamakan Transistor.

3.1 DIGITAL IC TTL


IC yang paling banyak digunakan secara luas saat ini adalah IC digital yang
dipergunakan untuk peralatan komputer, kalkulator dan system kontrol elektronik. IC
digital bekerja dengan dasar pengoperasian bilangan Biner Logic(bilangan dasar 2)
yaitu hanya mengenal dua kondisi saja 1(on) dan 0(off).
Jenis IC digital terdapat 2(dua) jenis yaitu TTL dan CMOS. Jenis IC-TTL dibangun
dengan menggunakan transistor sebagai komponen utamanya dan fungsinya
dipergunakan untuk berbagai variasi Logic, sehingga dinamakan Transistor. Dalam
satu kemasan IC terdapat beberapa macam gate (gerbang) yang dapat melakukan
berbagai macam fungsi logic seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa
fungsi logic lainnya seperti Decoder, Encoder, Multiflexer dan Memory sehingga pin
(kaki) IC jumlahnya banyak dan bervariasi ada yang 8,14,16,24 dan 40. Pada gambar
diperlihatkan IC dengan gerbang NAND yang mengeluarkan output 0 atau 1
tergantung kondisi kedua inputnya. IC TTL dapat bekerja dengan diberi tegangan 5
Volt
3.2 DIGITAL IC C-MOS (COMPLEMENTART MOS)

Selain TTL, jenis IC digital lainnya adalah C-MOS (Complementary with MOSFET) yang berisi rangkaian
yang merupakan gabungan dari beberapa komponen MOSFET untuk membentuk gate-gate dengan fungsi logic
seperti halnya IC-TTL. Dalam satu kemasan IC C-MOS dapat berisi beberapa macam gate(gerbang) yang dapat
melakukan berbagai macam fungsi logic seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic lainnya
seperti Decoders, Encoders, Multiflexer dan Memory. Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NOR yang
mengeluarkan output 0 atau 1 tergantung kondisi kedua inputnya. IC C-MOS dapat bekerja dengan tegangan 12
Volt. Mempunyai salah satu ciri dengan tegangan input lebih fleksibel yaitu antara 3,5 Volt sampai 15 Volt akan
tetapi, tegangan input yang melebihi 12 Volt akan memboroskan daya. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan
untuk menghindari kerusakan pada IC CMOS sebelum dipasangkan kedalam rangkaian. Hal ini perlu dilakukan
karena walaupun dari pabrik telah diberi proteksi berupa dioda dan resistor dijalan masuknya namun usaha ini
belum menjamin seratus prosen. Tindakantindakan untuk menyelamatkan IC jenis CMOS.
IC CMOS harus selalu disediakan dengan kaki-kakinya ditanam dalam foil plastik menghantar, bukan pada
busa atau polistrin yang dikembangkan atau dalam bahan pembawa dari aluminium. IC CMOS tidak boleh
dikeluarkan dari dalam kemasannya sampai ia sudah siap untuk dipasangkan pada rangkaian. Berhati-hati untuk
tidak menyentuh pin-pin (kaki) IC CMOS sebelum dipasangkan pada rangkaian karena elektrostatik dari tangan
manusia dapat merubah dan menambah muatan oksidasi. IC CMOS harus merupakan komponen terakhir yang
dipasangkan pada papan rangkaian. Jangan dimasukan atau ditanggalkan sementara tegangan catu daya
disambungkan. Gunakan pemegang atau soket IC yang vsesuai untuk menjaga kestabilan oksidasi dan muatan
dalam IC CMOS.
Kalau IC CMOS perlu dipasangkan pada papan rangkaian dengan langsung
disolder maka pakailah besi solder yang sangat kecil bocorannya serta solder harus
dibumikan. Meskipun IC CMOS tidak memiliki kekebalan sebagaimana IC jenis
lainnya. Masa genting dan mengkhawatirkan hanyalah ketika melepas IC CMOS dari
busa foil plastik pelindungnya dan ketika memasangkannya ke dalam rangkaian.
Setelah kedua pekerjaan itu terlampaui semua akan berjalan biasa-biasa saja.
Pada papan rangkaian IC CMOS kaki-kaki yang tidak dipergunakan harus tetap
diberi kondisi tertentu, seperti '0' atau '1', tetapi tidak boleh dibiarkan tidak terhubung.
Apabila dibiarkan tidak terhubung, biasanya
IC CMOS akan cepat rusak. IC merupakan salah satu komponen elektronik yang
mudah rusak karena panas, baik panas pada saat disolder maupun pada saat IC bekerja.
Untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat disolder maka perlu dipasang
soket IC, sehingga yang terkena panas kaki soketnya. Sedangkan untuk menghindari
kerusakan IC karena panas pada saat IC bekerja, maka pada IC perlu dipasang
(ditempelkan) plat pendingin dari aluminium atau tembaga yang biasanya disebut
heatsink.
3.3 MENGHUBUNGKAN TTL DENGAN
CMOS
Banyak sistem digital mengabungkan kedua keluarga tersebut yaitu TTL dan
CMOS untuk mencapai penampilan kinerja yang optimum, misal dalam sistem
dibutuhkan kinerja rangkaian berkecepatan rendah dan untuk mereduksi disipasi daya,
sedangkan pada bagian lain dari sistem diperlukan suatu kecepatan yang tinggi dalam
operasinya maka dipasangkan padanya TTL. Untuk itu uraian berikut menjelaskan
bagaimana sistem interface diantara TTL dan CMOS atau sebaliknya.
a. CMOS mengendalikan TTL
b. TTL mengendalikan CMOS
c. Gerbang Transmisi CMOS
BAB 4
RANGKAIAN
KOMBINASI
4.1 MULTIPLEKSER
Rangkaian logika kombinasional Multiplexer atau disingkat MUX adalah alat atau
komponen elektronika yang bisa memilih input (masukan) yang akan diteruskan ke
bagian output (keluaran). Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan oleh
signal yang ada di bagian kontrol (kendali) Select.

4.2 DEMULTIPLESER
Rangkaian logika kombinasional Demultiplekser adalah Komponen yang
berfungsi kebalikan dari MUX. Pada DEMUX, jumlah masukannya hanya satu, tetapi
bagian keluarannya banyak. Signal pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian
output (channel) yang mana tergantung dari kendali pada bagian SELECTnya.
– Suatu rangkaian diklasifikasikan sebagai kombinasional jika memiliki sifat yaitu
keluarannya ditentukan hanya oleh masukkan eksternal saja.
– Suatu rangkaian diklasifikasikan sequential jika ia memiliki sifat keluarannya
ditentukan oleh tidak hanya masukkan eksternal tetapi juga oleh kondisi
sebelumnya.
4.3 DEKODER
Rangkaian Dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan dengan Enkoder yaitu
merubah kode biner menjadi sinyal diskrit. Sebuah dekoder harus memenuhi syarat
perancangan m < 2 n . Variabel m adalah kombinasi keluaran dan n adalah jumlah bit
masukan. Satu kombinasi masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.
Beberapa rangkaian decoder yang sering kita jumpai saat ini adalah decoder jenis 3 x 8
(3 bit input dan 8 output line), decoder jenis 4 x 16, decoder jenis BCD to Decimal (4
bit input dan 10 output line) dan decoder jenis BCD to 7 segmen (4 bit input dan 8
output line). Khusus untuk pengertian decoder jenis BCD to 7 segmen mempunyai
prinsip kerja yang berbeda dengan decoder decoder lainnya, di mana kombinasi setiap
inputnya dapat mengaktifkan beberapa output linenya.
4.4 ENKODER
Enkoder adalah rangkaian logika kombinasional yang berfungsi untuk mengubah
atau mengkodekan suatu sinyal masukan diskrit menjadi keluaran kode biner. Enkoder
disusun dari gerbanggerbang logika yang menghasilkan keluaran biner sebagai hasil
tanggapan adanya dua atau lebih variabel masukan. Hasil keluarannya dinyatakan
dengan aljabar boole, tergantung dari kombinasi – kombinasi gerbang yang digunakan.
Sebuah Enkoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n . Variabel m adalah
kombinasi masukan dan n adalah jumlah bit keluaran sebuah enkoder. Satu kombinasi
masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran
5
MULTIVIBRATOR
5.1 MULTIVIBRATOR ASTABLE
Multivibrator Astable merupakan salah satu jenis multivibrator yang berguncang
bebas (free running) dan tersulut (triggering).

Disebut sebagai astable multivibrator apabila kedua tingkat tegangan keluaran yang
dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah quasistable.
Disebut quasistableapabila rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan
keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan keluaran ke tingkat lainnya tanpa
satupun pemicu dari luar.
5.2 MULTIVIBRATOR MONOSTABLE
Monostable Multivibrator adalah piranti digital yang akan memberikan keluaran
pulsa dengan lebar tertentu setelah mendapat trigger pada masukannya. Monostable
Multivibrator TTL adalah IC TTL yang didesain khusus sebgaai multivibrator
monostable. Panjang pulsa ditentukan oleh komponen pasif resistor dan kapasitor yang
menyertainya. Penentuan nilai resistor dan kapasitor tergantung pada IC yang akan
digunakan sehingga harus disesuaikan dengan datasheet-nya. Terdapat dua
jenis monostable multivibrator yaitu dapat tersulut ulang (retriggerable) dan tidak
dapat tersulut ulang (nonretrigerable). Contoh IC retriggerable adalah IC 74LS123
yang berisi dua buah monostablesedangkan contoh IC nonretriggerable adalah IC
74LS121 yang berisi sebuah monostable dan IC 74LS221 yang berisi dua
buah monostable.
Rangkaian Dasar Monostable Multivibrator IC74LS123
5.3 PEMICU SCHMIT (SCHMIT
TRIGGER)
Pemicu Schmitt (Schmitt trigger) adalah piranti yang mengubah isyarat masukan
bentuk gelombang sembarang menjadi gelombang kotak pada isyarat keluarannya.
Gelombang kotak sangat dibutuhkan dalam sistem digital karena mempunyai waktu
bangkit yang cepat (sisi naik dan turunnya sangat tajam). Selain itu piranti ini juga
dapat menghilangkan isyarat-isyarat yang dapat mengganggu (noise) kerja suatu sistem
digital. Pemicu Schmitt ini telah tersedia dalam gerbang logika IC SN74LS14, sehingga
memudahkan kita dalam perancangan sistem. Dalam IC SN74LS14 ini terdapat 6 buah
pembalik Pemicu Schmitt. IC SN74LS14 merupakan IC TTL sehingga dapat
dioperasikan dengan sumber tegangan DC +5 volt.
Gambar Pemicu Schmitt (Schmitt Trigger) SN74LS14
5.4 PENAHAN RS (RS LATCH)
SR Latch merupakan SET-RESET LATCH, yang merupakan elemen penyimpan satu
bit biner. Tardiri dari 0 atau 1. SR Latch dapat dibuat dengan menggunakan gerbang
NOR atau gerbang NAND.
Contoh:
5.5 FLIP FLOP RS
Masukkan R dalam keadaan 0 dan S dalam keadaan 1 memberikan keadaan SET.
Sedangkan apabila R dalam keadaan 1 dan S dalam keadaan 0 akan memberikan
keadaan RESET. Namun saat SET dan RESET dalam keadaan 1, akan terjadi keadaan
pacu.
Adapun rangkaian dari flip flop RS adalah sebagai berikut :

Rangkain flip flop RS tersebut bekerja menggunakan prinsip dari tabel kebenaran
seperti tabel dibawah ini :
5.6 PENAHAN D (D LATCH)
Penahan D dapat dibuat dengan menggunakan gerbang logika NAND seperti halnya
rangkaian pada flip flop RS. Namun pada Flip Flop D kita menggunankan tambahan
Inverter sebelum gerbang NAND.

Tabel Kebenaran
5.7 FLIP FLOP D
D-Flip-Flop (Delay/Data Flip-Flop) merupakan pengembangan dari SR-Flip-Flop yang
digunakan untuk mengatasi output tidak valid pada SR-Flip-Flop. Perbedaannya
dengan flip-flop S-R terletak pada inputan R, pada D Flip-flop inputan R terlebi dahulu
diberi gerbang NOT, maka setiap input yang diumpankan ke D akan memberikan
keadaan yang berbeda pada input S-R.
5.8 FLIP FLOP JK
Flip flop JK merupakan flip flop yang paling ideal digunakan sebagai piranti
penyimpanan (memori). Flip flop JK digunakan pada setiap komputer digital maupun
piranti lainnya. Dalam pemakaian bidang elektronika juga memiliki banyak manfaat,
misalnya :
• Pencacah frekuensi (frequency counter)
• Pembagi frekuensi (frequency divider)
• Pembangkit ragam gelombang kotak simetri (symetri square wave form generator),
dll.
Flip flop JK memilki keunikan tersendiri, yaitu pada keluaran Q dan Q’ terdapat dua
jenis umpan balik, dengan keluaran yang diumpan balikkan kembali.
Ada dua jenis umpan balik :
• Umpan Balik flip flop. Berfungsi supaya rangkaian gerbang logika yang berada di
dalam garis putus – putus FL dapat menahan sebuah data biner.
• Umpan balik Togel (Toggle). Umpan balik ini enyebabkan flip flop JK mengalami
toggle.
Selain terdapt dua jenis umpan balik, flip flop JK memiliki 2 masukan kendali, yang
disebut dengan masukan J dan K. Masukan J dan K berfungsi mengatur apa yang akan
dilakukan rangkaian pada tepi sinyal pendetak. pada bagian masukan dari pendetak
dibei rangkaian Diferensator, namun dalam Chip IC tidak digunakan rangkaian RC
tetapi gerbang Not dan And, karena pada IC, komponen RC memakan Tempat dan
kurang praktis.
5.9 FLIP FLOP T
T-Flip-Flop (Toggle Flip-Flop) adalah flip-flop yangmengkomplemenkan data yang
disimpan jika mendapat input 1.merupakan rangkaian flip-flop yang dibangun dengan
menggunakan flip-flop J-K yang kedua inputnya dihubungkan menjadi satu maka akan
diperoleh flip-flop yang memiliki watak membalik output sebelumnya jika inputannya
tinggi dan outputnya akan tetap jika inputnya rendah.
6
PENCACAH TAK
SINKRON
Pencacah Tak Sinkron
Sebuah Counter Asinkron (Ripple) terdiri atas sederetan Flip-flop yang
dikonfigurasikan dengan menyambung outputnya dari yan satu ke yang lain. Yang
berikutnya sebuah sinyal yang terpasang pada input Clock FF pertama akan mengubah
kedudukan outpunyanya apabila tebing (Edge) yang benar yang diperlukan terdeteksi.
Output ini kemudian mentrigger inputclock berikutnya ketika terjadi tebing yang
seharusnya sampai. Dengan cara ini sebuah sinyal pada inputnya akan meriplle
(mentrigger input berikutnya) dari satu FF ke yang berikutnya sehingga sinyal itu
mencapau ujung akhir deretan itu. Ingatlah bahwa FF T dapat membagi sinyal input
dengan faktor 2 (dua). Jadi Counter dapat menghitung dari 0 sampai 2” = 1 (dengan n
sama dengan banyaknya Flip-flop dalam deretan itu).
Pencacah Asinkron (tak serempak):
• Masukan untuk denut lonceng/clock dikembalikan secara tak serempak atautak
berurutan.b.
• Waktu penundaan counter adalah waktu semua penundaan flip-flopdijumlahkan.c.
• Memerlukan sirkit clock yang berdaya rendah, sebab hanya flip-flop yangpaling
awal saja yang dikendalikan oleh flip-flop.d.
• Sering juga dinamakan pancacah seri/pencacah bine
Tabel Kebenaran dari Up Counter
Gambar rangkaian Up Counter Asinkron 3 bit :
Asinkron 3-bit
Counter Asinkron Mod-N
Counter Mod-N adalah Counter yang tidak 2n. Misalkan Counter Mod-6, menghitung :
0, 1, 2, 3, 4, 5. Sehingga Up Counter Mod-N akan menghitung 0 s/d N-1, sedangkan
Down Counter MOD-N akan menghitung dari bilangan tertinggi sebanyak N kali ke
bawah. Misalkan Down Counter MOD-9, akan menghitung : 15, 14, 13, 12, 11, 10, 9,
8, 7, 15, 14, 13,..
Gambar rangkaian Up Counter Asinkron Mod-6
IC 74LS90
IC ini adalah sebuah decade counter yang mencacah empat bit dari 0000 (desimal
0) sampai 1001 (desimal 9). Rangkaian dalamnya terdiri dari empat buah flip-flop
berderet dan gerbang-gerbang khusus yang digunakan untuk mereset flip-flop. IC ini
memiliki empat output, dimana ke empat output ini mencacah/menghitung bilangan
Biner dari 1 sampai 9, IC ini bekerja apabila diberi clock pada kaki IC 14, dan di beri
tegangan sebesar 5V. untuk menjalankan/ mensimulasikan IC ini maka kita
membutuhkan LED sebagai indicator untuk dapat melihatnya.
Skema Rangkaian IC Tata Letak Komponen
7490
Aplikasi Pencacah (Counter)
Aplikasi rangkaian counter adalah merupakan suatu rangkaian yang komprehensif,
yaitu perpaduan dari IC counter digital yang tersedia untuk dikombinasikan dengan
komponen digital dasar sebagai dekoder (seperti gerbang AND, OR, NOT, NAND,
NOR, ataupun EXOR), dan komponen analog (seperti, dioda, transistor) yang dibentuk
dalam satu unit kesatuan rangkaian kontrol digital sedrhana.

Ada dua jenis penghitung (counter), yaitu: (1) penghitung sinkron (synchronous
counters); (2) penghitungasinkron (asynchronous counters). Penghitung asinkron
sering disebut juga sebagai penghitung deret (series counters) atau juga kadang-
kadang disebut ripple counters. Sedangkan penghitung sinkron merupakan penghitung
yang bagian input toggle atau clockyang lain adalah paralel, outputnya dikopelkan ke
bagian input counter yang lain dengan didekoder, agar mencapai urutan
penghitungyang sempurna. Sedangkan menurut karakteristiknya
suatu counter dibedakan berdasar : (a) seberapa modulo dari counter(seberapa banyak
dapat menghitung); (b) sifatnya menghitung maju (up-counter) ataukan mundur (down-
counter); (c) dapat berjalan sendiri (free running), ataukah dapat berhenti sendiri (self-
stopping).
BAB 7
MENGANALISA
RANGKAIAN
SINKRON
Pencacah Sinkron (Counter
Sinkron)
Syncronous counter memiliki pemicuan dari sumber clock yang sama dan susunan
flip-flopnya adalah paralel. Dalam Syncronous counter ini sendiri terdapat perbedaan
penempatan atau manipulasi gerbang dasarnya yang menyebabkan perbadaan waktu
tunda yang di sebut carry propagation delay. Penerapan counter dalam aplikasinya
adalah berupa chip IC baik IC TTL, maupun CMOS, antara lain adalah: (TTL) 7490,
7493, 74190, 74191, 74192, 74193, (CMOS) 4017,4029,4042,dan lain-lain. Pada
Counter Sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing input Clock dari Flip-
flop penyusunnya, sehingga apabila ada perubahan pulsa dari sumber, maka perubahan
tersebut akan men-trigger seluruh Flip-flop secara bersama-sama.
Tabel Kebenaran untuk Up Counter dan Down Counter Sinkron 3 bit
Rangkaian 4 Bit Pencacah Sinkron

Dari rangkaian synchronous counter diatas untuk mendapatkan kondisi togle dari logika
HIGH pada output flip-flop sebelumnya dipasang AND gate seperti terlihat pada gambar
diatas. Dengan pemasangan AND sperti pada gambar diatas maka :
•Flip-flop pertama akan togle setiap input clock diberikan.
•Flip-flop kedua akan togle hanya pada saat output flip-flop pertama (Q0) dalam kondisi
HIGH.
•Flip-flop ketiga hanya akan togle apabila output flip-flop pertama (Q0) dan output fli-flop
kedua (Q1) dalam kondisi HIGH.
•Flip-flop keempat hanya akan togle pada saat output flip-flop pertama (Q0), output flip-flop
kedua (Q1) dan output fli-flop ketiga (Q2) dalam kondisi HIGH.
Mesin Moore
Mesin Moore adalah otomasi fase berhingga (finite state automaton) di mana
keluarannya ditentukan hanya oleh fase saat itu (dan tidak terpengaruh oleh bagian
masukan/input). Diagram fase (state diagram) dari mesin Moore memiliki sinyal
keluaran untuk masing-masing fase.

Mesin Mealy
Mesin Mealyadalah otomasi fase berhingga (finite state automaton atau finite state
tranducer) yang menghasilkan keluaran berdasarkan fase saat itu dan bagian
masukan/input. Dalam hal ini, diagram fase (state diagram) dari mesin Mealy
memiliki sinyal masukan dan sinyal keluaran untuk tiap transisi. Prinsip ini berbeda
dengan mesin Moore yang hanya menghasilkan keluaran/output pada tiap fase.
State Diagram
State diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan transisi state dengan
ataupun tanpa dipengaruhi oleh input eksternal. Jadi pada saat penggambaran state
diagram, bisa dipengaruhi oleh input eksternal dan bisa juga tidak dipengaruhi.
Contoh dari state diagram:
Pencacah Naik/Turun (Up-Down
Counter)
Dilihat dari arah cacahan, rangkaian pencacah dibedakan atas pencacah naik (Up
Counter) dan pencacah turun (Down Counter). Pencacah naik melakukan cacahan dari
kecil ke arah besar, kemudian kembali ke cacahan awal secara otomatis. Pada pencacah
menurun, pencacahan dari besar ke arah kecil hingga cacahan terakhir kemudian
kembali ke cacahan awal.
Tiga faktor yang harus diperhatikan untuk membangun pencacah naik atau turun
yaitu (1) pada transisi mana Flip-flop tersebut aktif. Transisi pulsa dari positif ke
negatif atau sebaliknya, (2) output Flip-flop yang diumpankan ke Flip-flop berikutnya
diambilkan dari mana. Dari output Q atau Q, (3) indikator hasil cacahan dinyatakan
sebagai output yang mana. Output Q atau Q. ketiga faktor tersebut di atas dapat
dinyatakan dalam persamaan EX-OR.
Gambar rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit :
BAB 8
REGISTER
8.1 SISO (SERIAL IN SERIAL OUT)

Pada Register Serial In – Serial Out, jalur masuk data berjumlah satu dan jalur
keluarannya juga berjumlah satu. Pada jenis register ini data mengalami pergeseran,
flip-flop pertama menerima masukan dari input, sedangkan flip-flop kedua menerima
masukan dari flip-flop pertama, dan seterusnya.

Gambar 8.1. Rangkaian Register Serial In - Serial Out


8.2 PISO (PARALEL IN SERIAL OUT)
Register Paralel In - Serial Out mempunyai jalur masukan sesuai dengan jumlah flip-
flop yang menyusunnya, dan hanya mempunyai satu jalur keluaran. Data masuk ke
dalam register secara serentak dengan dikendalikan sinyal kontrol, sedangkan data
keluar satu-persatu (secara serial).

Gambar 8.2. Rangkaian Register Paralel In – Serial Out


8.3 SIPO (SERIAL IN PARALEL OUT)
Register serial In – Paralel Out mempunyai satu saluran masukan dan saluran keluaran
sejumlah flip-flop yang menyusunnya. Data masuk satu-persatu (secara serial) dan
dikeluarkan secara serentak. Pengeluaran data dikendalikan oleh sebuah sinyal kontrol.
Selama sinyal kontrol tidak diberikan, data akan tetap tersimpan dalam register.

Gambar 8.3. Rangkaian Register serial In – Paralel Out


8.4 PIPO (PARALEL OUT PARALEL
IN) 74LS95
Register Paralel In - Paralel Out mempunyai jalur masukan dan keluaran sesuai dengan
jumlah flip-flop yang menyusunnya. Pada register jenis ini, data masuk dan keluar
secara serentak. Dan hanya membutuhkan satu kali picu.

Gambar 8.4. Rangkaian Register Paralel In – Paralel Out


8.5 REGISTER SEBAGAI COUNTER
(RING COUNTER)
Register geser ring counter adalah rangkaian register geser yang dilengkapi dengan
jaringan loop tertutup antara output Q flip-flop terakhir ke input pada flip-flop pertama.
Jaringan loop tertutup pada register geser ini mengakibatkan terjadinya pergeseran data
secara berurutan setiap pulsa clock diberikan secara terus menerus karena terjadi
looping data. Kondisi seperti ini disebut sebagai keadaan “recirculates” sehingga
register geser yang memiliki kondisi seperti ini disebut sebagai register geser ring
counter. Rangkaian dasar ring counter dapat dilihat pada gambar berikut.
Rangkaian Dasar Register Geser Ring Counter 4 Bit

Rangkaian register geser ring counter diatas adalah register geser 4 bit yang disusun
dari D-FF sehingga membentuk register geser ring counter 4 bit.
BAB 9
OPERATIONAL
AMPLIFIER
(OP AMP)
Pengertian OP AMP
Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu
dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp
terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan
terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang
tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau
Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional. Sebuah
rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input Inverting dan satu
Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran). Sebuah Op-Amp juga
memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya positif dan satu lagi untuk
catu daya negatif. Bentuk Simbol Op-Amp adalah Segitiga dengan garis-garis Input,
Output dan Catu dayanya seperti pada gambar dibawah ini. Salah satu tipe IC Op-Amp
yang populer adalah IC741.
Bentuk dan Simbol IC Op-Amp
Penguat Non Inverting
Penguat Non Inverting merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasat sinyal
output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Penguat tak-
membalik (non-inverting amplifier) dapat dibangun menggunakan penguat operasional,
karena penguat operasional memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik
ataupun tak membalik. Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk
memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal
inputnya. Impedansi masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting
amplifier) berharga sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm.
Contoh rangkaian dasar penguat non inverting menggunakan operasional
amplifier (Op-Amp) dapat dilihat pada gambar berikut.
Bentuk Sinyal Input Dan Output Penguat
Non Inverting

Pada gambar diatas terlihat rangkaian penguat tak membalik diberikan inpul sinyal AC
dengan tegangan 1 Vpp. Dari gambar sinyal input dan output diatas terbukti bahwa
rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) diatas memiliki output yang
tegangannya 2 (dua) kali lebih besar dari sinyal input dan memiliki fasa yang sama
dengan sinyal input yang diberikan ke rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting
amplifier) tersebut.
Penguat Inverting
Inverting Amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional sebagai penguat
sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase yang berkebalikan
dengan phase sinyal input. Pada dasarnya penguat operasional (Op-Amp) memiliki
faktor penguatan yang sangat tinggi (100.000 kali) pada kondisi tanpa rangkaian umpan
balik. Dalam inverting amplifier salah satu fungsi pamasangan resistor umpan balik
(feedback) dan resistor input adalah untuk mengatur faktor penguatan inverting
amplifier(penguat membalik) tersebut. Dengan dipasangnya resistor feedback (RF) dan
resistor input (Rin) maka faktor penguatan dari penguat membalik dapat diatur dari 1
sampai 100.000 kali. Untuk mengetahui atau menguji dari penguat membalik (inverting
amplifier) dapat menggunakan rangkaian dasar penguat membalik menggunakan
penguat operasional (Op-Amp) seperti pada gambar berikut.
Gambar Sinyal Output dan Sinyal Input Penguat
Inverting

Dalam percobaan untuk mendapatkan bentuk sinyal output dan sinyal input seperti diatas
dapat digunakan osciloscope doble trace dengan input A osciloscope dihubungkan ke
jalur input penguat membalik (inverting amplifier) dan input B osciloscope dihubungkan
ke jalur output penguat mebalik tersebut. Dengan alat ukur osciloscope yang terhubung
seperti ini dapat dianalisa perbandingan sinyal input dengan sinyal output rangkaian
penguat membalik (inverting amplifier) secara lebih life dalam berbagai perubahan
sinyal input.
Penguat Diferential
Menghubungkan sinyal untuk kedua input pada saat yang sama memproduksi jenis lain
yang umum dari rangkaian penguat operasional disebut Penguat Diferensial . Jenis
rangkaian penguat operasional umumnya dikenal sebagai Differential Amplifier
konfigurasi dan ditunjukkan di bawah ini :
Penguat Instrumentasi
Penguat instrumentasi adalah suatu penguat untai tertutup (closed loop) dengan
masukan diferensial dan penguatannya dapat diatur tanpa mempengaruhi perbandingan
penolakan modus bersama (Common Mode Rejection Ratio). Sebuah rangkaian penguat
instrumentasi ditunjukkan pada Gambar 1.

Pada gambar di atas penguat instrumentasi disusun dari penguat penyangga dan
penguat diferensial dasar dengan menghubungkan tahanan R3. Dari kedua op-amp
masukan penguat penyangga terdapat pengikut tegangan yang berfungsi untuk
mempertahankan resistansi masukan yang tinggi, dan tiga tahanan yang berfungsi
untuk mengatur besarnya nilai penguatannya.
Integrator
Op - amp Integrator adalah rangkaian penguat operasional yang melakukan
operasi matematika Integrasi , yaitu kita dapat menyebabkan output untuk menanggapi
perubahan tegangan input dari waktu ke waktu sebagai integrator op - amp
menghasilkan tegangan output yang sebanding dengan integral dari tegangan input .
Dengan kata lain besarnya sinyal output ditentukan oleh lamanya waktu tegangan hadir
pada input sebagai arus melalui biaya umpan balik atau pembuangan kapasitor sebagai
umpan balik negatif diperlukan terjadi melalui kapasitor . Jika kita menerapkan sinyal
input terus berubah seperti gelombang persegi ke input dari sebuah Integrator
Amplifier maka kapasitor akan mengisi dan debit dalam menanggapi perubahan dalam
sinyal input. Hal ini menyebabkan sinyal output adalah bahwa dari bentuk gelombang
gigi gergaji yang frekuensi tergantung pada RC waktu yang konstan dari kombinasi
resistor / kapasitor. Jenis sirkuit ini juga dikenal sebagai Generator Ramp dan fungsi
transfer diberikan di bawah ini.
BAB 10
KONVERTER D/A
DAN A/D
Konverter Digital Ke Analog
Pengubah digital ke analog (D/A) merupakan alat pemroses data digital, yang dalam
istilah orang awam sebagai penterjemah informasi digital kedalam informasi analog.
Contoh, suatu sinyal analog yang dibutuhkan untuk tegangan analog untuk motor servo
dc dalam menggerakkan lengan kursor dari sebuah mesin plotter. Pengubahan sinyal
digital ke analog (D/A-C :Digital to Analog Converter) jauh lebih mudah dan
sederhana dibandingkan dengan pengubahan sinyal dari analog ke digital (A/D-C:
Analog to Digital Converter).
Rangkaian D/A-C ini banyak digunakan pada system mikrokontroler, dimana besaran
yang masukkeluar dari port mikrokontroler biasanya berupa pulsa atau sinyal digital,
sedangkan untuk menggerakkan beban secara aktip diperlukan sinyal analog. Prinsip
dasar rangkaian D/A-C (Digital to Analog Converter) adalah suatu rangkaian
elektronik yang dapat mengubah besaran digital menjadi besaran-besaran analog yang
menggunakan system R/2R. Berikut adalah prinsip dasar rangkaian D/A-C 2-bit system
R/2R secara sederhana seperti pada gambar 1.1 berikut.
Konverter Analog Ke Digital
Analog to Digital Converter adalah suatu perangkat elektronika yang mengubah
suatu data yang *kontinu terhadap waktu (analog) menjadi suatu data yang **diskrit
terhadap waktu (digital).
*Kontinu = proses berkesinambungan, dapat dianalogikan seperti jalanan yang
menanjak, antara titik satu dengan yang berikutnya tidak terlihat nyata perbedaannya.
**Diskrit = kebalikan dari kontinu, dapat dianalogikan seperti anak-anak tangga,
lompatan satu anak tangga ke yang berikutnya terlihat nyata.
Proses yang terjadi dalam ADC adalah:
• Pen-cuplik-an
• Peng-kuantisasi-an
• Peng-kode-an

Gambar 1. Diagram Blok Proses dalam ADC.


BAB 11
CATU DAYA
(POWER SUPPLY)
Jenis Catu Daya
1. DC Power Supply
DC Power Supply adalah pencatu daya yang menyediakan tegangan maupun arus
listrik dalam bentuk DC (Direct Current) dan memiliki Polaritas yang tetap yaitu
Positif dan Negatif untuk bebannya. Terdapat 2 jenis DC Supply yaitu :
a.AC to DC Power Supply
b.Linear Regulator
2. AC Power Supply
AC Power Supply adalah Power Supply yang mengubah suatu taraf tegangan AC ke
taraf tegangan lainnya. Contohnya AC Power Supply yang menurunkan tegangan AC
220V ke 110V untuk peralatan yang membutuhkan tegangan 110VAC. Atau
sebaliknya dari tegangan AC 110V ke 220V.
3. Switch-Mode Power Supply
Switch-Mode Power Supply (SMPS) adalah jenis Power Supply yang langsung
menyearahkan (rectify) dan menyaring (filter) tegangan Input AC untuk mendapatkan
tegangan DC. Tegangan DC tersebut kemudian di-switch ON dan OFF pada frekuensi
tinggi dengan sirkuit frekuensi tinggi sehingga menghasilkan arus AC yang dapat
melewati Transformator Frekuensi Tinggi.
4. Programmable Power Supply
Programmable Power Supply adalah jenis power supply yang pengoperasiannya dapat
dikendalikan oleh Remote Control melalui antarmuka (interface) Input Analog maupun
digital seperti RS232 dan GPIB.
5. Uninterruptible Power Supply (UPS)
Uninterruptible Power Supply atau sering disebut dengan UPS adalah Power Supply
yang memiliki 2 sumber listrik yaitu arus listrik yang langsung berasal dari tegangan
input AC dan Baterai yang terdapat didalamnya. Saat listrik normal, tegangan Input
akan secara simultan mengisi Baterai dan menyediakan arus listrik untuk beban
(peralatan listrik). Tetapi jika terjadi kegagalan pada sumber tegangan AC seperti
matinya listrik, maka Baterai akan mengambil alih untuk menyediakan Tegangan untuk
peralatan listrik/elektronika yang bersangkutan.
6. High Voltage Power Supply
High Voltage Power Supply adalah power supply yang dapat menghasilkan Tegangan
tinggi hingga ratusan bahkan ribuan volt. High Voltage Power Supply biasanya
digunakan pada mesin X-ray ataupun alat-alat yang memerlukan tegangan tinggi.
Karakteristik Catu Daya

Catu Daya atau sering disebut dengan Power Supply adalah


sebuah piranti yang berguna sebagai sumber listrik untuk piranti
lain. Pada dasarnya Catu Daya bukanlah sebuah alat yang
menghasilkan energi listrik saja, namun ada beberapa Catu Daya
yang menghasilkan energi mekanik, dan energi yang lain. Daya
untuk menjalankan peralatan elektronik dapat diperoleh dari
berbagai sumber.
Output Catu Daya
Baterai dapat menghasilkan suatu ggl dc dengan reaksi kimia. Foton dari panas atau
cahaya yang berasal dari matahari dapat diubah menjadi energi listrik dc oleh sel-foto
(photocell). Sel bahan bakar menggabungkan gas hidrogen dan oksigen dalam suatu
elektrolit untuk menghasilkan ggl dc.
Sebuah mesin bahan bakar fosil atau air terjun dapat memutar generator dc atau
generator ac. Power supply atau catu daya adalah sebuah peralatan penyedia tegangan
atau sumber daya untuk peralatan elektronika dengan prinsip mengubah tegangan
listrik yang tersedia dari jaringan distribusi transmisi listrik ke level yang diinginkan
sehingga berimplikasi pada pengubahan daya listrik.
BAB 12
MENGGUNAKAN
WORKBENCH
(EWB)
AND 7408
Gerbang AND (GATE AND) memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan
hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang AND akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika
semua masukan (Input) bernilai Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika
salah satu dari masukan (Input) bernilai Logika 0. Simbol yang menandakan Operasi Gerbang
Logika AND adalah tanda titik (“.”) atau tidak memakai tanda sama sekali.
IC TTL 7408
IC TTL adalah IC yang banyak digunakan dalam rangkaian digital karena menggunakan sumber
tegangan (VS) antara 4,75 Volt sampai 5,25 Volt. Komponen pembangun IC TTL(transistor-
transistor logic) adalah sesuai dengan namanya IC ini berisi beberapa transistor yang digabungkan
sehingga membentuk dua keadaan (ON/FF).
Gerbang-gerbang dasar sudah terkemas dalam sebuah IC (Integrated Circuit), untuk gerbang AND
digunakan IC tipe 7408.
OR 7432
Gerbang ini sudah terkemas dalam IC tipe 7432. Sama
Gerbang OR (GATE OR) seperti pada dengan gerbang AND, gerbang OR hanya memiliki 2
gambar diatas hanya bisa menghasilkan buah input dan 1 output, sehingga dibutuhkan 2
logika 1 apabila satu, atau lebih, inputnya gerbang untuk menjadikan 3 input dan 1 output.
berada pada logika 1. dengan kata lain, Pada output akan berharga 1 (indicator menyala) jika
sebuah gerbang OR hanya akan salah satu atau semua dari inputnya diberi masukan
sebesar Vcc. Sebaliknya jika semua input diberi
menghasilkan logika 0 bila semua inputnya
masukan dari ground atau terlepas, maka output akan
secara bersamaan berada pada logika 0. berharga 0 (indicator tidak menyala).
Tabel Kebenaran (Truth Table).
NOT 7404
Dengan menggunakan IC tipe 7404, berbeda
dengan gerbang sebelumnya (AND & OR),
gerbang NOT hanya mempunyai 1 input dan 1
output. Sehingga dalam IC terdapat 6 gerbang
NOT, dengan 6 input dan 6 output. Operasi
gerbang : Gerbang ini merupakan fungsi inverter
dari input. Jadi jika input berharga 0 maka
outputnya akan berharga 1 dan begitu pula
Gerbang NOT / GATE NOT( inverter ) atau sebaliknya.
pembalik digunakan untuk membalikkan
suatu kondisi logika artinya bila ada input
logika 1 maka akan menghasilkan output
dengan logika 0 dan berlaku juga untuk
kondisi sebaliknya).
Tabel Kebenaran (Truth Table)
NAND 7400
Seri 74L00 (Low power), secara umum dasar rangkaian sama dan perbedaannya
terletak pada penggunaan resistor di dalam IC diperbesar sehingga menurunkan disipasi
daya pada IC, sebagai contoh untuk gerbang NAND disipasi daya rata-rata 1 mW
dengan tunda propagasi 33 ns. Tipe ini sangat ideal untuk aplikasi dimana dibutuhkan
perhitungan daya lebih kecil dibanding kebutuhan kecepatan, frekuensi rendah (misal
untuk kalkulator).
EXOR 7486
Gate XOR gabungan dari rangkaian NOT , AND dan OR :

IC TTL 7486 adalah IC yang digunakan untuk


membuat rangkaian XOR.

Sehingga dapat disingkat menjadi :


BAB 13
SIMULASI FLIP-
FLOP
RS FLIP FLOP (RESET SET)
Masukkan R dalam keadaan 0 dan S dalam keadaan 1 memberikan keadaan SET.
Sedangkan apabila R dalam keadaan 1 dan S dalam keadaan 0 akan memberikan
keadaan RESET. Namun saat SET dan RESET dalam keadaan 1, akan terjadi keadaan
pacu.
Adapun rangkaian dari flip flop RS adalah sebagai berikut :

Rangkain flip flop RS tersebut bekerja menggunakan prinsip dari tabel kebenaran
seperti tabel dibawah ini :
D FLIP FLOP
D-Flip-Flop (Delay/Data Flip-Flop) merupakan pengembangan dari SR-Flip-Flop yang
digunakan untuk mengatasi output tidak valid pada SR-Flip-Flop. Perbedaannya
dengan flip-flop S-R terletak pada inputan R, pada D Flip-flop inputan R terlebi dahulu
diberi gerbang NOT, maka setiap input yang diumpankan ke D akan memberikan
keadaan yang berbeda pada input S-R.
JK FLIP FLOP
Flip flop JK merupakan flip flop yang paling ideal digunakan sebagai piranti
penyimpanan (memori). Flip flop JK digunakan pada setiap komputer digital maupun
piranti lainnya. Dalam pemakaian bidang elektronika juga memiliki banyak manfaat,
misalnya :
• Pencacah frekuensi (frequency counter)
• Pembagi frekuensi (frequency divider)
• Pembangkit ragam gelombang kotak simetri (symetri square wave form generator),
dll.
Flip flop JK memilki keunikan tersendiri, yaitu pada keluaran Q dan Q’ terdapat dua
jenis umpan balik, dengan keluaran yang diumpan balikkan kembali.
Ada dua jenis umpan balik :

Umpan Balik flip flop. Berfungsi supaya rangkaian gerbang logika yang berada di
dalam garis putus – putus FL dapat menahan sebuah data biner.

Umpan balik Togel (Toggle). Umpan balik ini enyebabkan flip flop JK mengalami
toggle.

Selain terdapt dua jenis umpan balik, flip flop JK memiliki 2 masukan kendali, yang
disebut dengan masukan J dan K. Masukan J dan K berfungsi mengatur apa yang
akan dilakukan rangkaian pada tepi sinyal pendetak. pada bagian masukan dari
pendetak dibei rangkaian Diferensator, namun dalam Chip IC tidak digunakan
rangkaian RC tetapi gerbang Not dan And, karena pada IC, komponen RC memakan
Tempat dan kurang praktis.
UP DOWN COUNTER
Rangkaian Up/Down Counter merupakan gabungan dari Up Counter dan Down
Counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara Up dan Down karena
adanya input eksternal sebagai control yang menentukan saat menghitung Up atau
Down. Pada gambar 4.4 ditunjukkan rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit. Jika
input CNTRL bernilai ‘1’ maka Counter akan menghitung naik (UP), sedangkan jika
input CNTRL bernilai ‘0’, Counter akan menghitung turun (DOWN).
Gambar rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit :
7 SEGMENT
Seven segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat menampilkan angka-angka
desimal maupun heksadesimal. Seven segment display biasa tersusun atas 7 bagian
yang setiap bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang dapat menyala.
Jika 7 bagian diode ini dinyalakan dengan aturan yang sedemikian rupa, maka ketujuh
bagian tersebut dapat menampilkan sebuah angka heksadesimal. Seven-segment
display membutuhkan 7 sinyal input untuk mengendalikan setiap diode di dalamnya.
Setiap diode dapat membutuhkan input HIGH atau LOW untuk mengaktifkannya,
tergantung dari jenis seven-segmen display tersebut.
Seven Segment Led
Seven segment ada 2 macam, yaitu Seven segment common cathode dan seven
segment commond anode. Untuk Seven Segment Common Cathode terdiri dari led-led
dimana semua katode di hubungkan menjadi satu.
Sedangkan untuk Seven Segment Common Anode terdiri dari led-led dimana semua
anode di hubungkan menjadi satu.
PENCACAH BINER 4 BIT (COUNTER
BINER 4 BIT)
4 BIT Binary Counter adalah suatu rangkaian logika yang terdiri dari 4 buah Flip-Flop
yang mampu melaksanakan perhitungan sampai bilangan 16. Rangkaian counter adalah
seperti pada gambar dibawah ini :

Seperti terlihat pada gambar rangkaian counter di atas keempat Flip-Flop dihubungkan
secara seri dan hanya 1 buah Flip-Flop yang dihubungkan ke sumber pulsa sebagai
input.
Prinsip Kerja Rangkaian 4 BIT Binary Counter
CD Counter 4 BIT Binary Counter hanya bisa menghitung sampai bilangan ke 16 yaitu
dari mulai 0000 = 0 sampai 1111 = 15. Salah satu dari komponen Integrated (IC) yang
berfungsi sebagai 4 BIT BINARY COUNTER adalah IC Tipe 54/741766
PENCACA MODULO N ( COUNTER
MODULO 4,6,7,8)
Counter Mod-N adalah Counter yang tidak 2n. Misalkan Counter Mod-6, menghitung :
0, 1, 2, 3, 4, 5. Sehingga Up Counter Mod-N akan menghitung 0 s/d N-1, sedangkan
Down Counter MOD-N akan menghitung dari bilangan tertinggi sebanyak N kali ke
bawah. Misalkan Down Counter MOD-9, akan menghitung : 15, 14, 13, 12, 11, 10, 9,
8, 7, 15, 14, 13,..
Gambar rangkaian Up Counter Asinkron Mod-6
PENCACAH DECADE
Pencacah ini menghasilkan kode bilangan dalam bit biner, dan akan menghitung
sampai dengan batas yang ditentukan. Salah satunya adalah pencacah 8421 BCD
counter, pencacah ini akan menghasilkan bilangan kode 8421 BCD dari bilangan
decimal 0 – 9. dengan demikian pencacah ini hanya akan menghitung maju dari 0000 –
1001, lalu kembali lagi.Qa Qb Qc Qd

Gambar Pencacah sinkron 4 bit dengan muatan ripel


BAB 14
REGISTER GESER,
ENCODER, DECODER,
DAN MULTIPLEKSER
REGISTER GESER BEBAN SERI
Register geser ini disusun dari empat flip-flop D. Register ini
disebut register geser 4 bit karena mempunyai empat
tempat untuk menyimpan data A, B, C, dan D. Namun,
kelemahan dari register geser ini adalah hanya memungkinkan
satu bit informasi dimasukkan dalam satu waktu dan semua data
akan hilang bila bergeser kekanan. Istilah “beban seri” datang
dari kenyataan bahwa hanya satu bit data yang
dapat dimasukkan kedalamregister dalam suatu waktu. Sebagai
contoh, apabila kita ingin memasukkan 0111 ke dalam register,
kita harus melalui jajaran baris 1 sampai 6 sehingga
membutuhkan lima langka.
Tabel Kebenaran
Gambar Rangkaian Register Geser Beban Seri
REGISTER GESER BEBAN PARALEL

Register geser ini memiliki rangkaian yang hampir sama


dengan register geser beban seri, namun sistem ini merupakan
sistem yangmemungkinkan pembebanan paralel sekaligus 4-bit
sehingga mempunyai sifat simulasi kembali yang akan
mengembalikan data keluaran kedalam masukan sehingga tidak
hilang.
Tabel Kebenaran
Gambar Rangkaian Register Geser Beban Paralel
REGISTER GESER UNIVERSAL
IC 74194 merupakan register geser yang sangat mudah disesuaikan dan
mempunyai kebanyakan sifat yang telah kita pelajari pada IC.Register tersebut dapat
dibebani secara seri atau paralel. Bebarapa IC 74194 empat-bit dapat dihubungkan
secara kaskade untuk membuat register geser delapan-bit atau lebih.
ENCODER
Encoder adalah rangkaian kombinasi yang merupakan kebalikan dari Decoder yaitu
manghasilkan output kode biner yang berkorespondensi dengan nilai input. Encoder
memiliki 2^n input dan n output.
Tabel kebenaran Encoder 4 to 2
DEKODER
Decoder adalah rangkaian kombinasi yang akan memilih salah satu keluaran
sesuai dengan konfigurasi input. Decoder memiliki n input dan 2^n output.

Blok Diagram Decoder. decoder 2to4 Tabel Kebenaran

RANGKAIAN LOGIKA

Untuk merancang rangkaian kombinasional dapat digunakan


Decoder dan eksternal OR gate (rangkaian kombinasi n –
input dan m– output dapat diimplementasikan dengan n to
2^n line decoder dan m – OR gate).
MULTIPLEKSER (MUX)
Rangkaian logika kombinasional Multiplexer atau disingkat MUX adalah alat atau
komponen elektronika yang bisa memilih input (masukan) yang akan diteruskan ke
bagian output (keluaran). Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan oleh
signal yang ada di bagian kontrol (kendali) Select.

Blok Diagram Logika Mux


PROSEDUR PERANCANGAN RANGKAIAN
KOMBINASIONAL DENGAN MUX

1. Buat tabel kebenaran sesuai dengan kondisi input dan output serta nomor
Mintermnya.
2. Salah satu variabel input digunakan sebagai Data dan sisanya dari variabel input
sebagai address/selector.
3. Buat tabel Implementasi dan lingkari nomor Mintermnya yang sesuai dengan
outputnya.
4. Jika 2 Mintermnya dalam satu kolom dilingkari, maka input Mux adalah 1 dan
sebaliknya input Mux adalah berlogika 0
5. Jika nomor Mintermnya hanya dilingkari pada salah satu baris dalam kolom yang
sama, maka input Mux akan berlogika sesuai dengan baris persamaan pada variabel
yang diberikan.
DEMULTIPLESER (DEMUX)
Rangkaian logika kombinasional Demultiplekser adalah Komponen yang
berfungsi kebalikan dari MUX. Pada DEMUX, jumlah masukannya hanya satu, tetapi
bagian keluarannya banyak. Signal pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian
output (channel) yang mana tergantung dari kendali pada bagian SELECTnya.
– Suatu rangkaian diklasifikasikan sebagai kombinasional jika memiliki sifat yaitu
keluarannya ditentukan hanya oleh masukkan eksternal saja.
– Suatu rangkaian diklasifikasikan sequential jika ia memiliki sifat keluarannya
ditentukan oleh tidak hanya masukkan eksternal tetapi juga oleh kondisi
sebelumnya.

Blok Diagram Logika DEMUX


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai