bahasa Inggris disebut dengan Logic Gate adalah dasar pembentuk Sistem Elektronika
Digital yang berfungsi untuk mengubah satu atau beberapa Input (masukan) menjadi sebuah
sinyal Output (Keluaran) Logis. Gerbang Logika beroperasi berdasarkan sistem bilangan
biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni 0 dan 1 dengan menggunakan
1. Gerbang AND
2. Gerbang OR
3. Gerbang NOT
4. Gerbang NAND
5. Gerbang NOR
6. Gerbang X-OR (Exclusive OR)
7. Gerbang X-NOR (Exlusive NOR)
Input dan Output pada Gerbang Logika hanya memiliki 2 level. Kedua Level tersebut pada
umumnya dapat dilambangkan dengan :
Gerbang AND memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran
(Output). Gerbang AND akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua masukan (Input)
bernilai Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika salah satu dari masukan
(Input) bernilai Logika 0. Simbol yang menandakan Operasi Gerbang Logika AND adalah tanda titik
(“.”) atau tidak memakai tanda sama sekali. Contohnya : Z = X.Y atau Z = XY.
Simbol yang menandakan Operasi Logika OR adalah tanda Plus (“+”). Contohnya : Z = X +
Y
Gerbang NOT hanya memerlukan sebuah Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1
Keluaran (Output). Gerbang NOT disebut juga dengan Inverter (Pembalik) karena
menghasilkan Keluaran (Output) yang berlawanan (kebalikan) dengan Masukan atau
Inputnya. Berarti jika kita ingin mendapatkan Keluaran (Output) dengan nilai Logika 0 maka
Input atau Masukannya harus bernilai Logika 1. Gerbang NOT biasanya dilambangkan
dengan simbol minus (“-“) di atas Variabel Inputnya.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOT (NOT Gate)
Arti NAND adalah NOT AND atau BUKAN AND, Gerbang NAND merupakan kombinasi
dari Gerbang AND dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output)
Gerbang AND. Gerbang NAND akan menghasilkan Keluaran Logika 0 apabila semua
Masukan (Input) pada Logika 1 dan jika terdapat sebuah Input yang bernilai Logika 0 maka
akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1.
Arti NOR adalah NOT OR atau BUKAN OR, Gerbang NOR merupakan kombinasi dari
Gerbang OR dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output)
Gerbang OR. Gerbang NOR akan menghasilkan Keluaran Logika 0 jika salah satu dari
Masukan (Input) bernilai Logika 1 dan jika ingin mendapatkan Keluaran Logika 1, maka
semua Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.
X-OR adalah singkatan dari Exclusive OR yang terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1
Keluaran (Output) Logika. Gerbang X-OR akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1
jika semua Masukan-masukannya (Input) mempunyai nilai Logika yang berbeda. Jika nilai
Logika Inputnya sama, maka akan memberikan hasil Keluaran Logika 0.
Seperti Gerbang X-OR, Gerban X-NOR juga terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1 Keluaran
(Output). X-NOR adalah singkatan dari Exclusive NOR dan merupakan kombinasi dari
Gerbang X-OR dan Gerbang NOT. Gerbang X-NOR akan menghasilkan Keluaran (Output)
Logika 1 jika semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang sama dan akan
menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika
yang berbeda. Hal ini merupakan kebalikan dari Gerbang X-OR (Exclusive OR).
F = AB' + A'B + AB
= A(B'+B) + A'B
= A(1) + AB
= A + A'B= A + B
- Tabel Kebenaran
= (A+A') BC + AB'C
= (1) BC + AB'C
= BC + AB'C
= (B+AB') C
= (B+A) C
= BC + AC
- Tabel Kebenaran
Dalam contoh diatas, telah dilakukan penjumlahan 8 bit tanpa carry, sehingga hasil
penjumlahnya masih berupa 8 bit data. Untuk contoh berikutnya akan dilakukan penjumlahan
8 bityang menghasilkan carry.
Contoh :
Hasil penjumlahan diatas menjadi 9 bit data, sehingga untuk 8 bit data, hasil penjumlahannya
bukan merupakan jumlah 8 bit data A dan B tetapi bit yang e-8 (dihitung mulai dari 0) atau
yang disebut carry juga harus diperhatikan sebagai hasil penjumlahan.
Penjumlahan Bilangan Oktal
Proses penjumlahan bilangan oktal sama seperti proses penjumlahan bilangan
desimal. Sisa akan timbul / terjadi jika jumlahnya telah melebihi 7 pada setiap tempat.
Contoh :
Pengurangan Bilangan
Pengurangan Bilangan Biner
Pada pengurangan bilangan biner berlaku aturan seperti di bawah ini,
0 - 0 =0
0 - 1 = 1 / -1 sebagai borrow
1 - 0 =1
1 - 1 =0
0 - 1 - 1 = 0 / - 1 sebagai borrow
1 - 1 - 1 = 1 / -1 sebagai borrow
Pada pengurangan jika bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan
pengurangnya maka dilakukan peminjaman (borrow) pada tempat yang lebih tinggi.
Contoh :
Penjumlahan pada operasi aritmatika biner sama saja dengan penjumlahan biasa. bedanya 1 +
0 = 1 dan 1+1 =0 dan 1 nya sisip kedepannya.
Contoh
0100
0010 +
0110 = 6
Pengurangan :
Operasi aritmatika pengurangan pada bilangan biner juga sama seperti pengurangan
biasanya bedanya
0–0=0
1–0=1
0 – 1 = 1 → bit ‘0’ meminjam 1 dari bit di sebelah kiri-nya
1–1=0
Contoh
1. 4-2= .... 4 = 0100 dan 2 = 0010
0100
0010 –
10 = 2
2. 20-14=..... 20= 0001 0100 dan 10 = 0000 1110
Perkalian
Operasi aritmatika pengurangan pada bilangan biner juga sama seperti pengurangan
biasanya bedanya
0x0=0
0x1=0
1x0=0
1x1=1
Contoh :
1. 4x2=..... 4 = 0100 dan 2 = 0010
0100
0010 x
0000
0100
0000
0000 +
00 1000 =8
00000000
00010100
00010100
00010100
00000000
00000000
00000000
00000000 +
000000100011000
256 128 64 32 16 8 4 2 1
256+16+8
= 280
Pembagian :
Operasi penghitungan pada pembagian biner caranya hampir sama dengan perkalian
biner ,yaitu bit-bit yang dibagi diambil bit per bit dari sebelah kiri . Lalu Apabila nilainya
lebih dari bit pembagi, maka bagilah bit-bit tersebut, tetapi jika setelah bergeser 1 bit
nilainya masih dibawah nilai pembagi maka hasilnya adalah 0.
Contoh
0010 / 0100 = 10 = 2
0010 –
0010
0010 –
0
2. 20/8=..... 20= 0001 0100 dan 8 = 0000 1000
A. BINER
A. OKTAL
a. Oktal ke Biner
Cara mengubah bilangan Oktal menjadi Biner dengan menjadikan satu persatu
angka bilangan Oktal menjadi bilangan Biner dahulu kemudian di satukan. Untuk
bilangan Oktal haruslah memiliki 3 digit bilangan Biner sehingga jika hanya
menghasilkan kurang dari 3 digit makan didepannya ditambahkan bilangan 0.
Oktal ke Desimal
Cara mengubah bilangan Oktal menjadi bilangan Desimal dengan mengubah
bilangan Oktal tersebut menjadi bilangan Biner terlebih dahulu baru kita ubah
menjadi bilangan Desimal.
Contoh : 2618 diubah menjadi bilangan Desimal
Langkah 1 : mengubah ke bilangan Biner
261 = 28 = 0102
= 68 = 1102
= 18 = 0012
Jadi, 2618 = 0101100012
Langkah 2 : mengubah bilangan Biner menjadi Desimal
0101100012 = ( 0 x 28 ) + ( 1 x 27 ) + ( 0 x 26 ) + ( 1 x 25 ) + ( 1 x 24 ) + ( 0 x 23 ) + ( 0 x
22 ) + ( 0 x 21 ) + ( 1 x 20 )
= 0 + 128 + 0 + 32 + 16 + 0 + 0 + 0 + 1
= 177
Jadi, 2618 = 177
Oktal ke HexaDesimal
Cara mengubah bilangan Oktal menjadi bilangan HexaDesimal dengan mengubah
bilangan Oktal tersebut menjadi bilangan Biner terlebih dahulu baru kita ubah
menjadi bilangan Desimal. Lalu kita ubah lagi menjadi bilangan HexaDesimal
Contoh :
Bilangan desimal 45 dikonversi ke bilangan binar
20 = 1
22 = 4
23 = 8
25 = 32
--+ --+
45 101101
Contoh
1583 : 16 = 98 sisa 15 = F
98 : 16 = 6 sisa 2
Contoh :
1011012 = 1 x 25 + 0 x 24 + 1 x 20 + 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
= 32 + 0 + 8 + 4 + 0 + 1
= 4510
Konversi ke sistem bilangan oktal Konversi dari bilangan binary ke oktal dapat
dilakukan dengan mengkonversi tiap tiga buat digit binari
Contoh :
3248 = 3 x 82 + 2 x 81 + 4 x 80
= 3 x 64 + 2 x 8 + 4 x 1
= 192 + 16 + 4
= 212 10
Konversi dari bilangan oktal ke hexadesimal dapat dilakukan dengan cara merubah
dari bilangan oktal menjadi bilangan binari terlebih dahulu, baru dikonversi ke
bilangan hexadesimal
Contoh :
5 = 101 6 = 110 7 = 111 dikonversi terlebih dahulu ke binari
dari bilangan binar baru dikonversi ke hexadesimal
1 = 7 0111 = 7 0111 = 7
Contoh :
B6A16 = 11 x 162 + 6 x 161 + 10 x 160
= 11 x 256 + 6 x 16 + 10 x 1
= 2816 + 96 + 10
= 292210
Contoh :
D = 1101 6 = 0110
Contoh :
D = 1101 6 = 0110
Kemudian dikonversi ke bilangan oktal
11 = 3 010 = 2 110 = 6