Anda di halaman 1dari 11

SISTEM BILANGAN

1. Sistem-Sistem Bilangan
1.1. Konversi Biner ke Desimal

Sistem bilangan biner adalah suatu sistem posisional dimana tiap-tiap digit (bit)
biner membawa suatu bobot tertentu berdasarkan atas posisi relatipnya terhadap titik
biner . setiap bilangan biner dapat dikonversi menjadi ekivalen desimalnya hanya
dengan cara menjumlahkan menjadi satu bobot-bobot berbagai macam posisi pada
bilangna biner yang mengandung bit 1. sebagai contoh;

1 1 0 1 1 (biner)

24 + 2³ + 2¹ + 2º = 16 + 8 + 2 + 1 = 2710 ( desimal )

Tabel 1.1. Contoh Pengubahan Bilangan Biner menjadi Desimal

Contoh :

# Ubahlah bilangan biner (11101)2 kedalam bilangan desimal !

Jawab : 111012 = (1x24) + (1x2³) + (1x2²) + (0x2¹) + (1x2º)

= 16 + 8 + 4 + 0 + 1

= 2910

# Ubahlah bilangan biner (101101)2 kedalam bilangan desimal!

Jawab : 1011012 = (1x25) + (0x24) + (1x2³) + (1x2²) + (0x2¹) + (1x2º)

= 32 + 0 + 8 + 4 + 0 + 1

= 4510
1.2. Konversi Desimal ke Biner
Cara untuk mengubah bilangan desimal ke biner adalah dengan pembagian.
Bilangan desimal yang akan diubah secara berturut-turut dibagi 2, dengan
memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa pembagian akan bernilai 0 atau 1, yang akan
membentuk bilangan biner dengan sisa yang terakhir menunjukkan MSB-nya. Sebagai
contoh, untuk mengubah 5210 menjadi bilangan biner, diperlukan langkah-langkah
berikut :

52 / 2 = 26 sisa 0, LSB
26 / 2 = 13 sisa 0
13 / 2 = 6 sisa 1
6 /2=3 sisa 0
3 /2=1 sisa 1
1 sisa 1, MSB

Sehingga bilangan desimal 5210 diubah menjadi bilangan biner 1101002.


Konversi biner yang diinginkan diperoleh dengan menuliskan sisa-sisanya
seperti yang ditunjukan diatas. Ingatah bahwa sisa pertama adalah LSB dan sisa terakhir
adalah MSB.

Contoh :
# Ubahlah bilangan desimal 5310 kedalam bentuk biner!

Jawab: 53 / 2 = 26 sisa 1
26 / 2 = 13 sisa 0
13 / 2 = 6 sisa 1
6 /2 =3 sisa 0
3 /2 =1 sisa 1
1 sisa 1

Jadi bilangan desimal 5310 diubah menjadi bilangan biner 1101012.


# Ubahlah bilangan desimal 8710 kedalam bentuk biner!

Jawab : 87 / 2 = 43 sisa 1
43 / 2 = 21 sisa 1
21 / 2 = 10 sisa 1
10 / 2 = 5 sisa 0
5/2 =2 sisa 1
2 /. 2 = 1 sisa 0
1 sisa 1
Jadi bilangan desimal 8710 diubah menjadi bilangan biner 10101112.

1.3. Penjumlahan Biner


Penjumlahan dua bilangan biner dilakukan persis seperti penjumlahan bilangan-
bilangan desimal. Dalam kenyataanya penjumlahan biner lebih sederhana karena hanya
lebih sedikit kasus yang dipelajari. Pertama-tama marilah mengingat kembali
penjumlahan desimal :

376 LSD

461+

837

Posisi Least Significant Digit (LSD) dioperasikan pertama-tama yang


menghasilkan suatu jumlah 7, didgit-digit pada posisi kedua kemudian ditambahkan
untuk menghasilkan suatu jumlah 13, yang memberikan suatu carry 1 kedaam posisi ke
ketiga, ini menghasilkan suatu jumlah 8 pada posisi ketiga.

Langkah-langkah yang sama berlaku pula pada penjumlahan biner, tetapi


bagaimanapun juga hanya ada empat kasus yang dapat terjadi di daam penjumlahan dua
digit biner (bit) pada setiap posisi yaitu;

0 +0 = 0
1+0=1
1 + 1 = 0 + carry 1 kedalam posisi berikutnya
1 + 1 + 1 = 1 + carry 1 kedalam posisi berikutnya

Kasus terakhir terjadi apabila pada suatu posisi tertentu ada dua bit yang dua-
duanya 1 dan ada carry dari posisi sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa contoh dari
penjumlahan dua bilangan biner:
0 1 12 (3) 1 0 0 12 (9) 1 1 0 1 12 (27)
+ 1 1 02 (6) + 1 1 1 12 (15) 1 0 1 0 12 (21)
1 0 0 12 (9) 1 1 0 0 02 (24) 1 1 0 0 0 02 (48)
Penting untuk diketahui perbedaan antara operasi penjumlahan OR dan
penjumlahan biner. Penjumlahan OR adalah operasi logika Booean yang diakukan oleh
OR gate, yang menghasikan output 1 apabila salah satu output atau lebih adalah 1.
penjumlahan biner adalah suatu operasi aritmetik yang menghasilkan suatu jumlah
aritmetik dari dua bilangan biner. Meskipun tanda + digunakan untuk dua-duanya,
penjumlahan OR dan penjumlahan biner, arti tanda + biasanya akan jelas dari konteks
penggunaannya. Perbedaan – perbedaan utama antara penjumlahan OR dan
penjumlahan biner dapat diiktisarkan sebagai berikut :
Penjumlahan OR Penjumlahan biner

1 + 1 = 1 1 + 1 = 0 + carry 1

1 + 1 + 1=1 1 + 1 + 1 = 1 + carry 1

1.4. Menyatakan Tanda Bilangan

Pada mesin-mesin biner, bilangan – bilangan biner dinyatakan oleh suatu set
alat penyimpan biner (biasanya flip-flop) misalnya, register FF 6-bit dapat menyimpan
bilangan biner dari 000000 sampai 111111 ( 0 sampai 63 dalam desimal ). Ini
menyatakan besarnya biangan, karena hampir semua komputer dan kalkulator digital
menangani bilangan – bilangan positif maupun bilangan – bilangan negatip, suatu cara
diperlukan untuk menyatakan tanda bilangan ( + atau - ). Ini biasanya dilakukan
dengan menambahkan bit lain pada bilangannya yang disebut bit tanda atau sign bit.
Konvensi umum yang telah diterima adalah bahwa 0 pada sign bit menyatakan bilangan
positip dan 1 pada sign bit menyatakan bilangan negatip ini ditunjukan pada gambar
5.1. register A mengandung biner bit 0110100. 0 pada bit paling kiri (A6) adalah sign bit
yang menyatakan +, enam bit yang lain adalah menyatakan besarnya bilangan 110100 2
yang samadengan 52, jadi bilangan yang disimpan di dalam register A adalah +52.
demikian juga, bilangan yang disimpan di dalam register B adalah -31 karena sign
bitnya adalah 1 yang menyatakan – (mines)

A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0

0 1 1 0 1 0 0 = +52
.

Sign bit Besar Bilangan

B6 B5 B4 B3 B2 B1 B0

= - 52
1 1 1 0 1 0 0

Sign bit Besar Bilangan

Sign bit digunakan untuk menunjukan apakah bilangan biner yang disimpan
positip atau negatip. Untuk bilangan-bilangan positip, bit-bit selebihnya (selain sign bit)
selalu digunakan untuk menyatakan besarnya bilangan dalam bentuk biner. Tetapi
untuk bilangan – bilangan negatip ada tiga bentukyang digunakn untuk menyatakan
besarnya bilangan biner: true-magnitude form atau betuk besaran sebenarnya, bentuk
komplemen ke 1, dan bentuk komplemen ke 2.

1.5. Bentuk Komplemen ke 2

Bentuk komplemen 2 dari suatu bilangan biner dibentuk dengan mengambil


komplemen ke 1 dari bilangannya dan dengan menambahkan 1 pada posisi least –
significant bit, prosedurnya ditunjukan seperti dibawah ini untuk mengubah 111001
(desimal 39 menjadi bentuk koplemen ke-2 nya).

1 1 1 0 0 1 komplemenkan tiap bit untuk membentuk komplemen ke 1

0 0 0 1 1 0

+1 tambah 1 kepada LSB untuk membentuk komplemen ke 2

0 0 0 1 1 1

Beberapa mesin-mesin digital menyimpan bilangan-bilangan negatip dalam true


magnitude form tetapi terlebih dahulu mengubahnya menjadi komplemen ke 1 atau
komplemen ke 2 sebelum mengerjakn setiap operasi-operasi aritmetik. Mesin-mesin
lain menyimpan bilangan – bilangan negatip dalam bentuk komplemen ke 1 dan
komplemen ke 2 , pada hampir semua mesin-mesin digital modern, untuk operasi –
operasi aritmetik bilangan – bilangan negatipnya ada dalm komplemen 1 atau untuk
komplemen ke 2. saat ini reprensentasi komplemen ke 2 paling sering digunakan.

1 1 1 1 0 0 1 true magnitude

1 0 0 0 1 1 0 komplemen ke 1
1
0 0 0 1 1 1 koplemen ke 2
1.5.1. Penjumlahan Pada Sistem Komplemen ke 2

Kasus 1: dua bilangan positip


Penjumlahan dari dua bilangan positip adalah langsung .
+9 0 1001 ( yang ditambah)

0
+4 0100 ( yang menambah )
0
1101 ( jumlah = + 13 )

Sign bit

Kasus 2 : bilangan posistip dan bilangan negatip yang lebih kecil


+9 1001 ( yang ditambah)
0

-4 0 0100 ( yang menambah )


0
1 1101

Sign bit

Carry ini diabaikan, sehingga hasilnya adalah 00101 (jumlah = + 5)

Kasus 3 : bilangan positip dan bilangan negatip yang lebih besar


-9 1 0111
0
+4 0100
1
1 0 1 1 (jumlah = -5) jumlah ini dalam bentuk komplemen dua

Kasus 4 : dua bilangan negatip


-9 1 0111
1
-4 1100
1
1 0011

Carry ini diabaikan sehingga hasilnya adalah 10011 (jumlah = +13)


Dalam bentuk kompemen dua.
Kasus 5 : bilangan-bilangan yang sama dan berlawanan
-9 0111
1
+9 1100
1
0 1 0000
0
Diabaikan, sehingga hasilnya adalah 00000 ( jumlah = + 0)
Seperti yang diharapkan hasilnya samadengan 0.
1.6. Sistem Bilangan Oktal

Sistem bilangan oktal sangat penting dalam bidang komputer digital. Sistem
bilangan aktal mempunyai dasar delapan, berarti bahwa bilangan ini mempunyai delapn
digit yang mungkin: 0,1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. jadi, setipa digit dari bilangan oktal dapat
mempunyai harga dari 0 sampai 7.posisi – posisi digit di dalam bilangan oktal
mempunyai delapan bobot sebagai berikut:

…….. ………..

Titik Oktal

Dengan demikian setiap bilangan octal dapat dengan mudah diubah menjadi
ekivalen decimalnya dengan mengalikan setiap digit octal dengan bobot posisinya.
Misalnya :

3728 = 3 x (8²) + 7 x(8¹) + 2 x (8º)

= (3 x 64) + (7 x 8) + (2 x 1)

= 250 10
Contoh lain:
# Ubahlah bilangan octal dibawah ini kedalam bentuk decimal !

4578 = 4 x (8²) + 5 x (8¹) + 7x (8º)


= ( 4 x 64) + ( 5 x 8 ) + ( 7 x 1 )
= 512 + 40 + 7
= 55910
12478 = 1 x (8³) + 2 x (8²) + 4 x (8¹) + 7 x (8 º)
= (1 x 512) + (2x64) + (4x8) + (7x1)
= 512 + 512 + 32 + 7
= 106310
1.7. Konversi dari Desimal menjadi Oktal.
Cara – cara untuk mengubah suatu bilangan decimal menjadi ekivalen oktalnya,
sama dengan cara yang digunakan untuk mengubah dari decimal menjadi biner, untuk
mengubah suatu bilangna decimal bulat menjadi octal, secara berturut – turut kita
membagi bilangan decimal tersebut dengan 8, menuliskan sisa dari setiap pembagian.
Sisa – sisa tersebut menyatakan digit – digit dari bilangan octal, sisa pertama menjadi
LSD. Sebagai contoh 266 10 diubah menjadi octal, sebagai berikut :

266 = 33 + sisa 2
8

33 =4 + sisa 1
8

4 =0 + sisa 4
8

26610 = 4128
Contoh lain :

# Ubahlah bilangan desimal dibawah ini kedalam bentuk octal !

a. 67410 = ( …..8)
Jawab : 674 / 8 = 84 sisa 2
84 / 8 = 10 sisa 4
10 / 8 = 1 sisa 2
1/8 =0 sisa 1
Jadi 67410 = 12428

b. 84510= (….8)
Jawab : 845 / 8 = 105 sisa 5
105 / 8 = 13 sisa 1
13 / 8 = 1 sisa 5
1/8 =0 sisa 1
Jadi 84510 = 15158

1.8. Konversi Antara Oktal dan Biner


Konversi dari octal ke biner dilakukan dengan mengubah setiap digit octal
menjadi ekivalen biner 3-bit nya. Kedelapan digit yang mungkin diubah seperti
ditunjukan pada table dibawah ini :
Digit Oktal 0 1 2 3 4 5 6 7
Ekivalen Biner 000 001 010 011 100 101 110 111

Dengan menggunakan konversi-konversi ini, setiap bilangan octal diubah menjadi biner
dengan secara individual mengubah tiap-tiap digit nya. Misalnya, kita mengubah 472 8
menjadi biner seperti berikut ini:
4 7 2
100 111 010
Mengubah dari biner menjadi octal dapat dikerjakan hanya dengan membalik proses
diatas, tiap-tiap grup yang terdiri dari tiga bit diubah menjadi ekivalen oktalnya, sebagai
contoh 11010.10112 menjadi octal :
011 010 . 101 100
3 2 5 4
Perhatikanlah bit-bit 0 yang ditambahkan pada setiap sisi untuk melengkapi grup-grup
berisi tiga bit, jadi konversi octal yang dicari adalah 32,54 8. Berikut ini beberapa contoh
lain:
101102 = 268
10011.0112 = 23,38
Contoh lain :
# Ubahlah bilangan biner dibawah ini kedalam bentuk oktal!
a. (101110111)2 = ……. 8
Penyelesaian : (101)2 = (5)8
(110)2 = (6)8
(111)2 = (7)8
Jadi (101110111)2 = (567)8

III. (11000111101)2 = ……..8


Penyelesaian : (011)2 = (3)8
(000)2 = (0)8
(111)2 = (7)8
(101)2 = (5)8
Jadi (11000111101)2 =(3075).8
1.9. Sistem Heksadesimal
Bilangan heksadesimal, sering disingkat dengan hex, adalah bilangan dengan basis
16, dan mempunyai 16 simbol yang berbeda, yaitu 0 sampai dengan 15.
(0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F).

Heksadesimal Desimal Biner

0 0 0000
1 1 0001
2 2 0010
3 3 0011
4 4 0100

5 5 0101
6 6 0110
7 7 0111
8 8 1000
9 9 1001

A 10 1010
B 11 1011
C 12 1100
D 13 1101
E 14 1110
F 15 1111

Konversi antara heksadesimal dan biner dilakukan dengan cara yang persis sama
seperti octal dasn biner kecuali digunakan grup – grup dari 4 bit. Berikut ini ditunjukan
contohnya ;
011101001102 = 0011 1010 0110
3 A 6
= 3A616

9F216 = 9 F 2
1001 1111 0010
= 1001111100102

Contoh lain :
# Ubahlah bilangan biner dibawah ini kedalam bentuk Heksadesimal :
a. 001110101102 = ….. 16
Penyelesaian : 00012 = 116
11012 = D16
01102 = 616
Jadi, (00111010110)2 = (1D6)16

b. 111110012 = ……16
Penyelesaian ; 11112 =F
10012 =9
Jadi, (11111001)2 = (F9)16

Anda mungkin juga menyukai