Anda di halaman 1dari 8

PENDEKATAN FUNGSI POLINOMIAL HERMITE

JAVAS ALFREDA BELVA YOGA PRATAMA DAN LAMBANG WAHYU NUGROHO

1. Latar Belakang

Pendekatan fungsi dengan menggunakan polinomial dapat dilakukan dengan


berbagai cara, diantaranya dengan polinomial Taylor atau polinomial interpola-
si. Polinomial Taylor yang sesuai untuk suatu fungsi dan turunannya di satu titik
dengan Φr (α) = f r (α),untuk r =0,1,...,n. Sementara polinomial interpolasi yang
sesuai untuk setiap titik yang didekati pada suatu fungsi dengan Φ(xi ) = f (xi )
untuk i =0,1,...,n. Kedua gagasan polinomial tersebut dapat digabungkan men-
jadi polinomial Hermite yang sesuai untuk setiap titik pada suatu fungsi dan juga
pada turunan pertamanya. Polinomial Hermite dapat dikonstruksikan melalui
formula Lagrange maupun selisih terbagi Newton. Sebab ketersediaan informa-
si selalu bersifat dinamis, maka diperlukan suatu metode yang lebih fleksibel
dalam menghadapi penambahan atau pengurangan data yang tersedia. Oleh
karena itu pada artikel ini akan dibahas tentang polinomial Hermite dengan
menggunakan selisih terbagi Newton.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dibuat rumusan masalah


(1) bagaimana menurunkan ulang algoritme polinomial Hermite,
(2) bagaimana menerapkan polinomial Hermite pada contoh kasus, dan
(3) bagaimana menganalisis eror pada contoh kasus.

3. Tujuan

Tujuan dari artikel ini adalah


(1) mampu melakukan penurunan ulang algoritme polinomial Hermite,
(2) mampu menerapkan algoritme polinomial Hermite pada contoh kasus,
dan
1
2 JAVAS ALFREDA BELVA YOGA PRATAMA DAN LAMBANG WAHYU NUGROHO

(3) mampu menganalisis eror pada contoh kasus.

4. Pembahasan

4.1. Polinomial Taylor. Polinomial Taylor yang sesuai untuk suatu fungsi dan
turunannya pada suatu titik. Jika diberikan f (x) yang akan didekati dengan
menggunakan polinomial Taylor berderajad n maka algoritmenya adalah

′ (x − α)2 ′′ (x − α)n n
pn (x) = f (α) + (x − α)f (α) + f (α) + ... + f (α)
2! n!
dimana nilai fungsi beserta nilai n turunan pertama pada pn memiliki nilai yang
sama dengan nilai fungsi beserta nilai n turunan pertama pada f (x) dititik
x = α. Jika f dan n + 1 turunan pertamanya berada pada interval [a, b], maka
eror untuk x ∈ [a, b] adalah
(x − α)n+1 (n+1)
f (x) − pn (x) = f (ξx )
(n + 1)!
dimana ξx berada pada interval yang memuat α dan x.

4.2. Polinomial Interpolasi. Polinomial interpolasi yang sesuai untuk seti-


ap titik yang didekati pada suatu fungsi. Polinomial interpolasi merupakan
pendekatan fungsi yang melewati titik xi , untuk setiap titik x0 , x1 , ..., xm yang
diinterpolasi harus memenuhi persamaan

pm (xi ) = f (xi ), i = 0, 1, ..., m.

Polinomial interpolasi dapat dibentuk dengan formula Lagrange maupun se-


lisih terbagi Newton. Selisih terbagi Newton lebih bijak digunakan karena lebih
mudah diselesaikan apabila terdapat penambahan titik pendekatan yang baru.
Sehingga dengan menggunakan selisih terbagi Newton, bentuk polinomialnya
menjadi

pm (x) = f (x0 ) + (x − x0 )(f [x0 , x1 ] + (x − x1 )(f [x0 , x1 , x2 ] + ...

+(x − xm−1 )f [x0 , x1 , ..., xm ])...),

dan formula eror dari polinomial interpolasi adalah


f (m+1) (ξx )
Em (x) = f (x) − pm (x) = (x − x0 )(x − x1 )...(x − xm ) .
(m + 1)!
PENDEKATAN FUNGSI POLINOMIAL HERMITE 3

4.3. Interpolasi Hermite. Polinomial Hermite merupakan kombinasi antara


polinomial Taylor dan polinomial interpolasi yang menghasilkan suatu polino-
mial yang sesuai untuk suatu fungsi dan turunannya pada setiap titik yang
diinterpolasi. Misalkan nilai f (x) dan f ′ (x) untuk x = 0, 1, 2, ..., m diketahui.
Polinomial Hermite p2m+1 dengan derajat ≤ 2m + 1 memenuhi

p2m+1 (xi ) = f (xi ), i = 0, 1, ..., m. (4.1)

p′2m+1 (xi ) = f ′ (xi ), i = 0, 1, ..., m. (4.2)

Polinomial yang memenuhi persamaan (4.1) dan (4.2) dikenal dengan polino-
mial Hermite. Polinomal Hermite dapat diselesaikan dengan dua metode, yaitu
dengan metode Lagrange dan selisih terbagi Newton.
Pendekatan polinomial Hermite pada f dapat diekspresikan dengan cara yang
mirip dengan bentuk Lagrange dari polinomial interpolasi, yaitu sebagai berikut

m ∑
m
p2m+1 (x) = f (xi )hi (x) + f ′ (xi )gi (x), (4.3)
i=0 i=0

dimana fungsi hi (x) dan gi (x) memenuhi


hi (xi ) = 1 h′i (xi ) = 0
hi (xj ) = 0 h′i (xj ) = 0
gi (xi ) = 0 gi′ (xi ) = 1
gi (xj ) = 0 gi′ (xj ) = 0,
dimana j ̸= i.
Jadi,

m ∑
m
p2m+1 (xk ) = f (xi )hi (xk ) + f ′ (xi )gi (xk ) = f (xk ), (4.4)
i=0 i=0


m ∑
m
p′2m+1 (xk ) = f (xi )h′i (xk ) + f ′ (xi )gi′ (xk ) = f ′ (xk ). (4.5)
i=0 i=0
sehingga dapat dengan mudah ditentukan bahwa

hi (x) = [1 − 2Ii′ (xi )(x − xi )]Ii2 (x), (4.6)

gi (x) = (x − xi )]Ii2 (x), (4.7)

dimana fungsi Ii (x) adalah fungsi Lagrange yang didefinisikan sebelumnya me-
menuhi persyaratan yang diperlukan.
4 JAVAS ALFREDA BELVA YOGA PRATAMA DAN LAMBANG WAHYU NUGROHO

4.4. Polinomial Hermite dan Selisih Terbagi. Misalkan diberikan suatu


fungsi f (x), akan digunakan selisih terbagi Newton untuk menginterpolasi f (x)
di 2m + 1 titik yaitu x = x0 , x0 + ϵ, x1 , x1 + ϵ, ..., xm , xm + ϵ. Dapat disajikan
tabel selisih terbagi seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Selisih Terbagi Newton untuk pendekatan f (x) di 2m+


2 titik.
xi f (xi ) f [x1 , xi+1 ]
x0 f (x0 )
f (x0 +ϵ)−f (x0 )
ϵ
x0 + ϵ f (x0 + ϵ)
f (x1 )−f (x0 +ϵ)
x1 −x0 −ϵ
x1 f (x1 )
f (x1 +ϵ)−f (x1 )
ϵ
x1 + ϵ f (x1 + ϵ)
f (x1 )−f (x0 +ϵ)
x1 −x0 −ϵ
f (x2 ) f (x2 )

Dari Tabel 1 dapat terlihat bahwa f [xi , xi+1 ] (selisih terbagi pertama) berbentuk
f (xi +ϵ)−f (xi )
ϵ
dan f (xi+1 )−f (xi +ϵ)
xi+1 −xi −ϵ
dengan i = 0, 1, 2, ..., m. Jika diambil limit ϵ → 0
maka selisih terbagi pertamanya berturut-turut menjadi f ′ (xi ) dan f (xi+1 )−f (xi )
xi+1 −xi
dengan i = 0, 1, 2, ..., m. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Selisih Terbagi Newton apabila diambil limit ϵ → 0

x f (x) Df (x)
x0 f (x0 )
f ′ (x0 )
x0 f (x0
f (x1 )−f (x0 )
x1 −x0
x1 f (x1 )
f ′ (x1 )
x1 f (x1
f (x2 )−f (x1 )
x2 −x1
f (x2 ) f (x2 )

Dari Tabel 2 dapat dibentuk polinomial Hermite berderajat ≤ 2m + 1 yaitu

p2m+1 (x) = f (x0 ) + (x − x0 )f ′ (x0 ) + (x − x0 )2 f [x0 , x0 , x1 ] + ... + (x − x0 )2 ...

(x − xm−1 )2 (x − xm )f [x0 , x0 , x1 , ..., xm ].


(4.8)
PENDEKATAN FUNGSI POLINOMIAL HERMITE 5

Jadi, dari penurunan ulang algoritma Hermite menggunakan selisih terbagi New-
ton, diperoleh polinomial seperti pada persamaan (4.8).
Dari f (x) dan persamaan (4.8), diperoleh eror polinomial pendekatan, yaitu
f (2m+2) (ξx )
f (x) − p2m+1 (x) = (x − x0 )2 (x − x1 )2 . . . (x − xm )2 (4.9)
(2m + 2)!
dimana ξx terdapat dalam interval yang memuat x dan xi , i = 0, 1, . . . , m. Per-
samaan (4.9) merupakan eror dari pendekatan polinomial Hermite.

5. Penerapan

Setelah dilakukan penurunan ulang algoritma, akan dilakukan penerapan al-


goritma Hermite pada dua contoh kasus.

5.1. Contoh 1. Diambil dari buku R. L. May[1]. Diberikan suatu fungsi f (x) =

x, akan dilakukan pendekatan fungsi di titik x = 2 dan x = 6 menggunakan
polinomial Hermite dengan selisih terbagi Newton. Diperoleh tabel selisih ter-
bagi Newton seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Selisih Terbagi Newton untuk Contoh 1

x f (x) Df (x) D2 f (x) D3 f (x)


2 1.141421
0.353553
2 1.141421 0.0236836
0.258819 0.0025024
6 2.44949 -0.0136737
0.204124
6 2.44949

Dari Tabel 3 dapat dibentuk polinomial Hermite berderajat 3, yaitu

p3 (x) = 1.141421 + (x − 2)0.353553 + (x − 2)[−0.00236836 + (x − 6)(0.00250247)]

= 0.552313 + 0.518357x − 0.0487082x2 + 0.00250247x3 .

Perbandingan antara f (x) dan p3 (x) dapat dilihat pada Gambar 1.


Dari Gambar 1 terlihat bahwa terdapat eror diantara keduanya. Secara ma-
tematis, eror dari pendekatan polinomial p3 (x) terhadap f (x) adalah

e= x − (0.552313 + 0.518357x − 0.0487082x2 + 0.00250247x3 ). (5.1)
6 JAVAS ALFREDA BELVA YOGA PRATAMA DAN LAMBANG WAHYU NUGROHO

y
2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

x
1 2 3 4 5 6


Gambar 1. Perbandingan antara f (x) = x (merah) dan p3 (x) (hijau)

Sedangkan eror pada turunan pertamanya adalah



e′ = f ′ (x) − p3 (x)
∂x
(5.2)
1
= √ − (0.518356 − 0.0974165x + 0.0075074x2 .
2 x
Grafik persamaan 5.1 dan 5.2 dapat dilihat pada Gambar 2.

0.01

x
2 3 4 5 6 7

-0.01

-0.02

Gambar 2. Garis merah menunjukkan eror p3 (x) terhadap f (x)


dan garis hijau menunjukkan eror turunan pertama p3 (x) terhadap
f ′ (x) (biru)

Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa eror bernilai nol di titik-titik yang ter-
interpolasi yaitu titik x = 2 dan x = 6, sehingga polinomial p3 (x) memenuhi
persamaan (4.1) dan persamaan (4.2). Jadi polinomial Hermite cocok pada
titik-titik yang terinterpolasi beserta turunan pertamanya.

5.2. Contoh 2. Diambil dari buku R. L. May [1]. Diberikan suatu fungsi
f (x)=3xex − e2x , dilakukan interpolasi Hermite pada interval [1, 1.07]. Akan
PENDEKATAN FUNGSI POLINOMIAL HERMITE 7

dicari eror pendekatan polinomial di x = 1.03.


Didefinisikan fungsi f (x) dan turunan pertamanya,

f (x) = 3xex − e2x

f ′ (x) = 3ex − 2e2x + 3xex .


Diperoleh tabel selisih terbagi Newton sebagai berikut.
Tabel 4. Selisih Terbagi Newton untuk Contoh 2

x f (x) Df (x) D2 f (x) D 3 f (x)


1 0.765789
1.53158
1 0.765789 -2.87129
1.33059 -4.89109
1.07 0.858931 -3.21367
1.10563
1.07 0.858931

Jadi, pendekatan polinomial Hermite menggunakan tabel selisih terbagi Newton


adalah
p3 (x) = 0.765789 + (x − 1.)1.53158 + (x − 1.)[−2.87129 + (x − 1.07)(−4.89109)]

= 1.59639 − 8.08386x + 12.1444x2 − 4.89109x3 .

Sehingga nilai pendekatan polinomial di x = 1.03 adalah p3 (1.03) = 0.809329.


Diperoleh eror pendekatan polinomial di x = 1.03 adalah

f (1.03) − p3 (1.03) = 0.809324 − 0.809329 = −0.00000504656.

Digunakan formula eror untuk menemukan batas eror pada perhitungan se-
belumnya untuk pendekatan polinomial Hermite dari 3xex − e2x di x = 1.03.
Erornya adalah
f 4 ξx
E3 (x) = (x − x0 )2 (x − x1 )2
4!
= (x − 1)2 (x − 1.07)2 (12eξx − 16e2ξx + 3ξxeξx ).

dimana ξx berada pada interval x, 1, dan 1.07. Karena x ∈ [1, 1.07], ξx ∈


[1, 1.07], maka

|E3 (x)| = (x − 1)2 (x − 1.07)2 (12e1 − 16e21 + 31e1 )

≈ −3.22711(−1.07 + x)2 (−1. + x)2 ,


8 JAVAS ALFREDA BELVA YOGA PRATAMA DAN LAMBANG WAHYU NUGROHO

di titik x=1.03, batas erornya menjadi


|E3 (1.03)| ≤ −3.22711(−1.07 + 1.03)2 (−1. + 1.03)2

≈ −4.64704 × 10−6
sehingga batas eror pada perhitungan pendekatan polinomial Hermite dari 3xex −
e2x di titik x = 1.03 adalah |E3 (1.03)| ≤ −4.64704 × 10−6 .

6. Kesimpulan

Dari pembahasan dan contoh penerapan kasus, dapat disimpulkan


(1) Algoritma pendekatan polinomial Hermite dengan menggunakan selisih
terbagi Newton adalah

P2m+1 (x) = f (x0 ) + (x − x0 )f ′ (x0 ) + (x − x0 )2 f [x0 , x0 , x1 ] + ... + (x − x0 )2 ...

(x − xm−1 )2 (x − xm )f [x0 , x0 , x1 , ..., xm ].

(2) Dari contoh kasus 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa polinomial Hermite
yang menginterpolasi dua titik akan memiliki derajat tiga. Polinomial
Hermite juga memenuhi

p2m+1 (xi ) = f (xi ), i = 0, 1, ..., m.

p′2m+1 (xi ) = f ′ (xi ), i = 0, 1, ..., m.


(3) Persamaan eror untuk menentukan batas eror pada polinomial Hermite
adalah
f (2m+2) (ξx )
f (x) − p2m+1 (x) = (x − x0 )2 (x − x1 )2 . . . (x − xm )2 .
(2m + 2)!
Pustaka

1. May, R. L., Approximation and Quadrature, Royal Melbourne Institute of Technology Ltd.,
Melbourne, 1991.

Program Studi Matematika FMIPA UNS

Anda mungkin juga menyukai