Identitas Kelompok
Kelompok : …
SKS :3
Pertemuan ke- :7
Bahan Kajian : Syarat Batas dan Nilai Awal, Masalah Syarat Batas dan Nilai
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengerjakan LKM ini secara berkelompok, mahasiswa
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan nilai awal dan
syarat batas, dapat mengetahui perbedaan syarat batas
ekplisit dan syarat batas implisit serta menggunakannya
untuk menyelesaikan permasalahan PDP dengan tepat.
II. Petunjuk Pengerjaan LKM
1. Berdoa sebelum melaksanakan pembelajaran
2. Perhatikan pemaparan materi sesuai dengan topik yang sudah disiapkan oleh
kelompok penyaji
3. Bacalah LKM dengan cermat
4. Diskusikan permasalahan dengan kelompok masing-masing
5. Isilah titik-titik dengan jawaban yang benar
2u 2u
persamaan diferensial parsial − = 0.
x 2 y 2
Contoh:
Rumuskan masalah nilai awal pada sebuah batang homogen sangat panjang
yang selimutnya diisolasi sempurna dan mempunyai suhu awal 400°𝐾, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘
− 4 ≤ 𝑥 ≤ 4 dan 0°𝐾 diluar interval tersebut.
Penyelesaian:
Karena batang sangat panjang, maka PD dapat didefinisikan pada interval tak
terbatas … ≤ 𝑥 ≤ ⋯
sehingga diperoleh masalah nilai awal:
𝜕 2𝑢 𝜕𝑢
∇2 𝑢 = 2
= 𝐾 , … ≤ 𝑥 ≤. . . , 𝑡 > 0
𝜕𝑥 𝜕𝑡
𝑑𝑢
𝑢(𝑥, 0) = 𝑓(𝑥), (𝑥, 0) = 𝑔(𝑥)
𝑑𝑡
Contoh:
Misalkan sebuah senar dengan ujung-ujungnya diletakkan pada tiang yang tegak
lurus terhadap sumbu-x dan kedua ujung tersebut dapat berubah-ubah posisi naik
turun secara bebas sehingga tidak ada gaya sepanjang tiang/dapat diabaikan.
Getaran senar seperti ini merupakan persamaan gelombang dengan syarat batas
Von Neumann yang diberikan oleh persamaan berikut ini.
𝜕 2𝑢 2
𝜕 2𝑢
=𝑐 ; … < 𝑥 <. ..
𝜕𝑡 2 𝜕𝑥 2
𝜕𝑢 𝜕𝑢
(0, 𝑡) = (… , 𝑡) = 0, 𝑡 > 0
𝜕𝑥 𝜕𝑥
2.3 Syarat Batas Robin (Robin Boundary Condition)
Campuran antara syarat batas Dirichlet dengan syarat batas Von
Neumann merupakan kombinasi nilai-nilai penyelesaian dan nilai-nilai turunan
normal dari penyelesaian yang ditentukan pada daerah . Pada PDP eliptik
pada suatu daerah , syarat batas Robin menetapkan bahwa jumlah dari au
dengan turunan normal dari u sama dengan f pada semua titik di daerah batas
, dengan a dan f ditentukan. Jadi syarat batas Robin secara umum
dinyatakan oleh persamaan
a N u + bu = f pada daerah
u
Untuk suatu nilai a yang cukup kecil, maka sin a tan a = ( x, t ) . Karena
x
kedua gaya tersebut saling meniadakan, maka syarat batas Robin untuk masalah
ini adalah
T u T u
u ( 0, t ) − ( 0, t ) = 0, t > 0 dan u ( 0, t ) − ( a, t ) = 0, t > 0 .
k x k x
Contoh:
Rumuskan masalah syarat batas pada sebuah batang homogen dengan Panjang
a dan luas penampang A. Batang diberi isolasi sempurna pada selimutnya, ujung
kiri dan kanan berturut-turut dihubungkan dengan reservoir panas dengan suhu
0C dan 50C
Penyelesaian :
Dalam masalah ini panas hanya mengalir pada satu arah saja, sehingga PD
terdefinisi pada interval (0, a)
Karena suhu dikanan dan kiri diketahui maka syarat batasnya Dirichlet
diperoleh masalah syarat batas
u 2u
= K 2 ,0 x a, t 0
t t
u (0, t ) = 0, t 0
u (a, t ) = 50, t 0
3. Syarat Batas Implisit
Dalam bidang fisika banyak permasalahan yang memiliki syarat batas implist.
Hal ini memberikan pengertian bahwa ada syarat-syarat tertentu yang harus
dipenuhi tetapi tidak secara eksplisit dapat dinyatakan, masalah ini biasanya muncul
pada system yang didefinisikan pada suatu daerah yang infinit. Sebagai contoh
persamaan Schrodinger adalah suatu persamaan yang membutuhkan fungsi
gelombang agar bisa dinormalkan, dimana fungsi gelombang tersebut tidak boleh
membesar tanpa batas pada titik infinit. Terkadang juga secara implisit perlu dibuat
asumsi kontinuitas dan diferensiabilitasnya. Secara umum kita perlu berhati-hati
untuk syarat batas implisit ini, karena boleh jadi keberadaannya sangat penting.
Disini syarat batas implisit tidak akan dibahas secara detail.
LATIHAN SOAL
2u 2u 2u
1. Selesaikan persamaan diferensial + 3 + 2 = 0, u (0, y) = y
x 2 xy x 2
Penyelesaian :
(a 2
+ 3ab + 2b 2 ) e ax +by = 0
a 2 + 3ab + 2b2 = 0
(......)(.....) = 0 → a = ... atau a = ...
.. x +by
Untuk a = ... → u1 = e = e...(...+...) → u1 = F (...)
... x +by
Untuk a = ... → u2 = e = e...(...+...) → u2 = G(...)
➢ PUPD
: uu (( xx ,, yy )) ==uF1(...)
+ u2
+ G (...)
F (−2 x + y) − 2 x + y
➢ Penyelesaian PD : u ( x, y) = F (− x + y ) −
G(−2 x + y)
2. Diberikan sebuah senar dengan panjang 𝐿 yang diikat pada kedua ujungnya. Kemudian
senar tersebut dipetik. Pergerakan senar pertama kali (saat 𝑡 = 0) mempunyai fungsii
posisi 𝑓(𝑥) untuk 0 < 𝑥 < 𝐿. Setelah dipetik, pergerakan di kedua ujung senar yang
terikat pada 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 𝐿 dipertahankan nol untuk 𝑡 > 0. Tentukan masalah nilai
awal dan syarat batas
Penyelesaian:
- Diperoleh nilai awal 𝑢(𝑥, 0) =….
- Diperoleh syarat batas 𝑢(0, 𝑡) = 0 dan 𝑢(𝐿, 𝑡) = 0
𝜕2 𝑢(𝑥,𝑡) 1 𝜕2 𝑢(𝑥,𝑡)
= 𝑐2 , … < 𝑥 < ⋯, 𝑡 > ⋯,
𝜕𝑥 2 𝜕𝑡 2
2u u x3
3. Selesaikan PD t + 2 = x 2 ; u ( x,1) = ; u ( 0, t ) = 0
xt x 6
Penyelesaian :
2u u
t + 2 = x2
xt x
... + ... = x2 → di integralkan ke x
x
u
t + 2u = ... + F (t ) → dikalikan t
t
u
... + ..u = ...x3t + ...
t
(...) = ...x3t + ...F (t ) → diintegralkan ke t
t
t 2u = ...x 3t 2 + tF ( t )dt + H ( x )
... = ...x3t 2 + G ( t ) + H ( x )
➢ PUPD :
...x3t 2 + G ( t ) + H ( x )
u ( x, t ) =
...
x3
➢ Syarat batas 1 : u ( x,1) =
6
...x3t 2 + G ( t ) + H ( x )
u ( x, t ) = = ...x 3
1
...x3t 2 + G (1) + H ( x ) = ...x3 → G (1) + H ( x) = 0 → H ( x) = −G (1)
➢ Penyelesaian
...x3t 2 + G (t ) − G (1)
u ( x, t ) =
...
➢ Syarat batas 2 : u (0, t ) = 0
0 + G(t ) − G(1)
u(0, t ) = = 0 G(t ) − G(1) = 0 G(1) = G(1)
t2
...x3t 2 + G (1) − G (1)
u ( x, t ) =
...
➢ PKPD : u ( x, t ) = ...x
3