DIFERENSIAL TOTAL,
ATURAN RANTAI, TURUNAN BERARAH, DAN
FUNGSI IMPLISIT
MAKALAH
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
Dosen Pengampu: Dra. Emi Pujiastuti, M.Pd
KELOMPOK 6
1. AULIA SYARIFAH
4111410037
2. ANGELA HARDITHASARI
4111410016
3. SAMUEL DEFRI NUGROHO
4111410042
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Makalah ini akan menyajikan materi tentang keterdiferensialan dan diferensial total
fungsi skalar, aturan rantai, turunan berarah, serta turunan fungsi implisit. Dalam
keterdiferensialkan akan dibahas 6 masalah beserta penyelesaiannya.
Makalah ini akan membahas secara detail materi- materi yang disebutkan diatas. Tidak
hanya definisi atau penjelasannya saja yang akan dibahas, tetapi makalah ini juga akan
memberikan beberapa contoh dan penyelesaiannya serta beberapa latihan sehingga pembaca
dapat paham betul tentang materi tersebut.
B. Prasyarat
Materi prasyarat yang dibutuhkan agar dapat memahami makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
Kalkulus 1
Kalkulus 2
Aljabar Linear Elementer
Geometi Dasar
D. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali definisi serta konsep keterdiferensialan dan
diferensial total fungsi skalar.
2. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan keterdiferensialan
dan diferensial total fungsi skalar.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mendefinisikan konsep aturan rantai, turunan
berarah, serta turunan fungsi implisit.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGANTAR
Dalam kalkulus, kita ingat kembali bahwa fungsi real
disebut terdeferensialkan di
jika
ada.
Kita
penyebut
akan
dari
menyajikan
bentuk
konsep
fungsi
turunan
Dengan
yang
diambil
secara
lain,
limitnya
untuk
maka diperoleh
diperoleh,
itu
tulislah
dengan
.
Situasi fungsi satu peubah yang terdeferensialkan di satu titik diperlihatkan pada gambar 1.
Y
f
f(x)=f(a + x )
y f ( x) f (a)
f (a)
g
s
a + x
x- a
Dengan cara mengganti
oleh
, yang mengakibatkan
real
terdeferensialkan
di
jika
Dengan menyamakan penyebut dari bentuk fungsi yang diambil limitnya, diperoleh
maka diperoleh
. Dari analisis di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan berikut yang
1. Fungsi
sehingga
dikatakan terdeferensialkan di
memenuhi
jika
dikatakan terdeferensialkan di
jika
memenuhi
yang
dengan
di
. Di
didefinisikan sebagai
Pada konsep diferensial fungsi satu peubah, kita telah mempelajari bahwa untuk
yang cukup kecil, diferensial
cukup baik untuk
B.
Pada pasal ini akan diperkenalkan konsep fungsi dua peubah real yang terdiferensialkan di
satu titik pada suatu daerah. Kemudian, konsep keterdiferensialkan fungsi skalar dengan dengan
peubah di m dibahas sebagai perumuman dari hasil yang diperoleh. Kita mempunyai fungsi dua
u f ( x, y ) yang
peubahSkalar
real Terdiferensialkan
Fungsi
Kelompok 6
( f (a x, b y ) f (a, b y ) [ f ( a, b y ) f ( a, b)]
f x ( a 1 x, b y )x f y ( a, b 2 y )
Dimana
dan besarnya
Selanjutnya,
kekontinuan
fungsi
di
(a,b)
dan
mengakibatkan
y b y ,
maka
( x, y ) (0,0) ( x, y ) (a, b) ,
Atau lim ( x ,y )( 0, 0) f x (a 1 x, b y ) f x ( a ,b ) 0.
Kemudian
sebutlah
1 1 (x, y ) f x ( a 1 x, b y ) f x ( a, b) ,
f x ( a 1 x, b y ) f x ( a, b) 1
maka
f y di ( a, b)
mengakibatkan adanya
yang memenuhi
f y ( a, b 2y ) f y ( a, b) 2 dengan lim ( x , y )( 0, 0 ) 2 ( x, y ) 0 .
Kita tuliskan kesimpulan dari proses ini dalam rumus berikut, yang dikenal sebagai rumus
dasar pertambahan.
Teorema (3.2.2) Rumus Dasar Pertambahan
Jika fungsi u f ( x, y ) mempunyai turunan parsial pertamayang kontinu di titik
pada
Definisi
Misalkan fungsi dua peubah u f ( x, y ) mempunyai turunan parsial pertama di titik
( a, b) yang terletak pada daerah D 2 .
Fungsi
1. Fungsi dikatakan terdiferensialkan pada daerah jika fungsi terdeferensialkan di setiap titik
pada daerah
jika fungsi
Dari proses diperolehnya rumus dasar pertambahan dan definisi keterdiferensialan fungsi dua
peubah di kita mempunyai rumus penting berikut.
Teorema 3.2.4
Jika fungsi mempunyai turunan parsial pertama yang kontinu di titik pada daerah , maka
fungsi terdiferensialkan secara kontinu di titik .
Selanjutnya kita dapat menuliskan definisi fungsi dua peubah yang terdiferensialkan tanpa
notasi x dan y , untuk itu tulislah
( a, b )
jika
pertambahan
u f (x, y ) f (a, b)
dapat
di mana
dituliskan
sebagai
dan
dengan
dari
Syarat
terakhir
dapat
ditulis
dalam
dengan
bentuk
dan
adalah persamaan bidang singgung di titik P (a, b, f (a, b)) pada permukaan . Hasil ini merupakan
perumuman dari situasi serupa untuk fungsi satu peubah yang terdiferensialkan di
f ( x) f ( a) f ' ( a)( x a ) ( x a ) dengan
, yaitu
mendekati a. Di sini
Seperti pada fungsi real, setiap fungsi dua peubah yang terdiferensialkan di suatu titik itu.
Berikut ini adalah rumus penting tersebut beserta pembuktiannya.
Teorema 3.2.5
Jika fungsi dua peubah terdiferensialkan di pada daerah
, maka fungsi
kontinu di .
Bukti:
Karena
fungsi
terdiferensialkan
di
( a , b) ,
titik
maka
lim ( x , y ) ( 0, 0 ) 1 (x, y ) 0
dengan
lim ( x , y )( 0 , 0 ) 2 (x, y ) 0 .
dan
Ini
mengakibatkan
lim ( x , y )( 0, 0 ) u 0 .
u f (a x, b y ) f ( a, b),
Karena
x, y (0,0) ( x, y ) ( a, b)
yang
maka
langsung
dari
membawa
bentuk
limit
kita
sampai
ini
diperoleh
pada
hasil
diinginkan.
Catatan Kebalikan Teorema 3.2.5 tidak benar lagi, sebagai contoh pengangkal, fungsi f ( x, y ) =
x2 y2
(0,0) dan f
Ikhtisar keterdiferensialan fungsi dua peubah yang didasarkan pada Rumus Dasar
Pertambahan diberikan dalam diagram berikut.
Fungsi u = f(x,y) mempunyai turunan parsial pertama yang kontinu di (a,b) yang terletak
pada daerah D
2 .
u f ( x, y )
f x ada
di (a,b)
dan
f y ada
di (a,b)
kontinu
di (a,b)
f
terdiferensialk
an
di (a,b)
f kontinu
pada D
f
terdiferensialk
an
di D
RDP
f
terdiferensialkan
secara kontinu di
(a,b)
fy
fx
kontinu
di (a,b)
Dan
kontinu
di (a,b)
f
terdiferensialkan
secara kontinu
di D
C.
Konsep keterdiferensialan fungsi dua peubah yang telah dibahas dapat diperumum untuk
fungsi skalar u = f (X), X suatu titik pada daerah D Rm. Keterdiferensialan fungsi tiga peubah u = f
(x,y,z) yang mempunyai turunan parsial di titik (a,b,c) pada daerah D R3 didefinisikan sebagai
berikut. Fungsi f dikatakan terdiferensialkan di (a,b,c) jika terdapat fungsi skalar
1 1 (x, y, z ), 2 2
sehingga pertambahan
Dapat ditulis sebagai
dengan
terdiferensialkan
di A D jika
Fungsi
Skalar Terdiferensialkan
Kelompok 6
sehingga perubahan
)
dapat ditulis sebagai
10
dengan
memenuhi
Sifat keterdiferensialan fungsi dua peubah berlaku juga untuk fungsi skalar yang umum. pada
fungsi skalar u = f(X), X D Rm, D suatu daerah di Rm kita juga mempunyai sifat bahwa setiap
fungsi skalar yang terdiferensialkan secara kontinu di suatu titik akan terdiferensialkan di titik itu dan
setiap fungsi skalar yang terdiferensialkan di suatu titik akan kontinu di titik itu.
Masalah I
Keterdeferensialan fungsi langsung dari definisinya.
Contoh 3.10. Selidiki keterdeferensialan fungsi f(x,y) = x 2 + y 2 pada D f = 2 langsung
dengan menggunakan definisinya.
JAWAB
Di sini D f = 2 dan fungsi f kontinu pada D
(a,b) titik sebarang pada D
Untuk fungsi ini, turunan parsial pertama dan nilainya di (a,b) adalah
f
(x,y) = 2x, f
(a,b) = 2a dan f
(x,y) = -2y , f
(a,b) = -2b
yang
memenuhi
u=f
(a,b) x + f
(a,b) y + 1 ( x, y) x + 2 ( x, y) y
dengan
lim
( x , y ) ( 0 , 0 )
1 ( x, y) = 0 dan
lim
( x , y ) ( 0 , 0 )
2 ( x, y) = 0
11
2a x 2b y + x 2 - y 2 = 2a x 2b y + 1 ( x, y) x + 2 ( x, y)
y
sehingga
1 ( x, y) x + 2 ( x, y) y = ( x) x + (- y) y
Ambillah
1 ( x, y) = x dan 2 ( x, y) = - y
maka 1 dan 2 memenuhi rumus dasar pertambahan dengan
lim
1 ( x, y) =
lim
2 ( x, y) =
( x , y ) ( 0 , 0 )
lim
( x , y ) ( 0 , 0 )
x=0
dan
( x , y ) ( 0 , 0 )
lim
( x , y ) ( 0 , 0 )
(- y) = 0
(b) g(x,y) = e x y
(a)
(x,y) = 1 x 2 y 2 dan f
(x,y) = 1 x 2 y 2
12
terdiferensialkan pada 2 .
(b)
terdiferensialkan pada 2 .
Masalah 3
Ketak-terdeferensilan fungsi di suatu titik dari
ketak-kontinuan fungsinya di titik itu
Contoh 3.12. Tunjukkan fungsi
xy 2
2 4 , ( x, y) (0,0)
f(x,y) = x y
0, ( x. y) (0,0)
0. y 2
=0
02 y 4
13
lim
( x , y )( 0 , 0 )
lim
f(x,y) = ( x , y )( 0, 0 )
xy 2
= lim 0 = 0
x 2 y 4 y 0
y 2 .y 2
y2
1
,y) = 4
=
=
y y4
2y4
2
( x , y )( 0 , 0 )
lim
f(x,y) = ( x , y )( 0, 0 )
xy 2
1 1
= lim
=
x 2 y 4 y 0 2 2
Karena sepanjang garis x = 0 dan sepenjang kurva x = y 2 limit fungsi f untuk (x,y) (0,0)
berbeda, maka
lim
( x , y )( 0 , 0 )
Jadi fungsi f tidak kontinu di (0,0), karena itu berdasarkan kontra posisi teorema 3.2.5,
fungsi f tidak terdiferensialkan di (0,0).
Masalah 4
Ketak-tederferensialkan fungsi di suatu titik dari
titik terdapatnya turunan parsial di titik itu
Contoh 3.13. Tunjukkan fungsi f(x,y) =
JAWAB
Fungsi f pada D f = 2 karena merupakan perkalian dari dua fungsi kontinu, yaitu
g(x,y) =
dan h(x,y) = y-1 . Pada situasi ini, f x (0,0) harus ditentukan dari definisi turunan
d
(
dx
) = (y-1) x
, sehingga
f y (0,0) 0.
14
Karena
f ( x,0) f (0,0) lim x
f x (0,0) = lim
= x 0
x 0
x0
dengan limit terakhir tidak ada (jelaskan mengapa), maka fungsi f tidak terdeferensialkan di
(0,0).
Masalah 5
Ketak-terdeferensialkan fungsi kontinu di suatu titik
langsung dari definisinya
Contoh 3.14. Tunjukkan fungsi
xy
, ( x, y) (0,0)
x y
0, ( x, y) (0,0)
f(x,y) =
kontinu dan mempunyai turunan parsial di (0,0) tetapi tidak terdeferensialkan di titik itu.
JAWAB
Fungsi f terdefinisi pada D f = 2 dengan (0,0) suatu titik-limit dari D f , akan
ditunjukkan
lim
( x , y ) ( 0 , 0 )
f(x,y) = f(0,0).
Karena
0
xy
x2 y2
x y
x y
2
x2 y2. x2 y2
x y
2
x2 y2
dengan
lim
( x , y )( 0 , 0 )
0=0=
lim
( x , y ) ( 0 , 0 )
x2 y2
15
xy
lim
( x , y )( 0 , 0 )
x2 y2
=0
( x , y )( 0 , 0 )
f(x,y) =
xy
lim
( x , y )( 0 , 0 )
x y2
2
= 0 = f(0,0)
1 = 1 ( x, y ) dan 2 = 2 ( x, y )
yang memenuhi
f f (x, y ) f (0,0) f x (0,0)x f y (0,0)y 1 x 2 y
dengan
lim
( x , y )( 0 , 0 )
1 ( x, y ) 0 dan
lim
( x , y ) ( 0 , 0 )
2 (x, y ) 0
f (x, y ) ( 1 2 )(x) .x
Tetapi menurut definisi fungsi f yang diketahui,
16
f (x, y )
x 2
x 2 x 2
x 2
2 x
1
1
2 x
2
2
2 .x
( 1 2 )(x) .x 1
2 .x
1 2 x 1
x 0
1
1
2
2
2
2
yang merupakan suatu kontradiksi. Kontradiksi ini disebabkan oleh pengandaian bahwa suatu
fungsi f terdeferensialkan di (0,0). Dengan demikian kesimpulannya haruslah fungsi f tidak
terdiferensialkan di (0,0).
Masalah 6
Keterdiferensialan fungsi di suatu titik tetapi tidak
terdiferensialkan secara kontinu di titik itu
Contoh 3.15. Tunjukkan fungsi
x 2 sin
f x, y
1
x y
2
, ( x, y) (0,0)
0, ( x, y) 0
terdiferensialkan di titik (0,0), tetapi tidak terdiferensialkan secara kontinu di titik itu. (Fungsi
turunan parsial pertama f x dan f y tidak kontinu di titik (0,0)).
JAWAB
2
Fungsi f terdefinisi pada D f yang memuat (0,0). Turunan parsial pertama dari
17
f x (0,0) lim
x 0
f ( x,0) f (0,0)
lim
x 0
x0
lim x sin
x 0
x 2 sin
1
x
1
0
x
dan
f y (0,0) lim
y 0
f (0, y ) f (0,0)
00
lim
lim 0 0
y
0
y 0
y 0
y
dengan
lim
( x , y )( 0 , 0 )
1 ( x, y ) 0 dan
lim
( x , y ) ( 0 , 0 )
2 (x, y ) 0
Gantikan semua informasi yang diketahui pada rumus dasar pertambahan, diperoleh
f f (x, y ) x 2 sin
1
x y 2
2
0.x 0.y 1 x 2 y
Ini mengakibatkan
Ambillah
kemudian tunjukkan
Dari ketaksamaan
18
dengan
Akibatnya,
, maka
Jadi rumus dasar pertambahan untuk fungsi f di (0,0) dipenuhi; dengan demikian kita
telah menunjukkan bahwa fungzi f terdiferensialkan di (0,0).
Sekarang kita tunjukkan bahwa fungsi turunan parsial pertama fx dan fy tidak kontinu
di titik (0,0), tentukan dahulu persamaan fungsinya kemudian tunjukkan bahwa limitnya di
(0,0) tidak ada. Setelah bentuk fungsi turunan parsial pertamanya disederhanakan diperoleh
dan
Kita tunjukkan bahwa fungsi fx dan fy keduanya tidak mempunyai limit di (0,0).
Sepanjang garis x = 0:
Sepanjang garis y = 0:
Limit di sepanjang garis y = 0 ini tidak (jelaskan mengapa). Karena itu fungsi fx tidak kontinu
di (0,0).
Sepanjang garis x = 0
19
Sepanjang garis y = x:
Limit di sepanjanggaris y = 0 ini tidak ada (jelaskan mengapa). Karena itu fungsi fx tidak
kontinu di (0,0).
D.
Kita akan mempelajari konsep diferensial dari fungsi dua peubah, yang dikenal sebagai
diferensial total. Untuk ini perhatikan kembali konsep garis singgung pada fungsi real u f x yang
terdiferensialkan secara kontinu di titik x
xa
didefinisikan sebagai
maka dy
yang cukup baik untuk pertambahan y bila x cukup kecil. Gagasan konsep diferensial fungsi
real adalah penghampiran nilai fungsi f x atau f a x oleh nilai fungsinya pada garis singgung
di titik a, b , b f a . Dengan perkataan lain, kurva f di sekitar
6
diferensial fungsi dua peubah real dirancang dengan cara yang samaKelompok
dan hasilnya
dapat diperumum untuk fungsi skalar lainnya. Kita ingat kembali persamaan bidang singgung pada
permukaan S : u f x, y di titik a, b, c S , fungsi f
a, b adalah
z c f a, b . X A , X x, y dan a, b
z c f a, b x a f y a, b y b
20
fx dan
dan
x, y 0,0 .
untuk
Berdasarkan kenyataan ini kita mendefinisikan konsep diferensial total fungsi dua
dan dy y .
2.
Pada Total
definisi
Diferensial
df x, y f x x, y dx f y x, y dy atau disingkat df f x dx f y dy
Kelompok 6
Dari konsep fungsi dua peubah real yang terdiferensialkan secara kontinu di titik (x,y) pada
daerah D, diperoleh f df 1 x 2 y dengan
21
fungsi tiga peubah u = f(x,y,z) yang terdiferensialkan secara kontinu di titik X (a, b, c ) pada
daerah D didefinisikan sebagai df f x1dx1 f x 2 dx2 ... f xm dxm
Pada contoh berikut dibahas beberapa contoh tentang diferensial total dari fungsi dua peubah
dan diferensial total sebagai suatu hampiran.
Contoh : Diketahui fungsi f ( x, y ) xy 2 2 x
(a). Hitunglah f dan df.
(b). Hitunglah f dan df di (4,3) dengan x = 0,01 dan y = 0,02.
(c). Tanpa menghitungnya secara langsung, taksirlah f (5,12;6,85) dengan diferensial kemudian
bandingkan dengan nilai eksaknya.
JAWAB
(a). Fungsi f terdefinisi pada R2, fungsi turunan parsial pertama dari f terhadap peubah x dan y
adalah
f x ( x, y ) y 2 2 dan f y ( x, y ) 2 xy
Karena fungsi turunan parsial pertama fx dan fy kontinu pada R2 maka fungsi f terdiferensialkan
secara kontinu pada R2.
Pertambahan dari fungsi fdi titik (x,y) R2 adalah
f f ( x x, y y ) f ( x, y )
( x x)( y y ) 2 2( x x) ( xy 2 2 x)
( y 2)x ( 2 xy )y ( y )x ( 2 yx xy )y
Diferensial Total
2
Kelompok 6
(b). Untuk
x=4,
y=3, x=-0,01
dan
y=0,02
diperoleh
22
E.
MATRIKS JACOBI
Kita akan menyajikan konsep keterdiferensialan fungsi skalar dengan menggunakan
transformasi linear, hasil yang diperoleh akan diperumum untuk membahas konsep keterdiferensialan
fungsi vektor dengan peubah vektor. Untuk ini perhatikan kembali konsep keterdiferensialan fungsi
skalar di satu titik pada suatu daerah.
Fungsi skalar
u f X , X x1 , x2 , , xm
, hm , maka
keterdiferensialan ini dengan notasi vektor. Misalkan H h1 , h2 ,
Kelompok
6
, sehingga diperoleh
lim H 0
dengan H 0
23
Perhatikan bahwa syarat yang terakhir selalu mengakibatkan syarat yang di atasnya juga berlaku. Jadi
sekarang kita sampai pada hasil berikut.
Definisi
Fungsi skalar f : D R, D daerah R m , u f X dikatakan terdiferensialkan di A D
jika terdapat vektor V dan suatu fungsi skalar H , H h1 , h2 , , hm yang memenuhi
f A H f A V H H H
lim H 0
dengan H 0
V f A f x1 A , f x2 A , , f xm A
Dengan menggunakan sifat aljabar linear, maka untuk vektor V yang diketahui terdapat suatu
transformasi linear L sehingga L H V H . Jadi konsep keterdiferensialan fungsi skalar di satu
titik pada suatu daerah dapat ditampilkan dalam bentuk berikut.
Definisi
Fungsi skalar f : D R, D daerah R m , u f X dikatakan terdiferensialkan di A D jika
terdapat transformasi linier L : R m R dan suatu fungsi skalar H , H h1 , h2 , , hm yang
memenuhi
f A H f A L H H H
Diferensial Total
lim H 0
dengan H 0
Kelompok 6
24
Pada definisi ini matriks transformasi linear L yang mempunyai ukuran 1 m adalah vektor
h1
h2
L H f A H f x x A , f x2 A , , f xm A
h
m
Transformasi linear L dari suatu ruang vektor ke ruang vektor lainnya seringkali ditulis tanpa
kurung, yaitu L H ditulis LH . Dengan cara penulisan seperti ini, syarat keterdiferensialan dari
fungsi skalar menjadi
f A H f A LH H H
lim H 0
dengan H 0
f A H f A f ' A H H H
lim H 0
dengan H 0
atau,
lim H 0
dengan H 0
Dalam penulisan seperti ini, Df A atau f ' A dinamakan turunan fungsi skalar f di A.
Perumuman dari hasil yang sedang kita pelajari akan digunakan untuk memperkenalkan
konsep keterdiferensialan dari fungsi vektor dengan peubah vektor yang didefinisikan sebagai berikut.
Definisi
25
f X e
i 1
H e , H h , h , , h yang memenuhi
i 1
F A H F A LH H E H
lim E H 0
dengan H 0
Seperti halnya pada fungsi scalar, jika terdapat tranformasi linear yang berkaitan dengan
Diferensial Total
Kelompok 6
fungsi F di A, maka kita menyatakan tranformasi tersebut dengan DF(A) atau F(A). dengan cara
penulisan ini syarat keterdiferensialan dari fungsi vector dengan peubah vector dapat ditampilkan
dalam bentuk
F ( A H ) F ( A) DF ( A) H H E ( H )
F ( A H ) F ( A) F ' ( A) H H E ( H )
dengan
atau,
dengan
Pada situasi ini, vektor F(A+H), F(A) dan E(H) dapat dipandang sebagai matriks berukuran n
X 1, matrika transformasi L berukuran n X m dan vector H sebagai matriks berukuran m X 1. baris
ke-i dari matriks tranformasi L adalah vektor gradien dari komponen fungsi
fi(x) di A, yaitu
f1 ( A), i 1,2,..., n . Dalam bentuk matriks, syarat keterdiferensialan untuk fungsi vektor dengan
peubah vektor dapat ditulis sebagai
f1 ( A H
f2 (A H )
f1 ( A)
f 2 ( A)
f (A H )
n
nX1
f 2 x 1 ( A) f 2 x2 ( A) f 2 xm ( A)
f ( A) f ( A) f ( A) f ( A)
nx2
nxm
n nx 1
nX1
nXm
h1
h2
1 (H )
2 (H )
h
(H )
n
n
mX1
nX1
matriks tranformasi L
26
Matriks transformasi L dinamakan matriks Jacobi dari fungsi F dan ditulis dengan lambang JF(A).
Jadi matriks Jacobi dari fungsi F adalah
J F ( A)
f 1x 1
f 2x 1
f i
( A)
x j
f 1 xm
f 2 xm
f 1 x2
f 2 x2
f nx
1
f nx2
f nxm
f1
x1
f 2
A x1
f n
x
1
f1
f1
x 2
x m
f 2
f 2
x 2
x m A
f n
f n
x 2
x m
Perhatikan beberapa contoh berikut tentang menentukan matriks Jacobi dari suatu fungsi
vektor dengan peubah vektor.
Diferensial
Contoh : Total
Tentukan
Kelompok 6
x 2 2 xy
F : 2 2 , F ( x, y )
di titik (1,1).
y tan x
f 1
x
J F ( x, y )
f 2
x
f 1
y
f 2
y
2x 2 y 2x
y
1
tan x
1 x2
2
1
SOAL LATIHAN 1
2
1.
Selidiki apakah f ( x, y ) e x
2.
27
3.
Tentukan
D y f ( x, y , z ) dan
jika
Diferensial Total
Kelompok 6
28
A. PENGANTAR
Aturan rantai untuk fungsi-fungsi komposisi satu peubah sekarang sudah dikenal oleh semua
pembaca. Jika y f ( x(t )) , dengan f dan
y'
dy dy du
.
dx du dx
B. ATURAN RANTAI
.
dt
x dt
y dt
aturan :
dimana
z z
,
dihitung di (x,y)= (x(t),y(t)).
x y
z
x
z
y
dx
dt
x
dz
z dx z dy
.
dt
x dt
y dt
peubah
dy
dt
Bukti :
Karena fungsi z=f(x,y) terdiferensialkan di (x,y) Df, maka :
z
Aturan Rantai
z
z
.x
.y 1 x 2 y
x
y
Kelompok29
6
lim
( x , y ) ( 0 , 0 )
1 (x, y ) 0 dan
untuk t 0 berlaku
lim
( x , y ) ( 0 , 0 )
2 ( x , y ) 0
z z x z y x
x
1
2,
t
x t
y t
t
t
lim 1 ( t )
t 0
lim 2 (t )
t 0
lim
1 0, dan
lim
2 0.
( x , y )( 0 , 0 )
( x , y ) ( 0 , 0 )
lim
t 0
x dx
y dy
dan lim
.
0
t
dt
t
dt
1
2
t 0 t
t 0 x t
y t
t
t
lim
diperoleh
dz
z dx z dy
..
dt
t dt
y dt
terbukti
Pada rumus di atas, z dipandang sebagai fungsi satu peubah terhadap t untuk
dz
dan
dt
z
z
dan
.
y
x
z
dz
dt
x
dx
z dt
y dy
dt
Jika dimisalkan
Aturan Rantai
Kelompok 6
30
z g (t ) f ( X ), X (t ) ( x (t ), y (t )),
z
f ' ( X )
x
Contoh :
dz
f ' ( X ). X ' (t ) , sama dengan bentuk aturan rantai pada fungsi real.
dt
Andaikan z=x3y, dimana x=2t dan y=t2 tentukan
dz
!
dt
=(3x2y)(2)+(x3)(2t)
=3(2t)2(t2)2+(2t)32t
=24t4+16t4
=40t4
D dengan aturan :
du u dx u dy u dz
.
dt
x dt y dt z dt
Jelas
t2
. Tentukan
dw w dx w dy w dz
dt
x dt
y dt
z dt
( 2 xy z )( sin t ) ( x 2 1) cos t x ( 2t )
( 2 cos t. sin t t 2 )( sin t ) (cos 2 t 1) cos t 2t cos t
2 cos t. sin 2 t t 2 sin t cos 3 t cos t 2t cos t.
Aturan Rantai
Kelompok 6
31
dengan
terdiferensialkan di titik ( x 0 , y 0 )
dengan aturan :
dz
v
dv
x
y
u
y
dv
dx
dv
dy
Bukti :
Untuk z terhadap x.
Buatlah y tetap, tulis y=yo, maka u dan v hanyalah fungsi dari x, yaitu u=u(x,yo) dan v=v(x,yo).
Dipunyai fungsi u dan v terdiferensialkan di xo dengan aturan
du
u
u x ( x0 , y 0 )
dx( x0 , y 0 )
x( x0 , y 0 )
dv
v
v x ( x0 , y 0 )
dx ( x 0 , y 0 )
x( x 0 , y 0 )
Aturan Rantai
Kelompok 6
Gantikan hasil ini pada fungsi z=g(x,y) yang diketahui kemudian gunakan aturan rantai 1 di
titik (u 0, v 0 ) dan ( x 0 , y 0 ) maka diperoleh :
z g ( x, y 0 ) f (u ( x 0 ), ( y 0 )) dan
32
dz dg
fu
fu
( x0 , y0 )
( x0 , y 0 )
dx
dx ux
ux
fu
fv
ux
vx
( Terbukti )
Dalam bentuk perkalian matriks, aturan rantai 2 dapat ditulis
z
z
y
u
z x
y v
Misalkan
z g ( x, y ) f (U ) , U (u ( x, y ), v( x, y )) ,maka :
z
u
f ' (U )
z
, U '(X )
v
v
dan
z'
Sehingga
z ' f ' (U ).U ' ( x )
Bentuk ini persis sama dengan aturan rantai pada fungsi real.
Contoh :
Jika
w x 2 y 2 z 2 xy
Aturan Rantai
!
Kelompok 6
Penyelesaian :
Dipunyai
w x 2 y 2 z 2 xy
x st
y st
z s 2t
33
Jelas
w
w x w y w z
t
x t
y t
z t
(2 x y ) s (2 y x ) (1) 2 z 2
2( st ) ( s t ) ( s ) 2( s t ) ( st ) (1) 2 ( s 2t ) 2
2 s 2 t s 2 st 2 s 2t st 4 s 8t
2 s 2 t s 2 2 st 2 s 10t
Jelas
w
w x w y w z
s
x s
y s
z s
( 2 x y ) t (2 y x ) 1 2 z 1
2( st ) ( s t ) t 2( s t ) ( st ) 1 2 ( s 2t ) 1
2 st 2 st t 2 2 s 2t st 2 s 4t
2 st 2 2 st t 2 4 s 4t
Jadi
w
w
2 s 2 t s 2 2 st 2 s 10t dan
2st 2 2 st t 2 4 s 4t
t
s
Aturan Rantai
Teorema Aturan
Misalkan
Kelompok 6
Rantai 3
, D daerah di
dan
, E daerah di
sehungga
34
dimana,
.
Dalam bentuk matriks Jacobi, rumus terakhir ditulis sebagai
F(X
)
G(F(X)
)
35
Dengan cara seperti aturan rantai 1 dan 2 , kita dapat menyajikan aturan rantai ini dalam
diagram pohon, yang penggunaanya cukup praktis.
Bukti:
Karena fungsi F terdiferensialkan di
dari
ke
yang memenuhi
ke
memenuhi
dari
ke
Misalkan :
H 0
E(H ) 0
K K ( H ) F ( X H ) _ F ( X ) F ' ( X ) H H E1 ( H ) , maka
G ( F ( X H )) G ( F ( X ) K ) G ( F ( X )) G ' ( F ( X )) K K E 2 ( K )
K
E2 ( K )
H
Ambillah
J G F ( X ) G ' ( F ( X )) F ' ( X ) ,
h 0
dan
E ( H ) G ' ( F ( X )) E1 ( H )
K
E2 (K )
H
E(H ) 0
Kelompok 6
36
K
E2 (K )
H
Karena lim
H 0
E1 ( H ) 0 , maka lim
H 0
H 0
K
c
H
sehingga kita
K
E 2 ( K ) c E 2 ( K ) dengan lim E 2 ( K ) 0 , maka
H
H 0
Kemudian, karena
H 0
K
H
sampai pada
lim
E1 ( H ) 0
K
E 2 ( K ) 0. Karena itu,
H
H 0
H 0
K
E 2 ( K ) 0 0 0.
H
Dengan demikian terdapat transformasi linear G ' ( F ( X )) F ' ( X ) dan fungsi skalar E(H)
sehingga memenuhi
(G F )( X H ) (G F )( X ) (G ' ( F ( X )) F ' ( X )) H H E ( H )
dengan
lim E ( H ) 0
H 0
terdiferensialkan di X dan
Aturan Rantai
( Terbukti ).
Kelompok 6
37
C. TURUNAN BERARAH
Definisi 3.3.5:
Misalkan fungsi z f ( x, y ) terdefinisi pada daerah D R 2 dan u (u , v) suatu vektor
satuan di R2. Turunan berarah dari fungsi f dalam arah vektor satuan u ditulis
f
( x, y ),
u
z
( x, y ) . Du ( x, y ) atau Du ( x, y )
u
didefinisikan sebagai
f
f ( x hu , y hv) f ( x, y )
( x, y ) lim
, bila limit ini ada.
h
0
u
h
Catatan :
1. Jika vektor satuan u R 2 ditulis dalam bentuk
f
f ( x h cos , y h sin f ( x, y )
( x, y ) lim
.
h 0
u
h
2. Jika X ( x, y ) , maka ( x hu , y hv) X hu , sehingga turunan berarah dari fungsi
z f ( x, y ) di X ( x, y ) dalam arah vektor satuan
f
f ( x hu ) f ( X )
X lim
.
h 0
u
h
3. Sesuai dengan definisi 3.3.5, turunan berarah dari fungsi z f ( x, y ) di A ( a, b) pada
daerah D R 2 dalam arah vektor satuan u didefinisikan sebagai
f
f (a hu , b hv) f (a, b)
a, b lim
, bila limit ada.
h
0
u
h
4. Konsep turunan berarah didesain dengan menggunakan limit fungsi satu peubah.
Turunan Berarah
Kelompok 6
38
f
g ( h) g (0)
( x, y ) lim
g ' (0) , bila limit ini ada.
h 0
u
h0
b. Dalam kasus fungsi f terdefinisikan di titik ( x, y ) D R 2 , aturan rantai dengan r = r(t )=
x + tu dan s = s(t) = y + tv memberikan
f dr f ds f
f
f
u
u
v
r dt s dt
r
x
s .
karena untuk t = 0 berlaku r = x dan s = y, maka
f
f
f
( x , y ) g ' ( 0)
u
v f ( x, y )u
u
x
y
Turunan Berarah
Kelompok 6
39
Berdasarkan definisi ini, turunan berarah dari fungsi f sepanjang kurva C yang melalui A
adalah
f
, dimana u vektor singgung satuan dari kurva C di titik A.
u ( A)
f ( x hu , y hv, z hw) f ( x, y , z )
bila limit ini ada.
h
f
(x ) , didefinisikan
u
f
f ( X hu )
x lim
, bila limit ada.
h
0
u
h
3. Misalkan fungsi tiga peubah u=f(x,y,z) terdefinisi pada daerah D R 3 yang memuat A dan
kurva C di R3 melalui A.
Turunan berarah dari fungsi f sepanjang kurva C di titik A didefinisikan sebagai
f
A ,
u
f
A ,
u
Turunan Berarah
Kelompok 6
40
f
x f x u,
u
f f x ei .
i 1
Arti geometri dari turunan berarah dari fungsi z=f(x,y) di A=(a,b) dalam arah vektor satuan u
adalah gradient garis singgung di titik P(a,b,f(a,b)) pada kurva C yang merupakan perpotongan
antara permukaan s=z=f(x,y) dengan bidang r yang dibentang oleh garis (k,u) dan melalui titik P.
Contoh soal :
Tentukan turunan bararah dari fungsi f x, y 2 x 2 y 3 y 2 dalam arah vektor satuan yang
membentuk sudut
1
dengan sumbu X positif di titik (x,y) dan di titik (1,-1)!
6
3i, j.
2
2
Cara kedua :
Turunan Berarah
Kelompok 6
dan
f y x, y 2 x 2 6 y
41
2
Berdasarkan teorema 3.3.6 diperoleh turunan bararah dari fungsi f di (x,y) D f R adalah
f
x, y f x, y u 4 xy,2 x 2 6 y 1 3 , 1
u
2
2
x2 2
3 xy 3 y.
f
(1,1) 2 2 3.
u
Fungsi yang disajikan dengan y=f(x), variabel x dan y terpisah di ruas yang berbeda. Fungsi yang
disajikan seperti ini disebut fungsi eksplisit. Fungsi yang tidak demikian disebut fungsi implisit.
y sebagai fungsi implisit dari x
Bila fungsinya dituliskan sebagai y=f(x), maka diperoleh F(x,f(x)) = 0. Fungsi F
terdiferensialkan di titik (x,y), diperoleh
f dx f dy
0
x dx y dx
Fx ( x, y ) Fy ( x, y )
dy
0
dx
dy
Fx ( x, y )
dx
F ( x, y )
dy
x
, F y ( x, y ) 0.
dx
F y ( x, y )
F y ( x, y )
0
x dy y dy
42
dx
F y ( x, y ) 0
dy
dx
Fx ( x, y )
F y ( x, y )
dy
F y ( x, y )
dx
, Fx ( x, y ) 0.
dy
Fx ( x, y )
Fx ( x, y )
F y ( x, y )
dx
dy
Fx ( x , y )
F ( x, y )
dy
x
.
dx
F y ( x, y )
Turunan fungsi implisit dari fungsi 2 peubah termuat secara implisit dalam fungsi 3 peubah.
Misalkan u=F(x,y,z) terdiferensialkan di (x,y,z) pada D R 3 , dan diketahui F(x,y,z)=0, maka ada
tiga kasus.
1). Kasus z = f(x,y)
Diperoleh persamaan F(x,y,f(x,y)) = 0 diperoleh
F
x
F
F
z
x
z
x
F
F
z
0
x
z
x
F
z
F
z
x
x
F
z
F
x
F
x
z
z
dan
Turunan Fungsi
Implisit
F
y
F
F
z
y
z
y
F
F
z Kelompok 6
0
y
z
y
F
z
F
z
y
y
F
y
z
F
F
y
z
z
43
Fx ( x, y )
Fx ( x, y, z )
Fz ( x, y, z )
dan
F y ( x, y )
F y ( x, y , z )
Fz ( x, y, z )
dengan Fz ( x, y, z ) 0
2). Kasus y = f(x,z)
Diperoleh persamaan F(x, f(x,z),z) = 0 diperoleh
y
F
F
x
y
x
F
F
y
0
x
y
x
F
y
F
y
x
x
F
y
F
x
F
x
y
y
F
x
dan
F
z
F
z
F
y
y
z
F
z
y
F
y
z
y
F
y
z
z
F
z
F
y
F
z
,
F
y
Fx ( x, z )
Fx ( x, y, z )
F y ( x, y , z )
dan
F y ( x, z )
Fz ( x, y, z )
,
F y ( x, y , z )
dengan Fy ( x, y , z ) 0
3). Kasus x = f(y,z)
Diperoleh persamaan F(f(y,z),y,z) = 0 diperoleh
Kelompok 6
44
F
y
F
F
x
y
x
y
F
F
x
0
y
x
y
F
x
F
x
y
y
F
x
y
F
F
y
x
x
dan
F
z
F
F
x
z
x
z
F
F
x
0
z
x
z
F
x
F
x
z
z
F
x
F
z
F
z
x
x
Fy ( y, z )
F y ( x, y , z )
Fx ( x, y , z )
dan
F y ( x, y )
Fz ( x, y, z )
,
Fx ( x, y, z )
dengan Fx ( x, y , z ) 0
Contoh Soal
Jika persamaan 8 x 3 9 y 3 3z 4 6 xy 2 2 xz 4 secara implicit mendefinisikan fungsi z=f(x,y) ,
y=g(x,z) , dan x=h(y,z). tentukan turunan parsial fx, fy, gx, gz, hy, hz!
turunan parsial pertama dari fungsi F terhadap peubah x, y, dan z adalah
fx (x,y,z) = 24x2+6y2+2z4
fy (x,y,z) = 27y2+12xy
fz (x,y,z) = 12z3+8xz3
untuk fungsi yang mendefinisikan z=f(x,y), maka
f x x, y
f y x, y
Fx x, y, z
24x 2 6 y 2 2 z 4
Fz x, y, z
12 z 3 8 xz 3
F y x, y , z
Fz x, y, z
27 y 2 12 xy
12 z 3 8 xz 3
45
g x x, z
Fx x , y , z
24x 2 6 y 2 2 z
F y x, y , z
27 y 2 12 xy
Fz x , y , z
12 z 3 8 xz 3
F y x, y , z
27 y 2 12 xy
g z x,Implisit
z
Turunan Fungsi
Kelompok 6
h y y, z
hz y, z
F y x, y , z
Fx x, y, z
27 y 2 12 xy 3
24x 2 6 y 2 2 z
Fz x, y, z
12 z 3 8 xz 3
Fx x, y, z
24x 2 6 y 2 2 z
SOAL LATIHAN 2
2
1. Dipunyai
w ex y
x sin t
y t sin s
. tentukan
w
w
dan
t
s
2. tentukan turunan berarah dari f ( x, y, z ) xy z 2 pada titik (1,1,1) dalam arah ke (5,3,3).
3. jika persamaan 2 x 3 y 3xyz y 2 z 3 0 mendefinisikan secara implisit fungsi
z f ( x, y ) . Tentukan turunan parsial f x dan f y
Kelompok 46
6
DAFTAR PUSTAKA
47