Anda di halaman 1dari 32

Medan Skalar

dan Medan Vektor

By: Cut Zulisna Fonda, M.Pd


Pengantar

 Sebuah medan (baik skalar maupun vektor) didefinisikan secara


matematis sebagai suatu fungsi yang menghubungkan sebuah
titik awal dengan sembarang titik lainnya di dalam ruang.

 Konsep medan tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ruang.

 Contoh medan skalar, kerapatan materi pada tiap-tiap titik di


dalam bumi.

 Contoh medan vektor, gradien tegangan listrik di dalam sebuah


kabel.
Medan Vektor dan Medan Skalar
• Bila fungsi dengan domain Rn dan range R akan menghasilkan fungsi
bernilai riil (skalar) disebut medan skalar.

• Bila domain R dan range Rn akan didapatkan fungsi yang dinyatakan


dalam notasi vektor disebut medan vektor.

• Fungsi vektor dinyatakan dengan huruf kapital yang dicetak tebal


untuk membedakan dengan fungsi skalar.
Fungsi Vektor

 Jika sebarang nilai skalar t dikaitkan dengan suatu vektor


A, maka A bisa dinyatakan sebagai fungsi vektor dari t
atau A(t), yaitu suatu vektor yang komponen-
komponennya merupakan fungsi dari nilai skalar t.

 Dalam R2, fungsi vektor ditulis dengan:


A(t) = A1(t)i + A2(t)j
 Dalam R3, fungsi vektor ditulis dengan:
A(t) = A1(t)i + A2(t)j + A3(t)k
Fungsi Vektor (lanjutan)

 Konsep fungsi vektor ini bisa diperluas, jika sebarang titik


(x, y) di R2 dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A bisa
dinyatakan dalam bentuk fungsi vektor sebagai berikut.

 Dalam R2, fungsi vektor ditulis dengan:


A(x,y) = A1(x,y)i + A2(x,y)j

 Dalam R3, fungsi vektor ditulis dengan:


A(x,y) = A1(x,y)i + A2(x,y)j + A3(x,y)k
Fungsi Vektor (lanjutan)

 Konsep fungsi vektor ini bisa diperluas, jika sebarang titik


(x, y, z) di R3 dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A
bisa dinyatakan dalam bentuk fungsi vektor sebagai
berikut.

 Dalam R2, fungsi vektor ditulis dengan:


A(x, y, z) = A1(x, y, z)i + A2(x, y, z)j

 Dalam R3, fungsi vektor ditulis dengan:


A(x, y, z) = A1(x, y, z)i + A2(x, y, z)j + A3(x, y, z)k
Fungsi Vektor (lanjutan)

Contoh
 F(t) = (sin t) i + (cos t) j

 F(x, y) = (ex sin y) i + (ln x) j

 F(x, y, z) = x2 i + y2 j + z2 k
Fungsi Vektor (lanjutan)
Perhatikan sebuah fungsi F yang menghubungkan
sebuah vektor F(p) dengan setiap titik p dalam
ruang dimensi-n.
Contoh:
1 1
𝑭 𝒑 = 𝑭 𝑥, 𝑦 = − 𝑦𝒊 + 𝑥𝒋
2 2
Fungsi Vektor (lanjutan)
Berdasarkan sejarahnya, kita menyebut fungsi seperti ini sebagai medan
vektor. Bayangkan setiap titik p pada sebuah daerah ruang dikenai sebuah
vektor F(p) yang memancar dari p. Kita tidak dapat menggambar seluruh
vektor ini, tetapi sebuah contoh yang cukup mewakili dapat memberikan
gambaran pemahaman yang baik tentang medan vektor.

Gambaran untuk medan vektor


1 1
𝑭 𝒑 = 𝑭 𝑥, 𝑦 = − 𝑦𝒊 + 𝑥𝒋
2 2

Medan vektor ini merupakan medan


kecepatan dari putaran roda pada laju
konstan sebesar ½ radian per satuan
waktu.
Fungsi Vektor (lanjutan)
Contoh
Tunjukkan bahwa setiap vektor dari medan vektor
1 1
𝑭 𝒑 = 𝑭 𝑥, 𝑦 = − 𝑦𝒊 + 𝑥𝒋
2 2

menyinggung sebuah lingkaran yang berpusat di titik asal dan mempunyai


panjang setengah jari-jari lingkaran tersebut.
Fungsi Vektor (lanjutan)
Penyelesaian:
Jika r = xi + yj adalah vektor posisi dari titik (x, y), maka
1 1
𝒓. 𝑭 𝑥, 𝑦 = − 𝑥𝑦 + 𝑥𝑦 = 0
2 2
Jadi, F(x, y) tegak lurus terhadap r.
Dengan demikian menyinggung lingkaran yang berjari-jari |r| tersebut,
maka
2 2
1 1 1
𝑭(𝑥, 𝑦) = − 𝑦 + 𝑥 = 𝑟
2 2 2
Definisi Turunan Vektor

A(t) adalah sebuah fungsi vektor yang


bergantung pada sebuah variabel t. Jika
limitnya ada, didefinisikan turunan dari A(t)
sebagai berikut:

𝑑𝑨 𝑨 𝑡 + ∆𝑡 − 𝑨(𝑡)
= lim
𝑑𝑡 ∆𝑡→0 ∆𝑡
Turunan Biasa
Jika fungsi vektor A(t)=A1i+A2j+A3k dengan
fungsi skalar A1(t), A2(t), dan A3(t)
dapat dideferensialkan terhadap variabel
t, maka A(t) mempunyai turunan variabel
terhadap t yang dirumuskan sebagai
berikut.
𝑑𝑨 𝑑𝑨1 𝑑𝑨2 𝑑𝑨3
= 𝒊+ 𝒋+ 𝒌
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Turunan Biasa (lanjutan)
Sifat-Sifat Turunan Biasa Fungsi Vektor
Jika A, B, dan C adalah fungsi-fungsi vektor dari sebuah
skalar t yang diferensiabel dan ∅ sebuah fungsi skalar
dari t yang diferensiabel, maka berlaku
Turunan Biasa (lanjutan)
Bukti
Turunan Biasa (lanjutan)
Bukti

lim 𝑩(𝑡 + ∆𝑡)


∆𝑡→0

Pembuktian sifat (iii), (iv), (v) dan (vi) dijadikan untuk latihan.
Turunan Biasa (lanjutan)
Contoh 1
sin 𝑡 2 +2𝑡 𝒊+ln 𝑡 2 +2𝑡 𝒋+4𝑡 3 𝒌
Jika 𝑓 𝑡 = 𝑒 .
𝑑𝑓
Tentukan
𝑑𝑡
Turunan Biasa (lanjutan)
Contoh 2
Jika 𝐴 = 𝑡 2 + 2𝑡 𝒊 + 2𝑡𝒋 + 𝑡 3 𝒌 dan 𝐵 = 2𝑡𝒊 + sin 𝑡 2 𝒋 + 4𝑡𝒌.
𝑑
Tentukan (𝑨 ∙ 𝑩) di t = 0
𝑑𝑡
𝐴 = 𝑡 2 + 2𝑡 𝒊 + 2𝑡𝒋 + 𝑡 3 𝒌 dan 𝐵 = 2𝑡𝒊 + sin 𝑡 2 𝒋 + 4𝑡𝒌.

Turunan Biasa (lanjutan)

4𝑡 2 𝑐𝑜𝑠𝑡 2
𝐴 = 𝑡 2 + 2𝑡 𝒊 + 2𝑡𝒋 + 𝑡 3 𝒌 dan 𝐵 = 2𝑡𝒊 + sin 𝑡 2 𝒋 + 4𝑡𝒌.

Turunan Biasa (lanjutan)

=2t2+4t+4t2 cos t2+4t3+4t2+4t+2 sin t2+12t3


=16t3+6t2+8t+4t2 cos t2+2 sin t2
Turunan Parsial
Turunan parsial untuk fungsi vektor dua variabel
atau lebih, prinsipnya sama dengan definisi turunan
fungsi vektor satu variabel, dimana semua variabel
dianggap konstan. Kecuali satu yaitu variabel
terhadap apa fungsi vektor itu diturunkan.

Misalkan A adalah sebuah fungsi vektor yang


tergantung kepada varibel skalar x, y dan z, maka
dapat ditulis sebagai A=A(x,y,z).
Ketiga turunan parsialnya didefinisikan sebagai
berikut.
Turunan Parsial (lanjutan)

adalah masing-masing turunan parsial dari A


terhadap x,y, dan z, jika limitnya ada.
Turunan Parsial (lanjutan)
Jika fungsi vektor
A(x,y,z)=A1(x,y,z)i+A2(x,y,z)j+A3(x,y,z)k dengan
fungsi-fungsi skalar A1(x,y,z), A2(x,y,z), dan
A3(x,y,z)mempunyai turunan parsial terhadap
variabel x,y,dan z, maka A(x,y,z)juga mempunyai
turunan variabel terhadap x,y,dan z yang
dirumuskan sebagai berikut.
Turunan Parsial (lanjutan)
Sifat-sifat turunan parsial fungsi vektor.
Jika A dan B adalah fungsi-fungsi vektor dan ∅ adalah
fungsi skalar x,y, dan z yang diferensiabel terhadap
ketiga variabel tersebut, maka berlaku:
Turunan Parsial (lanjutan)
Bukti:
i.
Turunan Parsial (lanjutan)
Bukti:
ii.
Turunan Parsial (lanjutan)

Pembuktian sifat (iii), (iv), dan (v) dijadikan untuk latihan.


Turunan Parsial (lanjutan)
Aturan Rantai
Misalkan F = F (x,y,z) adalah fungsi vektor yang dapat dideferensialkan
terhadap variabel x, y, dan z, dimana x = x(s,t,u), y = y(s,t,u), dan z =
z(s,t,u) adalah fungsi-fungsi skalar yang dideferensialkan terhadap
variabel s, t, dan u, maka bentuk fungsi tersusun F dapat ditulis sebagai
berikut.
Turunan Parsial (lanjutan)
Turunan parsial F terhadap variabel s, t, dan u dapat diberikan sebagai
berikut.
Turunan Parsial (lanjutan)
Contoh 1
Jika 𝑭 = 𝑥𝑦𝑧 2 𝒊 + 𝑦𝑧 2 𝒋 + 2𝑥𝑦 2 𝒌.
𝜕𝑭 𝜕𝑭 𝜕𝑭
Tentukan , , dan .
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Penyelesaian
𝜕𝑭 𝜕
= (𝑥𝑦𝑧 2 𝒊 + 𝑦𝑧 2 𝒋 + 2𝑥𝑦 2 𝒌)
𝜕𝑥 𝜕𝑥
= 𝑦𝑧 𝒊 + 0 + 2𝑦 2 𝒌 = 𝑦𝑧 2 𝒊 + 2𝑦 2 𝒌
2

𝜕𝑭 𝜕
= (𝑥𝑦𝑧 2 𝒊 + 𝑦𝑧 2 𝒋 + 2𝑥𝑦 2 𝒌) = 𝑥𝑧 2 𝒊 + 𝑧 2 𝒋 + 4𝑥𝑦𝒌
𝜕𝑦 𝜕𝑦
𝜕𝑭 𝜕
= (𝑥𝑦𝑧 2 𝒊 + 𝑦𝑧 2 𝒋 + 2𝑥𝑦 2 𝒌)
𝜕𝑧 𝜕𝑧
= 2𝑥𝑦𝑧𝒊 + 2𝑦𝑧𝒋 + 0 = 2𝑥𝑦𝑧𝒊 + 2𝑦𝑧𝒋
Turunan Parsial (lanjutan)
Contoh 2
Jika z = 3𝑥 2 𝒊 − 𝑦 2 𝒋 dengan x = 2𝑠 + 7𝑡 dan y = 5𝑠𝑡.
𝜕𝒛
Tentukan dan nyatakan dalam bentuk s dan t.
𝜕𝑡

Penyelesaian:
𝜕𝒛 𝜕𝒛 𝜕𝑥 𝜕𝒛 𝜕𝑦
= +
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑡 𝜕𝑦 𝜕𝑡
= 6𝑥𝒊 7 + −2𝑦𝒋 5𝑠
= 42𝑥𝒊 − 10𝑠𝑦𝒋
= 42(2𝑠 + 7𝑡)𝒊 − 10𝑠(5𝑠𝑡)𝒋
= (84𝑠 + 294𝑡)𝒊 − 50s2tj
INI MUDAH
INI SEDERHANA
INI MENYENANGKAN ^-^

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai