Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“BARISAN CAUCHY RIEMAN DAN FUNGSI HARMONIK”

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3

Nama Mahasiswa : 1. Debby Meutiara Sari (4183111001)


2. Hamim Ya 'Ain Sin Kaf D. Egon (4183111101)
3. Jose Andreas Gandhi Sinaga (4183111094)
4. Lola Ressa Br Tarigan (4183111095)
5. Rahayu Lestari (4183111075)
6. Sodo Lanang Bj Katio (4183111052)
7. Wardatul Mawaddah Tanjung (4183111057)

Dosen Pengampu : Lasker P. Sinaga, S.Si., M.Si / Dinda Kartika, S.Pd., M.Pd.
Mata Kuliah : Fungsi Variabel Kompleks

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan karunia-
Nya sehingga berkat rahmat dan ridho-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan baik
dan tepat waktu. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fungsi Variabel
Kompleks.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini.
Karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal,
semoga ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini. Harapan kami, semoga dengan adanya laporan ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan. Akhirnya atas segala kerendahan ini, kami ucapkan
terima kasih.

Medan, Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Barisan Cauchy Rieman........................................................................................2
2.2 Fungsi Analitik.......................................................................................................6
2.3 Fungsi Harmonik...................................................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat besar pengaruhnya dalam
kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari masalah-masalah
yang berhubungan dengan matematika. Salah satu materi dalam matematika yang banyak
digunakan dalam terapan adalah Analisis kompleks.
Dalam analisis kompleks dibahas tentang fungsi kompleks atau transformasi
kompleks. Dalam fungsi variable kompleks domain definisinya adalah himpunan bilangan
komleks dan rangenya juga merupakan himpunan bilangan kompleks. Salah satu fungsi
yang dibahas dalam fungsi kompleks adalah fungsi harmonik.
Selain itu, ada cara yang lebih mudah untuk menentukan turunan dari suatu fungsi
yaitu dengan menggunakan Persamaan Cauchy–Riemann (PCR). Persamaan Cauchy–
Riemann (PCR) merupakan persamaan yang sangat penting pada analisis kompleks.
Persamaan ini menjadi penting karena persamaan ini digunakan untuk menguji
keanalitikan suatu fungsi kompleks 𝑤 = 𝑓(𝑧) = 𝑢 (𝑥, 𝑦) + 𝑖v (𝑥, 𝑦). Syarat Cauchy–
Riemann menyatakan bahwa turunan parsial pertama suatu fungsi f(z) memenuhi
persamaan Cauchy–Riemann. Agar dapat memahami lebih jelas materi persamaan
Cauchy–Riemann dan fungsi harmonik, penulis akan menjabarkan lebih rinci materi
tesebut pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana bentuk persamaan Cauchy-Riemann?
2. Apa yang dimaksud dengan fungsi harmonik?
3. Bagaimana bentuk persamaan fungsi harmonik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bentuk persamaan Cauchy-Riemann.
2. Untuk mengetahui defenisi Fungsi Harmonik.
3. Untuk mengetahui bentuk persamaan Fungsi Harmonik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Persamaan Cauchy Rieman


Syarat yang diperlukan agar fungsi f terdiferensial di z 0=x 0 +i y 0 adalah syarat
Chauchy-Riemann, yang menghubungkan derivatif-derivatif parsial tingkat pertama dari
fungsi bagian real dan fungsi bagian imajiner dari f .

Teorema :
Misalkan fungsi kompleks f (z) dinyatakan sebagai f (z)=u( x ‚ y )+iv (x ‚ y), andaikan
bahwa
1. u ( x ‚ y ) ‚ v ( x ‚ y ) dan semua turunan parsialnya u x ‚ u y ‚ v x dan v y kontinu di semua titik
dalam suatu lingkungan N tertentu untuk suatu titik z 0=( a , b ) .
2. Pada titik z 0 berlaku u x =v y dan v x =−u y .
Maka f ' ( z 0) ada dan
f ' =u x +i v x =v y −i u y .

Bukti:
Misalkan f (z)=u( x , y )+ iv( x , y ), maka ∆ f =f ( z 0 +∆ z )−f ( z 0)
Pada mata kuliah kalkulus peubah, diketahui bahwa sembarang titik (a+ ∆ x , b+ ∆ y) di N,
berlaku:
∆ u=u ( a+ ∆ x , b+ ∆ y )−u ( a , b )=u x ∆ x+u y ∆ y+ α ∆ x + β ∆ y ,
dengan α dan β mendekati nol bila ∆ x dan ∆ y mendekati nol.
Begitu pula,
∆ v=v ( a+ ∆ x ,b+ ∆ y )−v ( a ,b )=v x ∆ x+ v y ∆ y +γ ∆ x+ δ ∆ y ,
dengan γ dan δ mendekati nol bila ∆ x dan ∆ y mendekati nol.
Sehingga diperoleh persamaan:
∆ u=u x ∆ x + v x ∆ y+ α ∆ x + β ∆ y (i)
∆ v=v x ∆ x+u x ∆ y +γ ∆ x+ δ ∆ y (ii)
Maka:
f ( z 0 + ∆ z ) −f ( z 0 ) =[u ( a+ ∆ x , b+∆ y ) +iv ( a+∆ x ,b+ ∆ y ) ]− [u ( a‚ b ) +iv ( a ‚ b ) ]

¿ [ u ( a+ ∆ x , b+ ∆ y )−u ( a , b ) ] + [ v ( a+ ∆ x , b+ ∆ y )−v ( a , b ) ] i

2
¿ ∆ u+ ∆ v ∙i .
Dari persamaan (i) dan (ii), diperoleh:
f ( z 0 +∆ z )−f ( z 0 ) ∆x ∆y ∆x ∆y
=( u x +i v x ) + ( ux +i v x ) i+ ( α +iγ ) + ( β +iδ )
∆z ∆z ∆z ∆z ∆z
∆x ∆y
¿ u x +i v x + ( α +iγ ) + ( β+iδ ) .(iii )
∆z ∆z
Selanjutnya‚ dengan mengambil limit relasi di atas untuk ∆ z →0, maka ∆ x →0 dan
∆ y → 0‚ dan semua α ‚ β ‚ γ ‚ dan δ menuju ke nol, akibatnya‚ α +iγ → 0 dan β +iδ → 0.
Karena |∆ x|≤|∆ z| dan |∆ y|≤|∆ z| , maka jelaslah:

|∆∆ xz|≤ 1 dan| ∆∆ yz |≤ 1


'
Sehingga, untuk ∆ z →0 maka turunan f pada z 0 adalah f ( z 0 )=u x +i v x . Jadi f ' ( z 0) ada.

Teorema 2:
Andaikan bahwa fungsi f (z)=u( x ‚ y )+iv (x ‚ y) mempunyai turunan pada suatu titik
z 0=(a , b). Maka‚ pada titik itu‚
f ' =u x +i v x =v y −i u y
Oleh karena itu‚
u x =v y dan v x =−u y .

Bukti:
'
Misalkan f (z)=u( x ‚ y )+iv(x ‚ y) mempunyai turunan z 0=(a , b), yaitu f ( z 0 )=a+ib
f ( z 0+ ∆ z )−f ( z 0 )
f ' ( z 0 )= lim
∆ z → (0,0) ∆z
[u ( a+ ∆ x , b+ ∆ y )+iv ( a+∆ x , b+∆ y ) ]−[ u ( a ‚ b ) +iv ( a ‚ b ) ]
¿ lim
∆ z →(0,0) ∆ x +i ∆ y
Untuk limit sepanjang sumbu x → ∆ y =0 , maka ∆ z →(0,0) adalah ∆ x →0
[u ( a+ ∆ x , b ) +iv ( a+ ∆ x , b )]−[ u ( a ‚ b ) +iv ( a ‚ b ) ]
¿ lim =a+ib
∆ x→ 0 ∆x
lim v ( a+ ∆ x , b )−v ( a ‚ b )
u ( a+∆ x , b )−u ( a ‚ b ) ∆ z → 0
¿ lim +i =a+i b
∆ x→ 0 ∆x ∆x
u x ( a , b )+i v x ( a , b )=a+i b
Sehingga diperoleh persamaan:

3
u x ( a , b )=a dan v x ( a ,b )=b (i)
Untuk limit sepanjang sumbu y → ∆ x =0 , maka ∆ z →0 adalah ∆ y → 0

lim
[u ( a ,b+ ∆ y ) +iv ( a , b+ ∆ y ) ] −[ u ( a ‚ b ) +iv ( a ‚ b ) ]
∆ y→ 0 i∆ y

lim v ( a , b+ ∆ y ) −v ( a ‚ b )
1 u ( a ,b+ ∆ y )−u ( a ‚ b ) ∆ z → 0
¿ lim +i =a+ib
i ∆ x→ 0 ∆y ∆y

1
¿ [ u ( a , b ) +v y ( a , b ) ]=a+ib
i y

u y ( a , b ) + v y ( a , b )=−b+ ai

Sehingga diperoleh persamaan:

v y ( a , b )=a dan u y ( a , b ) =−b (ii)

Dari persamaan (i) dan (ii)


u x ( a , b )=v y ( a , b ) dan u y ( a , b ) =−v x ( a , b )
atau
∂u ∂v ∂u −∂ v
= dan =
∂x ∂ y ∂ y ∂x
(Terbukti).
Kedua persamaan terakhir tersebut dinamakan persamaan Cauchy-Riemann

Contoh 1:
Buktikan f ( z )=| z|2 tidak terdiferensiasi di z ≠ 0
Bukti:
f ( x )=x 2 + y 2 sehingga u ( x , y )=x 2 + y 2 dan v ( x , y ) =0
Persamaan Cauchy-Riemann:
∂u ∂u
=2 x dan =2 y
∂x ∂y
∂v ∂v
=0 dan =0
∂x ∂y
∂u ∂v
= ↔ 2 x=0 (i)
∂x ∂ y

4
∂u −∂ v
= ↔2 y=0(ii)
∂y ∂x
Persamaan (i) dan (ii) tidak terpenuhi jika x ≠ 0 atau y ≠ 0, jadi pasi f tidak terdiferensial.

Contoh 2:
Gunakan persaman Cauchy-Riemann untuk membuktikan bahwa turunan f (z)= z2 ada
untuk semua z dan bahwa f ' (z)=2 z.
Penyelesaian:
Dengan menuliskan f dalam bentuk u+iv diperoleh
f (z)= x2− y 2+2 xiy
Jadi
u ( x , y )=x 2− y2 v ( x , y ) =2 xy
u x =2 x v x =2 y
u y =−2 y v y =2 x
Maka:
u x =v y ↔ 2 x dan v x =2 y ↔−u y
Turunan f ( z ) adalah
f ' ( z )=u x + iv x =2 x+2 yi=2 ( x +iy )=2 z
Contoh 3:
Tentukan titik-titik yang membuat f (z)= x2−i y 2 mempunyai turunan. Jika f ' (z) nya ada
tentukan nilainya.
Penyelesaian:
Untuk f (z)= x2−i y 2 maka
u ( x , y )=x 2 v ( x , y ) =− y 2
u x =2 x v x =0
u y =0 v y =−2 y
Maka:
u x =v y ↔ 2 x=−2 y dan v x =−u y =0

Persamaan Cauchy-Riemann akan terpenuhi jika 2 x=−2 y, dan akan terpenuhi jika
y=−x. Jadi menurut Teorema 1 f ' ada hanya pada titik-titik pada garis y=−x.
Selanjutnya dengan teorema 2 diperoleh bahwa
f ' =u x +i v x =2 x atau f ' =u y +i v y =−2 y
5
Persamaan Cauchy-Reimann pada Koordinat Kutub
Jika f (z)=u(x , y )+ iv ( x , y ) dapat diilustrasikan dalam koordinat kartesius, maka dengan
menggunakan hubungan x=r cos φ dan y=r sin φ diperoleh,
z=r cos φ+i r sin φ .
Sehingga f ( z )=u ( r , φ ) +iv (r , φ) dalam sistem koordinat kutub.

Teorema 3:
Jika f (z)=u( x , y )+ iv ( x , y ) terdiferensial dan kontinu pada (r 0 , φ0 ), jika ur , uφ , v r , v φ ada
dan kontinu di (r 0 , φ0 ), maka PCR terpenuhi yaitu:
∂u 1 ∂ v 1 ∂u −∂ v
= dan = ,r≠0
∂r r ∂φ r ∂φ ∂r
'
maka f ' ( z ) ada di z=z 0 dan f ( z )=( cos φ0−i sin φ0 ) [ ur ( r 0 ,φ 0 ) +i v r ( r 0 , φ0 ) ].

Contoh 4:
Diketahui f ( z )=z −3 , tentukan f ' ( z ) dalam bentuk koordinat kutub.
Penyelesaian:
f ( z )=z −3 =r−3 ( cos 3 φ−isin 3 φ ) , maka:
−4 −3
u=r−3 cos 3 φ , sehingga ur =−3 r cos 3 φ dan uφ =−r sin3 φ
−4 −3
v=−r −3 sin 3 φ , sehingga v r=3 r sin3 φ dan v φ=−r cos 3 φ
fungsi ini kontinu dan syarat PCR dipenuhi untuk semua z ≠ 0.
Jadi, f ( z )=z −3 terdiferensial untuk z ≠ 0
Dengan demikian f ' ( z ) dalam koordinat kutub adalah:

f ' ( z )=( cos φ−i sin φ ) (−3 r−4 cos 3 φ+i3 r −4 sin3 φ )
¿ cis(−φ)(−3 r−4 )cis(−3 φ)
¿−3 r−4 cis(−4 φ)

2.2 Fungsi Analitik


Definisi:
Suatu fungsi f (z)=u+iv dengan u=u( x , y ) dan v=v (x , y), analitik di z bila f ' (z) ada
pada persekitaran N ( z , r). Secara khusus, f (z) dikatakan analitik pada sebuah titik z 0 jika

ada persekitaran N ε ( z 0) atau himpunan |z−z 0|<¿ pada semua titik dimana f ' ( z 0) ada.

6
Dengan kata lain, analitisitas pada suatu titik z 0 membuat f ' ( z 0) ada bukan hanya pada z 0
namun harus di semua titik yang berada di dalam persekitaran tertentu titik z 0.

Syarat suatu fungsi f (z) analitik dalam domain D adalah f (z) kontinu dan syarat
Cauchy-Riemann juga dipenuhi dalam domain tersebut. Syarat cukup analitisitas f (z)
adalah dipenuhinya teorema syarat cukup eksistensi derivatif f ' ( z 0). Fungsi yang analitik
di seluruh bidang z disebut fungsi menyeluruh (entire function).
Titik singularitas adalah titik yang membuat f (z) gagal analitik. Terdapat enam tipe
singularitas, yaitu singularitas terasing (isolated singularities), kutub (pole), titik cabang
(branch points), singularitas yang dapat dipindahkan (removable singularities),
singularitas esensial (essential singularities) dan singularitas di z=∞ (singularities at
infinity).

Contoh 5:
Tunjukkan bahwa fungsi f (z)=3 z 4 adalah analitik.
Penyelesaian:
Misalkan z=x +iy
4
3 z 4=3 ( x +iy ) =3 ( x 4 + 4 i x 3 y−6 x 2 y 2−4 ix y 3 + y 4 )
¿ 3 ( x 4−6 x 2 y 2+ y 4 ) +3 i ( 4 x 3 y −4 x y 3 )
¿ ( 3 x 4−18 x 2 y 2+3 y 4 ) +i ( 12 x3 y−12 x y 3 )
Sehingga diperoleh fungsi:
u ( x , y )=( 3 x 4 −18 x 2 y 2 +3 y 4 )
v ( x , y ) =( 12 x 3 y−12 x y 3 )
∂u ∂u
=12 x 3−36 x y 2 dan =−36 x 2 y+12 y 3
∂x ∂y
∂v ∂v
=36 x 2 y −12 y 3 dan =12 x 3−36 x y 2
∂x ∂y
∂u ∂u ∂v ∂v
Karena , , , dan kontinu di setiap titik ( x , y ).
∂x ∂ y ∂x ∂y
Hal ini memenuhi syarat Cauchy-Riemann (C-R), yaitu:
∂u ∂v ∂u −∂ v
= dan =
∂x ∂ y ∂ y ∂x
Jadi, f (z)=3 z 4 adalah fungsi analitik.

7
2.3 Persamaan Laplace dan Fungsi Harmonik
Misalkan fungsi f (z)=u(x , y )+ iv ( x , y ) analitik di dalam D pada bidang-z. Menurut
persamaan Cauchy-Riemann
∂u ∂v ∂u −∂ v
= dan =
∂x ∂ y ∂ y ∂x
Jika masing-masing persamaan diturunkan secara parsial terhadap x dan y, maka
diperoleh:
∂ ∂u ∂v ∂2 u ∂2 v
∂x
=( = =) =
∂ x ∂ y ∂ x2 ∂ x ∂ y
(i)

2 2
∂ ∂ u −∂ v ∂ u −∂ v
∂ y (∂ y ∂ x ) ∂ y ∂x ∂ y
= = = = 2
(ii)

2 2
∂ ∂u ∂v ∂u ∂ v
=( = ) = = (iii )
2
∂ y ∂x ∂ y ∂x∂y ∂ y
2 2
∂ ∂u −∂ v ∂ u −∂ v
=( = )= = (iv )
2
∂x ∂y ∂x ∂x ∂ y ∂x
Jika persamaan (i) + (ii) dan (iii) + (iv), maka diperoleh:
∂2 u ∂2 u ∂2 v ∂2 v
+ =0 dan + =0
∂ x2 ∂ y2 ∂ x2 ∂ y2
Kedua persamaan terakhir ini disebut persamaan Laplace. Selanjutnya dengan
menggunakan ∇ 2 sebagai operator Laplacian, maka kedua persamaan dapat ditulis
sebagai:
2 ∂2 u ∂2 u 2 ∂2 v ∂2 v
∇ u= + =0 dan ∇ v= + =0
∂ x2 ∂ y2 ∂ x2 ∂ y 2
dan mempunyai turunan parsial kedua yang kontinu dalam D.

Definisi:
Fungsi dimana u(x , y) dan v( x , y) memenuhi persamaan Laplace di dalam suatu daerah
D dinamakan fungsi harmonik atau harmonik dalam D. Jika komponen real dan imajiner
dari fungsi analitik f (z)=u+iv merupakan fungsi harmonik maka u(x, y) disebut fungsi
harmonik sekawan dari v(x, y) dalam domain D.

8
Dua fungsi harmonik u(x , y) dan v( x , y) sedemikian hingga f (z)=u+iv disebut
harmonik sekawan, jika salah satu diketahui maka yang lain dapat dicari.

Contoh 6:
Selidiki apakah fungsi f ( u )=x 2− y 2−2 xy−2 x+ 3 y merupakan fungsi harmonik dan
tentukanlah f ( z ) !
Penyelesaian:
f ( u )=x 2− y 2−2 xy−2 x+ 3 y
Maka
∂u ∂2 u
=2 x−2 y−2 → 2 =2
∂x ∂x
∂v ∂2 v
=−2 y −2 x +3 → 2 =−2
∂y ∂y
Sehingga diperoleh,
2 ∂2 u ∂2 u
∇= + =2−2=0
∂ x2 ∂ y 2
Jadi, f ( u ) merupakan fungsi harmonik.

Persamaan Cauchy-Riemann
∂ v ∂u
=
∂ y ∂x
∂v
=2 x−2 y−2
∂y
v=∫ (2 x−2 y−2) ∂ y
v=2 xy − y 2−2 y +c
Jadi, f ( z )=u+ iv=( x 2− y 2−2 xy −2 x +3 y ) +i (2 xy− y 2−2 y +c )

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fungsi harmonik merupakan fungsi yang sangat penting dalam analisis, khususnya
analisis kompleks. Dalam makalah ini telah dibahas suatu sifat bahwa fungsi kompleks f
(z) = u(x,y )+ iv (x,y) yang analitik pada bidang kompleks bagian realnya dan bagian
imaginernya merupakan fungsi harmonik yakni, jika fungsi f (z) = u(x,y )+ iv (x,y)
analitik di dalam domain D, maka fungsi u(x,y) dan v(x,y) harmonik di D. Selain itu telah
ditunjukkan bahwa suatu fungsi f (z) = u(x,y ),+ iv (x,y) analitik di dalam domain D, jika
dan hanya jika v harmonik konjugat dari u. Jika fungsi-fungsi u dan v harmonik di dalam
domain D dan derivatif parsial pertama memenuhi persamaan Chauchy-Riemann pada D,
maka dikatakan v adalah harmonik konjugat dari u.

3.2 Saran
Setiap jurnal ataupun buku pasti memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing
baik dari segi kemutakhiran masalah, teori yang mendasari penelitian, kohesi dan
koherensi isi penelitian dan keoriginalitasan temuan . Hal ini yang menjadikan kita agar
lebih kritis lagi dalam pemilihan sebuah jurnal ataupun sebuah buku yang ingin kita
jadikan sebagai bahan refrensi belajar. Penulis memberikan saran bahwa jurnal dan buku
yang telah dibuat dalam pembuatan paper ini sangat baik kita gunakan sebagai refrensi
belajar karena materi dan pembahasan pada paper yang telah dibuat sudah cukup lengkap
dan mudah dimengerti.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kadir. 2016. Fungsi Peubah Kompleks. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Marsitin, Retno. 2017. Fungsi Kompleks. Yayasan Edelweis: Malang.

Saudi, Azali., Jumat Sulaiman. 2017. Perancangan Laluan Robot menggunakan Fungsi
Harmonik melalui Kaedah Lelaran Sapuan Suku. J.Sci. Matt.Lett.5.

11

Anda mungkin juga menyukai