diselesaikan penulis pada tahun 1999 di SDN 07 Bukit Duri Jakarta Selatan,
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) diselesaikan penulis pada tahun 2002
pada tahun 2005 di SMAN 79 Jakarta. Pada tahun 2006, penulis terdaftar sebagai
Pembinaan pada tahun 2010. Pada bulan Juni tahun 2009, penulis melaksanakan
diselesaikan penulis pada tahun 1999 di SDN 07 Bukit Duri Jakarta Selatan,
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) diselesaikan penulis pada tahun 2002
pada tahun 2005 di SMAN 79 Jakarta. Pada tahun 2006, penulis terdaftar sebagai
Pembinaan pada tahun 2010. Pada bulan Juni tahun 2009, penulis melaksanakan
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan
saran. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih kepada :
skripsi ini.
2. Ibu Dorah Aziz, M.Si. selaku Ketua Program Studi Matematika serta
ini.
6. Bapak Prof. Suharso, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
8. Papa dan mama tercinta atas motivasi,doa, dana dan kesabaran yang
9. Abang Anto, kak Cipi, dan kakak Yuli terkasih yang telah memotivasi
penulis.
penulis
11. Teman-teman Cosmixers yang telah lulus dan yang masih berjuang
14. Keluarga besar POM MIPA untuk setiap kebersamaan dan relasi yang boleh
terjalin
15. Dan kepada teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu-
persatu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini seutuhnya masih belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya demi
Penulis,
Oleh
Oleh
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
Judul: :INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN
NPM : 0617031027
Jurusan : Matematika
MENYETUJUI,
Komisi Pembimbing
MENGETAHUI,
1. Tim Penguji
Penguji
Bukan Pembimbing : Amanto, M.Si. ………………
2011 – 2012.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, yaitu mengkaji
Meskipun ada beberapa jenis teori integral, tetapi Integral Riemannlah yang
banyak memberi inspirasi pembentukan jenis integral lain, dan sudah banyak
(1826-1866), pada tahun 1854, menyusun teori integral dengan cara lain yaitu
disebut Integral Riemann. Pada tahun 1875, Integral Riemann di modifikasi oleh
I.G. Darboux (1842-1917) dengan menggunakan jumlah atas dan jumlah bawah
Riemann. Integral Darboux ini lebih mudah difahami daripada Integral Riemann
itu sendiri dan ternyata dapat diperlihatkan bahwa Integral Darboux ekuivalen
Pada pendefinisian Integral Riemann tersebut, selisih limit jumlah atas atau
peneliti tertarik bagaimana jika nilai integralnya diubah menjadi barisan . Hal
atau tidak ?.
Dalam penelitian ini, penulis hanya akan membahas Integral Riemann yang
bernilai barisan .
• Dapat memberikan masukan bagi para penulis lain yang ingin lebih
Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi Integral Atas
ruang barisan.
={ = , , , , , = }
= { ; = 1,2, 3, , }
maka
Bukti : Jika
={ = , , , , , = }
= = = { ; = 1,2, 3, , }
= .
Contoh Soal :
1 1 1 1 1 1 1 1 1 3
= 0, , , , , 1 , = 0, , , , , , , 1
7 5 3 2 7 5 4 3 2 4
dan
1 1 1 1 1 5 3
= 0, , , , , , , , 1
7 5 4 3 2 8 4
1 1 1
= , = , =
2 4 4
= inf{ ( ); [ , ]}
dan
= { ( ); [ , ]}
Maka diperoleh
( )
= inf{ ( ); [ , ]}
dan
= { ( ); [ , ]}
7
( )
( ; )= ( )
Disebut jumlah Riemann (Riemann sum) fungsi f pada [a, b], bilangan
( ; )=
Disebut jumlah Darboux bawah (lower Darboux sum) fungsi f pada [a, b],dan
bilangan
( ; )=
Disebut jumlah Darboux atas (upper Darboux sum) fungsi f pada [a, b].
pada [ , ], diperoleh
(i) ( ; ), ( ; ), ( ; )
8
(ii) ( ) ( ; ) ( ; ) ( ; ) ( )
dengan
= inf{ ( ); [ , ]} , = { ( ); [ , ]}
Bukti :
setiap partisi P pada [ , ] menentukan tepat satu nilai ( ; ) dan tepat satu nilai
hubungan nilai tiga jenis jumlah, jumlah Riemann dan jumlah Darboux, tersebut
( ; ) ( ; ) ( ; ) ( ; ) ( ; )
( ; ) ( ; ) dan ( ; ) ( ; )
, , , , sehingga
= inf ( ); ( ),
= { ( ); ( ), }
9
dengan = 1,2,3, ,
untuk setiap
. = ( + + + ( ) )
= . + . + + . ( ) )
. + . + + ( ). ( )
Dengan
= ( ) = 1, 2, 3, , +1
( ; ) ( ; ).
, , , , sehingga
= inf ( ); ( ),
= { ( ); ( ), }
dengan = 1,2,3, ,
untuk setiap
. = ( + + + ( ) )
= . + . + + ( ). ( ) )
. + . + + . ( )
Dengan
= ( ) = 1, 2, 3, , +1
( ; ) ( ; )
Karena terbukti
( ; ) ( ; ) dan ( ; ) ( ; )
( ; ) ( ; ) ( ; ), ( ; ) ( ; ).
bilangan :
( )={ ( ; ); [ , ]}
( )={ ( ; ); [ , ]}
Menurut Teorema 2.1.3. dan Teorema 2.1.4., untuk setiap partisi P pada
[ , ] berlaku ( ; ) ( ), ( ; ) ( ) dan
( ) ( ; ) ( ; ) ( )
.
12
ada. Oleh karena itu, untuk setiap bilangan > 0 terdapat partisi P1 dan
< ( ; )
2
dan
( ; )< + (A)
2
( ; ) ( ; ) ( ; ) ( ; ) (B)
< ( ; ) ( ; )< +
2 2
yang berarti
.
13
Telah diperlihatkan bahwa setiap fungsi f yang terbatas pada suatu selang [ , ]
tentu terintegral Darboux atas dan terintegral Darboux bawah pada [ , ] dan
selalu berlaku .
dan bilangan
( ) = = .
Teorema di bawah ini merupakan salah satu kriteria apakah suatu fungsi
[ , ] jika dan hanya jika untuk setiap bilangan > 0 terdapatr partisi P
( ; ) ( ; )<
( ) = = .
14
Oleh karena itu untuk setiap bilangan > 0 terdapat partisi dan pada [ , ]
sehingga berlaku
( ) = < ( ; )
2 2
dan
( ; )< + =( ) + (A)
2 2
maka diperoleh
( ; ) ( ; ) ( ; ) ( ; ) (B)
< ( ; ) ( ; )< +
2 2
yang berakibat
( ; ) ( ; )< + =
2 2
Syarat cukup : Diketahui bahwa untuk setiap bilangan > 0 terdapat partisi P
pada [ , ] sehingga
( ; ) ( ; )< .
Telah diketahui dari Definisi 2.1.6. dan Teorema 2.1.7., selalu berlaku
( ; ) ( ; )
15
0 <
= .
Tiga teorema di bawah ini memperlihatkan tiga contoh penting fungsi-fungsi yang
Teorema 2.2.3.
(i) Setiap fungsi konstan terintegral Darboux. Lebih tegas, jika ( ) = untuk
( ) = ( )
(ii) Setiap fungsi monoton dan terbatas pada suatu selang tertutup terintegral
Darboux
diperoleh
16
( ; )= = ( )
dan
( ; )= = ( )
( ) = ( )= { ( )} = ( )
atau
( ) = ( )= { ( )} = ( )
(ii). Diambil sebarang fungsi yang monoton dan terbatas. Jika fungsi
konstan sudah terbukti. Jika fungsi naik monoton pada [ , ], untuk sebarang
( ; ) ( ; )= ( )
< { ( ) ( )}
( ) ( )
= { ( ) ( )}
( ) ( )
17
= { ( ) ( )} =
( ) ( )
yang berarti, menurut Teorema 2.2.2., fungsi naik monoton dan terbatas f
terintegral darboux pada [ , ]. Bukti sejalan untuk fungsi turun monoton dan
terbatas.
Teorema 2.2.4. Setiap fungsi kontinu pada suatu selang tertutup terintegral
(A) | ( ) ( )| <
2( )
berlaku
(B) | ( ) − ( )| <
2( − )
( ; )− ( ; )= ( − )∆
18
= { ( ) − ( )} ∆
< ∆ = ( − )<
2( − ) 2( − )
Teorema 2.2.5. Setiap fungsi yang terbatas dan kontinu pada suatu selang
tertutup kecuali di beberapa titik, terintegral Darboux pada selang tertutup itu.
Bukti : Diambil sebarang fungsi terbatas f yang kontinu pada selang tertutup
= inf{ ( ); ∈[ , ]} , = { ( ); ∈[ , ]}
Ada. Untuk bilangan > 0 sebarang diambil bilangan positif dengan 0 < <
pada selang-selang = [ , − ], = [ + , − ], = [ + , −
( ; )− ( ; )<
2( + 1)
= inf{ ( ); ∈[ − , + ]},
dan
19
= { ( ); ∈[ − , + ]},
maka diperoleh
( ; )− ( ; )= { ( ; )− ( ; )} + ( − )2
< ( − ) 2
2( + 1)
= + ( − )2 <
2
asalkan < ( )
. Dengan kata lain, dapat dikonstruksikan partisi = ∪
( ; )− ( ; )<
( ) =0
Dengan menggunakan tiga teorema di atas, banyak jenis fungsi dengan secara
mudah dapat ditentukan apakah fungsi itu terintegral Darboux pada selang
dahulu dibahas beberapa teorema di bawah ini yang merupakan landasan dasar
Barisan monoton { } konvergan jika dan hanya jika { } terbatas. Lebih lanjut
Bukti :
bilangan sehingga
lim { }= ,
→
supremanya,
= sup{ , ,…}
Maka untuk setiap bilangan nyata > 0 ada bilangan asli sehingga
− < (A)
≤ ≤ (B)
untuk setiap bilangan asli . Dari hasil (A) dan (B) diperoleh, untuk setiap
− < ≤ < +
atau
| − |< .
bilangan sehingga
lim { }= ,
→
infimanya,
= inf{ , ,…}
Maka untuk setiap bilangan nyata > 0 ada bilangan asli sehingga
− < (A)
≤ ≤ (B)
untuk setiap bilangan asli . Dari hasil (A) dan (B) diperoleh, untuk setiap
− ≤ < < +
atau
22
| − |< .
Jadi terbukti bahwa barisan monoton {a } konvergan jika dan hanya jika {a }
terbatas.
(ii) lim → ( − ) = 0,
Bukti :
{ } naik monoton dan terbatas ke atas dan barisan { } turun monoton dan
terbatas ke bawah.
infimanya. jadi
Untuk < tidak mungkin, sebab jika < , maka mengingat syarat (ii)
Untuk > juga tidak mungkin, sebab jika > , maka mengingat syarat
untuk setiap bilangan asli . Jadi, dapat disimpulkan bahwa < < atau
Teorema 2.3.3. Setiap barisan bilangan nyata paling sedikit mmpunyai satu
(ii) Untuk setiap ada sehingga < dan < . Jika hal
(iii) Untuk setiap ada sehingga < dan > . Jika hal
Bukti selesai.
Setiap barisan bilangan nyata yang terbatas mempunyai barisan bagian yang
konvergen.
Bukti :
mengatakan bahwa jika { } barisan yang terbatas, maka setiap barisan bagiannya
yang konvergen tidak perlu mempunyai limit yang sama. Tetapi jika setiap
barisan bagiannya yang konvergen itu mempunyai limit yang sama, maka barisan
[ , ] , maka berakibat
( ; )≤ ( ; )≤ ( ; ) (2.1.1)
pada [ , ] jika ada bilangan sehingga untuk setiap bilangan > 0 terdapat
∗
| − ( ; )| = A − ( )∆
∗
lim‖ ‖→ ( ; ) = lim‖ ‖→ ( )∆ =
26
tunggal
Bukti : Jika A1 dan A2 nilai integral Riemann fungsi pada [ , ] , maka untuk
sebarang bilangan < 0 terdapat bilangan < 0 dan < 0 sehingga jika
∗
ε ∗
ε
A − ( )∆ < dan A − ( )∆ <
3 3
∗ ∗
ε ε
| − |≤ A − ( )∆ + ( )∆ –A < + <
3 3
Menurut Definisi 2.4.1. dan Teorema 2.4.2., jika fungsi f terintegral Riemann
= ( ) = ( ) ( ) ,
tunggal.
27
Bukti : Andaikan fungsi tak terbatas ke atas pada [ , ] , maka untuk setiap
( ) > .
( ) = { ( ; ); ∈ [ , ]}
∗
tak terbatas ke atas sebab dapat dipilih sama dengan jika ∈[ , ].
lim‖ ‖→ ( ; ) = +∞
(tak ada) yang dengan kata lain fungsi f tak terintegral Riemann pada [ , ].
[ , ] , jika dan hanya jika untuk setiap bilangan > 0 terdapat bilangan > 0
berakibat
| ( ; )− ( ; )| < .
28
Bukti : Syarat perlu : Jika f terintegral Riemann pada [a, b], maka ada bilangan
A sehingga untuk setiap bilangan > 0 terdapat bilangan > 0 sehingga jika P
| ( ; )− |< .
2
Diambil sebarang dua partisi P1 dan P2 pada [a, b] dengan || P1 || < dan
|| P2 || < berakibat
| ( ; )− ( ; )| ≤ | ( ; )− |+ | − ( ; )| < + = .
2 2
Syarat cukup : Menurut yang diketahui untuk bilangan 1 terdapat bilangan >0
sehingga jika P1 dan P2 masing-masing partisi pada [a, b] dengan || P1 || < dan
|| P2 || < berakibat
| ( ; )− ( ; )| < 1.
‖ ‖ <
| ( ; )− ( ; )| < 1
atau
( ; )− 1< ( ; ) < ( ; )+ 1
( ) = { ( ; ); ∈ }
dan oleh karena itu f terintegral Riemann pada [a, b]. Jika fungsi f bukan fungsi
29
( ) mempunyai paling sedikit satu titik limit, namakan titik limit itu A.
sehingga
| − ( ; )| <
Teorema 2.4.3. mengatakan bahwa setiap fungsi yang tak terbatas pada suatu
selang tertutup tak akan terintegral Riemann pada selang itu. Teorema di bawah
ini akan menunjukan ekuivalensi antara Integral Riemann dan Integral Darboux.
Teorema 2.4.5. Fungsi f terintegral Riemann jika dan hanya jika f terintegral
( ) = ( )
Bukti : Syarat perlu : Jika fungsi f terintegral Riemann pada [ , ] , maka f ada
|| P || < berakibat
∗
ε
| − ( ; )| = A − ( )∆ <
3
atau
− < ( ; )< + .
3 3
30
∗
Perlu diingat bahwa pemilihan ∈[ , ] sebarang. Karena
= inf{ ( ); ∈[ , ]}
dan
= { ( ); ∈[ , ]}
sehingga
( )− < < ( )−
3( − ) 3( − )
( ; )− < ( ; ) ( ; )≤ ( ; )+
3 3
( ; )− ≤ ( ; ) ≤ ( ; )≤ ( ; )+
3 3
yang berakibat
( ; )− ( ; )< + <
3 3
( ; )− ( ; )< .
( ; )≤ ( ) ≤ ( ; ) ( ; )≤ ( ; )≤ ( ; )
( ) − ( ; ) <
31
( )∫ = = ( )∫ .
Bardoux, akan diselidiki sifat-sifat lebih lanjut. Untuk menyingkat penulisan perlu
diadakan kesepakatan bersama bahwa, jika tak ada kerancuan atau maksud
terintegral adalah fungsi yang terintegral Riemann atau fungsi yang terintegral
Bardoux dan
= ( ) = ( )
Himpunan semua fungsi yang terintegral Riemann atau terintegral Bardoux pada
[ , ] [ , ].
∈ [ , ] ∈ [ , ].
Jadi,
( ) = = ( ) = ( )
32
1. ( ; )= .( ; )
2. ( ; )+ ( ; )= ( + ; )
3. ( ; )= . ( ; ) asalkan > 0
4. ( ; )= . ( ; ) asalkan > 0
5. ( ; )= . ( ; ) asalkan < 0
6. ( ; )= . ( ; ) asalkan < 0
7. ( ; )+ ( ; )= ( + ; )
8. ( + ; )≤ ( ; )+ ( ; )
i. ∫ . = .∫
ii. ∫ ( + )= ∫ + ∫
dan
= | |, , ,1
33
− ( ; ) < − ( ; ) <
+ 1 + 1
Selanjutnya, diperoleh
(i). ∫ − ( ; ) = ∫ − . ( ; ) = | | ∫ − ( ; ) <
| | <
+ 1
. = . .
(ii). ∫ + ∫ − ( + ; ) = ∫ + ∫ − ( ( ; )+ ( ; )
( + )= + .
= 0
= 0 ⇔ ( − )= − = 0 ⇔ = .
≥ 0.
0 ≤ ( − )≤ ( ; ) ≤ ( ; )≤ ( ; )≤ ( − )
dengan
= inf { ( ): ∈[ , ]} = sup{ ( ); ∈[ , ]}
0 ≤ lim | |→ ( ; )= .
35
maka
0 ≤ = ( − )= −
atau terbukti
≤ .
= + .
( ) ( ; )− ( ; )<
′ ′
( ) ( ; ) ≤ ( ; )= ; 1 + ; 2
36
′ ′
≤ ; 1 + ; 2 = ( ; ) ≤ ( ; )
′ ′ ′ ′
; 1 − ; 1 + ; 2 − ; 2
= ( ; )− ( ; )≤ ( ; )− ( ; )<
yang berakibat
′ ′ ′ ′
; 1 − ; 1 < ; 2 − ; 2 <
∫ = { ( ; ) ; ∈ [ , ]}
′ ′ ′ ′
= ; 1 + ; 2 ; 1 ∈ [ , ]& 2 ∈ [ , ]
′ ′ ′ ′
= ; 1 ; 1 ∈ [ , ] + ; 2 ; 2 ∈ [ , ]
= + .
= lim ( ; ) = lim ( ; )
‖ ‖→ ‖ ‖→
dengan merupakan partisi pada [a, c] dan merupakan partisi pada [c, b].
∫ = lim ( ; ) = lim ( ; ∪ )
‖ ‖→ ‖ ‖→
= lim ( ; )+ lim ( ; )
‖ ‖→ ‖ ‖→
37
= + .
Teorema 2.4.11. Jika fungsi f : [a, b] → R terintegralkan pada [a, b] serta fungsi
Bukti : Karena φ kontinu pada selang tertutup [c, d], maka φ terbatas di sana.
pada [c, d]. Oleh karena itu untuk sebarang bilangan < 0 terdapat bilangan
| ( )− ( )| < = .
2 + − + 1
( ; )− ( ; )<
Katakan P = { a = x0 , x1 , . . . , xn = b }, dan
= inf{ ( ); ∈[ , ]}
= { ( ); ∈[ , ]}
= inf{ ( ); ∈[ , ]}
38
= inf{ ( ); ∈[ , ]}
= { ; − < } = { ; − ≥ }.
dan berakibat
( ) − ( ) <
− ≤
dan
( − )∆ ≤ ( − ) ( )
∈
( − )∆ ≤ 2 ( − ) ( )
∈ ∈
1
( − ) ≤ ( − )∆
∈ ∈
1
≤ { ( ; )− ( ; )} < ≤
39
( − )∆ ≤ 2 . .
∈
(φ ◦ ; ) − (φ ◦ ; ) ≤ ( − )+ 2 . < ,
(i) | | ∈ [ , ] dan ∫ ≤ ∫ | |,
(ii) ∈ [ , ], ∀ ∈N , dan
kenyataan bahwa ∶ →R :
(i) ( ) = | |,
(ii) ( ) = , dan
(iii) ( ) = dengan ≠ 0
1
= {( + ) − − }
2
40
fungsi yang terdefinisi pada pula. Karena [ , ] ruang linier (Teorema 2.4.6)
dan memanfaatkan Akibat 2.4.11., maka dapat dibuktikan dengan mudah teorema
di bawah ini.
[ , ].
Namakan
dan
= , ,1
− ( ; ) < − ( ; ) <
+ 1 + 1
Selanjutnya, diperoleh
∙ − ( ∙ ; ) = ∙ −( ( ; )∙ ( ; )
Maka,
( ∙ )= ∙ .
CONTOH SOAL
1
( )=
0
= inf{ ( ); ∈[ , ]} = 0
dan
= sup{ ( ); ∈[ , ]} = 0
( ; )= ∆ = 0,
dan
( ; )= ∆ = ∆ = −
Jadi,
= [ , ]
( ) = 0, = [ , ]
( ) = 1.
1
(0,1]
( )=
1 = 0
Penyelesaian :
Mudah difahami bahwa fungsi tak terbatas pada [0,1]. Untuk bilangan asli
Diperoleh [ , ] = [( − 1) , ],∆ = .
1
= inf{ ( ); ∈[ , ]} = ,
1
≠ 0
= sup{ ( ); ∈[ , ]} = ( − 1)
∞ = 1
1 1 1 1 1 1
( ; )= ∆ = . + . = 1+ = (1 + + + + + ),
2 3
1 1 1 1
( ; )= ∆ = ∞. + . = ∞ + (1 + + + …+ ),
( − 1) 2 3 − 1
yang berakibat
43
(i). [ , ] ( )= ∞( )
(ii). [ , ] ( )= ∞( )
yang berarti f tak terintegral Darboux bawah maupun tak terintegral Darboux atas
pada [0,1].
3. [ , ]
1
( )=
0
=0
= −
Jadi
0= ≤ = − .
4. : [− 1,2] →
−1 [− 1,0]
0 = 0
1
( )= = (0,1)
2
0 = 1
1 (1,2]
44
Penyelesaian :
Diperoleh
( ; )= ∆
(1 − 2 ) + 0 ∙ 2 + 1(1 − )
1
= (− 1)(1 − ) + (− 1) + 0 ∙ +
2
− 2 ,
1
=
2
dan
( ; )= ∆
+ (1 − 2 ) + 1 ∙ 2 + 1(1 − )
1 1
= (− 1)(1 − ) + 0 ∙ +
2 2
1 3
= + ,
2 2
sehingga
1 3
− 2
1 7
( ; )− ( ; )= + − =
2 2 2 2
7
( ; )− ( ; )= < .
2
45
yaitu < . Dengan kata lain dapat dibentuk (ada) partisi P pada [− 1,2] seperti
( ; )− ( ; )< .
Jadi, fungsi f terintegral Darboux pada [− 1,2] dengan nilai integral Darboux
( →0 → 0):
1
( ) = lim ( ; ) = lim ( ; ) = .
→ → 2
5. :[ , ] → , ∶
1
( )=
0
= −
Dan
=0
Karena kedua nilai itu tak sama, maka fungsi Dirichlet tersebut tak terintegral
Darboux pada [ , ].
46
= { ̅= { }: ∈ }
‖ ‖ =
pada yaitu
‖ ‖ =
yaitu
‖ ‖ = sup | |
Banach.
47
5.1. Kesimpulan
Pada penelitian ini telah berhasil dikonstruksikan integral Riemann untuk fungsi-
̅− ;̅ = ̅− (̅ ∗
)∆ <
∗
Perlu diingat bahwa pengambilan ∈[ , ] sebarang dan || || =
lim‖ ‖→ ( ; ) = lim‖ ‖→ (̅ ∗
)∆ = ̅
5.2. Saran
Pada pembahasan skripsi ini hanya terfokus pada integral riemann yang bernilai
integral riemann bernilai fungsi vektor pada ,atau integral Riemann pada