Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT

“LOGIKA”

Dosen Pengampu: Dr. Mariani, M.Pd.

Disusun Oleh:

KELOMPOK I

1. ERSANDI LAZUARDI (4183311027)


2. MELATI APRIL AULIA (4181111019)
3. RIRIN NURAINI (4181111043)
4. THARISYA ANINDA RADANI (4193311037)
5. WARDATUL MAWADDAH TANJUN (4183111057)

PSPM D 2018

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul “Logika” dengan sub topic
Proposisi, Mengkombinasikan Proposisi, Tabel Kebenaran, Disjungsi Eksklusif, Hukum-
Hukum Logika Proposisi, Operasi Logika di dalam Komputer, Proposisi Bersyarat
(Implikasi), Varian Proposisi Bersyarat, Bikondisional (Bi-implikasi), Inferensi, Argumen,
Aksioma, Teorema, Lemma, dan Colollary. Adapun tugas ini kami buat untuk memenuhi
tugas rutin pada mata kuliah Matematika Diskrit.

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu kami
dalam pembuatan tugas ini. Serta tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Matematika Diskrit yaitu Ibu Dr. Mariani, M.Pd., yang sudah
mengajari kami bagaimana cara menyelesaikan tugas ini dengan baik dan benar.

Kami mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan kata-kata
dalam tugas kami ini, kami sadar bahwa isi tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semua kritik,
saran, dan petunjuk yang diberikan akan kami terima dengan senang hati. Kami berharap
semoga apa yang kami tuliskan pada tugas kami ini dapat menambah pengetahuan baru yang
bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 15 April 2021

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................i

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1. 1................................................................................................................ Latar Belakang


........................................................................................................................................1
1. 2........................................................................................................... Rumusan Masalah
........................................................................................................................................1
1. 3............................................................................................................................. Tujuan
........................................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN ..........................................................................................................3

LOGIKA....................................................................................................................................3

2. 1.1 Proposisi.............................................................................................................3
2. 1.2 Mengkombinasikan Proposisi............................................................................3
2. 1.3 Tabel Kebenaran.................................................................................................4
2. 1.4 Disjungsi Eksklusif.............................................................................................5
2. 1.5 Hukum-Hukum Logika Proposisi.......................................................................6
2. 1.6 Operasi Logika di Dalam Komputer...................................................................6
2. 1.7 Proposisi Bersyarat (Implikasi)..........................................................................8
2. 1.8 Varian Proposisi Bersyarat ................................................................................9
2. 1.9 Bikondisional (Bi-implikasi) ...........................................................................10
2. 1.10 Inferensi ..........................................................................................................12
2. 1.11 Argumen .........................................................................................................15
2. 1.12 Aksioma, Teorema, Lemma, dan Colollary ....................................................17
2. 1.13 Ragam Contoh Soal dan Penyelesaian ...........................................................18

BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................24

3. 1...................................................................................................................... Kesimpulan
......................................................................................................................................24
3. 2................................................................................................................................ Saran
......................................................................................................................................24

ii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Logika pertama kali dikembangkan oleh filsufu Yunani, Aristoteles, sekitar 2300 tahun
lalu. Saat itu, logika mempunyai aplikasi yang luas di dalam ilmu komputer, misalnya dalam
bidang pemrograman, analisis kebenaran algoritma, kecerdasan buatan (artifical intelligence),
perancangan komputer, dan sebagainya.

Logika matematika merupakan pokok bahasan yang sangat penting karena hubungan
dengan kemampuan berfikir secara logis. Berfikir secara logis sangat diperlukan dalam setiap
aspek kehidupan sehari-hari karena merupakan pendukung keberhasilan suatu tindakan,
misalnya dalam pengambilan keputusan.

Banyak hal yang kita perlu kita ketahui mengenai logika. Melalui logika kita dapat
mengetahui kebenaran suatu pernyataan dari suatu kalimat dan mengetahui apakah
pernyataan pertama sama maknanya dengan pernyataan kedua. Dengan logika, kita juga
dapat mengetahui apakah suatu pernyataan bernilai benar atau salah. Hal terpenting yang
akan kita dapatkan setelah mempelajari logika matematika adalah kemampuan atau keahlian
kesimpulan dengan benar atau salah.

B. Rumusan Masalah
1.1 Apa yang dimaksud dengan Proposisi ?
1.2 Apa yang dimaksud dengan Mengkombinasikan Proposisi ?
1.3 Apa yang dimaksud dengan Tabel Kebenaran ?
1.4 Apa yang dimaksud dengan Disjungsi Eksklusif ?
1.5 Apa – apa saja Hukum-Hukum Logika Proposisi ?
1.6 Apa yang dimaksud dengan Operasi Logika di Dalam Komputer ?
1.7 Apa yang dimaksud dengan Proposisi Bersyarat (Implikasi) ?
1.8 Apa yang dimaksud dengan Varian Proposisi Bersyarat ?
1.9 Apa yang dimaksud dengan Bikondisional (Bi-implikasi) ?
1.10 Apa yang dimaksud dengan Inferensi ?
1.11 Apa yang dimaksud dengan Argumen ?
1.12 Apa yang dimaksud dengan Aksioma, Teorema, Lemma, dan Colollary ?

C. Tujuan
1.1.1 Untuk mengetahui apa itu Proposisi
1.1.2 Untuk mengetahui apa itu Mengkombinasikan Proposisi
1.1.3 Untuk mengetahui apa itu Tabel Kebenaran
1.1.4 Untuk mengetahui apa itu Disjungsi Eksklusif
1.1.5 Untuk mengetahui apa – apa saja Hukum-Hukum Logika Proposisi

1
1.1.6 Untuk mengetahui apa itu Operasi Logika di Dalam Komputer
1.1.7 Untuk mengetahui apa itu Proposisi Bersyarat (Implikasi)
1.1.8 Untuk mengetahui apa itu Varian Proposisi Bersyarat
1.1.9 Untuk mengetahui apa itu Bikondisional (Bi-implikasi)
1.1.10 Untuk mengetahui apa itu Inferensi
1.1.11 Untuk mengetahui apa itu Argumen
1.1.12 Untuk mengetahui apa itu Aksioma, Teorema, Lemma, dan Colollary

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Logika

1.1 Proposisi
DEFINISI 1.1

Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false) tetapi tidak
dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai
kebenarannya (truth value).

Secara simbolik, proposisi biasanya dilambangkan dengan huruf kecil seperti p,q,r ….
Misalnya,

p: 6 adalah bilangan genap.

Untuk mendefinisikan p sebagai sebuah proposisi “6 adalah bilangan genap" begitu juga
untuk

q : Soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama

r:2+2=4

dan sebagainya

1.2 Mengkombinasikan Proposisi


Kita dapat membentuk proposisi baru dengan cara mengkombinasikan satu atau lebih
proposisi. Operator yang digunakan untuk mengkombinasikan proposisi disebut operator
logika. Operator logika dasar yang digunakan adalah dan (and), atau (or dan tidak (nor). Dua
operator pertama dinamakan operator biner karena operator tersebut mengoperasikan dua
buah proposisi, sedangkan operator ketiga dinamakan operator uner karena ia hanya
membutuhkan satu buah proposisi

Proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian tersebut dinamakan proposisi majemuk
(compound proposition). Proposisi yang bukan merupakan kombinasi proposisi lain disebut
proposisi atomik Dengan kata lain, proposisi majemuk disusun dari proposisi-proposisi
atomik. Metode pengkombinasian proposisi dibahas oleh matematikawan Inggris yang
bernama George Boole pada tahun 1854 di dalam bukunya yang terkenal, The Laws of
Thought Proposisi majemuk ada tiga macam, yaitu konjungsi, disjungsi, dan ingkaran.
Ketiganya didefinisikan sebagai berikut:

DEFINISI 1.2

3
Misalkan p dan q adalah proposisi. Konjungsi (conjunction) p dan q dinyatakan dengan notasi
p ∧qadalah proposisi p dan q

Disjungsi (disjunction) p dan q, dinyatakan dengan notasi p ∨q, adalah proposisi p atau q

Ingkaran atau (negation) dari p, dinyatakan dengan notasi ∼ p, adalah proposisi tidak p

Catatan:

1. Beberapa literatur menggunakan notasi "∼ p " " ṕ" atau "not p" untuk menyatakan
ingkaran.
2. Kata "tidak” dapat dituliskan di tengah pernyataan. Jika kata "tidak" diberikan di
awal pernyataan maka ia biasanya disambungkan dengan kata "benar menjadi "tidak
benar". Kata "tidak" dapat juga diganti dengan "bukan" bergantung pada rasa
bahasa yang tepat untuk pernyataan tersebut.

1.3 Tabel Kebenaran


Nilai kebenaran dari proposisi majemuk ditentukan oleh nilai kebenaran dari proposisi
atomilnya dan cara mereka dihubungkan oleh operator logika.

DEFENISI 1.3

Misalkan p dan q adalah proposisi.

a. Konjungsi p ∧q bernilai benar jika p dan q keduanya benar, selain itu nilainya salah
b. Disjungsi p ∨q bernilai salah jika p dan q keduanya salah, selain itu nilainya benar
c. Negasi p, yaitu ∼ p bernilai benar jika p salah, sebaliknya bernilai salah jika p benar.
Salah satu cara praktis untuk menentukan nilai kebenaran proposisi majemuk adalah
menggunakan tabel kebenaran (truth table). Pada tabel tersebut enampilkan hubungan antara
nilai kebenaran dari proposisi atomik.

Keterangan : T = True (Benar); F = False (Salah)

P q p ∧q
T T T
T F F
F T F
F F F

P q p ∨q
T T T
T F T
F T T
F F F

4
p ∼q
T F
F T

Proposisi majemuk dapat selalu bernilai benar untuk berbagai kemungkinan nilai kebenaran
masing-masing proposisi atomiknya, atau selalu bernilai salah untuk berbagai kemungkinan
nilai kebenaran masing-masing proposisi atomiknya.

DEFENISI 1.4

Sebuah proposisi majemuk disebut tautologi jika ia benar untuk semua kasus, sebaliknya
disebut kontradiksi jika ia salah untuk semua kasus.

Yang dimaksud kasus adalah semua kemungkinan nilai kebenaran dari proposisi atomiknya.
Proposisi tautologi dicirikan pada kolom terakhir pada tabel kebenarannya hanya memuat T.
Proposisi kontradiksi dicirikan pada kolom terakhir pada tabel kebenaran hanya memuat F.

Ada kalanya dua buah proposisi majemuk dapat dikombinasikan dalam berbagai cara namun
semua kombinasi tersebut selalu menghasilkan tabel kebenaran yang sama. Dikatakan bahwa
kedua proposisi majemuk tersebut ekivalen secara logika

DEFENISI 1.5

Dua buah proposisi majemuk, P (p,q,..) dan Q (p,q,…) disebut ekivalen secara logika,
dilambangkan dengan P( p , q , ..) ⇔Q( p , q , …) jika keduanya memiliki tabel kebenaran yang
identik.

1.4 Disjungsi Eksklusif


Pada disjjungsi eksklusif digunakan operator logika xor, untuk membedakannya dengan
inclusive or, yang defenisinya sebagai berikut

DEFENISI 1.5

Misalkan p dan q adalah proposisi . Exclusive or p dan q, dinyatakan dengan notasi p q


adalah proposisi yang bernilai benar bila hanya salah satu dari p dan q benar, selain itu
nilainya salah.

Berikut merupakan tabel kebenaran dari operasi exclusive or

P Q p⨁q
T T F
T F T
F T T
F F F

5
1.5 Hukum-hukum Logika Proposisi
Hukum yang terdapat pada Tabel 1.7 disebut mirip dengan hukum aljabar pada sistem
bilangan riil, misalnya a ( b+ c )=ab+ bc, yaitu hukum distributif, sehingga kadang-kadang
hukum logika proposisi dinamakan juga hukum-hukum aljabar proposisi.

Tabel 1.7 Hukum-Hukum Logika (atau Hukum-Hukum Aljabar Proposisi)

1. Hukum identitias: 2. Hukum null/dominasi:


(i) p ∨ F ⇔ p (i) p ∧ F ⇔ F
(ii) p ∧T ⇔ p (ii) p ∨T ⇔T
3. Hukum negasi: 4. Hukum idempoten:
(i) p ∨ p ⇔T (i) p ∨ p ⇔ p
(ii) p ∧ p ⇔ F (ii) p ∧ p ⇔ p
5. Hukum involusi (negasi ganda): 6. Hukum penyerapan (absorpsi):
(i) p ∨ ( p ∧q ) ⇔ p
( p) ⇔ p
(ii) p ∧ ( p ∨q ) ⇔ p
7. Hukum komutatif: 8. Hukum asosiatif:
(i) p ∨q ⇔ q ∨ p (i) p ∨ ( p ∨r ) ⇔ ( p ∨q ) ∨r
(ii) p ∧q ⇔ q ∧ p (ii) p ∧ ( p ∧r ) ⇔ ( p ∧q ) ∧r
9. Hukum distributif: 10. Hukum De Morgan:
(i) p ∨ ( p ∧r ) ⇔ ( p ∨q ) ∧ ( p ∨r ) (i) ( p ∧q ) ⇔ p ∨ q
(ii) p ∧ ( p ∨r ) ⇔ ( p ∧q ) ∨ ( p ∧r ) (ii) ( p ∨q ) ⇔ p ∧ q

Hukum-hukum logika di atas bermanfaat untuk membuktikan keekivalenan dua buah


proposisi. Selain menggunakan tabel kebenaran, keekuivalenan dapat dibuktikan dengan
hukum-hukum logika, khususnya pada proposisi majemuk yang mempunyai banyak proposisi
atomik. Bila suatu proposisi majemuk mempunyai n buah porposisi atomik, maka tabel
kebenarannya terdiri dari 2n baris. Untuk n yang besar jelas tidak praktis menggunakan tabel
kebenaran, misalnya untuk n=10 terdapat 210 baris di dalam tabel kebenarannya.

1.6 Operasi Logika di dalam Komputer


Bahasa pemrograman umumya menyediakan tipe data boolean untuk data yang bertipe
logika, misalnya tipe boolean dalam Bahasa Pascal, logical dalam Bahasa Fortran, dan
sebagainya. Tipe data boolean hanya mempunyai dua buah konstanta nilai saja, yaitu true dan
false. Peubah yang bertipe boolean disebut peubah boolean (boolean variable). Nilai peubah
tersebut hanya true atau false.
Operasi boolean sering dibutuhkan dalam pemrograman. Operasi boolean dinyatakan
dalam ekspresi logika (atau dinamakan juga ekspresi boolean). Operator boolean yang
digunakan adalah AND, OR, XOR, dan NOT. Ekspresi booelan tersebut hanya menghasilkan

6
salah satu dari dua nilai, true atau false. Misalkan x1, x2, x3, dan x4 adalah peubah boolean
dalam Bahasa Pascal, maka ekspresi boolean di bawah ini adalah valid:

x1 and x2
x1 or (not (x2 and x3))
yang bersesuaian dengan ekpresi logika
x1 ∧ x2
x1 ∨ ( x2 ∧ x3 )

Operasi lain dalam pemrograman yang bersesuaian dengan operasi logika adalah
operasi bit. Komputer merepresentasikan informasi dengan menggunakan bit. Sebuah bit
hanya mempunyai dua nilai, yaitu 1 atau 0. Sebuah bit dapat digunakan untuk
merepresentasikan nilai kebenaran, yaitu kita menyatakan 1 untuk merepresentasikan true (T)
dan 0 untuk merepresentasikan false (F). Kita menggunakan notasi ~, ∧, ∨, dan  masing-
masing untuk melambangkan operator NOT, AND, OR, dan XOR. Dengan demikian, operasi
bit
0
1 ∧0
0 ∨0
10
bersesuaian dengan operasi logika
F
T ∧F
F∨F
TF
Operasi bit dapat diperluas untuk rangkaian bit yang panjangnya tetap, misalnya
10011011 dioperasikan dengan 01010101. Operasi ini dinamakan bitwise, dan operasi
semaca ini digunakan untuk memanipulasi informasi. Dua buah rangkaian bit yang
panjangnya sama dapat dioperasikan dengan 3 operasi bitwise, yaitu bitwise AND, bitwise
OR, dan bitwise XOR. Jika dua buah rangkaian bit dioperasikan dengan salah satu dari
operator di atas, maka setiap bit yang bersesuaian pada masing-masing operand dikenai
operasi yang sama misalnya,
10011011
01010101
00010001 bitwise AND
11011111 bitwise OR
11001110 bitwise XOR

1.7 Proposisi Bersyarat (Implikasi)

7
Selain dalam bentuk konjungsi, disjungsi, dan negasi, proposisi majemuk juga dapat
muncul berbentuk "jika p, maka q". seperti pada contoh-contoh berikut:
a. Jika adik lulus ujian, maka ia mendapat hadiah dari ayah.
b. Jika suhu mencapai 80°C, maka alarm berbunyi.
c. Jika anda tidak mendaftar ulang, maka anda dianggap mengundurkan diri.
Pernyataan berbentuk "jika p, maka q" semacam itu disebut proposisi bersyarat atau
kondisional atau implikasi.

DEFINISI1.6.
DEFINISI 1.6.Misalkan
Misalkanppdandan qq adalah
adalah proposisi.
proposisi. Proposisi
Proposisi majemuk
majemuk "" jika
jika p,
p, maka q "
disebutproposisi
disebut proposisibersyarat
bersyarat(implikasi)
(implikasi)dandandilambangkan
dilambangkandengan
dengan
pp→q
→q
Proposisi pp disebut
Proposisi disebut hipotesis
hipotesis (atan
(atan antesenden
antesenden atau
atau premis
premis atau
atau kondisi)
kondisi) dan
dan proposisi q
disebutkonklusi
disebut konklusi(atau
(ataukonsekuen).
konsekuen).

Tabel kebenaran implikasi ditunjukkan pada Tabel 1.8. Implikasi p+q hanya salah jika
p benar tetapi q salah, selain itu implikasi bernilai benar. Tidak sukar memahami mengapa
tabel kebenaran implikasi demikian. Hal ini dijelaskan dengan contoh analogi berikut:
Misalkan dosen anda berkata kepada mahasiswanya di dalam kelas "Jika nilai ujian akhir
anda 80 atau lebih, maka anda akan mendapat nilai A untuk kuliah ini". Apakah dosen anda
mengatakan kebenaran atau dia berbohong? Tinjau empat kasus berikut ini:
Kasus 1: Nilai ujian akhir anda di atas 80 (hipotesis benar) dan anda mendapat nilai A untuk
kuliah tersebut(konklusi benar). Pada kasus ini, pernyataan dosen anda benar.
Kasus 2: Nilai ujian akhir anda di atas 80 (hipotesis benar) tetapi anda tidak mendapat nilai
A (konklusi salah). Pada kasus ini, dosen anda berbohong (pernyataannya salah).
Kasus 3: Nilai ujian akhir anda di bawah 80 (hipotesis salah) dan anda mendapat nilai A
(konklusi benar). Pada kasus ini, dosen anda tidak dapat dikatakan salah (Mungkin
ia melihat kemampuan anda secara rata-rata bagus sehingga ia tidak ragu memberi
nilai A).
Kasus 4: Nilai ujian akhir anda di bawah 80 (hipotesis salah) dan anda tidak mendapat nilai
A (konklusi salah). Pada kasus ini dosen anda benar.

Tabel 1.8 Tabel Kebenaran Implikasi


p q p →q
T T T
T F F
F T T
F F T

Implikasi p →q memainkan peranan penting dalam penalaran. Implikasi ini tidak hanya
diekspresikan dalam pernyataan standard "jika p, maka q" tetapi juga dapat diekspresikan
dalam berbagai cara, antara lain:

8
a. Jika p, maka q (if p, then q)
b. Jika p, q (if p, q)
c. p mengakibatkan q (p implies q
d. q jika p (q if p)
e. p hanya jika q (p only if q)
f. p syarat cukup agar q (p is sufficient for q)
g. q syarat perlu bagi p (q is necessary for p)
h. q bilamana p (q whenever p)

Implikasi dalam Bahasa Pemrograman


Struktur if-then yang digunakan pada kebanyakan bahasa pemrograman berbeda dengan
implikasi if-then yang digunakan dalam logika. Struktur if-then dalam bahasa pemrograman
berbentuk
if c then S
yang dalam hal ini c adalah sebuah ekspresi logika yang menyatakan syarat atau kondisi,
sedangkan S berupa satu atau lebih permyataan. Ketika program dieksekusi dan menjumpai
pernyataan if-then, S dieksekusi jika c benar, tetapi S tidak dieksekusi jika c salah.
Pernyataan if-then dalam bahasa pemrograman bukan proposisi karena tidak ada
korespondensi antara pernyataan tersebut dengan operator implikasi (→). Penginterpretasi
bahasa pemrograman (disebut interpreter atau compiler) tidak melakukan penilaian
kebenaran pernyataan if-then secara logika. Interpreter hanya memeriksa kebenaran kondisi
c, jika c benar maka S dieksekusi, sebaliknya jika c salah maka S tidak dieksekusi.

1.8 Varians Proposisi Bersyarat


Terdapat bentuk implikasi lain yang berkaitan dengan p →q, yaitu proposisi sederhana
yang merupakan varian dari implikasi. Ketiga variasi proposisi bersyarat tersebut adalah
konvers, invers, dan kontraposisi dari proposisi asal p →q.

Konvers (kebalikan) : q → p
Invers : p→ q
Kontraposisi : q→ p

Tabel 1.11 memperlihatkan tabel kebenaran dari ketiga varian proposisi bersyarat tersebut.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa proposisi bersyarat p →q ekuivalen secara logika dengan
dengan kontraposisinya, q → p.

Tabel 1.11 Tabel Kebenaran Implikasi, Konvers, Invers, dan Kontraposisi


p q p q Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
p →q q→ p p→ q q→ p
T T F F T T T T
T F F T F T T F

9
F T T F T F F T
F F T T T T T T

1.9 Bikondisional (Bi-implikasi)

Proposisi bersyarat penting lainnya adalah berbentuk “p jika dan hanya jika q” yang
dinamakan bikondisional atau biimplikasi. Defenisi bikondisional dikemukakan sebagai
berikut:

Defenisi 1.7. Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “p jika dan hanya jika q”
disebut bikondisional (biimplikasi) dan dilambangkan dengan p ↔ q.

Pernyataan p ↔ q adalah benar bila p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama, yakni
p ↔ q benar jika p dan q keduanya beanr atau p dan q keduanya salah. Tabel kebenaran
dibawah ini .

P Q p ↔ q
T T T
T F F
F T F
F F T
Perhatikan bahwa bikondisional p ↔ q ekuivalen secara logika dengan (p → q) ( q →
p). Dengan kata lain, pernyataan “p jika dan hanya jika q” dapat dibaca “jika p maka q dan
jika q maka p”.

Tabel 1.13 p ↔ q ⇔( p→q )∧( q → p )

P q p ↔ q p→q q→p ( p →q )∧( q → p )


T T T T T T
T F F F T F
F T F T F F
F F T T T T
Terdapat sejumlah cara untuk menyatakan kondisional p ↔ q dalam kata-kata yaitu:

(a) p jika dan hanya jika q

(b) p adalah syarat perlu dan cukup untuk q

(c) Jika p maka q dan sebaliknya

(d) p iff q

Contoh 1.2.1

Proposisi majemuk berikut adalah biimplikasi

(a) 1 + 1 = 2 jika dan hanya jika 2 +2 = 4

(b) Syarat cukup dan syarat perlu agar hari hujan adalah kelembapan udara tinggi

10
(c) jika anda orang kaya makaadna mempunyai banyak uang dan sebaliknya

(d) Bandung terletak di Jawa Barat iff Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia

Contoh 1.2.2 :

Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : (1) segitiga ABC samakaki jika dan


hanya jika kedua sisinya sama (2) segitiga ABC sama sisi jika dan hanya jika kedua sisinya
sama (3) 2 + 2 = 5 jika dan hanya jika 5 bilangan prima (4) 2 + 2 = 5 jika dan hanya jika 4
bilangan prima Jelas bahwa pernyataan (1) dan (4) bernilai benar, sedangkan yang lainya
bernilai salah.

Kesepakatan Penggunaan Kata Hubung

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kalimat yang menggunakan kata


hubung lebih dari satu. Misalkan: “jika hari ini hujan atau saya memakai mantel maka saya
tidak terlambat”. Kalimat di atas ada yang menafsirkan “hari ini hujan atau jika saya
memakai mantel maka saya tidak terlambat”. Atau “hari ini hujan atau saya memakai mantel
maka saya tidak terlambat”.

Untuk menghindari salah tafsir dari kalimat yang menggunakan lebih dari satu kata
hubung maka perlu disepakati adanya urutan pengerjaan (urutan kuat ikat). Disamping itu
jika penulisan pernyataan dilakukan secara simbolik akan diperlukan pengunaan tanda
kurung. Sedangkan untuk efisiensi penggunaan tanda kurung tersebut urutan kuat ikat ini
menjadi salah satu alasannya.

Kesepakatan yang digunakan adalah : (1) negasi; (2) konjungsi atau disjungsi; (3)
implikasi dan (4) biimplikasi.

Contoh 1.2.3 : berdasarkan kesepakatan di atas maka,

(1) ~p ∨ q berarti (~p) ∨ q

(2) p ∨ q ⇒ r berarti (p ∨ q) ⇒ r

(3) p ⇔ q ⇒ r berarti p ⇔ (q ⇒ r)

1.10 Inferensi

Misalkan diberikan beberapa proposisi , kita dapat menarik kesimpulan baru dari deret
propoisis tersebut. Proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi disebut Inferensi
(inference).

11
1. Modus Ponen atau law of detachment

Mudus Ponens adalah argumen yang menyatakan bahwa jika pernyataan 1


berimplikasi dengan pernyataan 2 bernilai benar, dan pernyataan 2 bernlai benar maka
pernyataan 2 dianggap menjadi kesimpulan. Modus ponen adalah suatu argumentasi yang
bentuknyadapat dinyatakan seperti di bawah ini:
                        p  → q      premis
                        p               premis
                        -------------------------
                  ∴      q          Konklusi
Simbol ∴ dibaca sebagai ”jadi” atau ”karena itu”. Modus ponen menyatakan bahwa jika
hipotesis p dan implikasi  p  → q benar . Maka konklusi q benar.
Contoh 1.2.4
Misalkan implikasi ”Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah bilangan genap” dan hipotesis
”20 habis dibagi 2” kduanya benar. Maka menurut modus ponen, inferensi sebagai berikut:
“Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah bilangan genap. 20 Habis dibagi2. Karena itu,
20 adalah bilangan genap”.

Adalah benar. Sehingga dituliskan inferensi diatas sebagi beriktu :

Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah bilangan genap

20 habis dibagi 2

 ∴ 20 adalah bilangan genap

2. Modus Tollen

Modus Tollens adalah argumen yang menyatakan bahwa jika pernyataan 1 berimplikasi
dengan pernyataan 2 bernilai benar, dan negasi pernyataan 2 bernilai benar maka negasi
pernyataan 1 juga benar dan dianggap sebagai kesimpulan
Kaidah ini didasarkan pada tautology [~q ¿ (p  → q )] → ~p     
   P  → q      premis
                        ~q              premis
                        -------------------------
                         ∴ ~p        Konklusi
Contoh
Misalkan implikasi ”Jika n bilangan ganjil, maka n 2 bernilai ganjil” dan hipotesis ”n2bernilai
genap” keduanya benar. Maka menurut modus tollens, infernsi berikut:

12
Jika n bilangan ganjil, maka n2 bernilai ganjil
n2 bernilai genap
∴ n bukan bilangan ganjil

Adalah benar

3. Silogisme Hipotesis
Silogisme adalah argumen yang menyatakan bahwa jika pernyataan 1 berimplikasi dengan
pernyataan 2 bernilai benar, dan pernyataan 2 berimplikasi dengan pernyataan 3 juga bernilai
benar maka pernyataan 1 berimplikasi dengan pernyataan 3 pun benar dan dinyatakan sebagai
kesimpulan.
Kaidah ini didasarkan pada tautology [(p  → q) ¿ ( q  → r)] → (p → r). Kaidah silogisme
ditulis dengan cara :
p  →   q       ……. premis 1
q  →   r            ……. premis 2
∴   p →  r     ……. kesimpulan/konklusi

4. Silogisme Disjungtif

Kaidah ini didasarkan pada tautologi [(p ¿q)∧¿ ¿ ~p] → q. Kaidah silogisme disjungtif
ditulis dengan cara :

p ¿ q
~p
∴q

Contoh 1.27
Inferensi berikut :
”Saya belajar dengan giat atau saya menikah tahun depan. Saya tidak belajar dengan giat.
Karena itu, saya menikah tahun depan”
Menggunakan kaidah silogisme disjungtif atau dapat ditulis dengan cara :
Saya belajar dengan giat atau saya menikah tahun depan
Saya tidak belajar dengan giat

13
Jadi saya menikah tahun depan

5. Simplifikasi
Kadiah ini didasarkan pada tautologi (p ¿ q) →p, yang dalam hal ini, p dan q adalah
hipotesis sedangkan p adalah konklusi. Kaidah simplifikasi ditulis dengan cara :

p ¿ q
∴p

Contoh
Penarikan kesimpulan seperti berikut ini :
”Hamid adalah mahasiswa ITB dan mahasiswa unpar. Karena itu, Hamid adalah mahasiswa
ITB”
Menggunakan kaidah simplifikasi atau dapat juga ditulis dengan cara :
Hamid adalah mahasiswa ITB dan mahasiswa Unpar
∴ Hamidadalah mahasiswa ITB

6. Penjumlahan

Kaidah ini didasarakan pada tautologi p → (p ¿ q ) . Kaidah penjumlahan ditulis dengan


cara :
p

∴p ¿ q )

Contoh 1.29
Penarikan kesimpulan seperti berikut ini:
”Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit. Karena itu Taslim mengambil kuliah
Matematika Diskrit atau mengulang kuliah Algoritma”
Menggunakan kaidah penjumlahan atau dapat juga ditulis dengan cara :
Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit
∴ Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit atau mengulang kuliah Algoritma

14
7. Konjungsi

Kaidah ini didasarkan pada tautologi ((p) ¿ (q)) → (p ¿ q)

Kaidah konjungsi ditulis dengan cara :

p
q

∴p ¿ q

Contoh 1.30

Penarikan kesimpulan sepeerti berikut ini :

“Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit. Taslim mengulang kuliah Algoritma. Karen
aitu, Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit dan mengulang kuliah Algoritma”

Menggunakan kaidah konjungsi atau dapat juga ditulis dengan cara :

Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit

Taslim mengulang kuliah Algoritma


∴ Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit dan mengulang kuliah Algoritma

1.11 Argumen
Argumen adalah suatu deret proposisi yang dituliskan sebagai beriku :
p1
p2
:
pn
∴q

Yang dalam hal ini p1, p2, .., pn disebut hipotesis (atau premis) dan q disebut konklusi.
Argumen ada yang sahih dan palsu.

15
Defenisi 1.9 Sebuah argumen dikatakan sahih jika konklusi benar bila mana sama
hipotesisnya benar; sebaliknya argumen dikatakan palsu .
Jika argumen sahih, maka kadang-kadang kita mengatakan bahwa secara logika konklusi
mengikuti hipotesisi atau sama dengan memperlihatkan bahwa implikasi

(p1 ¿ p2 ¿ ….. ¿ pn) → q


Adalah benar. Argumen yang palsu menunjukkan proses penalaran yang tidak benar.
Contoh 1.31
Perlihatkan bahwa argumen berikut :
”Jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang. Air laut setelah gempa di
laut. Karena itu tsunami datang.” adalah sahih
Penyelesaian :
Misalkan p adalah proposisi ”Air laut surut setelah gempa di laut ” dan q adalah proposisi
”tsunami datang”. Maka argumen di dalam soal dapat dituliskan sebagai berikut:
p →q
p
∴q

Ada dua cara yang daapaat digunakan untuk membuktikan kesahihan arhumen ini, Keduanya
menggunakan tabel kebenaran.
Cara 1. Bentuklah tabel kebenaran untuk p, q dan p → q
Tabel 1.15 Tabel kebenaran untuk p, q dan p → q

P Q p→q
T T T
T F F
F T T
F F T
Sahih jika semua hipotesisinya benar, maka konklusinya benar. Kita perikasa hipotesis p dan
p → q benar. Maka konklusi q juga dapat benar sehingga argumen ditangkap benar. Periksa
di Tabel. 1.15, p dan p → q benar secara bersama-sama pada baris 1. Pada baris 1 ini q juga
benar. Jadi, argumen yang terbentuk mousd ponen di atas sahih

Cara 2: Perlihatkan dengan tabel kebenaran apakah [ p ¿ (p→q)] →q

Merupakan tautologi. Tabel 1.16 memperlihatkan bahwa [ p ¿ (p→q)] →q suatu


tautologi, sehingga argumen dikatakan sahih.

16
Perhatikan bahwa penarikan kesimpulan di dalam argumen ini menggunakan modus ponen.
Jadi, kita juga telah memperlihatkan bahwa modus ponen adalah argumen yang sahih.

1.12 Aksioma, Teorema, Lemma, Corollary


Di dalam matematika maupun ilmu komputer, kita sering menemukan kata-kata
seperti aksioma, teorema, lemma, dan corolarry.

Aksioma adalah proposisi yang diasumsikan benar. Aksioma tidak memerlukan


pembuktian kebenaran lagi.
Contoh-contoh aksioma:
(a) Untuk semua bilangan real x dan y, berlaku x + y = y + x (hukum komutatif
penjumlahan).
(b) Jika diberikan dua buah titik yang berbeda, maka hanya ada satu garis lurus yang
melalui dua buah titik tersebut.

Teorema adalah proposisi yang sudah terbukti benar. Bentuk khusus dari
teorema adalah lemma dan corolarry. Lemma adalah teorema sederhana yang
digunakan dalam pembuktian teorema lain. Lemma biasanya tidak menarik namun
berguna pada pembuktian proposisi yang lebih kompleks, yang dalam hal ini
pembuktian tersebut dapat lebih mudah dimengerti bila menggunakan sederetan lemma,
setiap lemma dibuktikan secara individual [ROS03]. Corollary adalah teorema yang
dapat dibentuk langsung dari teorema yang telah dibuktikan, atau dapat dikatakan
corollary adalah teorema yang mengikuti dari teorema lain.

Contoh-contoh teorema:
(a) Jika dua sisi dari sebuah segitiga sama panjang, maka sudut yang
berlawanan dengan sisi tersebut sama besar.
(b) Untuk semua bilangan real x, y, dan z, jika x + y dan y + z, maka x + z
(hukum transitif).

Contoh corollary:

17
Jika sebuah segitiga adalah sama sisi, maka segitiga tersebut sama sudut.
Corollary ini mengikuti teorema (a) di atas.

Contoh lemma:

Jika n adalah bilangan bulat positif, maka n – 1 bilangan positif atau n – 1 = 0.

1. 13 Ragam Contoh Soal dan Penyelesaian


Untuk lebih memantapkan pemahaman terhadap materi logika proposisi, berikut
ini diberikan sejumlah soal dan penyelesaiannya.
Contoh 1.36 :

Diberikan pernyataan “Tidak benar bahwa dia belajar Algoritma tetapi tidak belajar
Matematika”.
(a) Nyatakan pernyataan di atas dalam notasi simbolik (ekspresi logika)
(b) Berikan pernyataan yang ekivalen secara logika dengan pernyataan
tersebut (Petunjuk: gunakan hukum De Morgan)

Penyelesaian:

Misalkan

p : Dia belajar Algoritma

q : Dia belajar Matematika

maka,

(a) ~ (p ~ q)

(b) ~ (p ~ q) ↔~ p ˅ q (Hukum De Morgan)

dengan kata lain: “Dia tidak belajar Algoritma atau belajar Matematika”

Contoh 1.37

Untuk menerangkan mutu sebuah hotel, misalkan p : Pelayanannya baik, dan q :


Tarif kamarnya murah, r : Hotelnya berbintang tiga.

Terjemahkan proposisi-proposisi berikut dalam notasi simbolik (menggunakan p, q, r):

(a) Tarif kamarnya murah, tapi pelayanannya buruk.

18
(b) Tarif kamarnya mahal atau pelayanannya baik, namun tidak keduanya.
(c) Salah bahwa hotel berbintang tiga berarti tarif kamarnya murah dan
pelayanannya buruk.

Penyelesaian:

(a) q~ p
(b) ~ q p
(c) (r → (q~ p))

Contoh 1.39

Nyatakan pernyataan berikut “Anda tidak dapat terdaftar sebagai pemilih dalam
Pemilu jika anda berusia di bawah 17 tahun kecuali kalau anda sudah menikah”.

Penyelesaian:

Misalkan

p : Anda berusia di bawah 17 tahun.

q : Anda sudah menikah.

r : Anda dapat terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu.

maka pernyataan di atas dapat ditulis sebagai

(p ~ q) →~ r

Contoh 1.40

Diberikan pernyataan “Perlu memiliki password yang sah agar anda bisa log on ke
server”

(a) Nyatakan pernyataan di atas dalam bentuk proposisi “jika p, maka q”.
(b) Tentukan ingkaran, konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataan tersebut.

Penyelesaian:

Misalkan

p : Anda bisa log on ke server

q : Memiliki password yang sah

19
maka

(a) Jika anda bisa log on ke server maka anda memiliki password yang sah
(b) 1) Ingkaran:
“Anda bisa log on ke server dan anda tidak memiliki password yang sah”

2) Konvers:
“Jika anda memiliki password yang sah maka anda bisa log on ke server”

3) Invers:
“Jika anda tidak bisa log on ke server maka anda tidak memiliki password
yang sah”

4) Kontraposisi :
“Jika anda tidak memiliki password yang sah maka anda tidak bisa log on ke
server”

Contoh 1. 41

Diberikan pernyataan “Untuk mendapatkan satu kupon undian, Anda cukup membeli
dua produk senilai Rp 50.000,-”.

(a) Nyatakan pernyataan di atas dalam bentuk proposisi “jika p, maka q”.
(b) Tentukan ingkaran, konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataan tersebut.

Penyelesaian:

Misalkan
p : Anda mendapatkan satu kupon undian
q : Anda membeli dua produk senilai Rp 50.000,-

maka
(a) Jika Anda membeli dua produk senilai Rp. 50.000,-, maka Anda
mendapatkan satu kupon undian.
(b) 1) Ingkaran:
“Anda membeli dua produk senilai Rp. 50.000,- dan Anda tidak mendapatkan
satu kupon undian.”
2) Konvers:
“Jika Anda mendapatkan satu kupon undian, maka Anda membeli dua produk
Rp. 50.000,-”
3) Invers:

20
“Jika Anda tidak membeli dua produk senilai Rp. 50.000,-, maka Anda tidak
mendapatkan satu kupon undian.”
4) Kontraposisi :
“Jika Anda tidak mendapatkan satu kupon undian, maka Anda tidak membeli dua
produk senilai Rp. 50.000,-”

Contoh 1. 42

Tentukan ingkaran dan kontraposisi dari pernyataan berikut: “Dia tidak pergi ke kampus
maupun ke perpustakaan bilamana hari ini hujan”.

Penyelesaian:

Misalkan
p : Dia pergi ke kampus
q : Dia pergi ke perpustakaan
r : Hari ini hujan

Maka kalimat di atas dapat dituliskan dalam bentuk:

r  ~ p ~ q

Untuk menentukan ingkarannya, terapkan hukum-hukum logika sebagai berikut:

~ r  ~ p~ q ~ ~ r ~ p~ q


r ~ ~ p~ q
r p q

Jadi ingkarannya adalah

“Hari ini hujan, dan dia pergi ke kampus atau ke perpustakaan”

Untuk menentukan kontraposisinya, terapkan hukum-hukum logika sebagai berikut:

~ ~ p ~ q  ~ r  p q  ~ r

Jadi kontraposisinya adalah


“Jika dia pergi ke kampus atau ke perpustakaan, maka hari ini tidak hujan”

Contoh 1. 43
Tunjukkan bahwa [~p (p  q)]  q adalah tautologi.

21
Penyelesaian:

Buat tabel kebenaran sebagai berikut:

Tabel 1.21 Tabel kebenaran [~p  (p  q)]  q

P q ~p p q ~p  (p q) [~p  (p q)] ? q

T T F T F T
T F F T F T
F T T T T T
F T T F F T

Dari Tabel 1.21 terlihat bahwa [ ~ p  ( p  q) ] ? q adalah tautologi.

Contoh 1. 44
Sebagian besar orang percaya bahwa harimau Jawa sudah lama punah. Tetapi, pada
suatu hari Amir membuat pernyataan-pernyataan kontroversial sebagai berikut:
(a) Saya melihat harimau di hutan.
(b) Jika saya melihat harimau di hutan, maka saya juga melihat srigala.

Misalkan kita diberitahu bahwa Amir kadang-kadang suka berbohong dan kadang-
kadang jujur. Gunakan tabel kebenaran untuk memeriksa apakah Amir benar-benar
melihat harimau di hutan?

Penyelesaian:
Misalkan
p : Amir melihat harimau di hutan
q : Amir melihat srigala

Pernyataan untuk soal (a) adalah p sedangkan pernyataan untuk (b) adalah p  q.
Tabel kebenaran untuk p dan p  q ditunjukkan pada Tabel 1.22.

Tabel 1.22 Tabel kebenaran p dan p  q

p q p? q
T T T
T F F
F T T
F F T
Bila Amir dianggap berbohong, maka apa yang dikatakan Amir itu keduanya salah, atau
bila dia dianggap jujur maka apa yang dikatakan Amir itu keduanya benar. Tabel 1.22
menunjukkan bahwa mungkin bagi q dan p  q benar, tetapi tidak mungkin keduanya salah.
22
Ini berarti Amir mengatakan yang sejujurnya, dan kita menyimpulkan bahwa Amir memang
benar melihat harimau di hutan.

Anda juga dapat menjawab soal ini tanpa menggunakan tabel kebenaran. Tinjau dua kasus.
Kasus pertama, Amir berbohong, maka apa yang dikatakan Amir itu keduanya salah. Ini
berarti p salah, dengan demikian implikasi p  q pasti benar apa pun nilai kebenaran
pernyataan q. Ini jelas kontradiksi. Jadi, pastilah Amir benar (kasus kedua), yang berarti Amir
memang benar melihat harimau di hutan.

Contoh 1.45
Periksa kesahihan argumen berikut:

p  ~q

~rpq

 r

Contoh argumen nyatanya adalah sebagai berikut:

“Jika saya pulang kampung, maka saya tidak bisa mengikuti ujian susulan. Jika saya
tidak lulus ujian, maka saya pulang kampung. Tetapi saya bisa mengikuti ujian
susulan. Oleh karena itu saya lulus ujian.

Penyelesaian:
Tabel kebenaran untuk memeriksa kesahihan argumen tersebut ditunjukkan pada Tabel
1.23. Baris 5 adalah baris di mana premis p  ~ q, ~ r  p, dan q benar secara bersama-
sama, dan pada baris ini juga konklusi r benar, sehingga argumen tersebut sahih.
Tabel 1.23 Tabel kebenaran untuk p  ~ q, ~r  p, q, dan r

P q R ~q p ~q ~r ~r p
T T T F F F T
T T F F F T T
T F T T T F T
T F F T T T T
F T T F T F T
F T F F T T F
F F T T T F T
F F F T T T F

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false) tetapi tidak
dapat sekaligus keduanya. Operator logika dasar yang digunakan adalah dan (and), atau (or

23
dan tidak (nor). Mengkombinasi proposisi merupakan dua operator pertama dinamakan
operator biner karena operator tersebut mengoperasikan dua buah proposisi, sedangkan
operator ketiga dinamakan operator uner karena ia hanya membutuhkan satu buah proposisi.
Tabel kebenaran merupakan sebuah proposisi majemuk disebut tautologi jika ia benar untuk
semua kasus, sebaliknya disebut kontradiksi jika ia salah untuk semua kasus. Disjungsi
eksklusif merupakan misalkan p dan q adalah proposisi . Exclusive or p dan q, dinyatakan
dengan notasi p q adalah proposisi yang bernilai benar bila hanya salah satu dari p dan q
benar, selain itu nilainya salah.

Hukum-hukum Logika Proposisi yaitu hukum identitas, hukum negasi, hukum involusi,
hukum komutatif, hukum distributif, hukum idempoten, hukum penyerapan, hukum de
morgan dan hukum asosiaif. Operasi dalam pemrograman yang bersesuaian dengan operasi
logika adalah operasi bit. Komputer merepresentasikan informasi dengan menggunakan bit.
Sebuah bit hanya mempunyai dua nilai, yaitu 1 atau 0. Sebuah bit dapat digunakan untuk
merepresentasikan nilai kebenaran, yaitu kita menyatakan 1 untuk merepresentasikan true
(T) dan 0 untuk merepresentasikan false (F). Proposisi bersyarat adalah misalkan p dan q
adalah proposisi. Proposisi majemuk " jika p, maka q " disebut proposisi bersyarat
(implikasi) dan dilambangkan dengan
p →q
Proposisi p disebut hipotesis (atan antesenden atau premis atau kondisi) dan proposisi q
disebut konklusi (atau konsekuen).
Variasi proposisi bersyarat tersebut adalah konvers, invers, dan kontraposisi dari
proposisi asal p →q. Bikondisional adalah misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi
majemuk “p jika dan hanya jika q” disebut bikondisional (biimplikasi) dan dilambangkan
dengan p ↔ q. Misalkan diberikan beberapa proposisi , kita dapat menarik kesimpulan
baru dari deret propoisis tersebut. Proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi
disebut Inferensi (inference). Sebuah argumen dikatakan sahih jika konklusi benar bila mana
sama hipotesisnya benar; sebaliknya argumen dikatakan palsu . Aksioma adalah proposisi
yang diasumsikan benar. Aksioma tidak memerlukan pembuktian kebenaran lagi.
Teorema adalah proposisi yang sudah terbukti benar. Bentuk khusus dari
teorema adalah lemma dan corolarry. Lemma adalah teorema sederhana yang
digunakan dalam pembuktian teorema lain. Lemma biasanya tidak menarik namun
berguna pada pembuktian proposisi yang lebih kompleks, yang dalam hal ini
pembuktian tersebut dapat lebih mudah dimengerti bila menggunakan sederetan lemma,
setiap lemma dibuktikan secara individual [ROS03]. Corollary adalah teorema yang
dapat dibentuk langsung dari teorema yang telah dibuktikan, atau dapat dikatakan
corollary adalah teorema yang mengikuti dari teorema lain.
B. Saran

Kepada mahasiswa diharapkan agar mempelajari materi-materi dasar sebelumnya


agar ketika masuk kepada mata kuliah baru tidak akan terkejut. Karena materi di dalam
matematika diskrit itu saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Munir, Rinaldi. 2010. Matematika Diskrit. Bandung; Informatika bandung

25

Anda mungkin juga menyukai