Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH”

“Logika Matematika”

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Abdul Rahman, M.Pd

Syahrullah Asyari, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Febrianti Khoirunnisa (200101510001)

Arif Pongsimpin (200101511007)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGARA MAKASSAR

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Atas berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Logika Matematika” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Matematika Sekolah Menengah.

Terima kasih penulis sampaikan kepada bapak Prof. Dr. Abdul Rahman, M.Pd dan bapak
Syahrullah Asyari, S.Pd, M.Pd. Selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Pembelajaran Matematika
Sekolah Menengah. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah yang disajikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan. Namun diharapkan
kedepannya agar makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak terutama para pembaca. Atas
perhatiannya, sekian dan terima kasih.

Makassar, 06 April
2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

LOGIKA MATEMATIKA
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah........................................................................................................................ 1
3. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
A. Pernyataan dan Bukan Pernyataan............................................................................................... 2
B. Pernyataan Majemuk ................................................................................................................... 2
a. Konjungsi (˄) ............................................................................................................................ 2
b. Disjungsi (˅) ............................................................................................................................. 3
c. Implikasi (⇒) ............................................................................................................................ 4
d. Bi-Implikasi (⇔) ....................................................................................................................... 4
C. Ingkaran/Negasi (~)...................................................................................................................... 5
D. Konvers,Invers, dan Kontraposisi ................................................................................................. 6
E. Pernyataan Berkuantor ................................................................................................................ 7
a. Kuantor Universal .................................................................................................................... 7
b. Kuantor Eksistensial ................................................................................................................. 7
c. Ingkaran/Negasi Pernyataan Berkuantor .................................................................................. 8
F. Penarikan Kesimpulan.................................................................................................................. 8
a. Modus Ponens ......................................................................................................................... 8
b. Modus Tollens.......................................................................................................................... 9
c. Modus Sologisme ..................................................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................................... 100
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 100
REFERENSI ......................................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam pelajaran matematika, bukan hanya mempelajari angka dan perhitungan saja.
Namun, terdapat materi yang dipelajari selain hitung-menghitung,yaitu Logika Matematika.
Materi ini didaptkan pada jenjang Sekolah Menengah Atas tepatnya kelas 11. Nah, Logika
matematika adalah cara berpikir atau bisa dikatakan sebagai landasan tentang bagaimana cara kita
mengambil kesimpulan dari suatu keadaan atau kondisi tertentu. Dalam logika matematika, kita
belajar untuk menentukan nilai dari suatu pernyataan, baik bernilai benar atau salah.

Jadi, dengan mempelajari materi ini, kita bakal bisa berpikir dengan lebih kritis dan
rasional sehingga nantinya keputusan yang diambil lebih objektif dan tidak bias. Dalam materi ini
akan dibahas seperti definisi pernyataan,ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi
(masing-masing niali kebenarannya), invers, konvers, dan kontrapositif, serta contohnya masing-
masing.

2. Rumusan Masalah
A. Apa definisi pernyataan dan bukan pernyataan?
B. Apa itu konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi?
C. Apa itu ingkaran/negasi?
D. Apa itu invers, konvers, dan kontrapositif?
E. Apa itu pernyataan kuantifikasi
F. Bagaimana menarik kesimpulan?

3. Tujuan
Dengan mempelajari materi logika matematika ini, kita mengetahui apa perbedaan
pernyataan dan buka pernyataan, apa itu ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi,
invers, konvers, kontrapositif, dan bagaimanakah bentuk pernyataan kuantifikasi itu,serta
bagaimana kita menarik kesimpulan.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pernyataan dan Bukan Pernyataan
Pada dasarnya, pernyataan logika matematika merupakan suatu kalimat yang bernilai
benar ataupun salah, namun tidak keduanya. Sedangkan, suatu kalimat dikatakan bukan
pernyataan jika kita tidak dapat menentukan apakah kalimat tersebut benar atau salah atau
mengandung pengertian relatif.
Terdapat dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan tertutup dan pernyataan terbuka.
Pernyataan tertutup merupakan pernyataan yang sudah bisa dipastikan nilai kebenarannya,
sedangkan pernyataan terbuka yaitu pernyataan yang belum bisa dipastikan nilai kebenarannya.

Contoh :
Pernyataan (Pernyataan Tertutup)
1. Jakarta adalah ibu kota Negara Republik Indonesia (BENAR)
2. Udara adalah benda padat (SALAH)
3. Jika 𝑥 = 4, maka 2𝑥 = 8 (BENAR)
4. 𝑥 − 𝑦 = 𝑦 − 𝑥; 𝑥 ≠ 𝑦 (SALAH)
Bukan pernyataan (Pernyataan Terbuka)
1. Jarak Jakarta-Bogor adalah dekat (Dekat itu relatif, tidak pasti)
2. 5𝑎 + 10 = 40 (Butuh pembuktian)

B. Pernyataan Majemuk
Dalam logika matematika, beberapa pernyataan dapat dibentuk menjadi satu pernyataan
dengan menggunakan kata penghubung logika seperti dan, atau, maka dan jika dan hanya
jika. Pernyataan majemuk di dalam logika matematika terdiri dari konjungsi, disjungsi,
implikasi, dan biimplikasi.
a. Konjungsi (˄)
Suatu pernyataan 𝑝 dan 𝑞 dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung
‘dan’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘𝑝 dan 𝑞’ yang disebut konjungsi yang
dilambangkan dengan “𝑝˄𝑞”. Berikut adalah symbol dan table kebenaran konjungsi:

𝒑 𝒒 𝒑˄𝒒
B B B
B S S
S B S
S S S

2
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep akan bernilai benar jika dan
hanya jika kedua pernyataan (𝑝 dan 𝑞) benar.
Contoh :
 𝑝= “Singa adalah binatang buas.” (B)
𝑞= “Singa binatang pemakan daging.” (B)
∴ 𝑝˄𝑞 = “Singa adalah hewan buas dan pemakan daging.” (B)
 𝑝= “9 adalah bilangan ganjil.” (B)
𝑞= “9 adalah bilangan prima.” (S)
∴ 𝑝˄𝑞 = “9 adalah bilangan ganjil dan prima.” (S)
 𝑝= “7 adalah bilangan genap.” (S)
𝑞= “7 adalah bilangan khayal.” (S)
∴ 𝑝˄𝑞 = “7 adalah bilangan genap dan khayal.” (S)

b. Disjungsi (˅)
Suatu pernyataan 𝑝 dan 𝑞 dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung
‘atau’ sehingga membuntuk pernyataan majemuk ‘𝑝 dan 𝑞’ yang disebut disjungsi yang
dilambangkan dengan “𝑝˅𝑞”. Berikut adalah symbol dan table kebenaran disjungsi:

𝒑 𝒒 𝒑˅𝒒
B B B
B S B
S B B
S S S

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep disjungsi hanya akan bernilai
salah jika kedua pernyataan (𝑝 dan 𝑞) salah.
Contoh :
 𝑝= “4 = 22 .” (B)
𝑞= “2 × 2 = 4.” (B)
∴ 𝑝˅𝑞 = “4 = 22 atau 2 × 2 = 4.” (B)
 𝑝= “Makassar adalah kota yang terletak di pulau Sulawesi” (B)
𝑞= “Medan adalah kota yang terletak di pulau Sulawesi.” (S)
∴ 𝑝˅𝑞 = “Makassar atau Medan adalah kota yang terletak di pulau Sulawesi” (B)
 𝑝= “5 > 6.” (S)
𝑞= “5 = 6.” (S)

3
∴ 𝑝˅𝑞 = “5 > 6 atau 5 = 6. (5 ≥ 6)” (S)
c. Implikasi (⇒)
Implikasi bisa dipandang sebagai hubungan antara dua pernyataan dimana
pernyataan kedua merupakan konsekuensi logis dari pernyataan pertama. Implikasi
ditandai dengan symbol ‘⇒’. Misalkan 𝑝, 𝑞 adalah pernyataan, dalm implikasi-nya “𝑝 ⇒
𝑞” dibaca, ‘jika 𝑝, maka 𝑞’. Berikut adalah symbol dan tabel kebenaran implikasi:

𝒑 𝒒 𝒑⇒𝒒
B B B
B S S
S B B
S S B

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep impilkasi akan bernilai salah
jika dan hanya jika sebab bernilai benar, namun akibatnya bernilai salah, selain itu
implikasi bernilai benar.
Contoh :
 𝑝= “Kucing itu lapar.” (B)
𝑞= “Kucing itu makan.” (B)
∴ 𝑝 ⇒ 𝑞 = “Jika kucing itu lapar, maka kucing itu makan” (B)
 𝑝= “6 × 4 = 20.” (S)
𝑞= “6 + 4 = 10.” (B)
∴ 𝑝 ⇒ 𝑞 = “Jika 6 × 4 = 20,maka 6 + 4 = 10.” (B)
 𝑝= “8 adalah kelipatan dari 2” (B)
𝑞= “8 adalah bilangan ganjil.” (S)
∴ 𝑝 ⇒ 𝑞 = “Jika 8 adalah kelipatan dari 2, maka 8 adalah bilangan ganjil.” (S)
d. Bi-Implikasi (⇔)
Suatu pernyataan 𝑝 dan 𝑞 dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung
‘jika dan hanya jika’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘𝑝 jika dan hanya jika 𝑞’
yang disebut biimplikasi yang dilambangkan dengan “𝑝 ⇔ 𝑞”. Berikut adalah symbol
dan tabel kebenaran biimplikasi::

𝒑 𝒒 𝒑⇔𝒒
B B B
B S S
S B S
S S B

4
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep biimpilkasi akan bernilai benar
jika sebab dan akibatnya (pernyataan 𝑝 dan 𝑞) bernilai sama. Baik itu sama-sama benar
atau sama-sama salah.
Contoh :
 𝑝= “𝑥 + 𝑦 = 𝑦 + 𝑥.” (B)
𝑞= “𝑥 = 𝑦.” (B)
∴ 𝑝 ⇔ 𝑞 = “𝑥 + 𝑦 = 𝑦 + 𝑥 jika dan hanya jika 𝑥 = 𝑦” (B)
 𝑝= “Siswa akan naik kelas.” (B)
𝑞= “siswa itu malas belajar.” (S)
∴ 𝑝 ⇔ 𝑞 = “Siswa akan naik kelas jika dan hanya jika siswa itu malas belajar ” (S)
 𝑝= “81 adalah bilangan ganjil.” (S)
𝑞= “9 merupakan kelipatan 2.” (S)
∴ 𝑝 ⇔ 𝑞 = “81 adalah bilangan ganjil jika dan hanya jika 9 merupakan
kelipatan dari 2” (B)

C. Ingkaran/Negasi (~)
Ingkaran didefinisikan sebagai sebuah pernyataan yang memiliki nilai kebenaran yang
berlawanan dengan pernyataan semula. Ingkaran atau negasi adalah kebalikan nilai dari suatu
pernyataan, dimana ketika suatu pernyataan bernilai benar, maka negasinya bernilai salah dan
saat suatu pernyataan bernilai salah, negasinya bernilai benar. Ingkaran dari pernyataan 𝑝
dilambangkan dengan ~𝑝.
𝒑 ~𝒑
B S
S B
Contoh :
𝒑 = “5 adalah bilangan genap” (S)
~𝒑 = “5 adalah bukan bilangan genap” (B)

Berikut ingkaran/negasi dari pernyataan majemuk yang telah dijelaskan sebelumnya:


a. Konjungsi : ~(𝑝 ˄ 𝑞) ≡ ~𝑝 ˅ ~𝑞
Contoh :
(𝑝 ˄ 𝑞) = “ 9 adalah bilangan prima dan bukan bilangan ganjil”
∴ ~(𝑝˄𝑞) = “9 adalah bukan bilangan prima atau 9 adalah bilangan ganjil”
b. Disjungsi : ~(𝑝 ˅ 𝑞) ≡ ~𝑝 ˄ ~𝑞
Contoh :
(𝑝 ˅ 𝑞) = “Hari ini hujan atau langit mendung”
∴ ~(𝑝˅𝑞) = “Hari ini tidak hujan dan langit tidak mendung”

5
c. Implikasi : ~(𝑝 ⇒ 𝑞) ≡ 𝑝 ˄ ~𝑞
Contoh :
(𝑝 ⇒ 𝑞) = “Jika 𝑥 = 2, maka 𝑥 3 ≠ 8”
∴ ~(𝑝 ⇒ 𝑞) = “𝑥 = 2 dan 𝑥 3 = 8”
d. Bi-implikasi: ~(𝑝 ⇔ 𝑞) ≡ (𝑝˄~𝑞) ˅ (𝑞˄~𝑝)
Contoh :
(𝑝 ⇔ 𝑞) = “Ada semut jika dan hanya jika ada gula”
∴ ~(𝑝 ⇔ 𝑞) = “Ada semut dan tidak ada gula, atau ada gula dan tidak ad semut”

D. Konvers,Invers, dan Kontraposisi


Konvers, Invers dan Kontraposisi adalah bagian dari Implikasi seperti yang sudah di
bahas di Logika Matematika.Konvers, Invers dan Kontraposisi adalah suatu pernyataan Implikasi
baru dari suatu pernyataan implikasi.
1. Konvers adalah perubahan dari satu sistem ke sistem yang lain. Pernyataan “𝒒 ⇒ 𝒑” disebut
konvers dari ′𝑝 ⇒ 𝑞′.
2. Invers adalah pembalikan suatu susunan dari suatu susunan yang lazim. Pernyataan
“~𝒑 ⇒ ~𝒒” disebut invers dari ′𝑝 ⇒ 𝑞′.
3. Kontraposisi adalah kebalikan dan negasi dari pernyataan implikasi. Pernyataan “~𝒒 ⇒ ~𝒑”
disebut kontraposisi dari ′𝑝 ⇒ 𝑞′.
Nilai kebenaran Konvers, Invers, dan Kontraposisi dari Implikasi :
𝒑 𝒒 Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
𝒑⇒𝒒 𝒒⇒𝒑 ~𝒑 ⇒ ~𝒒 ~𝒒 ⇒ ~𝒑
B B B B B B
B S S B B S
S B B S S B
S S B B B B

Dari tabel dia atas diketahui Implikasi ekuvalen dengan kontraposisi atau biasa ditulis dengan
“𝑝 ⇒ 𝑞 ≡ ~𝑞 ⇒ ~𝑝”
Contoh :
Implikasi (𝒑 ⇒ 𝒒) : “Jika 𝑥 adalah kelipatan dari 3, maka 𝑥 bukan bilangan genap.”
∴ Konvers (𝒒 ⇒ 𝒑): “Jika 𝑥 bukan bilangan genap, maka 𝑥 adalah kelipatan dari 3”
∴ Invers (~𝒑 ⇒ ~𝒒): “Jika 𝑥 adalah bukan kelipatan dari 3, maka 𝑥 bilangan genap.”
∴ Kontraposisi (~𝒒 ⇒ ~𝒑): “Jika 𝑥 bilangan genap, maka 𝑥 adalah bukan kelipatan dari 3.”

6
E. Pernyataan Berkuantor
Quantifier atau kuantor adalah kata yang mendahului kata benda sebagai fungsi
untuk menunjukkan jumlah dari benda tersebut. Sehingga, pernyataan berkuantor merupakan
pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau jumlah. Kata yang digunakan sebagai
penunjuk kuantitas/jumlah biasanya adalah semua, beberapa, ada, dan lain sebagainya.
Dalam bahasan logika matematika, pernyataan berkuantor terdiri dari dua kelompok
berdasarkan penggunaan kuantornya. Kedua kelompok pernyataan berkuantor tersebut adalah
pernyataan dengan kuantor universal (kuantor umum) dan kuantor eksistensial (kuantor khusus).
Antara dua bentuk pernyataan berkuantor ini saling berkebalikan. Kuantor universal menjadi
negasi/ingkaran untuk kuantor eksistensial. Begitu juga untuk kondisi sebaliknya.
a. Kuantor Universal
Pernyataan dengan Kuantor Universal ditandai dengan penggunaan kata setiap atau
semua. Symbol operator logika untuk kuantor universal seperti huruf A yang dicerminkan
secara horizontal, yaitu ‘∀’. Notasi ′∀𝑥′ dibaca “untuk semua 𝑥” atau “untuk setiap 𝑥”.
Contoh :
 Sebuah pernyataan terbuka 𝑝(𝑥) adalah “Mahasiswa UNM melakukan
pembelajaran offline.” Dari pernyataan tersebut tentukan kuantor universalnya!
Jawaban: ∀𝑥, 𝑝(𝑥)
“Semua Mahasiswa UNM melakukan pembelajaran offline.”
 Ubahlah “Pada segitiga siku-siku ABC dengan sisi a,b dan sisi miring c,berlaku
𝑎2 + 𝑏2 = 𝑐 2 .” ke pernyataan kuantor universal!
Jawaban : ∀𝑥, 𝑝(𝑥)
“Untuk setiap segitiga siku-siku ABC dengan sisi 𝑎, 𝑏 dan sisi miring
𝑐,berlaku 𝑎 2 + 𝑏2 = 𝑐 2 .”
b. Kuantor Eksistensial
Sebuah pernyataan dengan Kuantor Eksistensial memiliki karakteristik adanya kata
ada, beberapa, terdapat, atau kata-kata lain yang semakna. Symbol operator logika untuk
kuantor eksistensial seperti huruf E yang dicerminkan secara vertical, yaitu ‘∃’. Notasi ′∃𝑥′
dibaca “ada nilai 𝑥”, “beberapa nilai 𝑥”, atau “terdapat nilai 𝑥”.
Contoh :
Nyatakan pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan kuantor eksistensial!
 “Bunga mawar yang berwarna putih”
Jawaban : ∃𝑥, 𝑝(𝑥)
“Ada bunga mawar berwarna putih.”
 “Siswa mewakili sekolah dalam kegiatan OSK”
Jawaban : ∃𝑥, 𝑝(𝑥)
“Beberapa Siswa mewakili sekolah dalam kegiatan OSK”
 “Bilangan asli 𝑥 memenuhi pertidaksamaan kuadrat 𝑥 2 + 2𝑥 − 3 > 0”
Jawaban : ∃𝑥, 𝑝(𝑥)

7
“Terdapat bilangan asli 𝑥 yang memenuhi pertidaksamaan kuadrat 𝑥 2 +
2𝑥 − 3 > 0”
c. Ingkaran/Negasi Pernyataan Berkuantor
Kuantor universal dan eksistensial memiliki hubungan saling berkebalikan. Bentuk
ingkaran dari kuantor universal adalah kuantor eksistensial. Begitu juga untuk ingkaran dari
kuantor eksistensial adalah kuantor universal. Dalam kata lain, negasi/ingkaran dari
semua/setiap adalah ada/beberapa/terdapat. Kondisi sebaliknya juga berlaku, negasi/ingkaran
ada/beberapa/terdapat dari adalah semua/setiap.
Secara umum, bentuk ingkaran dari semua 𝑝 adalah terdapat ~𝑝. Sedangkan bentuk
ingkaran dari beberapa 𝑝 adalah semua ~𝑝.
Ingkaran Kuantor Universal
~(∀𝒙 ∋ 𝒑(𝒙) ≡ ∃𝒙 ∋ (~𝒑(𝒙))
Contoh :
 (∀𝑥 ∋ 𝑝(𝑥)) : “Semua siswa lulus Ujian Nasional”.
∴ ~(∀𝑥 ∋ 𝑝(𝑥)) : “Beberapa siswa tidak lulus Ujian Nasional”
 (∀𝑥 ∋ 𝑝(𝑥)): “∀𝑥 ∈ 𝑅, ∋ (2𝑥 ≥ 2)”
∴ ~(∀𝑥 ∋ 𝑝(𝑥)) : “∃𝑥 ∈ 𝑅, ∋ (2𝑥 < 2)”

Ingkaran Kuantor Eksistensial


~(∃𝒙 ∋ 𝒑(𝒙) ≡ ∀𝒙 ∋ (~𝒑(𝒙))
Contoh :
 (∃𝑥 ∋ 𝑝(𝑥)) : “Ada kelelawar tidur di siang hari”
∴ ~(∃𝑥 ∋ 𝑝(𝑥)) : “Semua kelelawar tidak tidak tidur di siang hari”
 (∃𝑥 ∋ 𝑝(𝑥)) : “∃𝑥 ∈ 𝑅, ∋ (2𝑥 − 2 < 0)”
∴ ~(∃𝑥 ∋ 𝑝(𝑥)) : “∀𝑥 ∈ 𝑅, ∋ (2𝑥 − 2 ≥ 0)”

F. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan hasil akhir dari sebuah pemikiran. Kesimpulan juga dapat
dikatakan sebagai sebuah gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan. Pada bahasan logika
matematika, kesimpulan adalah suatu proposisi dari beberapa premis atau argumen/ide pemikiran
dengan aturan – aturan yang telah ditetapkan. Penarikan kesimpulan dalam logika matematika
sama dengan mendapatkan argumen yang tidak bertentangan dengan premis – premis.
Kesimpulan yang sah didapatkan melalui metode penarikan kesimpulan dalam logika
matematika.
a. Modus Ponens
penarikan kesimpulan modus ponens mengikuti aturan kesimpulan yang sah untuk
“Jika 𝑝 maka 𝑞 dan 𝑝, maka 𝑞” harus bernilai benar. Premis pertama pada modus ponens
berupa implikasi, yitu “Jika 𝑝 maka 𝑞”, sedangkan premis kedua berupa proposisi tunggal,
yaitu 𝑝. Kesimpulan yang sah dari argument tersebut berupa proposisi tunggal 𝑞.

8
Premis 1 :𝒑 ⇒𝒒
Premis 2 :𝒑
Kesimpulan (∴) : 𝒒

Contoh :
Premis 1 : “Jika hari ini hujan, maka ibu akan memakai payung”
Premis 2 : “Hari ini hujan”
∴ : “Ibu akan memakai payung”
b. Modus Tollens
Kesimpulan yang sah dengan metode modus tollens menggunakan kontraposisi dari
implikasi. Hasil kesimpulan merupakan penerapan dari kebenaran umum yang menyatakan
bahwa jika sebuah pernyataan bernilai benar maka kontra positifnya juga benar. Diasumsikan
“jika 𝑝 maka 𝑞” bernilai benar dan diketahui ingkaran 𝑞 bernilai benar. Sehingga, agar
implikasi dari 𝑝 dan 𝑞 bernilai benar, maka ingkaran 𝑝 harus bernilai benar.

Premis 1 :𝒑 ⇒𝒒
Premis 2 : ~𝒒
Kesimpulan (∴) : ~𝒑

Contoh :
Premis 1 : “Jika 5 habis dibagi 2, maka 5 adalah bilangan genap”
Premis 2 : “5 adalah bukan bilangan genap”
∴ : “5 tidak habis dibagi 2”
c. Modus Sologisme
Kesimpulan yang sah dari metode silogisme merupakan kesimpulan dari keadaan
yang umum ke yang khusus. Silogisme disusun dari dua pernyataan/argumen dengan sebuah
kesimpulan/konklusi. Aturan dasar penarikan kesimpulan silogisme menyatakan bahwa “jika
𝑝 maka 𝑞” dan “𝑟” keduanya bernilai benar, maka “jika 𝑝 maka 𝑟” juga bernilai benar.
Premis 1 :𝒑 ⇒𝒒
Premis 2 :𝒒⇒𝒓
Kesimpulan (∴) : 𝒑 ⇒ 𝒓

Contoh :
Premis 1 : “Jika siswa rajin belajar, maka siswa itu pintar”
Premis 2 : “Jika siswa itu pintar, maka dia akan lulus ujian”
∴ : “Jika siswa rajin belajar, maka dia akan lulus ujian”

9
BAB III

PENUTUPAN
KESIMPULAN
Telah dijelaskan lebih detai pada makalah ini dengan topic Logika Matematika dan
sub topic sebagai berikut:
1. Pernyataan
 Pernyataan adalah suatu kalimat yang sudah jelas nilai kebenarannya (
benar saja atau salah saja) disebut juga kalimat tertutup/ proposisi.
 Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum jelas nilai kebenarannya.
disebut juga kalimat tertutup/ proposisi.
2. Pernyataan Majemuk ,meliputi :Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, dan Bi-Implikasi
3. Negasi dari pernytaan tunggal dan majemuk
4. Konvers, Invers, dan Kontraposisi dari Implikasi
5. Pernyataan Berkuantor dan contohnya masing-masing
6. Penarikan Kesimpulan dan contohnya masing-masing.
Semoga penjelasan pada makalah ini mudah teman-teman pahami.

10
REFERENSI
Calon Guru, ‘MODUL BELAJAR MANDIRI-Pembelajaran 3. Logika Matematika ‘
https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Matematika/Per Pembelajaran/Matematika -
PB3.pdf
Fikri Khoirur Rizal A.Q. ‘STUDIO BELAJAR-Logika Matematika’
Logika Matematika - Rumus, Tabel Kebenaran, & Contoh Soal (studiobelajar.com)
Bella Octavia, Jan 19, 2022 ‘ZENIUS-Logika Matematika-konjungsi,disjungsi,implikasi,biimplikasi’
Materi Logika Matematika Kelas 11, Rangkuman & Contoh Soal (zenius.net)
H.Karso, ‘LOGIKA MATEMATIKA (Pembelajaran Matematika SMA)
Sharma S. N, Widiastuti N, dkk (2017) ‘Jelajah Matematika SMA Kelas XI Program Wajib’
Ruang Guru, Jan 2021. ‘Konvers,Invers, dan Kontraposisi’
Mengulik Materi Logika Matematika: Konvers, Invers, dan Kontraposisi |Matematika
Kelas 11 (ruangguru.com)
Buku Catatan, Sep 18,2013. ‘Konvers, Invers, dan Kontraposisi’
idSchool, (2021) ‘Pernyataan Berkuantor Universal dan Eksistensial’
Pernyataan Berkuantor (Universal & Eksistensial) | idschool
idSchool, ‘3 Metode Penarikan Kesimpulan’3 Metode Penarikan Kesimpulan | idschool

11

Anda mungkin juga menyukai