Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR MATEMATIKA SD

LOGIKA MATEMATIKA

DOSEN PENGAMPUH :
Refiona S.Pd,M.Pd
Sartono S.Pd,M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


Alfiandi Rohmadhan
Muhammad Apri Hamdani
Naswanal Saputri
Rahma Fadhilah

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sartono, S.Pd,M.Pd selaku dosen pengampu
Konsep Dasar Matematika SD. Penulis juga mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 10 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG........................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................4

C. TUJUAN.............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5

A. PENGERTIAN LOGIKA MATEMATIKA...........................................................................5

B. JENIS-JENIS LOGIKA MATEMATIKA..............................................................................5

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13

A, KESIMPULAN....................................................................................................................13

B. SARAN.................................................................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan
argumentasi sangat sering digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari, didalam
mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran lainnya. Dalam arti luas, logika
adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang
shahih dan yang tidak shahih.
Karenanya logika sangat berguna bagi siswa, disamping dapat meningkatkan
daya nalar atau proses berfikir yang terjadi di saat menurunkan dan menarik
kesimpulan dari pernyataan yang diketahui benar atau dianggap benar, namun dapat
diaplikasikan di dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari.
Tujuan pembelajaran logika matematika pada dasarnya adalah agar para siswa
dapat menggunakan aturan-aturan dasar logika matematika untuk penarikan
kesimpulan.
Oleh karena itu, kompetensi yang hendak dicapai adalah agar para siswa
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam hal mengembangkan dan
memanfaatkan logika yang dimiliki serta menambah pengetahuan tentang mata
pelajaran ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari logika matematika ?
2. Apa saja jenis-jenis logika matematika ?

C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian dari logika matematika.
b. Untuk mengetahui penjelasan dari jenis-jenis logika matematika.
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LOGIKA MATEMATIKA


Logika matematika adalah penalaran atau landasan berpikir untuk mengambil
suatu kesimpulan. Logika matematika menjadi landasan untuk memperoleh kebenaran
yang didasari dengan pembuktian juga pemikiran yang rasional.
Logika matematika merupakan salah satu materi pelajaran matematika yang
merupakan gabungan dari ilmu logika dan ilmu matematika. Logika berasal dari
bahasa yunani kuno yaitu λόγος (logos), logos dapat diartikan sebagai hasil
pertimbangan akal atau pikiran yang dinyatakan lewat kata atau bahasa.
Sedangkan jika diartikan secara sistematis, logika dapat dianalisis berdasarkan
nilai-nilai kebenaran.
Logika matematika juga merupakan salah satu ilmu matematika yang banyak
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti contohnya dalam kepolisian, ilmu
ini digunakan untuk menganalisis kasus sedangakan dalam dunia komputer ilmu
logika matematika diterapkan sebagai media penarik kesimpulan.
Logika matematika biasanya diterapkan untuk mencari pembenaran dari suatu
proporsi atau pernyataan.

Pengertian proposisi
Proposisi adalah pernyataan yang dapat bernilai benar ataupun salah. Proposisi
adalah pernyataan, sehingga kalimat perintah dan juga pertanyaan tidak termasuk
preposisi.
Contoh proposisi adalah sebagai berikut:
 Indonesia adalah negara hukum.
 Kucing adalah hewan mamalia dari keluarga Felidae.
 Nyamuk Aedes Aegypti menyebabkan penyakit demam berdasar
dengue (DBD).
Proposisi tidak hanya terdiri dari satu kalimat, namun juga bisa terbentuk dari
dua kalimat. Dilansir dari Stanford University, logika matematika dapat menentukan
bagaimana kebenaran dalam satu proposisi ataupun kombinasi proposisi yang
memengaruhi satu sama lain.
Dalam logika matematika, terdapat beberapa tahap yang dibahas, antara lain
pernyataan, negasi , disjungsi , konjungsi , implikasi , biimplikasi,dua pernyataan
yang ekuivalen, kalimat berkuantor, serta penarikan kesimpulan. Simak untuk
mengetahui lebih jelas materi tentang logika matematika dibawah ini:

B. JENIS-JENIS LOGIKA MATEMATIKA


1. Pernyataan dan Kalimat Terbuka
Pernyataan yaitu kalimat yang mempunyi nilai benar atau salah, tetapi dengan
pernyataan keduanya (Benar-salah). Sebuah kalimat tidak dapat ditentukan sebagai
pernyataan apabila kita tidak bisa menentukan kebenaran atau kesalahan dan bersifat
relatif.
Pernyataan adalah kalimat yang bisa benar atau bisa salah. Sementara kalimat
terbuka adalah jenis kalimat yang belum diketahui kebenarannya. Sehingga, untuk
menentukan benar atau salahnya, kita perlu pengamatan lebih lanjut.
Contoh pernyataan :
 Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia. (pernyataan benar)
 Bika ambon berasal dari Ambon. (pernyataan salah)
Contoh dari kalimat terbuka:
 12x + 6 = 91 (pernyataan ini dinamakan kalimat terbuka karena masih harus
dibuktikan kebenarannya. Apakah benar 12x jika dijumlahkan dengan 6 akan
menghasilkan 91?)
 Maaf ya, aku semalem ketiduran. Hehehe. (Pernyataan ini dinamakan kalimat
terbuka karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Apakah benar dia
semalem nggak bales chat karena ketiduran? Atau emang males aja chat sama
kamu?)

2. Kata Hubung Kalimat


a) Ingkaran atau Negasi atau Penyangkalan (~)
Negasi atau Ingkaran merupakan pernyataan yang isinya mengingkari
pernyataan atau berisi kalimat sangakalan, negasi biasanya dibentuk dengan cara
menambahkan kata “tidak benar bahwa” pada awal kalimatnya atau memberikan
simbol ” ~” pada awal pernyataannya.

Keterangan:
B = pernyataan bernilai benar
S = pernyataan bernilai salah
Artinya, jika suatu pertanyaan (p) benar, maka ingkaran (q) akan bernilai salah.
Begitu pula sebaliknya. Nah, negasi ini dilambangkan dengan lambang garis seperti
ini: ~
Contoh negasi dalam matematika yaitu seperti berikut:
 p: Besi memuai jika dipanaskan (pernyataan bernilai benar)
 ~p: Besi tidak memuai jika dipanaskan (pernyataan bernilai
salah). Contoh lain:
 p: Semua unggas adalah burung.
 ~p: Ada unggas yang bukan burung.

1) Konjungsi (𝖠)
Konjungsi adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung "dan”. Sehingga,
notasi “p 𝖠 q” dibaca “p dan q”.
Berikut adalah tabel nilai kebenaran konjungsi
Contoh:
1) p: 3 adalah bilangan prima (pernyataan bernilai benar)
2) q: 3 adalah bilangan ganjil (pernyataan bernilai benar)
3) p 𝖠 q: 3 adalah bilangan prima dan ganjil (pernyataan bernilai benar)

2). Disjungsi (∨)


Disjungsi adalah pernyatan majemuk yang dihubungkan dengan kata “atau” yang
disimbolkan dengan “V” . Disjungsi merupakan kebalikan dari konjungsi. Pernyataan
disjungsi hanya akan bernilai salah jika kedua pernyataan yang terdapat didalamnya
bernilai salah. Jika salah satu pernyataan bernilai benar, maka pernyataan disjungsi
juga bernilai benar.
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “atau”
sehingga membentuk pernyataan majemuk “p atau q” yang disebut disjungsi.
Disjungsi p atau q dilambangkan dengan “p Ú q”. Dalam kehidupan sehari-hari, kata
“atau” dapat berarti salah satu atau kedua-duanya, dapat pula berarti salah satu tetapi
tidak kedua-duanya.
Berdasarkan pengertian di atas, dua buah pernyataan yang dihubungkan
dengan ”atau” merupakan disjungsi dari kedua pernyataan semula. Dari pengertian
kata “atau” di atas maka muncul dua macam disjungsi yaitu sebagai berikut.
a) Disjungsi inklusif, yaitu dua pernyataan yang bernilai benar apabila paling
sedikit satu dari keduanya bernilai benar yang diberi simbol “∨". Untuk disjungsi
inklusif dua pernyataan p atau q ditulis p ∨ q. sebagai contoh sekarang perhatikan
pernyataan berikut ini, “Andi seorang siswa yang pintar atau seorang atlit berbakat”.
Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran “Andi seorang siswa yang pintar, atau
seorang atlit yang berbakat, mungkin kedua-duanya”. Pernyataan dengan tafsiran
seperti itu merupakan contoh disjungsi inklusif. Untuk contoh yang lain perhatian
contoh berikut ini.
1) Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut.
2) Adi membawa pensil atau bolpoin

b) Disjungsi eksklusif
Disjungsi eksklusif, yaitu dua pernyataan bernilai benar apabila hanya satu dari
dua pernyataan bernilai benar yang diberi simbol “⊻”. Disjungsi eksklusif dua
pernyataan p dan q ditulis p ⊻ q. Sekarang perhatikan pernyataan sebelumnya lagi,
“Andi seorang siswa yang pintar atau seorang atlit berbakat”. Pernyataan itu akan
menimbulkan penafsiran “Andi seorang siswa yang pintar, atau seorang atlit yang
berbaat, tetapi tidak kedua-duanya (dipilih salah satu)”.
Pernyataan dengan tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi
eksklusif.
Untuk contoh yang lain perhatikan contoh berikut ini.
1) Adika lahir di Bali atau di Surabaya
2) Dua garis pada satu bidang sejajar atau berpotongan.

Catatan : Jika dalam suatu soal tidak diberikan keterangan, maka disjungsi yang
dimaksudadalah disjungsi inklusif.
Contoh:

1) p: Paus adalah mamalia (pernyataan bernilai benar)


2) q: Paus adalah herbivora (pernyataan bernilai salah)
3) p ∨ q: Paus adalah mamalia atau herbivora (pernyataan bernilai benar)

3). Implikasi (⇒)


Implikasi yaitu pernyataan majemuk yang diawali dengan kata jika dan
dihubungkan dengan kata hubung “maka” yang disimbolkan dengan “=>”.
Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan “p Þ q”. Dalam implikasi p ⇒ q,
p disebut hipotesa (anteseden) dan q disebut konklusi (konsekuen). Bernilai benar jika
anteseden salah atau konsekuen benar, anteseden dan konsekuen sama-sama benar,
dan anteseden dan konsekuen salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai
benar, sedangkan konsekuennya salah.
Misal “p => q” dibaca “p maka q”

Contoh:

1) p: Andi belajar dengan aplikasi ruangguru. (pernyataan bernilai benar)


2) q: Andi dapat belajar di mana saja. (pernyataan bernilai benar)
3) p ⇒ q: Jika Andi belajar dengan aplikasi ruangguru, maka Andi dapat belajar
dari mana saja (pernyataan bernilai benar)

4). Biimplikasi (⇔)


Biimplikasi yaitu bentuk kompleks sari implikasi yang berarti “jika dan hanya
jika” yang disimbolkan dengan “<=>”. Misal p <=> q dibaca “p jika dan hanya jika q
Contoh:

1) p: 30 x 2 = 60 (pernyataan bernilai benar)


2) q: 60 adalah bilangan ganjil (pernyataan bernilai salah)
3) p ⇔ q: 30 x 2 = 60 jika dan hanya jika 60 adalah bilangan ganjil (pernyataan
bernilai salah).
Dari pernyataan berbentuk implikasi dapat kita turunkan pernyataan-
pernyataan baru yang disebut invers, konvers, dan kontraposisi.
Ingkaran dari Implikasi Konvers, Invers dan Kontraposisi (Husein: 3013)
a) Ingkaran Konvers: ~ (p Þ q) º (q Ù ~ p)
b) Ingkaran Invers : ~(~ p Þ~ q) º ~p Ù q
c) Ingkaran Kontraposisi: ~(~ q Þ~ p) º ~q Ù p

3. Negasi dari Pernyataan Majemuk


a) Negasi Suatu Konjungsi
Karena suatu konjungsi p 𝖠 q akan bernilai benar hanya jika kedua komponennya
bernilai benar. Maka negasi suatu konjungsi p 𝖠 q adalah ~p ∨ ~q
Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai, dan
q : Ima anak cekatan.
maka p ∧ q : Ima anak pandai dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan
benar- benar anak cekatan.
Apabila p ∧ q jika di negasikan menjadi ~p ∨ ~q
b) Maka ~p Negasi Suatu Disjungsi
Negasi suatu disjungsi p ∨ q adalah ~p ∧ ~q
Contoh soal :
Jika p : Persegi memiliki empat sisi
q : empat sudut
maka, p ∨ q : Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut
Apabila p ∨ q dinegasikan menjadi ~p 𝖠 ~q
Maka ~p 𝖠 ~q : Persegi tidak memiliki empat sisi dan empat sudut

c) Negasi Suatu Implikasi


Negasi suatu implikasi p ⇒ q adalah p𝖠~q
Dengan demikian, p ⇒ q ≡ ~[~ (p ⇒ q)] ≡ ~( p ∧ ~q) ≡ ~p ∨
q Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa
hangat
Jadi, p Þ q : “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”
Apablia p ⇒ q dinegasikan menjadi p∧~q
Maka, p∧~q : matahari bersinar dan udara tidak terasa hangat

d) Negasi Suatu Biimplikasi


Karena biimplikasi atau bikondisional p ⇔ q ekuivalen dengan
(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p);
sehingga:
~ (p ⇔ q) ≡ ~[(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)]
≡ ~[(~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)]
≡ ~(~p ∨ q) ∨ ~(~q ∨ p)]
≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p Û q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa
dingin”. Apabila p Û q dinegasikan menjadi (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
Maka, (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) : Jika saya memakai mantel maka maka saya merasa dingin
dan jika saya merasa dingin maka saya memakai mantel.

4. Kontradiksi, Tautologi, Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan Majemuk


1. Pengertian Kontradiksi
Kontradiksi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Contoh pernyataan:
“Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu bernilai benar tidak
bergantung pada apakah junus benar-benar masih bujang atau bukan bujang.
Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas
berbentuk p ∨ ~p. Setiap pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai
kebenaran komponen-komponennya, disebut tautologi.
2. Pengertian Tautologi
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua
kemungkinan Contoh pernyataan: “Pratiwi seorang mahasiswa dan bukan mahasiswa”.
Pernyataan ini selalu bernilai salah, tidak tergantung pada nilai kebenaran dari
“Pratiwi seorang mahasiswa” maupun “Pratiwi bukan mahasiswa”.
Jika r : Pratiwi mahasiswa maka ~ r : Pratiwi bukan mahasiswa maka pernyataan di
atas berbentuk r ∧ ~ r. Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap
nilai kebenaran dari komponen-komponen disebut kontradiksi.
Karena kontradiksi selalu bernilai salah, maka kontradiksi merupakan ingkaran dari
tautologi dan sebaliknya.

1. Ekuivalensi Pernyataan – Pernyataan Majemuk


Ekuivalensi pernyataan majemuk yaitu persesuaian yang bisa diterapkan dalam
konsep-taan majemuk yang telah dijelaskan diatas, dengan metode ini kita dapat
mengetahui negasi dari konjungsi, disjungsi, implikasi dan juga biimplikasi.
Konsep ekuivalensi dinyatakan dalam rumus-rumus tertentu
∨ ~q : Ima bukan anak pandai atau bukan cekatan
nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
5. Konvers
Konvers merupakan kebalikan dari implikasi yaitu ditandai dengan pertukaran
letak. Misalkan “p => q” , maka koners nya adalah “q => p”.

6. Invers
Invers adalah lawan dari implikasi. Dalam invers, pernyataan yang terdapat pada
pernyataan majemuk merupakan negasi dari pernyataan pada implikasi.
Misal p => q, maka inversnya adalah ” ~p => ~q”

7. Kontraposisi
Sementara kontraposisi merupakan kebalikan daripada invers sama halnya dengan
konvers, hanya pernyataan majemuknya merupakan negasi atau ingkaran. Misalkan
invers “~p => ~q” . Maka kontraposisi nya adalah “~q => ~p”

8. Kuantor Pernyataan
Pernyataan kuantor yaitu bentuk pernyataan yang didalamnya terdapat konsep
kuantitas. terdapat dua jenis kuantor, yaitu kuantor universal dan kuantor eksistensial.
1) Kuantor universal digunakan dalam pernyataan yang menggunakan konsep
setiap atau semua kuantor-universal
9. Kuantor eksistensial digunakan dalam pernyataan yang mengandung
konsep ada, sebagian, beberapaIngkaran dari pernyataan berkuantor
Pernyataan berkuantor memiliki negasi atau ingkaran. Negasi dari berkuantor
universal adalah kuantor eksistensial begitu juga sebaliknya.
p : beberapa mahasiswa memiliki semangat belajar yang tinggi
∼p : semua mahasiswa tidak memiliki semangat belajar yang tinggi

10. Penarikan Kesimpulan


Kesimpulan dapat dilakukan dari beberapa pernyataan yang diketahui nilai
kebenarnya yang disebut premis. Kemudian dengan menggunakan prinsip-prinsip
yang ada diperoleh pernyataan yang baru yang disebut kesimpulan/konklusi yang
diturunkan dari premis yang ada. Penarikan kesimpulan seperti itu sering disebut
dengan argumentasi. Suatu argumentasi dikatakan sah Jika premis-premisnya benar
maka konklusinya juga benar.
Terdapat 3 metode dalam penarikan kesimpulan, yaitu :
1) Modus ponens
premis 1 : p →q
premis 2 : p ( modus ponens)

Kesimpulan: q
Arti Modus Ponens adalah “jika diketahui p → q dan p, maka bisa ditarik
kesimpulan q“.
sebagai contoh :
premis 1 : Jika paman datang ke desa adik akan merasa senang
premis 2 : Paman tidak datang
Kesimpulan: Adik tidak merasa senang

2) Modus Tollens
premis 1 : p →q
premis 2 : ~q ( modus tollens)
Kesimpulan: ~p
Modus Tollens berarti “jika diketahu p → q dan ~q, maka bisa ditarik
kesimpulan ~p“.
sebagai contoh :
premis 1 : Jika hari hujan, maka aku memakai payung
premis 2 : Aku memakai payung

Kesimpulan : Hari hujan


3) Silogisme
premis 1 : p→q
premis 2 : q → r ( silogisme)

Kesimpulan: p →r
Silogisme berarti “jika diketahu p → q dan q→r, maka bisa ditarik kesimpulan
p→r“.
sebagai contoh :
Premis 1 : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik.
2) Premis 2 : Jika harga bahan pokok naik maka semua orang tidak senang, atau
terdapat. kuantor-eksistensial.
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa
Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna
tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana.
Mata pelajaran Logika Matematika mempelajari beberapa hal yang berkaitan
dengan logika, seperti logika secara kalimat, logika dalam pemrograman dan logika
dalam rangkaian digital. Logika dalam kalimat dinyatakan sebagai proposisi dan pola-
pola argumen/pernyataan logis dengan hukum-hukum logika. Logika dalam
pemrograman diperlihatkan dengan struktur dasar dari pemrograman dan
aliran/kontrol program dengan flow chart. Logika dalam rangkaian digital
diperlihatkan dengan logika biner dan gerbang-gerbang logika serta penyederhanaan
dalam rangkaian.
Di dalam pembelajaran logika matematika ini membahas tentang pernyataan
majemuk beserta negasinya, hukum-hukum logika, kontradiksi, tautologi, ekuivalensi
pernyataan-pernyataan majemuk, dan juga penarikan kesimpulan.

B. SARAN
Penulis dalam menulis makalah ini menyadari masih banyak kekurangan, oleh
karena itu pembaca diharapkan memberikan kritik dan saran jika menemukan
kesalahan dalam penulisan makalah ini.
CONTOH SOAL

1. Amati pernyataan berikut ini:

p : Hari ini ahmad pergi ke toko buku

q : Hari ini ahmad pergi ke supermarket

Ubah kedua pernyataan diatas dengan logika matematika di bawah ini:

A. p Ù q

B. p Ù ~q

C. ~ p Ù q

D. ~ p Ù ~q

2. Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan di bawah

ini: "Jika hari ini hujan maka Wayan mengendarai mobil"

3. Tentukan kesimpulan dari premis berikut:

Premis 1 : Jika Panji rajin belajar maka ia lulus ujian

Premis 2 : Jika Panji lulus ujian maka ia masuk universitas

4. Tentukan negasi dari pernyataan:

a) Bogor hujan lebat dan Jakarta tidak banjir.

b) Hari ini tidak mendung dan Budi membawa payung

5. Tentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dari (~p 𝖠 r) ∨ (~r ⇒ q)


DAFTAR PUSTAKA

Kresnoadi.2022.” Logika Matematika: Ingkaran, Konjungsi, Disjungsi, Implikasi &


Biimplikasi | Matematika Kelas 11”. https://www.ruangguru.com/blog/logika-
matematika. Diakses pada tanggal 25 September 2022

Kompas.2022. “Logika Matematika: Pengertian dan Jenis-


jenisnya”. https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/24/113458169/logika-
matematika- pengertian-dan-jenis-jenisnya. diakses pada tanggal 25 September
2022

Al-amin,Muhammad Irfan.2022. “Memahami contoh soal logika matematika”.


https://katadata.co.id/agung/berita/6311aef18798b/memahami-contoh-soal-
logika- matematika. diakses pada tanggal 25 September 2022

Anda mungkin juga menyukai