Anda di halaman 1dari 11

HAKIKAT DAN KEDUDUKAN ILMU SOSIAL

KELOMPOK 1
• DESTI RAHMA PUTRI
• MUHAMMAD APRI HAMDANI
• MUTIA KHAIRUNNISA
• RAHMA FADHILAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN 2023 / 2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………………3

II. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………………..3

III. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………………………………………………..3

IV. MANFAAT PENULISAN…………………………………………………………………………………………….3

BAB II PEMBAHASAN

I. KEDUDUKAN DAN HAKIKAT ILMU SOSIAL DALAM BIDANG ILMU…….………….4


II. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ILMU SOSIAL DAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL ……………………………………………………………………………………………………………………5
III.
BAB III PENUTUP
I. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………….9
II. SARAN……………………………………………………………………………………………………………………..9
III. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………10
BAB I

PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Ilmu-ilmu sosial lahir dari kebiasaan masyarakat pada zaman dahulu kala. Ilmu-ilmu sosial lahir
secara alami melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat.Ilmu-ilmu sosial merupakan ilmu
yang mempelajari tindakan-tindakan yang berlangsung dalam proses kehidupam dalam upaya
menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan.Ilmu-ilmu sosial terdiri
dari cabang-cabang ilmu yang lain seperti ilmu antropologi, ilmu sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu geografi,
ilmu psikologi sosial dan ilmu politik.
Ilmu-ilmu sosial dapat diartikan sebagai bagian ilmu pengetahuan mengenai manusia dengan konteks
sosialnya atau sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian setiap ilmu pengetahuan yang
mempelajari dan mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat Termasuk ilmu-ilmu social.
Ilmu sosial (social science) diartikan sebagai suatu ilmu yang berisi mengenai interaksi antara
manusia dengan manusia secara individu, manusia dengan manusia secara individu dan kelompok,
manusia dengan manusia secara sama-sama berkelompok.Akan tetapi, pada dasarnya manusia adalah
mahkluk sosial yang tidak dapat benar-benar hidup seorang diri, manusia membutuhkan manusia
lainnya untuk dapat hidup saling beriringan bersama-sama.
Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu sosial, tersusun dalam 3 (tiga)
tingkatan materi, dimulai dari yang paling sempit sampai kepada yang paling luas, yaitu fakta, konsep,
dan generalisasi (Savage dan Armstrong dalam Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1998:4).

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa Kedudukan dan Hakikat Ilmu Sosial dalam bidang ilmu?
2. Apa Perbedaan dan Persamaan Ilmu Sosial dengan Ilmu Pengetahuan Sosial?
3. Apa yang dimaksud dengan Fakta,Konsep dan Generalisasi?

III. TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui Apa Kedudukan dan Hakikat Ilmu Sosial dalam Bidang Ilmu
2. Untuk mengetahui Perbedaan dan Persamaan Ilmu Sosial dengan Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Untuk Mengetahui apa itu Fakta,Konsep,dan Generalisasi

IV. MANFAAT PENULISAN


Penulis membuat makalah tentang Hakikat dan Kedudukan Ilmu Sosial dalam Bidang Ilmu adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “pengantar ips sd” serta menambah wawasan penulis dan
pembaca karena dengan ilmu – ilmu sosial manusia dapat berinteraksi dengan baik dan benar.Dengan
ilmu sosial yang baik dimiliki seseorang maka dapat meraih kesuksesan karna ia memiliki keterampilan
sosial dengan baik.
BAB II

PEMBAHASAN

I. KEDUDUKAN DAN HAKIKAT ILMU SOSIAL DALAM BIDANG ILMU


A. Kedudukan Ilmu Sosial dalam Bidang Ilmu
Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan dapat ditelusuri dari sejak zaman Yunani kuno, dimana
pada zaman tersebut semua pengetahuan belum terbagi-bagi atau terspesialisasi dalam satu kesatuannya.
Yang berkembang pada masa itu hanya filsafat, seperti filsafat alam dan filsafat social (N. Daldjocni,
1981). Dalam hal ini filsafat alam akan menghasilkan ilmu-ilmu alamiah sedangkan filsafat social
menghasilkan ilmu-ilmu sosial. Dari uraian sejarah tersebut, dapat dikatakan filsafat merupakan induk
atau sumber dari berbagai macam ilmu pengetahuan saat ini. Dari filsafat akan lahir tiga cabang ilmu
pengetahuan yang masing-masing dari ketiga ilmu tersebut akan terbagi lagi kedalam disiplin ilmu atau
spesialisasi yang bila diuraikan lebih dalam lagi sebagai berikut:
1. Ilmu-ilmu alamiah (natural sciences), meliputi: fisika, kimia, biologi, dan juga matematika.
2. Ilmu-ilmu social (social sciences), meliputi: ekonomi, sejarah, sosiologi. antropologi, psikologi, geografi,
dan lainnya.
3. Ilmu-ilmu sosial(humanities), meliputi: ilmu bahasa, kesusastraan,kesenian, dan sebagainya.
Dari uraian ilmu pengetahuan diatas dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu social pada awalnya juga
berinduk pada filsafat yang seiring dengan perkembangan iptek mulai memisahkan diri dari ilmu-ilmu
alamiah dan ilmu-ilmu budaya. Ilmu sosial akhimya terpecah-pecah ke dalam cabang ilmu yang berbeda
fokus dan metode.

B. HAKIKAT ILMU SOSIAL DALAM BIDANG ILMU


• HAKIKAT ANTROPOLOGI
Antropologi merupakan kajian tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh pemahaman ataupun pemahaman
yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
• HAKIKAT SOSIOLOGI
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia didalam masyarakat
• HAKIKAT EKONOMI
Ilmu ekonomi itu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam mencapai
kemakmuran yang diharapkan, dengan memilih penggunaan sumber daya produksi yang bersifat
langka/terbatas itu. Dengan kata lain yang sederhana bahwa ilmu ekonomi itu merupakan suatu disiplin
ilmu tentang aspek-aspek ekonomi dan tingkah laku manusia.
• HAKIKAT GEOGRAFI
Menurut Karl Ritter, geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Sebagai tempat tinggal
manusia, bumi memiliki struktur dan pola yang terbentuk karena pengaruh aktivitas manusia
• HAKIKAT PSIKOLOGI SOSIAL
Psikologi sosial merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial dari kegiatan (kehidupan)
psikologis dan tingkah laku manusia dalam kerangka dengan situasi sosial, yaitu situasi dimana terdapat
interaksi antar manusia, baik perseorangan maupun kelompoknya
• HAKIKAT SEJARAH
Sejarah merupakan suatu peristiwa dimasa lampau.Ilmu sejarah memiliki hakikat, berikut hakikat
sejarah
A.Sejarah sebagai peristiwa merupakan sejarah sebagaimana terjadinya (histoire realite).
B.Sejarah sebagai kisah merupakan narasi yang disusun berdasarkan ingatan, kesan atau tafsiran
manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau.
C.Sejarah sebagai ilmu positif bermula dari anjuran Leopold Von Ranke kepada para sejarawan untuk
menulis apa yang sesungguhnya terjadi.
D.Sejarah sebagai seni membutuhkan intuisi, emosi, dan gaya bahasa.

• HAKIKAT POLITIK
Hakikat ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari mengenai proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan politik.Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara.
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di
masyarakat. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

II. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ILMU SOSIAL DAN ILMU PENGETAHUAN


SOSIAL
• Perbedaan Ilmu Sosial dan IPS
a) Ilmu Sosial adalah ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai
sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat. Sedangkan IPS adalah ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan
pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah, juga bidang studi yang merupakan
panduan dari sejumlah mata pelajaran sosial.
b) ilmu Sosial diberikan di Perguruan Tinggi, sedangkan IPS diberikan sekolah dasar dan sekolah
lanjutan.
c) Ilmu Sosial diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian sedangakn IPS diarahkan
kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.

• PERSAMAAN ILMU SOSIAL DAN IPS


a) Kedua-duanya merupakan bahan study untuk kepentingan program pendidikan atau pengajaran.
b) Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan pengetahuan sosial

III. FAKTA,KONSEP,DAN GENERALISASI


Dalam pembelajaran IPS, anak belajar mengenali, memahami,dan menganalisis berbagai isu sosial.
Secara sederhana, isu sosial dapat dimaknai sebagai kabar/berita peristiwa tentang aktivitas manusia
yang terjadi di masyarakat tetapi masih belum jelas asal usul dan kebenarannya. Peristiwa kemudian
diamati guna memastikan apakah hal tersebut benar-benar terjadi atau hanya isu/kabar buruk.Peristiwa
baik di masa kini maupun di masa lalu tetap harus diuji kebenarannya. Peristiwa yang benar-benar
terjadi dapat dicari suatu fakta yang dapat diamati dan ditunjukkan secara jelas sebagai realita.Fakta
terungkap dari pengamatan atas kenyataan, kenyataan lahir karena dukungan fakta.

A. FAKTA
Menurut KBBI, fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-
benar ada atau terjadi. Banks (1958:81) mengartikan fakta sebagai pernyataan positif dan rumusannya
sederhana. Fakta juga merupakan data aktual.Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data
yang ada/terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ahli ilmu sosial yang
terjamin kebenarannya. Walaupun demikian fakta memiliki kekuatan yang terbatas untuk menjelaskan
suatu masalah.

PENGERTIAN FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI


Fakta adalah suatu informasi atau data yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan
oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin kebenarannya serta memiliki kemampuan yang berbatas
untuk menjelaskan sesuatu, contohnya; angin berhembus, matahari terbit dari sebelah timur, Jakarta
adalah ibu kota negara Indonesia.
Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh fakta sebagai berikut:
1. Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928.
2. Gunung Galunggung meletus pada tahun 1982.
3. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
4. Bandung adalah Ibu Kota Propinsi Jawa Barat.
5. Orde Reformasi dimulai tahun 1998.

Sardjiyo (2009:2.8) menjelaskan bahwa fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, menjadi alasan
untuk menolak teori yang ada, bahkan mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang telah ada.
Oleh sebab itu, guru hendaknya berupaya menjelaskan pengertian fakta dengan cara sederhana. Guru
dapat memberikan pertanyaan kepada siswa yang jawabannya berupa fakta.
Contoh pertanyaan yang dapat diajukan guru sebagai berikut:
A. Siapa nama Kepala Sekolah kita?
B. Berapa banyak yang absen hari ini?
C. Berapa banyak hari dalam satu minggu?
Siswa akan menjawab nama Kepala Sekolahnya pak Bakhtiar, ada tiga siswa yang absen; dan ada tujuh
hari dalam satu minggu. Jawaban tersebut merupakan fakta. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan guru, siswa akan menyadari bahwa fakta itu amat banyak. Fakta dapat berupa data maupun
hasil pengamatan secara lebih khusus. Meski demikian, fakta bukanlah tujuan akhir dalam pembelajaran
IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu pada fakta memiliki keterbatasan. Hal tersebut disebabkan
kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas. Selain itu, fakta bisa berubah sesuai dengan waktunya.
Sebagai contoh perubahan cuaca suatu daerah, perubahan bentuk pemerintahan, perubahan pemimpin
suatu kelompok, dan sebagainya. Fakta juga hanya berkenaan dengan situas khusus. Oleh sebab itu, fakta
hendaknya tidak dijadikan tujuan akhir dalam pembelajaran.

B. KONSEP
Terdapat dua makna yang dapat ditangkap bila mendengar istilah atau kata “konsep”. Untuk
membedakan kedua makna tentang kata konsep dapat dicontohkan dengan dua kalimat berikut:
Pertama: Mahasiswa PPL itu belum selesai membuat konsep laporan praktek mengajar.
Kedua: Saya belum mengerti tentang konsep IPS yang diterangkan oleh dosen.
Pengertian atau makna kata konsep pada kalimat pertama berarti “rancangan” atau draff. Sedangkan
pengertian atau makna kata konsep pada kalimat kedua berarti gagasan atau ide, pokok-pokok pikiran
dalam pelajaran IPS.
Yang akan dijelaskan dalam uraian berikut ini adalah pengertian konsep pada kalimat kedua. Konsep
secara sederhana dapat diartikan sebagai penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang membantu
seseorang mengenal, mengerti, dan memahami tentang sesuatu tersebut.
Konsep adalah penamaan (pemberian label) terhadap sesuatu untuk membantu manusia mengenal
dan memahami sesuatu tersebut. Pendapat lain mengemukakan bahwa konsep itu merupakan
kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu sebagai alat berpikir dan memecahkan masalah.
Sedangkan S. Hamid Hasan mengemukakan bahwa: “Konsep itu adalah mengabstraksikan sekelompok
benda yang memiliki karakteristik sama”.
Konsep ada berupa benda konkrit, seperti; manusia, meja, kursi, pulau, lautan dan daratan. Sementara
yang abstrak adalah; demokrasi, kejujuran, kesetiaan, kebudayaan, kemerdekaan, dan lain-lain.
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual
yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah. Apabila diperoleh sejumlah informasi
misalnya; ada sebuah benda yang dibuat dari kayu, memiliki empat buah kaki, ada bidang datar di atas
kaki tersebut yang dipergunakan untuk menulis; maka dengan kemampuan mental kita, informasi atau
fakta tersebut kita sederhanakan dengan cara memberi nama atau label yaitu “meja tulis”.
Menurut S. Hamid Husen (1995) mengemukakan bahwa: “Konsep adalah pengabstraksian dari sejumlah
benda yang memiliki karakteristik yang sama”. Setiap benda yang memiliki roda 4 buah terbuat dari besi
dan kayu, memiliki bensin, berjalan di darat dan dipakai untuk angkutan penumpang dan barang, maka
benda-benda yang memiliki karakteristik seperti itu dinamakan atau diabstraksian sebagai “mobil”.
Selanjutnya More dalam Skell (1995:30) bahwa: “Konsep itu adalah sesuatu yang tersimpan dalam
benak atau pikiran manusia berupa sebuah ide atau sebuah gagasan”. Sedangkan Parker menyatakan
bahwa: “Konsep itu adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu”. Konsep dapat dikatakan sebagai gagasan
yang ada melalui contoh-contoh. Dari contoh di atas menggambarkan bahwa seseorang harus terlibat
dalam proses berpikir, karena ia sedang memikirkan tentang contoh-contoh konsep. Proses berpikir itu
sering disebut dengan istilah “konseptualisasi”, yaitu suatu yang terus menerus yang berlangsung apabila
seseorang sedang memikirkan contoh-contoh baru dari suatu konsep. Oleh karena itu, kesan mental
(mental image) dari seseorang tentang suatu konsep akan berbeda karena tergantung kepada latar
belakang pengetahuan, ilmu yang dimiliki dan budaya orang melakukan konseptualisasi.
Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata atau
frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit misalnya; manusia, gunung, lautan, daratan, rumah, Negara,
barang konsumsi, pakaian, pabrik, dan sebagainya.
Kata-kata tersebut di atas merupakan benda-benda konkrit yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan.
Sementara itu konsep yang bersifat abstrak adalah; demokrasi, kejujuran, kesetiaan, keadilan, kebebasan,
tanggung jawab, hak, pertimbangan, sistem hukum, dann lain-lain.
Terdapat beberapa konsep yang begitu luas dan atau abstrak sehingga sulit untuk dirumuskan. Oleh
karena itu harus diuraikan agar dapat dipahami, misalnya saja konsep tentang kebudayaan, kasih sayang,
dan lain-lain. Sementara itu ada konsep yang sangat sempit, mudah dipahami, dapat dilihat dan dirasakan
dan penggunaannya pun terbatas, misal; “rumah”. Konsep dapat pula terdiri dari satu kata, misalnya
“kerja”, namun bisa pula berupa frase seperti pembagian kerja, lapangan kerja dan lain-lain.
Konsep begitu penting bagi manusia, karena konsep dapat membantu seseorang untuk
mengorganisasikan informasi atau data yang mereka hadapi. Konsep dapat menempatkan informasi
dalam kategori-kategori atau kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar data. Dalam
menentukan kerangka konseptual, seseorang perlu memiliki sifat keterbukaan untuk menempatkan
informasi baru yang sedang dihadapi. Berbeda dengan fakta yang terbatas pada situasi khusus, konsep
mempunyai penerapan yang luas dan dapat multi interpretasi (banyak penafsiran).
Konsep dapat diperoleh seseorang dengan harus mengenal, memahami, dan merumuskan data-data
yang menjadi ciri/atribut dari suatu konsep. Pengalaman sebelumnya sangat diperlukan untuk
menghadapi bermacam konsep dalam situasi yang berbeda.
Konsep dapat berupa sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna atau definisi yang
ditentukan. Konsep diberi label atau nama berupa kata-kata. Karakteristik atau ciri-ciri konsep disebut
atribut, misalnya konsep tentang “sepeda motor” dapat dijelaskan dengan atribut berikut: (1) Kendaraan
beroda dua, (2) digerakkan dengan mesin, (3) berbahan bakar bensin. Dalam ilmu-ilmu sosial banyak
konsep yang sulit dimaknai karena konsep tersebut bersifat abstrak, seperti demokrasi, kebudayaan,
keadilan, kesetiaan, dan lain-lain.
C. GENERALISASI
Generalisasi adalah sejumlah konsnep yang memiliki keterkaitan dan makna atau pernyataan tentang
hubungan diantara konsep, contohnya; ketika masyarakat Indonesia menjadi masyarakat terdidik dan
industri, angka kelahiran pun menurun.
Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan sangat terikat
konsep. Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu pola
hubungan yang bermakna dan menggambarkan hal yang lebih luas. Menurut Nursid Sumaatmadja
(1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang
merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS.
Jadi dapat disimpulkan bahwa generalisasi merupakan pernyataan yang bersifat umum, tidak terikat
pada situasi khusus,m,yang menunjukkan adanya hubungan di antara konsep. Seseorang dikatakan
menyusun generalisasi, apabila orang itu menarik dua konsep atau lebih dengan sedemikian rupa
sehingga saling
berhubungan satu dengan Iainnya. Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh berikut. Ada ungkapan:
“Makin primitif suatu masyarakat, lingkungan hidupnya akan makin mempengaruhi cara hidup
masyarakat itu” kita menemukan paling sedikit tiga konsep, yaitu:
(1) Masyarakat primitif;
(2) Lingkungan hidup
(3) Cara hidup.
Generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat atau
benda adalah generalisasi yang baik. Dengan tidak
menyebut orang, tempat, atau benda, abstraksi
generalisasi yang kita buat makin tinggi. Selain itu, jika kita
menyebut orang, tempat, atau benda, tingkat
keberlakuannya menjadi sempit atau rendah.
Generalisasi harus ditulis sedemikian rupa sehingga
dapat mengaplikasikannya dalam berbagai situasi yang
bagaimanapun juga. Tabel berikut menyajikan
perbandingan generalisasi dengan konsep, menurut Rochiati (2006:6).
Rochiati dalam Jarotimec (1986:29) mengungkapkan adanya
empat jenis generalisasi yang diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS, yaitu:
a. Generalisasi deskriptif
Contoh: Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi sungai.
b. Generalisasi sebab akibat
Contoh: Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil merebut kekuasaan maka akan
berlangsung pementahan teror.
c. Generalisasi acuan nilai
Contoh: Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.
d. Generalisasi prinsip universal
Contoh: Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan diritergantung pada potensi sumber daya
alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai para pelaku sejarahnya.
Dalam membelajarkan materi tentang fakta, konsep, dan generalisasi dapat menggunakan strategi
metode, pendekatan, media dan evaluasi sebagai berikut:
1. STRATEGI
Untuk materi initepat sekali menggunakan strategi pemberiancontoh dan ilustrasi kepada kelompok
maupun kepada individu, agar siswa lebih cepat memahami tentang apa itu fakta, konsep dan
generalisasi.
2. METODE
Metode yang digunakan dapat disesuaikan dengan kondidi siswa agar materi dapat diterima oleh siswa
dan tidak membosankan, yang penting efektif dan efisien.
3. MEDIA
Dapat menggunakan kertas manila karton yang bertuliskan materi pelajaran tentang fakta, konsep, dan
generalisasi serta masing-masing contohnya.
4. EVALUASI
Dapat menggunakan beberapa item tes yang disusun guru dan dilaksanakan secara tertulis setelah
proses pembelajaran selesai (tes akhir).
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, dapat di ambil beberapa kesimpulan. Yaitu:
Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan dapat ditelusuri dari sejak zaman Yunani kuno, dimana pada zaman
tersebut semua pengetahuan belum terbagi-bagi atau terspesialisasi dalam satu kesatuannya. Dalam hal ini filsafat
alam akan menghasilkan ilmu-ilmu alamiah sedangkan filsafat social menghasilkan ilmu-ilmu sosial. Dari uraian
sejarah tersebut, dapat dikatakan filsafat merupakan induk atau sumber dari berbagai macam ilmu pengetahuan
saat ini. Dari uraian ilmu pengetahuan diatas dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu social pada awalnya juga berinduk
pada filsafat yang seiring dengan perkembangan iptek mulai memisahkan diri dari ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-
ilmu budaya.

1. Fakta adalah suatu informasi atau data yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan
dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin kebenarannya serta memiliki kemampuan yang
berbatas untuk menjelaskan sesuatu. Konsep adalah penamaan (pemberian label) terhadap sesuatu
untuk membantu manusia mengenal dan memahami sesuatu tersebut. Sedangkan generalisasi adalah
sejumlah konsnep yang memiliki keterkaitan dan makna atau pernyataan tentang hubungan diantara
konsep.
2. Fakta, konsep, dan generalisasi memiliki keterkaitan antara satu sama lain dan tidak dapat dipisah
untuk membentuk suatu teori dalam ilmu pengetahuan.
3. Dalam membelajarkan materi tentang fakta, konsep, dan generalisasi dapat menggunakan strategi
metode, pendekatan, media dan evaluasi sebagai berikut:
• Strategi
Untuk materi ini tepat sekali menggunakan strategi pemberiancontoh dan ilustrasi kepada kelompok
maupun kepada individu, agar siswa lebih cepat memahami tentang apa itu fakta, konsep dan
generalisasi.
• Metode
Metode yang digunakan dapat disesuaikan dengan kondidi siswa agar materi dapat diterima oleh siswa
dan tidak membosankan, yang penting efektif dan efisien.
• Media
Dapat menggunakan kertas manila karton yang bertuliskan materi pelajaran tentang fakta, konsep, dan
generalisasi serta masing-masing contohnya.

• Evaluasi
Dapat menggunakan beberapa item tes yang disusun guru dan dilaksanakan secara tertulis setelah
proses pembelajaran selesai (tes akhir).

B. SARAN
Sebagai seorang pendidik, sudah seharusnya kita dapat memahami fakta, konsep, dan generalisasi
dengan baik. Agar pengajaran IPS dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Fairuz. 2013. Hakikat dan Ruang Lingkup Sejarah (Online),


http://www.fairuzzaman.blogspot.com /, diakses: 30-08-2014

Haryanto, 2010. Psikologi Sosial (Online), http://www.belajarpsikologi,com/peng ertian-


psikologi-sosial/, diakses: 30-08- 2014

Natasha, India. 2011. Hakikat Sosiologi (Online),

http://www.sosiologiindie.blogspot.co m/2011/06/hakikat-sosiologi.html, diakses: 30-08-2014

Rianthoby, Charles. 2012. Hakikat Geografi (Online),

http://www.ewissok.blogspot.com/201 2/10/hakikat-geografi.html, diakses: 30- 08-2014

Anda mungkin juga menyukai