Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGANTAR

Sosiologi merukan ilmu yang masih muda, walaupun telah mengalami


perkembangan yang cukup lama. Dahulunya orang-orang yang mempelajari dan
meninjau masyarakat hanya tertarik pada masalah yang menarik perhatian umum,
seperti :
•Kejahatan
•Perang
•Kekuasaan golongan yang berkuasa
•Keagamaan
•Dan lain sebagainya
Didalam kehidupan nyata orang-orang mengakui bahwa nilai-nilai dan kaidah-
kaidah masyarakat yang diidam-idamkan itu tidak selalu sesuai dengan kenyataan yang
ada didialam masyakat pada suatu waktu yang tertentu atau biasa disebut dengan autopis,
hal ini memaksa para ahli mencari sebab-sebab dengan cara mempelajari kenyataan-
kenyataan yang ada didalam masyarakat. Hal itu menyebabkan banyaknya teori yang
timbul didalam masyarakat, sehingga timbulah ilmu pengetahuan mengenai masyarakat.
Pada umumnya filasafat biasa dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan atau
ilmu pengetahuan yang umum sehingga digunakan orang-orang yang mempelajari pola
hidup masyarakat sebagai filsafat kemasyarakatan. Asal-usul filsafat merupakan
penjelasan rasional secara semuanya. Prin sip –prinsip atau asas-asas yang dijelaskan
terhadap semua fakta adalah filsafat. Dengan demikian, walaupun filsafat adalah induk
pengetahuan, filsafat berbeda dengan ilmu pengetahuan.
Kala itu, filsafat adalah ilmu tentang ilmu pengetahuan, kritik dan sistematika
pengetahuan, penyimpulan ilmu pengetahuan, penyimpulan ilmu pengetahuan empiris,
pengajaran rasional, akal pengalaman, dan seterusnya. Dengan demikian, filsafat
mencangkup ontologi, deontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontology ialah filsafat
tentang sifat kenyataan yang riil dan deontology adalah sifat kenyataan idiil, lalu
epistemology merupakan dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan, sedangkan aksitologi
adalah evaqluasi atau penilaiaan dasar-dasar dan kenyataan.
Seiring berjalannya waktu, filsafat memisahkan diri dengan ilmu pengetahuan dan
berkembang mengejar tujuan masing-masing, salah satu contohnya adalah astronomi
(ilmu tentang bintang- bintang) yang pertama kali memisahkan diri dengan filsafat. Yang
awal mulanya merupakan bagian dari filsafat yang bernama kosmologi. Dengan demikian
timbullah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang didalam proses pertumbuhannya
dapat dipisahkan dari ilmu–ilmu kemasyarakatan lainnya. Pemikiran terhadap masyarakat
lambat laun mendapat bentuk sebagai ilmu pengetahuan yang kemudian dinamakan
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang dapat berdiri sendiri.
Pada abad ke-19 ahli filsafat berbangsa Perancis bernama Auguste Comte
berpendapat dalam bukunya yang berisikan pendekatan-pendekatan umum untuk
mempelajari masyarakat berbunyi : ilmu pengetahuan mempunyai urutan-urutan tertentu
berdasarkan logika, dan bahwa setiap penelitian dilakukan melalui tahap-tahap tertentu
untuk kemudian mencapai tahap terakhir yaitu tahap ilmiah. Sosiologi (1839) yang
berasal dari kata Latin socius yang berarti “kawan” dan kata Yunani Logos yang berarti
“kata” atau “berbicara”. Jadi sosiologi berarti “berbicara mengenai masyarakat”. Bagi
Aguste Comte sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang
merupakan hasil terkahir dari pada perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi
didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan
lainnya. Selanjutnya Comte berkata bahwa sosiologi harus dibentuk berdasarkan
pengamatan yang tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat. Hasil-hasil
observasi tersebut harus disusun secara sistematis dan metodelogis. Lahirnya sosiologi,
tercatat pada tahun 1842, tatkala Comte benerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang
berjudul Positive-Philosophy. Berikut merupakan salah satu ahli yang terkemuka dalam
perkembangan sosiologi dibenua Eropa. Dari Eropa, ilmu sosiologi menyebar ke benua
dan negara-negara lainya, termasuk Indonesia.

B. ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIOLOGI


1. Apakah ilmu pengetahuan (Science)?

Manusia diciptakan Tuhan mempunyai kesadaran dan juga diberi kemampuan


baik berfikir maupun berkehendak. Dengan pikirannya manusia menapatkan (ilmu)
pengetahuan.

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan


panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (belifes) takhyul
(superstitions) dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations). Contohnya
adalah ras kulit putih mempunyai tingkat kepandaian lebih tinggi dari pada ras kulit lain.
Kepercayaan tersebut menimbulkan ketidakpastian, sedangkan pengetahuan bertujuan
untuk menghilangkan rasa ketidakpastian. Oleh Karena itu semua buah pikiran
merupakan pengetahuan.

Tujuan ilmu pengetahuan adalah lebih mengetahui dan mendalami segala segi
kehidupan. Sehingga manusia ingin mengetahui kebenaran dari kegelapan dengan
macam-macam cara :
 Penemuan Secara Kebetulan : Bersifat tidak direncanakan
 Hal untung-untungan : bersifat percobaan-percbaan
 Kewibawaan : Bersifat Penghormatan kepada kepala
 Usaha-usaha yang bersufat spekulatif: Bersifat teratur, dan memilih satu dari
banyaknya kemungkinan
 Pengalaman : Bersifat pola fikir yang kritis
 Penelitian ilmiah : Bersifat analisis yang mendalam terhadap
fakta yang ada
Pengembangan ilmu pengetahuan berkembang pada taraf yang tinggi, yaitu bila
sampai pada :
 Metode percobaan dan kesalahan.
 Persepsi dan investigasi visual terhadap alternatif aksi potensial.
 Imitasi, pengamatan dan peniruan terhadap perilaku pihak-pihak lain.
 Intruksi verbal dan invormasi verbal dari pihak-pihak lain.

Ilmu pengetahuan harus dapat dikemukakan, harus diketahui umum, sehingga dapat
diperiksa dan ditelaah oleh umum yang mungkin berbeda pahamnya dengan ilmu
pengetahuan yang dikemukakan. Oleh Karena pada umumnya ilmu akan selalu
berkembang.
Ada empat kelompok ilmu pengetahuan :
 Ilmu Matematika.
 Ilmu Pengetahuan Alam, ilmu tentang hayati (life sciences) dan non hayati
(fisika).
 Ilmu Tentang Perilaku (bebavioral sciences), ilmu yang mempelajari perilaku
manusia (human bebavior), dan hewan (animal bebavior).
 Ilmu Pengetahuan Tentang Kerohanian, mempelajari perwujudan spiritual
kehidupan.

2. Ilmu-ilmu Social dan Sosiologi

Istilah Social (social) yang mempunyai arti berbeda dengan misalnya istilah
sosialisme. Sosailisme adalah suatu ideology yang berpokok pada prinsip pemilikan
umum (atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi). Sosiologi adalah
ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dan jelas merupakan ilmu social yang obyeknya
adalah masyarakat. Ciri-ciri utamanya adalah:
a. Sosiologi bersifat empiris yang didasarkan oleh kenyataan dan akal sehat serta
hasilnya tidak besifat spekulatif.
b. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk
menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat, sehingga menjadi teori.
c. Sosiologi bersifat kumulatif yang dasar teori-teorinya sudah ada dalam arti
memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama.
d. Bersifat non-etis, yakni tujannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara
analitis.
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa sosiologi mempelajari masyarakat dalam
keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam masyarakat.
Beberapa manfaat ilmu-ilmu social dan hubungan antara ilmu-ilmu social dengan
sosiologi, yaitu:
a. Adanya perilaku terminologi umum yang menyeragamkan kedisiplinan perilaku.
b. Suatu teknik penelitian terhadap organisasi-organisasi yang besar dan kompleks.
c. Penelitian yang lenih banyak tertuju pada hubungan dari bagian-bagian, dengan
tekanan pad aproses dan kemungkinan terjadi perubahan.

3. Definisi Sosiologi dan Sifat Hakikatnya

Definisi sosiologi menurut para ahli :


a. Pitirim Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
i. Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala social
(misalnya anatara gejalan ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral;
hokum dnegan ekonomi, gerak masyrakat dengan politik dan lain sebagainya);
ii. Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosal dengan gejala-gejala
non-sosial (misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya);
iii. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala social.
b. Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok
c. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah
penelitian secara ilmiah terhadap interaksi social dan hasilnya yaitu organisasi social.
d. J.A.A. van Doorn dan C.J. Lammers berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur –struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil.
e. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu
masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur social dan proses-proses social,
termasuk perubahan-perubahan social.
Adapun sifat-sifat hakikatnya adalah:
a. Sosiologi adalah suatu ilmu social dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam
ataupun ilmu pengetahuan kerohanian. Khususnya, perbedaan tersebut membedakan
sosiologi astronomi, fisika, geologi, biologi dan lain-lain ilmu pengetahuan alam yang
dikenal.
b. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif akan tetapi adalah suatu disiplin
yang kategoris, artinya yang terjadi dan yang seharusnya terjadi.
c. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan
merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai (applied science) ilmu
pengetahuan yang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu
pengetahuan tersebut dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan
masyarakat.
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan yang kongkrit.
e. Sosiolgi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertia dan pola-pola umum.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
g. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan yang khusus.

4. Obyek Sosiologi

Beberapa orang sarjana telah mencoba untuk memberikan definisi masyarakat


(Society) seperti misalnya:

a. Maclver dan page yang mengatakan bahwa: yang mengatakan bahwa: “Masyarakat
ialahsuatu system dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara
berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku dan kebebasan-
kebebasan manusia. Keseluruhan yang sering berubah ini kita namakan masyarakat.
Masyarakat merupakan jalinan hubungan social. Dan masyarakat selalu berubah”.
b. Ralp Linton: “Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja bersam cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai
suatu kesatuan social dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
c. Selo Soemardi menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama, yang menghasilkan kebudayaan.

Semenjak dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawan,


sehingga dia disebut Social Animal. Sebagai social animal manusia mempunyai naluri
yang dsebut gregariousness. Manusia mempunya dua hasrat yang uat didalam dirinya,
yakni:
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan sesamanya (misalnya, masyarakat).
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam sekelilingnya.

Kebutuhan yang harus dipenuhi, agar masyarakat itu dapat hidup terus. Kebutuhan-
kebutuhan itu adalah, anatara lain:
a. Adanya populasi dan population replacement
b. Informasi
c. Energi
d. Materi
e. System komunikasi
f. Sistem prduksi
g. Sistem distribusi
h. Sistem organisasi social
i. Sistem pengadilan social
j. Perlindungan warga masyarakat terhadap ancaman-ancaman yang tertuju pada jiwa
dan harta bendanya.

C. GAMABARAN RINGKAS TENTANG SEJARAH TEORI-TEORI SOSIOLOGI.


1. Apakah Teori?
Suau teori merupakan hubungan antara dua variable atau lebih, yang telah diuji
kebenarannya. Maka teori-teori mempunyai kegunaan antara lain:

a. Suatu teori merupakan ikhtisar daripada hal-hal yang telah diketahui serta uji
keberannya yang menyangkut obyek yang dipelajari sosioloogi;
b. Teori memberikan petunjuk-pentunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada
sesorang yang memperdalam pengetahuannya di bidang sosiologi;
c. Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang
dipelajari oleh sosiologi;
d. Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta.
e. Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan
proyksi social, yaitu usaha untuk dapat mengetahui kearah mana masyarakat akan
berkembang atas dasar fakta yang diketahui pada masa yang lampau dan pada dewasa
ini.

2. Perhatian Terhdap Masyarakat Sebelum Comte.

Masa Auguste Comte dipakai sebagai patokan, Comte juga yang pertama kali
memekai istilah Sosiologi. Akan tetapi di lain pihak, perhatian-perhatian serta pikiran-
pikiran terhadap masyarakat manusia telah dimulai jauh sebelum Comte.

Seorang filosof Barat yang pertama kalinya menelaah masyarakat secara


sistematis adalah plato (429-347 S.M), seorang filosof Romawi. Sebetulnya Plato
bermaksud untuk merumuskan suatu teori tentang bentuk Negara yang dicita-citakan,
Plato menyatakan bahwa masyarakat sebenarnya merupakan refleksi dari manusia
perorangan. Suatu masyarakat akan mengalami kegoncangan, sebagaimana halnya
manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur
yaitu nafsu, semangat dan inteligensia. Inteligensia merupakan unsur pengendali,
sehingga suatu Negara seyogyanya juga merupakan refleksi dari ketiga unsur yang
berimbang atau serasi tadi.
Dengan jalan menganalisis lembaga-lembaga didalam masyarakat, maka Plato
berhasil merumuskan suatu teori organis tentang masyarakat, yang mencangkup bidang-
bidang kehidupan ekonomis dan social.

Aritoteles menganalisis secara organis dari Plato. Bukunya politics, Aritoteles


mengadakan suatu analisis mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam
masyarakat. Pengertian politik digunakannya dalam arti luas mencangkup juga berbagai
masalah ekonomi dan social.

3. Sosiologi Auguste Comte (1798-1853)

Auguste Comte yang pertama-tama memakai istilah “sosiologi” adalah orang


pertama yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan
isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Menurut Comte ada tiga tahap perkembangan
intelektual yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Tahap
pertama adalah tahap teologis atau fiktif, suatu tahap di mana manusia menafsirkan
gejala-gejala disekelilingnya secara teologis yaitu dnegan kekuatan-kekuatan yang
dikendalikan roh dewa-dewa atau Tuhan Yang Maha Kuasa. Tahap Kedua adalah tahap
menafisik. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat
kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnyaaku dapat diungkapkan. Pada
tahap ini manusia masih terikat cita-cita tanpa verifikasi.

Gagasan tentang adanya ketiga tahap tersebut, walaupun merupakan suatu fiksi
akan tetapi hal itu memberikan penerangan terhadap pikiran manusia, serta secara
psikologis merupakan suatu perkembangan yang penting. Selanjutnya mengaitkan
industrialisasi dengan tahap ketiga dari perkembangan pikiran manusia. Secara logis,
maka dalam masa industri tersebut akan terjadi perdamaian yang kekal. Itulah asumsi
Comte.

Apakah sebenarnya yang dimaksudkan oleh Comte dengan ilmu pengetahuan


positif, dan dimanakah letak sosiologinya? Menurut Comte, suatu ilmu pengetahuan
bersifat positif, apabila ilmu pengetahuan tersebut memusatkan perhatian pada gejala-
gejala yang nyata dan kongkrit, tanpa ada halangan dari pertimbangan-pertimbangan
lainnya.

Hal yang menonjol dari sistematika Comte adalah penilainnya terhadap sosiologi,
yang merupakan ilmu pengetahuan paling kompleks, dan merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang akan berkembang dengan pesat sekali. Sosiologi statis memusatkan
perhatian pada hokum-hukum satatis yang menjadi dasar dari adanya masyarakat. Cita-
cita dasar yang menjadikan latar belakang sosiologi statis adalah bahwa semua gejala
social saling berkaitan, yang berarti bahwa percuma untuk mempelajari salah-satu gejala
social secara sendiri. Sosiologi dinamis merupakan teori tentang perkembangan dalam
arti pembangunan ilmu pengetahuan ini menggambarkan cara-cara pokok dalam mana
perkembangan manusia terjasdi, dari tingkat inteligensia yang rendah ke tingkat yang
lebih tinggi.

4. Teori-teori Sosiologi Sesudah Comte

a. Mazhab Geografi dan Lingkungan;


Masyarakat bias berkembang bila ada tempat berpijak dan tempat untuk hidup
(Edward Bukle dan Le Plag)
b. Mazhab organis dan evolusioner;
Herbert Spencer : melakukan anologi antara masyarakat manusia dengan organisme
manusia.
W.G. Summer: mengenai kebaisaan social yang timbul secara tidak sadar dalam
masyarakat (folkway)
c. Mazhab formal (pengaruh dari Immanuel Kant)
Georg Simmel: untuk menjadi warga masyarakat perlu mengalami proses
individulisasi dan sosialisasi
Leopold von Wiese: sosiologi memusatkan perhatian pada hubungan antara manusia
tanpa mengaitkan dengan tujuan/kaidah
d. Mazhab Psikologi
Gabriel Tarde: menjelaskan gejala social dalam kerangka reaksi psikis seseorang
Richard H.Cooley: mengembangkan konsep primary group
L.T Hob House: memusatkan perhatian pada kondisipsikologis kehidupan sosial
e. Mazhab Ekonomi
Karl Marx: mempergunakan metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu
teori perubahan
M.Weber: mengungkapkan tentang empat tipe ideal aksi social
f. Mazhab Hukum
Durkheim: hukum yang dihubungkan dengan jenis-jenis solidaritas dalam
masyarakat
M.Weber: mengenal empat tipe ideal hukum
L.M Friedman dan Daniel S. Lev: sosiologi hukum.
ANALISIS SOSIOLOGI SUATU
PENGANTAR
NAMA : Credo Andrianus
NIM : 2014-050-098

UNIKA ATMA JAYA


2014

Anda mungkin juga menyukai