PENGANTAR
Tujuan ilmu pengetahuan adalah lebih mengetahui dan mendalami segala segi
kehidupan. Sehingga manusia ingin mengetahui kebenaran dari kegelapan dengan
macam-macam cara :
Penemuan Secara Kebetulan : Bersifat tidak direncanakan
Hal untung-untungan : bersifat percobaan-percbaan
Kewibawaan : Bersifat Penghormatan kepada kepala
Usaha-usaha yang bersufat spekulatif: Bersifat teratur, dan memilih satu dari
banyaknya kemungkinan
Pengalaman : Bersifat pola fikir yang kritis
Penelitian ilmiah : Bersifat analisis yang mendalam terhadap
fakta yang ada
Pengembangan ilmu pengetahuan berkembang pada taraf yang tinggi, yaitu bila
sampai pada :
Metode percobaan dan kesalahan.
Persepsi dan investigasi visual terhadap alternatif aksi potensial.
Imitasi, pengamatan dan peniruan terhadap perilaku pihak-pihak lain.
Intruksi verbal dan invormasi verbal dari pihak-pihak lain.
Ilmu pengetahuan harus dapat dikemukakan, harus diketahui umum, sehingga dapat
diperiksa dan ditelaah oleh umum yang mungkin berbeda pahamnya dengan ilmu
pengetahuan yang dikemukakan. Oleh Karena pada umumnya ilmu akan selalu
berkembang.
Ada empat kelompok ilmu pengetahuan :
Ilmu Matematika.
Ilmu Pengetahuan Alam, ilmu tentang hayati (life sciences) dan non hayati
(fisika).
Ilmu Tentang Perilaku (bebavioral sciences), ilmu yang mempelajari perilaku
manusia (human bebavior), dan hewan (animal bebavior).
Ilmu Pengetahuan Tentang Kerohanian, mempelajari perwujudan spiritual
kehidupan.
Istilah Social (social) yang mempunyai arti berbeda dengan misalnya istilah
sosialisme. Sosailisme adalah suatu ideology yang berpokok pada prinsip pemilikan
umum (atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi). Sosiologi adalah
ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dan jelas merupakan ilmu social yang obyeknya
adalah masyarakat. Ciri-ciri utamanya adalah:
a. Sosiologi bersifat empiris yang didasarkan oleh kenyataan dan akal sehat serta
hasilnya tidak besifat spekulatif.
b. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk
menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat, sehingga menjadi teori.
c. Sosiologi bersifat kumulatif yang dasar teori-teorinya sudah ada dalam arti
memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama.
d. Bersifat non-etis, yakni tujannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara
analitis.
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa sosiologi mempelajari masyarakat dalam
keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam masyarakat.
Beberapa manfaat ilmu-ilmu social dan hubungan antara ilmu-ilmu social dengan
sosiologi, yaitu:
a. Adanya perilaku terminologi umum yang menyeragamkan kedisiplinan perilaku.
b. Suatu teknik penelitian terhadap organisasi-organisasi yang besar dan kompleks.
c. Penelitian yang lenih banyak tertuju pada hubungan dari bagian-bagian, dengan
tekanan pad aproses dan kemungkinan terjadi perubahan.
4. Obyek Sosiologi
a. Maclver dan page yang mengatakan bahwa: yang mengatakan bahwa: “Masyarakat
ialahsuatu system dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara
berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku dan kebebasan-
kebebasan manusia. Keseluruhan yang sering berubah ini kita namakan masyarakat.
Masyarakat merupakan jalinan hubungan social. Dan masyarakat selalu berubah”.
b. Ralp Linton: “Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja bersam cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai
suatu kesatuan social dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
c. Selo Soemardi menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Kebutuhan yang harus dipenuhi, agar masyarakat itu dapat hidup terus. Kebutuhan-
kebutuhan itu adalah, anatara lain:
a. Adanya populasi dan population replacement
b. Informasi
c. Energi
d. Materi
e. System komunikasi
f. Sistem prduksi
g. Sistem distribusi
h. Sistem organisasi social
i. Sistem pengadilan social
j. Perlindungan warga masyarakat terhadap ancaman-ancaman yang tertuju pada jiwa
dan harta bendanya.
a. Suatu teori merupakan ikhtisar daripada hal-hal yang telah diketahui serta uji
keberannya yang menyangkut obyek yang dipelajari sosioloogi;
b. Teori memberikan petunjuk-pentunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada
sesorang yang memperdalam pengetahuannya di bidang sosiologi;
c. Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang
dipelajari oleh sosiologi;
d. Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta.
e. Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan
proyksi social, yaitu usaha untuk dapat mengetahui kearah mana masyarakat akan
berkembang atas dasar fakta yang diketahui pada masa yang lampau dan pada dewasa
ini.
Masa Auguste Comte dipakai sebagai patokan, Comte juga yang pertama kali
memekai istilah Sosiologi. Akan tetapi di lain pihak, perhatian-perhatian serta pikiran-
pikiran terhadap masyarakat manusia telah dimulai jauh sebelum Comte.
Gagasan tentang adanya ketiga tahap tersebut, walaupun merupakan suatu fiksi
akan tetapi hal itu memberikan penerangan terhadap pikiran manusia, serta secara
psikologis merupakan suatu perkembangan yang penting. Selanjutnya mengaitkan
industrialisasi dengan tahap ketiga dari perkembangan pikiran manusia. Secara logis,
maka dalam masa industri tersebut akan terjadi perdamaian yang kekal. Itulah asumsi
Comte.
Hal yang menonjol dari sistematika Comte adalah penilainnya terhadap sosiologi,
yang merupakan ilmu pengetahuan paling kompleks, dan merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang akan berkembang dengan pesat sekali. Sosiologi statis memusatkan
perhatian pada hokum-hukum satatis yang menjadi dasar dari adanya masyarakat. Cita-
cita dasar yang menjadikan latar belakang sosiologi statis adalah bahwa semua gejala
social saling berkaitan, yang berarti bahwa percuma untuk mempelajari salah-satu gejala
social secara sendiri. Sosiologi dinamis merupakan teori tentang perkembangan dalam
arti pembangunan ilmu pengetahuan ini menggambarkan cara-cara pokok dalam mana
perkembangan manusia terjasdi, dari tingkat inteligensia yang rendah ke tingkat yang
lebih tinggi.