Sesungguhnya, seseorang yang telah lama menjadi anggota suatu masyarakat dan
mengenyam pendidikan –informal, formal, nonformal—seperti anda sebenarnya telah
mengetahui apa itu Sosiologi-Antropologi Pendidikan. Sejak lahir, anda sudah mengalami
sosialisasi dan pembudayaan dalam keluarga inti dan keluarga besar berupa nasehat atau
contoh bertingkah laku. Ketika menginjak masa kanak-kanak, anda mulai berinteraksi
dengan orang lain, maka dipahami bagaimana berinteraksi yang baik, pentingnya mentaati
aturan keluarga, kelompok, atau norma masyarakat. Ketika seseorang masuk sekolah ia pun
harus mentaati aturan-aturan sekolah misalnya berbaris sebelum masuk kelas, kapan pulang
rumah, dan harus taat pada guru. Ketika Ia melepaskan masa lajang, ia pun tidak langsung
menikah tetapi harus melewati norma masyarakat setempat misalnya –berkenalan,
berpacaran, melamar, akad/janji pernikahan, dan ada pestanya. Dengan kata lain setiap
anggota masyarakat telah mengenal sosiologi-antropologi dan setiap orang yang pernah
menjadi murid di sekolah atau suatu lembaga pembelajaran juga sudah mengenal sosiologi-
antropologi pendidikan.
1|P age
digunakan paradigma antropologi maka dinamakan antropologi pendidikan. Oleh karena
sosiologi dan antropologi memiliki hubungan yang sulit dipisahkan atau dibedakan maka
digunakan sosiologi-antropologi pendidikan. Mengapa sulit dipisahkan? Karena setiap
masyarakat pasti memiliki budaya dan setiap budaya pasti juga dihasilkan oleh suatu
masyarakat.
Berikut marilah terlebih dahulu memahami ketiga konsep yang digunakan sebagai
nama mata kuliah ini.
A. HAKIKAT SOSIOLOGI
Apakah sosiologi itu sehingga ia dipilih sebagai sandingan pendidikan? Ilmukah dia?
Dan ilmu macam apa? Pertanyaan semacam ini mungkin timbul dalam pikiran anda. Kata
sosiologi dibentuk dari dua bahasa yakni bahasa Latin: socius yang artinya berteman atau
bersama, dan bahasa Yunani logos artinya pengetahuan atau ilmu. Jadi secara harafiah
sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang masyarakat.
1. Definisi Ilmu
Walaupun secara harafiah ia telah berpredikat ilmu karena disandangnya logi (logos)
yakni sosio (logi) tetapi masih timbul pertanyaan apakah ia merupakan suatu ilmu? Untuk
menjawab pertanyaan ini, perlulah diketahui terlebih dahulu apakah ilmu itu? Ilmu adalah
pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dibangun dengan menggunakan pikiran
dan penelitian serta kebenarannya dapat dikontrol. Pengetahuan adalah sesuatu yang
diketahui melalui observasi bukan tahayul atau kepercayaan. Tersusun secara sistematis
berarti ilmu itu ada ruang lingkup dan urut-urutan logisnya. Menggunakan pikiran dan
penelitian berarti ilmu itu didasarkan pada kekuatan berpikir dan pembuktian empiris. Dan
kebenaran teorinya harus dapat dikontrol oleh orang lain baik sefaham maupun tidak.
2|P age
Sosiologi menjadi ilmu ketika August Comte (1798-1857) menamakan sosiologi
sebagai ilmu positif sehingga sosiologi diakui sebagai ilmu. Sebelum August Comte, banyak
pengetahuan sosiologis yang tercerai-berai atau tak dihimpun secara sistematis. Ciri-ciri
positif adalah:
1. Harus ada observasi. Menyaksikan dan meneliti kejadian yang dipelajari. Dengan ini
ditinggalkan metode imaginasi. Adanya kelas social dalam masyarakat bukanlah hasil
imaginasi tetapi dapat dilihat dan ditemui orang-orang dari kelas social tersebut.
2. Berjiwa relativisme. Nilai absolut perlu dilepaskan. Kesimpulan yang diperoleh hanya
bersifat relatif. Tidak boleh dipastikan bahwa setiap orang dari kelas elite mempunyai
tingkah laku eksklusif, sombong dan jual mahal. Dengan kata lain kebenarannya
relative.
3. Spontanitas kejadian sosial. Peristiwa sosial tidak ditentukan oleh pembuat undang-
undang. Tetapi muncul secara spontan seperti peristiwa alamiah lainnya. Bertegur
sapa dengan orang lain misalnya merupakan suatu kejadian social yang spontan
bukan dilakukan karena ada peraturan atau undang-undang.
4. Dapat diramalkan sebelumnya. Ini tanda khas pula dari pandangan positif. Walaupun
kebenaran sosiologi tidak setinggi ilmu Fisika tetapi dapat diramalkan bahwa peristiwa
sosial tertentu yang memiliki kuantitas dan kualitas tertentu kiranya dapat
menimbulkan suatu peristiwa sosial berikutnya. Dalam mengemban tugasnya
sosiologi bercita-cita “savoir pourpreveir”, yang tak lain: mengetahui untuk berjaga-
jaga.
4. Pengertian Sosiologi
a. Isodore Auguste Francois Marie Xavier Comte mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu
positif (empiris) tentang masyarakat.
b. Emile Durkheim mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari fakta sosial;
dan fakta sosial bukanlah fakta individual. Fakta sosial itu bersifat eksternal,
memaksa, dan berlaku umum.
c. Pitirim Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari: i.
Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya
antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan
ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya; ii. Hubungan dengan
pengaruh timbal-balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala nonsosial (misalnya
gejala geografis, biologis dan sebagainya, iii. Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.
3|P age
d. Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
e. William F. Ogburn dan Meyer F.Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah
penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
f. J.A.A. van Doorn dan C.J. Lammers berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil.
g. Selo Soemarjan dan Soeleman soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu
kemasyarakatan ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial.
Sampai di sini anda telah mengetahui arti sosiologi dan ia memiliki kedudukan sebagai
ilmu. Sehubungan dengan mata kuliah ini—sosiologi pendidikan—anda pun mungkin
bertanya: apakah sosiologi pendidikan itu dan apakah ia ilmu murni atau terapan? Apa pula
gunanya ia dipelajari oleh calon guru atau konselor?
Sebelum mengetahui apakah sosiologi pendidikan itu, terlebih dahulu perlu diketahui
tentang apakah ilmu murni dan ilmu terapan. Ilmu murni (pure science) adalah ilmu yang
bertujuan meneliti dan menghasilkan teori. Sedangkan ilmu terapan (applied science) adalah
ilmu yang memanfaatkan temuan teoretis dari ilmu murni. Fisika misalnya adalah ilmu murni
yang teori-teorinya misalnya tentang gaya, digunakan dalam teknik. Fisiologi adalah ilmu
murni yang digunakan dalam kedokteran. Psikologi adalah ilmu murni yang digunakan dalam
pengubahan tingkah laku.
Berikut adalah hubungan antara ilmu-ilmu murni (pre sciences) dan ilmu-ilmu terapan
(applied sciences) yang dipadukan dari Vernon (Susanto, 1979) dan Bierstedt (1957): Ilmu
murni adalah ilmu yang menghasilkan teori. Ilmu Terapan adalah ilmu yang memakai teori
dari ilmu murni.
Astronomi Navigasi
Fisika Teknik
Matematika Akuntansi
Kimia Farmasi
4|P age
Fisiologi Kedokteran
Geologi Perminyakan
Ekonomi Bisnis
pendidikan (SOSIOANROPENDIDIKAN)
Sosiologi sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa ia adalah ilmu murni maka ia
bertugas menghasilkan teori-teori. Teori-teori yang dihasilkan oleh sosiologi misalnya teori
interaksi manusia, teori-teori kelompok atau jenis masyarakat, teori-teori stratifikasi sosial,
teori-teori lembaga kemasyarakatan, teori perubahan sosial, teori kekuasaan dan wewenang.
Praktisi-praktisi yang memanfaatkan ilmu tersebut melahirkan cabang-cabang sosiologi
praktis misalnya sosiologi pendidikan, sosiologi agama, sosiologi perkotaan, sosiologi
pembangunan dan sebagainya.
a. Sosiologi adalah ilmu sosial bukan ilmu pasti. Objek yang dipelajari sosiologi adalah
masyarakat dengan interaksinya bukan obyek-obyek alamiah seperti yang dipelajari
dalam fisika, astronomi, kimia, dan geologi.
b. Sosiologi adalah ilmu kategoris bukan ilmu normatif. Sosiologi mencatat fakta-fakta
sosial yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu, tetapi tidak menilai apakah fakta
tersebut baik atau buruk, bernilai atau tidak. Contoh:pelacuran dan menyontek.
c. Sosiologi merupakan ilmu murni bukan terapan. Sebagai ilmu murni, sosiologi
menghasilkan pengetahan atau teori yang akan digunakan oleh praktisi-praktisi.
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak bukan konkret. Sosiologi tidak
tertarik pada kejadian konkret satu per satu tetapi pada bentuk dan pola-pola umum
peristiwa dalam masyarakat.
e. Sosiologi merupakan ilmu generaslisasi. Sosiologi menghasilkan pengertian dan pola-
pola umum.
5|P age
f. Sosiologi adalah ilmu rasional sekaligus empiris. Sosiologi menggunakan metode-
metode yang rasional dan empiris dalam bekerja tetapi ia bukan hanya mendasarkan
diri pada empiris.
g. Sosiologi merupakan imu pengetahuan yang umum bukan khsusus. Sosiologi
mempelajari gejala umum yang terjadi dalam interaksi manusia bukan kejadian demi
kejadian.
7. Sosiologi Pendidikan
Untuk lebih memahami apa itu sosiologi pendidikan dan apa pula tujuannya, kita mengikuti
Nasution (1999) tentang tujuan sosiologi pendidikan:
a. Sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosialisasi. Dalam hal ini sosiologi
pendidikan menganalisis bagaimana seorang anak mengalami proses sosialisasi
dalam keluarga, kelompok, dan masyarakat sekitarnya dengan budayanya, sehingga
diperoleh kepribadian yang baik menurut ukuran masyarakat.
b. Sosiologi pendidikan sebagai analisis kedudukan/pengaruh pendidikan dalam
masyarakat.
Seberapa besar pengaruh pendidikan terhadap kemajuan suatu masyarakat.
c. Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi sosial disekolah dan antara sekolah
dengan masyarakat. Slum area illiterate ➔literate stunting
d. Sosiologi pendidikan sebagai dasar untuk menentukan tujuan pendidikan.
e. Sosiologi pendidikan sebagai sosiologi terapan.
f. Sosiologi pendidikan sebagai latihan bagi petugas pendidikan. Illitirate ➔literate
6|P age
Masalah-masalah yang diselidiki sosiologi pendidikan antara lain meliputi pokok-pokok yang
berikut:
B. Antropologi
1. Pengertian
Kata antropologi terdiri dari dua suku kata Yunani yakni antropos yang berarti
manusia dan logos yang berarti ilmu. Jadi antropologi adalah ilmu tentang manusia.
George F.Kneller(1978, p1)) membatasi antropologi sebagai berikut:
Antropology is the study of man and his ways of living. It has two main
branches: physical antropology, which traces the evolution of the human
organism and its adaptation to different environments; and cultural
antropolgy, which is the study of cultures living and dead. At its broadest,
7|P age
cultural antropology includes linguistics (the study of speech forms),
archeology (the study of dead cultures), and ethnology, which is the study
of living cultures and those can be observed directly.
8|P age
b. Fase Kedua (Pertengahan abad ke 19)
Pada pertengahan abad 19 terjadi integrasi yakni penyatuan tulisan-tulisan yang masih
tercerai-berai itu. Bahan-bahan Etnografi disusun menjadi sebuah tulisan-tulisan. Sekitar
tahun 1860 muncul karangan yang mengklasifikasikan aneka kebudayaan di dunia ke
dalam tingkat evolusi dan persebaran kebudayaan. Para penulis menggolongkan orang
dan kebudayaan di luar Eropa sebagai orang dan kebudayaan yang primitif dibandingkan
dengan orang dan kebudayaan Eropa. Jadi perkembangan tahap kedua lebih bersifat
akademis karena lebih sistematis.
3. Pembagian Antropologi
Antropologi dibagi menjadi dua bagian besar yakni antropologi fisik dan budaya.
Menurut Wikipedia, antropologi Biologi dibagi lagi menjadi beberapa cabang ilmu,
diantaranya yaitu:
a. Paleoantropologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia dan evolusi
manusia melalui penggalian bukti fosil-fosil manusia yang tersimpan dalam lapisan
bumi.
9|P age
b. Somatologi atau antropologi fisik adalah adalah ilmu yang mempelajari keberagaman
ras manusia dengan mengamati ciri-ciri fisik: warna kulit, bentuk muka, rambut.
c. Bioarkeologi adalah ilmu tentang kebudayaan manusia yang lampau dengan melalui
analisis sisa-sisa (tulang) manusia yang biasa ditemukan dalam situs-situs arkeologi.
d. Ekologi Manusia adalah studi tentang perilaku adaptasi manusia pada lingkungannya
(mengumpulkan makanan, reproduksi, ontogeny: perkembangan manusia sejak
pembuahan sampai dewasa) dengan perspektif ekologis dan evolusi. Studi ekologi
manusia juga disebut dengan studi adaptasi manusia, atau studi tentang respon
adaptif manusia (perkembangan fisik, fisiologi, dan genetik) pada tekanan lingkungan
dan variasinya.
e. Paleopatologi adalah studi penyakit pada masa purba (kuno). Studi ini tidak hanya
berfokus pada kondisi patogen yang diamati pada tulang atau sisa-sisa jaringan
(misalnya pada mumi), tetapi juga pada gangguan gizi, variasi morfologi tulang, atau
juga bukti-bukti stres pada fisik.
f. Antropometri adalah ilmu yang memelajari dan mengukur variasi fisik manusia.
Antropometri pada awalnya digunakan sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi
sisa-sisa fosil kerangka manusia purba dalam rangka memahami variasi fisik manusia.
Pada saat ini, antropometri berperan penting dalam desain industri, desain pakaian,
desain industrial ergonomis, dan arsitektur di mana data statistik tentang distribusi
dimensi tubuh dalam populasi digunakan untuk mengoptimalkan produk yang akan
digunakan konsumen.
g. Osteologi/osteometri adalah ilmu tentang tulang yang memelajari struktur tulang,
elemen-elemen pada kerangka, gigi, morfologi mikrotulang, fungsi, penyakit, patologi,
dsb. Osteologi digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi sisa-sisa tulang
(baik kerangka utuh mau pun yang telah menjadi serpihan) untuk menentukan jenis
kelamin, umur, pertumbuhan dan perkembangannya, sebab kematian, dan lain
sebagainya dalam konteks biokultural.
h. Primatologi adalah ilmu tentang primata bukan manusia (non-human primates).
Primatologi mengkaji perilaku, morfologi, dan genetik primata yang berpusat pada
homologi dan analogi dalam mengambil kesimpulan kenapa dan bagaimana ciri-ciri
manusia berkembang dalam primata.
i. Antropologi Forensik adalah ilmu terapan antropologi dalam ruang legal (hukum),
biasanya menggunakan perspektif dan keahlian ekologi manusia, paleopatologi, dan
osteologi dalam kasus-kasus kriminal luar biasa (FBI: Federal Bureau of
Investigation, CIA: Central Intelligence Agency, dan militer) untuk menganalisis
kondisi korban yang sudah tidak utuh (terbakar, rusak, terpotong-terpotong karena
10 | P a g e
mutilasi, atau sudah tidak dikenali lagi) atau dalam tahap dekomposisi lanjut (sudah
menjadi kerangka tulang).
j. Antropologi Molekuler adalah bidang ilmu yang mempelajari evolusi, migrasi, dan
persebaran manusia di bumi melalui analisis molekuler. Biasanya menggunakan
perbandingan sekuens DNA dan protein dalam melihat variasi populasi dan
hubungan antar atau inter-populasi dalam menentukan suatu populasi masuk ke
dalam grup tertentu atau berasal dari wilayah mana (geographical origin).
4. Antropologi Pendidikan
Antropologi pendidikan menaruh perhatian pada:
11 | P a g e
a. Identifikasi kebutuhan belajar masyarakat
Identifikasi kebutuhan masayarakat ini bersumber dari informasi masyarakat sekitar.
Masyarakat tersebut terdiri dari tokoh masyarakat, baik secara formal maupun informal,
tokoh agama, dan perwakilan masyarakat kelas bawah. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh informasi dan data yang dijadikan bahan pengembangan kurikulum.
12 | P a g e
3. Pendidikan
13 | P a g e