A. ARTI SOSIOLOGI
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
perilaku sosial antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah jauh dengan
yang namanya hubungan sosial, karena bagaimanapun
hubungan tersebut memengaruhi perilaku orang-orang.
Secara etimologis, sosiologi berasal dari dua kata
yaitu socius (Bahasa Latin) yang artinya teman, dan logos
(Bahasa Yunani) yang artinya kata, perkataan atau
pembicaraan. Jadi, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang cara bermasyarakat.
Tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah
sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) seorang
filsuf dari Prancis, sehingga Auguste Comte dikenal
sebagai “The Father of Sociology”.
Ciri-ciri utama dari sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan murni memiliki empat ciri, antara lain
sebagai berikut:
1) Empiris, sebagai ilmu pengetahuan sosiologi
didasarkan pada realitas sosial yang terjadi di
lapangan dan tidak bersifat spekulatif.
2) Teoritis, selalu berusaha menyusun abstraksi berupa
kesimpulan mengenai hubungan sebab-akibat dari
gejala sosial yang diteliti berdasarkan dari hasil
pengamatan empiris.
3) Kumulatif, dalam membangun argumen terkait suatu
fenomena tertentu harus dilandaskan pada kumpulan
teori yang sudah tercipta sebelumnya.
4) Non-etis, sosiologi ada tidak untuk menilai baik dan
buruknya suatu permasalahan, melainkan pada
penjelasan logis terkait latar belakang terjadinya suatu
fenomena tertentu.
Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian
sosiologi yaitu:
1. Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antar manusia dalam kelompok.
2. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial
termasuk perubahan sosial.
3. Mayor Polak
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
masyarakat secara keseluruhan, yaitu hubungan antara
manusia satu dengan manusia lain, manusia dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok, baik
kelompok formal maupun kelompok informal atau
baik kelompok statis maupun kelompok dinamis.
4. Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta
sosial, yaitu fakta-fakta yang berisikan cara bertindak,
berpikir, dan merasakan yang mengendalikan
individu.
5. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
dan pengaruh timbal balik antara beraneka ragam
gejala sosial (seperti gejala ekonomi, gejala agama,
gejala keluarga, dan gejala moral). Weber lebih
berfokus pada “tindakan sosial” yang
mempertimbangkan perilaku orang lain.
6. Peter L. Berger
Sosiologi bertujuan untuk memahami masyarakat
sehingga daya tarik sosiologi terletak pada kenyataan
yang memungkinkan kita untuk memperoleh
gambaran lain mengenai dunia yang sudah kita
tempati sepanjang hidup.
7. Auguste Comte
Sosiologi adalah ilmu yang bertujuan untuk
mengetahui masyarakat dan dengan pengetahuan itu,
seseorang dapat menjelaskan, meramal, serta
mengontrol masyarakat. Comte berpendapat bahwa
ilmu sosiologi terbagi menjadi dua, yaitu statistika
sosial dan dinamika sosial. Statistika sosial adalah
sosiologi yang mempelajari pola hubungan
masyarakat yang bersifat statis (tetap). Misalnya,
lembaga atau sistem hukum. Sementara dinamika
sosial berarti sosiologi mempelajari perubahan sosial
dalam masyarakat. Contohnya, globalisasi.
8. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap
interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
9. C. Wright Mills
Mills berpendapat bahwa untuk memahami apa yang
terjadi di dunia maupun dalam diri manusia, kita
membutuhkan “Sociological imagination” (khayalan
sosiologis). Dengan khayalan itu, kita dapat
memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi,
serta hubungan antara keduanya.
10. Soerjono Soekanto
Sosiologi sebagai ilmu murni, bukan terapan dalam
bukunya ‘Sosiologi Suatu Pengantar’. Dalam
perkembangannya, sosiologi menghasilkan teori dan
metode ilmiah yang dapat digolongkan sebagai ilmu
terapan (applied science).
11. Allan Jhonson
Jhonson mendefinisikan sosiologi sebagai studi
tentang kehidupan dan perilalku manusia dalam
sistem sosial serta pengaruhnya terhadap sistem
tersebut.
12. The Frankfurt School
Kelompok intelektual The Frankfurt School
menyarankan definisi atau pengertian sosiologi
sebagai alat perlawanan kaum tertindas untuk
melawan penguasa demi mewujudkan cita-cita
emansipatoris.
13. Erving Goffman
Goffman menggunakan sosiologi sebagai ilmu yang
mempelajari interaksi sosial dalam kehidupan sehari-
hari.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang
pengertian sosiologi, perlu kita ketahui teori dasar yang
digunakan sebagai pedoman dalam menyimpulkan tentang
sosiologi, sebagai berikut:
a. Teori Fungsionalisme Struktural
Teori ini dikemukakan oleh Emile Durkheim
dan Talcott Parsons, menganggap stratifikasi sosial
atau hierarki sebagai sebuah keniscayaan. Setiap
masyarakat bekerja dalam sebuah sistem yang
terstratifikasi dan semuanya berfungsi sesuai
kebutuhan sistem sosial. Singkatnya, stratifikasi
merupakan kebutuhan dari sebuah sistem.
Stratifikasi bukan tentang seseorang yang
menempati jabatan tertentu, tetapi tentang posisi
sosial dalam sebuah sistem. Setiap posisi bisa di
ibaratkan sebagai organ tubuh, maka jantung, hati,
ginjal, dan sebagainya. Semua organ bekerja
memenuhi kebutuhan fungsional bagi tubuh. Jika
salah satu posisi sosial tidak berfungsi, sistem sosial
akan kacau. Masyarakat mengalami disorganisasi.
b. Teori Konflik
Teori konflik berkembang sebagai reaksi teori
fungsionalisme struktural. Teori konflik memiliki akar
dari Marxian dan Randal Collins. Teori ini melihat
relasi sosial dalam sebuah sistem sosial sebagai
pertentangan kepentingan. Masing-masing kelompok
atau kelas memiliki kepentingan yang berbeda.
Perbedaan kepentingan ini ada karena beberapa sebab:
1) Manusia memiliki pandangan subjektif terhadap
dunia.
2) Hubungan sosisal adalah hubungan saling
memengaruhi atau seseorang mempunyai
pengaruh terhadap orang lain.
3) Pengaruh tersebut merupakan potensi konflik
interpersonal.
Dengan demikian, stratifikasi sosial berisi relasi
yang sifatnya konfliktual.
c. Teori Interaksionisme Simbolik
Prinsip dasar teori ini adalah manusia memiliki
kapasitas untuk berpikir dan pemikirannya dibentuk
oleh interaksi sosial. Tokoh yang mengemukakan
teori ini adalah Herbert Blumer. Dalam proses
interaksi, manusia mempelajari makna dan simbol-
simbol yang mengarahkannya pada kapasitas menjadi
berbeda dengan lainnya.
Makna dan simbol memungkinkan manusia
untuk bertindak dan berinteraksi secara berbeda,
misalnya cara orang memaknai kesuksesan berbeda-
beda atau perbedaan Bahasa yang digunakan setiap
suku juga berbeda. Manusia mampu memodifikasi
atau mengubah makna yang mereka gunakan dalam
proses interaksi sesuai interpretasi atas situasi sosial.
C. FUNGSI SOSIOLOGI
Berikut merupakan pembahasan 4 fungsi dan peran
sosiologi bagi masyarakat beserta contoh dan penjelasan
lengkapnya.
1. Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan
Sosiologi berfungsi dalam melakukan
pembangunan. Dalam fungsi ini, sosiologi memiliki
peran untuk melakukan perubahan dalam masyarakat
yang direncanakan dan bertujuan untuk membentuk
kondisi masyarakat yang baik. Pembangunan dapat
dilakukan dalam dua cara, yaitu pembangunan
struktural dan pembangunan spiritual.
Pembangunan struktural adalah pembangunan
fisik seperti bangunan dan infrastruktural. Sementara,
pembangunan spiritual adalah pembangunan sumber
daya manusia, melalui peningkatan moral dan
pendidikan bagi masyarakat umum.
Terdapat 3 tahapan dalam proses pembangunan
yakni:
Tahap perencanaan, yang berfungsi untuk
mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, sehingga
membutuhkan data-data yang relatif lengkap, yang
meliputi pola interaksi sosial, kelompok sosial,
lembaga sosial, stratifikasi sosial, dan sebagainya.
Tahap pelaksanaan, yang bertujuan melakukan
pengawasan terhadap kekuatan sosial dan
perubahan sosial di masyarakat dengan meneliti
terhadap pola kekuasaan dan wewenang yang ada
di masyarakat dan mengamati perubahan yang
terjadi.
Tahap evaluasi, yakni berfungsi melakukan
analisis dampak sosial pembangunan untuk
menilai keberhasilan pembangunan, untuk
kemudian dilakukan perbaikan, penambahan, dan
peningkatan ke arah yang lebih baik.
2. Fungsi Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial
Sosiologi juga berfungsi untuk melakukan
pemecahan masalah sosial. Masyarakat memiliki
tantangan dan permasalahan sosial, seperti anak
jalanan, kenakalan remaja, dan tindak kriminal. Hal
ini masih ditambah sejumlah kasus konflik sosial
seperti rasisme, intoleransi, hingga konflik horizontal
masyarakat.
Sosiologi memiliki peran untuk mengatasi
permasalahan tersebut dengan menganalisa penyebab
dan latarbelakang masalah tersebut guna dicarikan
solusi yang tepat. Pemecahan masalah sosial sangat
penting karena masalah tersebut mengganggu
ketertiban dan kenyamanan masyarakat luas.
Terdapat 3 langkah pemecahan masalah sosial
yakni:
1) Metode antisipatif, yakni berupa tindakan yang
sifatnya pencegahan serta mempersiapkan untuk
sesuatu yang mungkin terjadi.
2) Metode represif, yakni berupa tindakan agar
membuat jera pelaku pelanggaran dengan sanksi
atau denda tertentu.
3) Metode restitusif, yakni berupa tindakan
pemberian penghargaan kepada seseorang yang
menaati hukum.
3. Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial adalah langkah
mempersiapkan masyarakat untuk kondisi masa
depan. Dengan kata lain, perencanaan sosial
mengantisipasi masalah sosial yang belum terjadi,
namun dapat terjadi di masa mendatang.
Penyusun perencanaan sosial bertujuan untuk
mengantisipasi berbagai masalah yang timbul di
masyarakat. Tentunya perencanaan disusun atas dasar
kenyataan yang faktual sebagai alat untuk mengetahui
perubahan yang terjadi di masyarakat.
Perencanaan sosial dilakukan sebagai alat
untuk mengetahui perkembangan masyarakat,
sehingga dapat menghimpun kekuatan sosial di
masyarakat. Proses pencegahan atau antisipasi ini
sangat penting guna menghindari dampak yang
mungkin ditimbulkan suatu masalah.
4. Fungsi Sosiologi dalam Penelitian
Sosiologi menganalisis kondisi masyarakat
dengan metode ilmiah, menggunakan observasi dan
eksperimen. Dalam sosiologi, penelitian berguna
untuk memberikan gambaran mengenai kehidupan
masyarakat.
Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan,
sosiologi tentu memiliki teori-teori dan objek kajian
ilmiah yang dipelajari. Hal ini berhubungan dengan
sifat-sifat sosiologi itu sendiri dimana sosiologi
bersifat empiris, teoritis, kumulatif, dan non-etis.
Penelitian dalam sosiologi bisa dilakukan dengan
mengambil berbagai sudut pandang kehidupan dalam
masyarakat, misalnya meneliti kondisi angka
kemiskinan dalam masyarakat, meneliti perbedaan
perilaku konsumen dari pedesaan dan perkotaan,
meneliti dampak dari perilaku anak broken home, dan
sebagainya.
D. PERAN SOSIOLOGI
Sosiologi yang berkembang dalam masyarakat
memiliki peran dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini
kita akan membahas beberapa peran dari sosiologi:
1. Sosiolog sebagai Ahli Riset
Seperti ilmuwan lainnya, seorang sosiolog
berfokus pada pengumpulan dan penggunaan data.
Proses tersebut dilakukan melalui riset ilmiah dengan
tujuan untuk mecari data kehidupan masyarakat yang
memuat pola-pola, kecenderungan, dan kemungkinan
yang paling mungkin terjadi. Semua hal tersebut
kemudian sosiolog dalam membuat prediksi yang
didasarkan pada fakta-fakta mengenai realita sosial
yang ada dan berkembang dalam masyarakat.
2. Sosiolog sebagai Konsultan Kebijakan
Hasil dari riset ilmiah yang dilakukan oleh para
sosiolog pada dasarnya menghasilkan sebuah prediksi
kondisi sosial. Prediksi sosial tersebut kemudian dapat
dijadikan dasar dalam merancang dan menetapkan
kebijakan. Sehingga, dalam pembuatan kebijakan
pengaruh atau dampak yang ditimbulkan baik itu positif
maupun negatif dapat lebih awal diketahui.
3. Sosiolog sebagai Praktisi
Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberikan
saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah
hubungan masyarakat, hubungan antar karyawan,
masalah moral, maupun hubungan antar kelompok
dalam organisasi. Dalam konteks tersebut, sosiolog
berperan sebagai ilmuwan terapan yang menggunakan
pengetahuan ilmiahnya untuk mencari nilai-nilai
tertentu, seperti efisiensi kerja, efektivitas program,
atau kegiatan kemasyarakatan.
4. Sosiolog sebagai Guru atau Pendidik
Mengajar merupakan kegiatan yang dapat
digeluti oleh seorang sosiolog. Sebagai pendidik,
sosiolog berperan dalam mengajarkan dan
mengembangkan sosiologi sebagai ilmu di berbagai
bidang dengan memberikan contoh-contoh yang
terdapat di masyarakat.
Daftar Pustaka:
http://www.kompasiana.com/riskaariana
https://tirto.id/pengertian-sosiologi-dan-teori-teori-
dasarnya-dari-para-ahli-f8Ty
https://fis.unj.ac.id/labs/sosiologi/teori-utama-sosiologi/
http://blog.ruangguru.com
http://sosiologis.com/pengertian-sosiologi-menurut-para-
ahli
http://materiips.com/cabang-ilmu-sosiologi