Kelas : X IPS 1
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur
raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu
pada dirinya.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan
sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Setiap manusia
cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya.
Sosiologi sebagai ilmu sosial adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang masyarakat atau manusia
secara umum. Sosiologi sebagai ilmu sosial mempelajari tentang manusia dalam hubungan interaksinya
antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, serta
lingkungan masyrakat tersebut. Sosiologi sebagai ilmu sosial juga memfouskan terhadap gejala-gejala
sosial yang terjadi untuk mengatasi masalah gejala-gejala tersebut. Sehingga sosiologi tidak terbatasi oleh
suatu penilaian karena bersifat ilmu pengetahuan yang murni untuk kehidupan sosial.
- William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf : sosiologi adalah penelitian ilmiah tentang interaksi
sosial yang menghasilkan organisasi sosial.
- J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers : sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-
struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
- Émile Durkheim : Sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji fakta dan institusi sosial dalam berbagai tatanan
masyarakat. Dari kumpulan fakta terkait cara berpikir dan bertindak tersebut, Durkheim meyakini adanya
kekuatan untuk mengendalikan individu.
- Karl Marx : Marx tidak secara eksplisit mendefinisikan sosiologi, tetapi dalam The Communist
Manifesto dirinya meyakini bahwa masyarakat (proletar) perlu dibebaskan dari sistem kapitalis.
Sosiologi dipercaya dapat melawan penindasan dan melahirkan masyarakat tanpa kelas.
- Max Weber : Menurut Weber, sosiologi berlaku sebagai studi yang meninjau tindakan sosial guna
menjelaskan hubungan sebab-akibat dari fenomena sosial tertentu.
- Herbert Spencer : Dalam sudut pandang Spencer, sosiologi merupakan ilmu yang mengamati susunan
dan proses sosial sebagai sebuah sistem.
Melalui teori kritik yang dikembangkan, Mazhab Frankfurt mencoba menghubungkan pengetahuan
dengan praksis kehidupan masyarakat. Lebih rinci, upaya menghubungkan pengetahuan dan praksis
diteruskan oleh Jorgen Habermas yang mendasarkan pada paradigma komunikasi melalui media massa.
Setelah itu, ada beberapa pemikiran baru tentang sosiologi yang termuka, yaitu difusionisme,
fungsionalisme, dan strukturalisme.
Sosiologi di Indonesia telah dimulai dalam waktu yang lama. Pada masa Sri Paduka
Mangkunegoro IV dari Surakarta, terdapat ajaran Wulang Reh yang mengajarkan tentang tata hubungan
antara para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan-golongan berbeda. Dalam ajaran
tersebut terdapat banyak aspek sosiologi, khususnya pada bidang hubungan antargolongan. Selain itu, Ki
Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia juga telah menyumbangkan sosiologi dalam konsep-
konsepnya tentang kekeluargaan dan kepemimpinan. Praktik dari ajaran ini diterapkan dalam organisasi
pendidikan Taman Siswa.
Kala itu sosiologi belum dianggap sebagai ilmu yang penting untuk dipelajari. Akan tetapi, hanya
sebatas ilmu pembantu untuk ilmu pengetahuan lainnya. Itu dikarenakan banyak karya orang Belanda,
seperti tulisan-tulisan ter Haar dan Duyvendak yang mencakup unsur-unsur sosiologis namun kala itu
dikupas secara ilmiah dari aspek nonsosiologis dan belum menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Sebelum perang dunia kedua, Indonesia hanya memiliki Sekolah Tinggi Hukum
(Rechtshogeschool) di Jakarta, satu-satunya lembaga perguruan tinggi sebelum era kemerdekaan yang
memberikan kuliah tentang sosiologi di Indonesia. Berhubung belum ada spesialisasi sosiologi baik di
Indonesia maupun di Belanda, maka para pengajar kala itu tidak berasal dari latar belakang psikologi.
Adapun teori yang diajarkan bersifat filsafat sosial dan teoretis, berdasarkan buku-buku karya Leopold
von Wiese, Bierens de Haan dan sebagainya.
Kegiatan perkuliahan di sekolah tersebut sempat ditiadakan pada 1934 hingga 1935. Penyebabnya
karena para guru besar memiliki opini bahwa pengetahuan tentang bentuk dan susunan masyarakat dan
proses-proses yang terjadi di dalamnya tidak diperlukan dalam hubungan dengan pelajaran hukum.
Mereka juga berpandangan bahwa yang penting untuk dipelajari adalah hukum positif, yakni peraturan-
peraturan yang berlaku dengan sah pada suatu waktu dan suatu tempat tertentu.
Perbedaannya yaitu, kalau sosiologi adalah ilmu yang mencakup tentang kemasyarakatannya yang
meliputi kajian, gejala maupun sarana dan prasarana dlm suatu masyarakat. Sedangkan pengetahuan
umum mencakup seluruh dari semua ilmu pengetahuan dari berbagai bagian pelajaran.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang
khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum, yang ada pada setiap interaksi antarmanusia.
TUGAS SOSIOLOGI
Hari / Tanggal : Selasa / 3 Agustus 2021
Soal
2. ‘Sosiologi berlaku sebagai studi yang meninjau tindakan sosial guna menjelaskan
hubungan sebab-akibat dari fenomena sosial tertentu.’ Merupakan pengertian sosiologi
yang dikemukakan oleh?
Jawab : Pengertian sosiologi tersebut dikemukakan oleh Max Weber.