Anda di halaman 1dari 23

Sosiologi

kajiah ilmiah mengenai masyarakat manusia dan asalnya, perkembangan, aturan, dan institusinya

Sosiologi adalah ilmu yang membahas t ent ang berbagai aspek dalam masyarakat sert a
pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Sosiologi pert ama kali digunakan oleh August e Comt e yang
juga dikenal sebagai bapak dari sosiologi dan kemudian diperluas menjadi suat u disiplin ilmiah oleh
Herbert Spencer.[1] Perkembangan sosiologi sebagai ilmu dibagi menjadi empat t ahap, yait u masa
abad pert engahan, masa abad renaisans, masa sosiologi sebagai ilmu t ent ang masyarakat dengan
menggunakan met ode ilmiah dari keilmuan lain (abad ke-18 M), dan masa sosiologi sebagai ilmu
dengan met ode ilmiah yang mandiri (abad ke-19 M).[2] Sosiologi memiliki objek kajian yang jelas dan
dapat diselidiki melalui met ode-met ode ilmiah sert a dapat disusun menjadi suat u sist em yang
masuk akal dan saling berhubungan. Objek kajian ut ama dalam sosiologi ialah st rukt ur masyarakat ,
unsur sosial, sosialisasi dan perubahan sosial.[3] Cabang-cabang ilmu sosiologi bersifat gabungan
ant ara ilmu t ent ang gejala sosial yang t erjadi dalam masyarakat dengan ilmu-ilmu lainnya.[4]

Etimologi

Sosiologi merupakan gabungan dari dua kat a yang berasal dari bahasa Lat in, yait u socius yang
berart i kawan at au t eman dan logos yang art inya ilmu penget ahuan.[5]

Sejarah Perkembangan Sosiologi

Sosiologi didirikan oleh orang Yunani kuno. Awalnya sosiologi bersat u dengan ilmu filsafat sosial.
Dipisahkan karena kemudian diskusi masyarakat berkisar pada hal-hal yang menarik perhat ian
umum. Sepert i perang dan konflik sosial. Dalam buku Sociology: S Ociety Diving in Society (2007),
pada abad ke-19, seorang filsuf Prancis bernama August e Comt e mengungkapkan keprihat inannya
t ent ang keadaan masyarakat Prancis set elah Revolusi Prancis booming. Dampak revolusi
menimbulkan perubahan posit if dengan munculnya suasana demokrasi, t et api juga membawa
perubahan negat if. Perubahan negat if berupa konflik kelas yang menyebabkan anarkisme di
masyarakat . Konflik dipicu oleh kurangnya pemahaman unt uk mengat asi perubahan at au hukum
sepert i pengat uran st abilit as sosial. Dalam kondisi sepert i it u, August e Comt e menyarankan
bahwa st udi t ent ang masyarakat harus dikembangkan menjadi ilmu yang mandiri. C t is di mana
sosiologi lahir sebagai cabang t ermuda dari ilmu-ilmu sosial. Ist ilah sosiologi dipopulerkan oleh
August e Comt e dalam bukunya Cours de Philosophe Positif (1830). Dalam buku t ersebut
dijelaskan bahwa objek sosiologi adalah manusia at au masyarakat luas. Sosiologi kemudian menjadi
ilmu yang berkembang di Eropa, t erut ama di Jerman dan Prrancis.[6]

Di dalam proses perkembangannya sosiologi dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu ke masyarakat lainnya
sepert i ekonomi dan sejarah. Sosiologi yang merupakan pemikiran t erhadap masyarakat lambat
lawan menjadi ilmu penget ahuan yang berdiri sendiri. Banyak usaha baik bersifat ilmiah maupun non
ilmiah yang membent uk sosiologi sebagai ilmu penget ahuan yang berdiri sendiri. Fakt or pendorong
ut ama munculnya sosiologi adalah meningkat nya perhat ian t erhadap kesejaht eraan masyarakat
dan perubahan-perubahan yang t erjadi di dalamnya.

Penggunaan istilah Sosiologi

Pada awalnya, manusia menyat ukan segala bidang penget ahuan sebagai bagian dari filsafat alam.
Kemudian filsafat alam berkembang menjadi berbagai cabang ilmu, salah sat unya ialah filsafat
sosial. Filsafat sosial membahas t ent ang et ika yang perlu ada dan diit erapkan di dalam
masyarakat . Tokoh-t okohnya yait u Plat o (429–347 SM) dan Arist ot eles (384-322 SM). Plat o
membahas t ent ang unsur sosiologi dalam bernegara, sedangkan Arist ot eles membahas t ent ang
et ika sosial. Dalam perkembangannya, sosiologi menjadi penget ahuan yang berbeda dengan
filsafat sosial. Sosiologi lebih mengut amakan penget ahuan t ent ang realit as sosial di dalam
masyarakat , dibandingkan dengan penget ahuan t ent ang cara masyarakat dalam menerapkan
et ika.[7] Konsep sosiologi kemudian dikembangkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean
Jaques Rousseau melalui pemikiran t ent ang kont ak sosial. Konsep pemikiran sosiologi ini belum
dianggap sebagai ilmu hingga awal t ahun 1800-an.[8]

Ist ilah sosiologi digunakan pert ama kali oleh August e Comt e dalam bukunya yang berjudul Cours
De Philosophie Positive yang dit erbit kan pada t ahun 1838 M dan kemudian dipopulerkan oleh
Herbert Spencer pada t ahun 1876 melalui penerbit an bukunya yang berjudul Principles of
Sociology.[9] Ist ilah sosiologi diperoleh dari dua kat a dalam bahasa Lat in yait u Socius dan Logos.
Kat a Socius berart i kawan, sedangkan kat a Logos berart i ilmu penget ahuan.[10]

Definisi

Masyarakat Eropa merupakan pencet us sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmiah. Sosiologi sebagai
ilmu t ent ang masyarakat memiliki bat asan-bat asan yang membedakannya dengan disiplin ilmiah
lainnya.[11] Berikut beberapa definisi sosiologi menurut para ahli:

1. Pit irim Sorokin : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh t imbal balik
ant ara beragam gejala sosial, gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan ciri-ciri umum dari
semua jenis gejala-gejala sosial lain..[12]

2. Albert J. Reiss, Jr : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari t ent ang kelompok-kelompok
sosial yang membent uk organisasi sosial at au lembaga sosial, dan pranat a sosial sert a
dampak yang dit imbulkannya.

3. Met a Spencer dan Alex Inkeles : Sosiologi adalah ilmu t ent ang kelompok hidup manusia.
4. David Popenoe : Sosiologi adalah ilmu t ent ang int eraksi manusia dalam masyarakat sebagai
suat u keseluruhan.

5. Roucek dan Warren : sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan ant ara manusia
dalam kelompok sosial.[3]

6. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf : sosiologi adalah penelit ian ilmiah t ent ang int eraksi
sosial yang menghasilkan organisasi sosial.[3]

7. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers : sosiologi adalah ilmu penget ahuan t ent ang st rukt ur-
st rukt ur dan proses-proses kemasyarakat an yang bersifat st abil.[13]

8. Max Weber : Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami t indakan-t indakan sosial.[14]

9. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi : Sosiologi adalah ilmu kemasyarakat an yang
mempelajari st rukt ur sosial dan proses-proses sosial t ermasuk perubahan sosial.[15]

10. Paul B. Hort on : sosiologi adalah ilmu yang memusat kan pemahaman mengenai kehidupan
kelompok dan produk kehidupan yang dihasilkannya.[16]

11. Soerjono Soekant o : sosiologi adalah ilmu yang memusat kan perhat ian pada segi-segi
kemasyarakat an yang bersifat umum dan berusaha unt uk mendapat kan pola-pola umum
kehidupan masyarakat .[17]

12. William Kornblum : sosiologi adalah suat u upaya ilmiah unt uk mempelajari masyarakat dan
perilaku sosial anggot anya dan menjadikan masyarakat yang bersangkut an dalam berbagai
kelompok dan kondisi.

13. Allan Jhonson : sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku sosial sert a
pengaruh individu t erhadap individu lain dan t erhadap sist em sosial.[16]

14. Émile Durkheim : Sosiologi adalah suat u ilmu yang mempelajari fakt a-fakt a sosial, yakni fakt a
yang mengandung cara bert indak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana
fakt a-fakt a t ersebut memiliki kekuat an unt uk mengendalikan individu.[18]

15. Nursid Sumaat madja : Sosiologi adalah ilmu penget ahuan t ent ang hubungan sosial, art inya
bahwa manusia adalah makhluk akt if yang mengadakan kont ak sosial dengan int eraksi sosial
yang berupa t ingkah laku dan dapat saling mempengaruhi.

16. Hassan Shadily : Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari t ent ang cara individu-individu di
dalam masyarakat agar dapat hidup bersama dengan membent uk ikat an-ikat an ant ar individu
sert a cara unt uk memaknai dan mengendalikan t ujuan hidup bersama dengan membent uk
perserikat an-perserikat an hidup sert a kepercayaan.[19]

17. P.J. Bouman: Sosiologi adalah ilmu penget ahuan yang mempelajari hubungan sosial
ant armanusia dalam hubungan ant ar individu dengan kelompok, sifat dan perubahan-
perubahan, lembaga-lembaga sert a ide-ide sosial.[20]
18. Georg Simmel: Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dalam kont eks
individu secara khusus dan t idak t erikat , namun menghasilkan int eraksi sosial sebagai realit as
sosial.[21]

Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial[22]

Ilmu penget ahuan dapat diart ikan sebagai kumpulan penget ahuan yang disusun secara sist emat is,
diperoleh dari akt ivit as berpikir manuia melalui met ode t ert ent u. Kebenaran ilmu penget ahuan
dapat diuji secara krit is oleh orang lain. Secara garis besar, ilmu penget ahuan t erbagi menjadi t iga
kelompok sebagai berikut .

a. Ilmu penget ahuan alam (natural sciences), yait u ilmu yang mengkaji gejala-gejala alam, baik
hayat i maupun nonhayat i. Ilmu penget ahuan alam ant ara lain mat emat ika, biologi, fisika, dan kimia.

b. Ilmu penget ahuan sosial (social sciences), yait u ilmu yang mengkaji kehidupan bersama manusia
dengan sesamanya, ilmu penget ahuan sosial ant ara lain sosiologi, polit ik, hukum, dan ekonomi.

c. Ilmu penget ahuan budaya (humanistic study), yait u ilmu yang mempelajari manifest asi at au
perwujudan spirit ual dari kehidupan bersama manusia. Ilmu penget ahuan budaya ant ara lain
kesast raan, bahasa, agama, filsafat dan kesenian.

Hakikat

Hakikat sosiologi sebagai ilmu penget ahuan sebagai berikut .[23]

Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu penget ahuan alam at au ilmu past i karena yang dipelajari
adalah gejala-gejala kemasyarakat an.

Sosiologi t ermasuk disiplin ilmiah kat egori, bukan merupakan disiplin ilmiah normat if karena
sosiologi membat asi diri pada apa yang t erjadi, bukan apa yang seharusnya t erjadi.

Sosiologi t ermasuk ilmu penget ahuan murni dan dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu
penget ahuan t erapan.

Sosiologi merupakan ilmu penget ahuan abst rak dan bukan ilmu penget ahuan konkret . Art inya
yang menjadi perhat ian adalah bent uk dan pola perist iwa dalam masyarakat secara menyeluruh,
bukan hanya perist iwa it u sendiri.

Sosiologi bert ujuan menghasilkan pengert ian dan pola-pola umum, sert a mencari prinsip-prinsip
dan hukum-hukum umum dari int eraksi manusia, sifat , hakikat , bent uk, isi, dan st rukt ur
masyarakat manusia.

Sosiologi merupakan ilmu penget ahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut met ode
yang digunakan.
Sosiologi merupakan ilmu penget ahuan umum, art inya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum
yang ada pada int eraksi ant ara manusia.

Ciri-Ciri

Sosiologi merupakan salah sat u bidang ilmu sosial yang mempelajari t ent ang masyarakat . Sosiologi
sebagai ilmu t elah memenuhi semua unsur ilmu penget ahuan. Ciri ut ama dari sosiologi sebagai ilmu
ialah empiris, t eoret is, kumulat if dan nonet is. Empiris, yait u didasarkan pada pengamat an dan akal
sehat yang hasilnya t idak bersifat perkiraan. Teoret is, yait u selalu berusaha menyusun abst raksi
dari hasil pengamat an yang nyat a dan abst raksi t ersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur
yang t ersusun secara logis dan bert ujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi
t eori. Kumulat if, yait u disusun at as dasar t eori-t eori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas
sehingga memperkuat t eori-t eori yang lama. Nonet is, yait u pembahasan suat u masalah t idak
mempersoalkan baik at au buruk masalah t ersebut , t et api lebih bert ujuan unt uk menjelaskan
masalah t ersebut secara mendalam.[24]

Sudut pandang

Sosiologi merupakan ilmu yang dapat diamat i dalam sudut pandang yang beragam, karena manusia
merupakan makhluk yang perilakunya berubah-ubah.[25] Hal ut ama yang dijadikan acuan dalam
menyusun sudut pandang sosiologi adalah persoalan ut ama dalam dunia sosial. Sosiologi
memunculkan banyak sudut pandang yang beragam yang saling berkait an sekaligus saling bersaing
sat u sama lainnya. Pada awalnya, sudut pandang dalam sosiologi dapat dibedakan menjadi sudut
pandang fakt a sosial, sudut pandang definisi sosial, sudut pandang perilaku sosial. Pada
perkembangan selanjut nya, muncul sudut pandang baru yait u sudut pandang posit ivist ik, sudut
pandang konst ruksi sosial, dan sudut pandang krit is.[26]

Sudut pandang fakta sosial

Sosiologi dapat dipandang melalui fakt a sosial berupa realit as sosial mengenai adanya st rukt ur
sosial dalam masyarakat . Realit as sosial ini t erbent uk secara mandiri t anpa ada kait annya dengan
individu-individu yang ada dalam suat u masyarakat . Fakt a sosial ini berbent uk seperangkat at uran
dalam masyarakat yang t erpisah dari masyarakat t et api t et ap mempengaruhi perilaku sosial dari
masyarakat t ersebut .[26]

Sudut pandang definisi sosial

Sosiologi dapat dipandang dari cara dan proses berpikir manusia sebagai individu yang melakukan
suat u t indakan secara bert anggung jawab unt uk menemukan nilai sosial melalui int eraksi sosial. Di
dalam masyarakat , manusia sebagai individu t et ap pat uh t erhadap st rukt ur sosial dan pranat sosial
yang t elah ada. Sosiologi dipandang sebagai proses perilaku sosial dan int eraksi sosial yang
berasal dari kehendak individu. Dalam sudut pandang definisi sosial, hakikat dari realit as sosial
berbent uk keinginan dan t indakan individu yang sifat nya subjekt if. Sosiologi dalam sudut pandan
definisi sosial mengacu pada makna yang dihasilkan oleh individu bagi masyarakat nya.[27]

Sudut pandang perilaku sosial

Sosiologi yang dipandang melalui perilaku sosial lebih mengut amakan sifat yang dapat diamat i
melalui panca indera sert a bersifat objekt if. Acuan ut ama dalam sudut pandang perilaku sosial
adalah int eraksi sosial yang berbent uk perilaku sosial yang dapat dipelajari melalui pengamat an
secara langsung. Sosiologi dalam sudut pandang perilaku sosial t idak mement ingkan makna dari
perilaku sosial, melainkan pengamat an dari perilaku it u sendiri secara berulang-ulang. Int eraksi
sosial dipandang sebagai suat u proses t anggapan dan rangsangan yang memiliki hubungan t imbal
balik.[28]

Sudut pandang positivistik

Sudut pandang posit ivist ik diperoleh dari filsafat posit ivist ik Rene Descart es dan didukung oleh
perkembangan ilmu penget ahuan dan t eknologi yang dimulai sejak abad pencerahan. Sebelum
adanya sudut pandang posit ivist ik, masyarakat sepenuhnya diat ur oleh negara dan agama yang
mengendalikan pemikiran yang bersifat met afisika dan t eologis.[29] Memasuki abad ke-14 Masehi,
masyarakat Eropa khususnya Skot landia, memulai menunjukkan ket idaksesuaian ant ara nalar dan
agama dan memilih mencari kebenaran penget ahuan melalui pembukt ian secara empiris. Pemikiran
ini kemudian berkembang di Inggris dan menyebar ke Eropa Darat an.[30]

Sudut pandang konstruktivistik

Sudut pandang konst ukt ivist ik dihasilkan melalui proses dari perdebat an t eoret ik dalam sejarah
perkembangan sosiologi it u sendiri. Teori-t eori sosial yang bersifat umum mulai diperdebat kan
sehingga menghasilkan berbagai t eori sosial yang bersifat khusus dan t erperinci pada suat u kajian
t ert ent u. Selain it u, sudut pandang konst rukt ivist ik juga muncul akibat adanya perdebat an ant ara
penggunaan met ode yang subjekt if at au objekt if dalam ilmu sosial sert a perdebat an mengenai
penggunaan met ode ilmiah at au pengamat an simbolik.[31]

Sudut pandang kritis

Sudut pandang krit is mulai t erbent uk ket ika sosiologi dianggap t idak mampu mencipt akan
perubahan sosial dan perubahan polit ik yang mampu mencipt akan masyarakat yang adil dan
beradab. Selain it u, sosiologi dianggap t erlau mengandalkan met ode ilmiah sebagai t ujuannya.[32]
Para ahli t eori krit is menganggap sosiologi hanya berpusat pada kajian masyarakat secara
menyeluruh sehingga t idak mempedulikan peran individu, sehingga masyarakat yang adil dan
beradab sulit diwujudkan melalui perubahan sosial.[33]

Pokok bahasan

Fakta sosial

Fakt a sosial merupakan cara bert indak, berpikir, dan berperasaan yang t idak dilakukan oleh individu
melainkan oleh hal-hal yang berada di sekit arnya. Sifat dari fakt a sosial adalah mampu memaksa
dan mengendalikan individu t ersebut . Segala hal yang berkait an dengan int eraksi sosial merupakan
bagian dari fakt a sosial. Fakt a-fakt a ini bersifat objekt if dan t idak mengandung nilai subjekt if yang
berasal dari manusia.[34]

Tindakan sosial

Tindakan sosial merupakan t indakan yang dilakukan dengan mempert imbangkan pengaruh dari
perilaku orang lain at au dapat memengaruhi orang lain.[34]

Khayalan sosiologis

Khayalan sosiologis merupakan cara unt uk memahami apa yang t erjadi di dalam individu maupun di
dalam masyarakat . Melalui khayalan sosiologi sejarah t okoh masyarakat , sejarah masyarakat dan
hubungan keduanya sat u sama lain, dapat dengan mudah dipahami. Khayalan sosiologis
menggunakan permasalah dan isu sebagai alat unt uk memahami masyarakat dan individu di
dalamnya.[35]

Realitas sosial

Realit as sosial merupakan hal-hal yang t erjadi di dalam kehidupan sosial. Sifat dari reait as sosial
adalah memiliki pola t ert ent u yang dapat dijelaskan sert a saling berkait an sat u sama lain.[36]

Objek

Sosiologi t idak memiliki fokus kajian pada bidang-bidang yang memiliki spesialisasi t ert ent u,
melainkan mengkaji fenomena sosial secara umum. [37] Objek kajian ut ama dalam sosiologi ialah
masyarakat .[38] Masyarakat adalah sekelompok individu yang hidup secara bersama-sama dalam
suat u wilayah dan mempunyai hubungan, memiliki kepent ingan bersama, dan memiliki budaya.[39]
Penyelidikan t erhadap masyarakat dilakukan melalui sudut pandang hubungan ant ara manusia dan
proses yang dit imbulkannya dalam masyarakat . Sosiologi mengkaji hubungan t imbal balik ant ara
manusia dengan manusia lain, hubungan ant ara individu dengan kelompok, dan hubungan ant ara
kelompok sat u dengan kelompok lain. Selain it u, sosiologi juga mengkaji sifat -sifat dari kelompok-
kelompok sosial yang bermacam-macam coraknya.[40]

Sosiologi sebagai ilmu penget ahuan mempunyai beberapa objek, yait u objek mat erial, objek formal,
objek budaya dan objek agama.[41] Objek mat erial sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala
dan proses hubungan ant ara manusia yang memengaruhi kesat uan manusia it u sendiri.[42] Objek
formal sosiologi lebih dit ekankan pada manusia sebagai makhluk sosial at au masyarakat . Dengan
demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia ant ara manusia sert a proses yang t imbul
dari hubungan manusia di dalam masyarakat .[42] Objek budaya salah sat u fakt or yang dapat
memengaruhi hubungan sat u dengan yang lain. Sedangkan objek agama menjadi pemicu dalam
hubungan sosial masyarakat , dan banyak juga hal-hal at aupun dampak yang mempengaruhi
hubungan manusia.[41]

Ruang lingkup kajian

Sosiologi merupakan ilmu penget ahuan yang mengkaji lebih mendalam pada bidang sosial dengan
cara yang beragam.[43] Hampir semua gejala sosial yang t erjadi di desa maupun di kot a, dalam
individu at aupun kelompok, merupakan ruang kajian yang sesuai bagi sosiologi, asalkan
menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya.[44]
Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua int eraksi sosial yang berlangsung
ant ara individu dengan individu, individu dengan kelompok, sert a kelompok dengan kelompok di
lingkungan masyarakat . Ruang lingkup kajian sosiologi dapat dibagi menjadi t iga bidang ilmu ut ama,
yait u ekonomi, manajemen, dan sejarah. Sosiologi dalam bidang ekonomi meliput i segala kegiat an
usaha yang berhubungan dengan produksi, dist ribusi, dan penggunaan sumber daya alam. Masalah
manajemen berkait an dengan pihak-pihak yang membuat kajian t ent ang masyarakat , sedangkan
persoalan sejarah berhubungan dengan cat at an kronologi.[45]

Dalam sosiologi, informasi unt uk keperluan penelit ian diperoleh dari penggabungan dat a dari
berbagai ilmu penget ahuan. Sosiologi dapat dikait kan dengan perist iwa sejarah yang dapat
memberikan ket erangan besert a uraian t ent ang proses berlangsungnya kehidupan kelompok-
kelompok sosial, at au kelompok manusia. Lingkungan hidup, realit as sosial sert a sensasi yang
dirasakan manusia dapat dijelaskan melalui sosiologi. Selama kelompok it u ada, maka selama it u
pula akan t erlihat bent uk-bent uk, cara-cara, st andar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat
kelompok sert a prosesnya. Analisis sosiologi dipengaruhi oleh semua fakt or t ersebut dalam
hubungan ant ara manusia.[46]
Perkembangan sosiologi

Pada awalnya sosiologi disebut filsafat sosial karena masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung
di dalam filsafat , mat eri yang dibahas pun t idak dapat dikat akan sebagai ilmu sosiologi sepert i
yang dikenal sekarang. Sebab, pada saat it u mat eri filsafat sosial masih mengandung unsur et ika
yang membahas t ent ang bagaimana seharusnya masyarakat it u, sedangkan sosiologi yang
berkembang saat ini merupakan ilmu yang membicarakan bagaimana kenyat aan yang ada dalam
masyarakat .

Perkembangan pada abad pencerahan

Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, sepert i Sokrat es, Plat o dan Arist ot eles
beranggapan bahwa manusia t erbent uk begit u saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat
mengalami perkembangan dan kemunduran. Pendapat it u kemudian dit egaskan lagi oleh para
pemikir pada abad pert engahan, sepert i Agust inus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka
berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi
menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya . Pert anyaan dan pert anggungjawaban
ilmiah t ent ang perubahan masyarakat belum t erpikirkan pada masa ini. Berkembangnya ilmu
penget ahuan pada abad pencerahan (sekit ar abad ke-17 M), t urut berpengaruh t erhadap
pandangan mengenai perubahan masyarakat , ciri-ciri ilmiah mulai t ampak pada abad ini. Para ahli
pada zaman it u berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus
berpedoman pada akal budi manusia.

Pengaruh perubahan yang terjadi pada abad pencerahan

Pada t ahun 1839, August e Comt e mencipt akan ist ilah sosiologi sebagai suat u ilmu penget ahuan.
t erhadap keseluruhan penget ahuan manusia mengenai kehidupan bermasyarakat , hal ini disebut
sebagai t ahap pemikiran awal sosiologi. Perubahan-perubahan besar pada abad pencerahan, t erus
berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat st rukt ur masyarakat
lama bergant i dengan st rukt ur yang lebih baru. Hal ini t erlihat dengan jelas t erut ama dalam revolusi
Amerika, revolusi indust ri, dan revolusi Prancis. Gejolak-gejolak yang diakibat kan oleh ket iga
revolusi ini t erasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan t ergugah, mereka mulai menyadari
pent ingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat .

Gejolak abad revolusi

Perubahan yang t erjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. St rukt ur masyarakat yang
sudah berlaku rat usan t ahun rusak. Bangsawan dan kaum rohaniwan yang semula bergelimang hart a
dan kekuasaan, diset arakan haknya dengan rakyat jelat a. Raja yang semula berkuasa penuh, kini
harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di t et apkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di
Eropa yang jat uh dan t erpecah.

Revolusi Prancis berhasil mengubah


struktur masyarakat feodal ke masyarakat
yang bebas

Gejolak abad revolusi it u mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan
masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka t elah menyakikan bet apa perubahan masyarakat yang
besar t elah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberont akan dan kerusuhan.
Bencana it u dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diant isipasi secara dini.

Perubahan drast is yang t erjadi semasa abad revolusi menguat kan pandangan bet apa perlunya
penjelasan rasional t erhadap perubahan besar dalam masyarakat . Art inya:

Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus dit erima begit u saja, melainkan dapat
diket ahui penyebab dan akibat nya.

Harus dicari met ode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bant u unt uk menjelaskan
perubahan dalam masyarakat dengan bukt i-bukt i yang kuat sert a masuk akal.

Dengan met ode ilmiah yang t epat (penelit ian berulang kali, penjelasan yang t elit i, dan
perumusan t eori berdasarkan pembukt ian), perubahan masyarakat sudah dapat diant isipasi
sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

Kelahiran sosiologi modern

Pada awal abad ke-20 Masehi, t erjadi imigrasi besar-besaran dari Eropa menuju ke Amerika Ut ara.
Pert umbuhan penduduk yang pesat menimbulkan berbagai masalah sosial berupa t indakan
kriminal. Selain it u, pert umbuhan penduduk juga membent uk kot a-kot a baru yang maju dalam
bidang indust ri, sehingga t erjadi perubahan sosial dalam masyarakat . Para ilmuwan kemudian mulai
menelit i perubahan sosial ini, sehingga sosiologi mengalami perkembangan yang pesat di Amerika
Serikat dan Kanada. Teori-t eori sosiologi yang berkembang di Eropa mulai digant i dengan t eori-
t eori baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat Amerika, sehingga t ercipt alah sosiologi modern.
Pendekat an sosiologi modern mengut amakan penget ahuan empiris dengan penekanan pada fakt a
sosial yang dapat dipelajari dalam perubahan masyarakat . Berdasarkan fakt a sosial it u, dit emukan
kesimpulan yang lebih menyeluruh dan cakupannya lebih luas t erhadap perubahan masyarakat .[47]

Cabang keilmuan

Sosiologi pengetahuan

Sosiologi penget ahuan merupakan cabang ilmu sosiologi yang mempelajari penget ahuan dan
pemikiran manusia yang berkait an dengan proses sosial dan fakt or yang mempengaruhinya dalam
suat u kondisi sosial.[48] Ist ilah sosiologi penget ahuan diperkenalkan pert ama kali oleh Max
Scheler.[49]

Sosiologi agama

Sosiologi agama merupakan salah sat u cabang sosiologi yang mempelajari masyarakat dari sudut
pandang agama secara universal. Dalam sosiologi agama, nilai kebenaran filsafat sert a dogma
dalam t eologi t idak dijadikan sebagai bahan kajian. Sosiologi agama mengkaji t ent ang kehidupan
sosial dan kebudayaan dalam masyarakat sebagai penggambaran dari keagamaan.[50] Pendekat an
sosiologi agama cenderung menggunakan kelebihan dan kekurangan pada suat u agama sebagai
objek kajian.[51] Objek kajian ut ama dalam sosiologi agama ialah hubungan ant arindividu dan
ant arkelompok di dalam organisasi keagamaan sert a hubungan ant ara suat u organisasi keagamaan
dengan organisasi keagamaan lainnya.[52] Dalam sosiologi agama, keyakinan kerohanian merupakan
st rukt ur sosial yang mencipt akan int egrasi sosial pada individu-individu di dalam masyarakat .[53]

Sosiologi hukum

Sosiologi hukum merupakan cabang ilmu sosiologi yang menjelaskan hukum secara posit if dengan
mempert imbangkan ilmu kemasyarakat an. Sosiologi hukum diperkenalkan pert ama kali pada t ahun
1882 oleh ilmuwan berkebangsaan It alia yang bernama Anzilot t i. Sosiologi hukum menggabungkan
pemikiran filsafat hukum, filsafat ilmu dan ilmu sosial dari berbagai pemikiran dengan pendapat
yang berbeda-beda. Penjelasan ilmiah dalam sosiologi hukum disampaikan dengan met ode
deskripsi dan eksplorasi.[54] Dalam sosiologi hukum, masyarakat dianggap sebagai suat u sist em
sosial yang menjadi t empat dit erapkannya proses hukum.[55] Sosiologi hukum memanfaat kan pola-
pola perlambangan hukum, prosedur hukum, dan sanksi, unt uk menafsirkan kebiasaan-kebiasaan
dan penerapan mat eri hukum.[56] Akt ivit as penelit ian dalam sosiologi hukum menerapkan proses
berpikir yang rasional dan t eleologis.[57]
Sosiologi pendidikan

Sosiologi pendidikan merupakan cabang ilmu sosiologi yang mempelajari hubungan ant ara manusia
dalam pendidikan melalui pendekat an sosial dan menggunakan met ode ilmiah.[58] Penggunaan
ist ilah sosiologi pendidikan pert ama kali diperkenalkan pada t ahun 1899 oleh John Dewey dalam
bukunya yang berjudul School and Society. Konsep awal dari sosiologi pendidikan yait u peran
lembaga pendidikan sebagai pranat a sosial.[59] Konsep ini kemudian dikembangkan lagi oleh
Ilmuwan-ilmuwan di bidang ilmu pendidikan dan ilmu sosial yait u A. W. Small, E. A.Kirkpat rick, C. A.
Elwood, Alvin Good, dan S. T. Dut t on. Pengembangan konsep berkait an dengan peranan sosiologi
bagi pendidikan, t erut ama pendidikan anak oleh keluarga dan masyarakat . Konsep sosiologi
pendidikan mengalami perkembangan lebih lanjut set elah John Dewey kembali menerbit kan buku
pada t ahun 1916 yang berjudul Democracy and Education. [60]

Sosiologi politik

Perumusan bat asan sosiologi polit ik dapat dilakukan melalui dua pendekat an. Pendekat an
pert ama, sosiologi polit ik dijadikan sebagai sebuah hubungan masyarakat yang memiliki int eraksi
sosial dalam bent uk polit ik dan hubungan t imbal balik yang saling mempengaruhi ant ara polit ik dan
masyarakat .[61] Pendekat an kedua, sosiologi polit ik dijadikan sebagai pendekat an bagi konsep,
variabel, t eori dan met odologi dalam memahami fenomena sosial. Pada pendekat an kedua,
sosiologi polit ik menjadi penjelas bagi kegiat an polit ik yang merupakan bagian dari realit as sosial.
Kegiat an ini melliput i pembagian kekuasaan dan kewenangan, pengambilan keput usan dalam
kebijakan kehidupan publik, pemerint ahan, dan negara sert a pengambilan keput usan dalam konflik
dan resolusi konflik.[62]

Sosiologi kesehatan

Sosiologi kesehat an merupakan salah sat u cabang sosiologi yang berawal dari perkembangan
sosiologi kedokt eran. Penyebab dibent uknya sosiologi kedokt eran adalah diperlukannya fakt or-
fakt or sosial yang menent ukan pola penyebaran penyakit . Set elah t erjadi perubahan sudut
pandang dari penyebaran penyakit menjadi pencegahan penyakit , maka sosiologi kesehat an pun
dibent uk dan t erpisah dari sosiologi kedokt eran.[63] Dalam sosiologi kesehat an, pengelolaan
masalah kesehat an dilakukan dengan pendekat an sosiologi.[64]

Sosiologi ekonomi

Sosiologi ekonomi merupakan salah sat u cabang sosiologi yang membahas t ent ang cara
masyarakat dalam memenuhi kebut uhan hidupnya. Dalam sosiologi ekonomi, fenomena ekonomi
yang t erjadi dijelaskan dengan pendekat an sosiologi. Fenomena ekonomi yang dikaji berupa proses
produksi, dist ribusi, dan konsumsi sumber daya alam unt uk memenuhi kebut uhan hidup dan
mencapai kesejaht eraan. Pendekat an sosiologis yang digunakan guna mengamat i fenomena
ekonomi meliput i kerangka acuan, variabel, indikat or, sert a model sosiologi dalam menjelaskan
fenomena sosial di dalam masyarakat .[65]

Sosiologi pembangunan

Sosiologi pembangunan merupakan salah sat u cabang sosiologi yang mempelajari masyarakat
sebagai subjek sekaligus objek pembangunan. Dalam proses pembangunan, masyarakat menjadi
penyebab t erjadinya pembangunan sekaligus penerima dampak dari pembangunan yang dilakukan.
Pembangunan dianggap sebagai cara unt uk melakukan humanisasi t erhadap masyarakat .[66]
Konsep dasar dari sosiologi pembangunan dibent uk oleh Karl Marx, Max Weber, dan Durkheim.[67]

Sosiologi pedesaan

Sosiologi pedesaan merupakan bagian dari ilmu sosiologi t erapan yang dit ujukan bagi masyarakat
pedesaan.[1] Pada masa klasik sosiologi pedesaan diart ikan sebagai keadaan sosial dari desa-desa
di Eropa yang menggambarkan perbedaannya secara jelas bila dibandingkan dengan keadaan kot a.
Pada masa modern, sosiologi pedesaan diart ikan sebagai cara masyarakat pedesaan dalam
menyesuaikan diri dengan kehidupan kapit alisme yang mempengaruhi pert anian.[68] Perkembangan
ilmu sosiologi pedesaan berlangsung pesat di Amerika Serikat melalui karya t ulis ilmiah T. Lynn
Smit h dan Paul E. Zopf pada t ahun 1970 sert a pada t ahun 1972 melalui karya t ulis ilmiah
Galeski.[69]

Sosiologi perkotaan

Sosiologi perkot aan merupakan salah sat u cabang sosiologi yang mempelajari t ent ang gejala
sosial akibat dari int eraksi sosial yang t erjadi di dalam kawasan perkot aan. Objek kajian ut ama
dalam sosiologi perkot aan adalah int eraksi yang t erjadi pada masyarakat perkot aan yang
dipengaruhi oleh lingkungan kot a.[70] Kajian t ent ang sosiologi perkot aan mulai dibahas pert ama kali
oleh Chicago School dalam buku pedoman t ent ang ekologi manusia. Pada t ahun 1950, Chicago
School kemudian menerbit kan buku pedoman t ent ang sosiologi urban.[71] Kajian dalam sosiologi
perkot aan melingkupi ket erangan umum t ent ang perkot aan, urbanisasi, pembagian kawasan
perkot aan, masyarakat perkot aan, permasalahan urban, dan st rukt ur sosial.[72]

Kegunaan

Teori-t eori dalam ilmu sosiologi dapat digunakan unt uk unt uk menjadi rangkuman penget ahuan
mengenai hal-hal yang diket ahui dan t elah t eruji kebenarannya dalam ilmu sosial. Rangkuman
penget ahuan ini kemudian dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melengkapi kekurangan-
kekurangan individu t erhadap penget ahuan sosial. Penget ahuan yang lengkap ini kemudian dapat
memperjelas fakt a sosial sert a dapat membent uk susunan konsep t ent ang arah perkembangan
masyarakat . Teori-t eori sosiologi juga dapat dimanfaat kan dalam rangka pembangunan
masyarakat . Perencanaan pembangunan masyarakat harus diawali dengan pengumpulan informasi
berupa dat a masyarakat yang akan dikembangkan. Selanjut nya, diperlukan informasi t ent ang
dampak yang dapat dit imbulkan akibat pengembangan masyarakat melalui pembangunan. Dat a
yang diperlukan secara lebih rinci berupa pola int eraksi sosial, kelompok-kelompok sosial, maupun
t okoh masyarakat yang memiliki peran pent ing dalam pembangunan. Dat a t ent ang kebudayaan
yang dapat memperlambat at au mempercepat proses pembangunan juga diperlukan.[73]

Penerapan t eori sosiologi dalam kehidupan nyat a unt uk meningkat kan kemampuan beradapt asi
dengan lingkungan sosial. Masalah-masalah sosial dan pembangunan juga menjadi mudah unt uk
diselesaikan karena adanya dat a yang akurat yang diperoleh pemerint ah melalui pemeriksaan yang
ket at . Tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga t ahap evaluasi dilakukan dengan t elit i. Tahap
perencanaan dat a didasarkan pada nilai sosial dan aspirasi yang ada at au mungkin ada dalam
masyarakat jika kebijakan dilaksanakan. Kekuat an sosial yang pent ing dan berpengaruh juga harus
diket ahui keberadaannya pada saat pelaksanaan pembangunan dan kebijakan. Sedangkan, t ahap
evaluasi melibat kan dampak-dampak dari kebijakan t erhadap pola int eraksi sosial dan kondisi
masyarakat yang ada. Teori sosiologi juga dapat membant u siapa pun yang ingin berperan at au
t ampil dalam masyarakat dengan cara memahami nilai-nilai dan kekuat an-kekuat an yang pent ing
yang dapat digunakan at au dirangkul unt uk bersama membangun peran sosial. Selain it u, t eori
sosiologi dapat membant u mengenali adanya perbedaan sosial ant ara kelompok dan
mempermudah t ercipt anya pluralit as masyarakat yang st abil demi pembangunan dan kemajuan
bersama.[74]

Referensi dan pranala luar

1. Murdiyanto 2008, hlm. 1.

2. Elisanti dan Rostini 2009, hlm. 7.

3. Zaitun 2016, hlm. 2.

4. Sukardi dan Rohman 2009, hlm. 9.

5. Ridwan, Aang. "Sosiologi industri: Transformasi menuju masyarakat Post-Industri" (http://digilib.uin


sgd.ac.id/39066/) .

6. Welianto, Ari (2020-07-30). Welianto, Ari, ed. "Sosiologi: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya" (https://
www.kompas.com/skola/read/2020/07/30/130000469/sosiologi--pengertian-sejarah-dan-ciri-ciriny
a) . Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-09.

7. Suhardi dan Sunarti 2009, hlm. 3.


8. Suhardi dan Sunarti 2009, hlm. 3-4.

9. Murdiyanto 2008, hlm. 2.

10. Welianto, Ari. Welianto, Ari, ed. "Sosiologi: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya" (https://www.kompa
s.com/skola/read/2020/07/30/130000469/sosiologi--pengertian-sejarah-dan-ciri-cirinya) .
Kompas.com.

11. Murdiyanto 2008, hlm. 3.

12. Sudarmi dan Indriyanto 2009, hlm. 5.

13. Budiati 2009, hlm. 11.

14. Widianti 2009, hlm. 3.

15. Waluya 2009, hlm. 5.

16. Murdiyanto 2008, hlm. 4.

17. Sudarmi dan Indriyanto 2009, hlm. 6.

18. Waluya 2009, hlm. 4.

19. Suhardi dan Sunarti 2009, hlm. 9.

20. Elisanti dan Rostini 2009, hlm. 9.

21. Budiati 2009, hlm. 10.

22. Purwasih, Joan Hesti Gita (2016). Sosiologi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Klaten: PT Intan Pariwara.
hlm. 4. ISBN 979-28-1442-2 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan).

23. Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Hlm. 5

24. William D Perdue. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology. Palo Alto, CA:
Mayfield Publishing Company. Hlm. 20

25. Sukardi dan Rohman 2009, hlm. 8.

26. Wirawan 2012, hlm. 2.

27. Wirawan 2012, hlm. 95.

28. Wirawan 2012, hlm. 169.

29. Septiarti, dkk. 2017, hlm. 30.

30. Septiarti, dkk. 2017, hlm. 31.

31. Septiarti, dkk. 2017, hlm. 35-36.

32. Septiarti, dkk. 2017, hlm. 42-43.

33. Septiarti, dkk. 2017, hlm. 43.

34. Soyomukti 2014, hlm. 64.

35. Soyomukti 2014, hlm. 64-65.


36. Soyomukti 2014, hlm. 65.

37. Widianti 2009, hlm. 4.

38. Zaitun 2016, hlm. 5.

39. "Pengertian Masyarakat: Definisi, Fungsi, Syarat, Unsurnya [LENGKAP]" (https://www.nesabamedia.c


om/pengertian-masyarakat/) . Nesabamedia. 2019-03-31. Diakses tanggal 2020-11-20.

40. Ruswanto 2009, hlm. 5.

41. James. M. Henslin, 2002. Essential of Sociology: A Down to Earth Approach Fourth Edition. Boston:
Allyn and Bacon. Hlm 10

42. Ruswanto 2009, hlm. 3.

43. Pitirim Sorokin. 1928. Contemporary Sociological Theories. New York: Harper. Hlm. 25

44. Randall Collins. 1974. Conflict Sociology: Toward an Explanatory Science. New York: Academic
Press. Hlm. 19

45. George Ritzer. 1992. Sociological Theory. New York: Mc Graw-Hill. Hlm. 28

46. Sudarmi dan Indriyanto 2009, hlm. 11.

47. Murdiyanto 2008, hlm. 26.

48. Pandaleke 2015b, hlm. 3-4.

49. Pandaleke 2015b, hlm. 5.

50. Pramono 2017, hlm. 2.

51. Pramono 2017, hlm. 5.

52. Haryanto 2015, hlm. 31.

53. Haryanto 2015, hlm. 32.

54. Laksana, dkk. 2017, hlm. 1.

55. Umanailo 2016, hlm. 6.

56. Laksana, dkk. 2017, hlm. 10.

57. Umanailo 2016, hlm. 5.

58. Zaitun 2016, hlm. 8.

59. Zaitun 2016, hlm. 9-10.

60. Zaitun 2016, hlm. 10.

61. Damsar 2015, hlm. 12.

62. Damsar 2015, hlm. 13-14.

63. Rosmalia dan Sriani 2017, hlm. 4.

64. Rosmalia dan Sriani 2017, hlm. 5.


65. Mudiarta, K.G. (2011). "Perspektif dan Peran Sosiologi Ekonomi dalam Pembangunan Ekonomi
Masyarakat" (https://web.archive.org/web/20200727054605/http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/in
dex.php/fae/article/download/3906/3248) . Forum Penelitian Agro Ekonomi . 29 (1): 56.
doi:10.21082/fae.v29n1.2011.55-66 (https://doi.org/10.21082%2Ffae.v29n1.2011.55-66) .
ISSN 2580-2674 (https://www.worldcat.org/issn/2580-2674) . Diarsipkan dari versi asli (http://ejurn
al.litbang.pertanian.go.id/index.php/fae/article/download/3906/3248) tanggal 2020-07-27. Diakses
tanggal 2020-11-24.

66. Jamaludin 2016, hlm. 1-2.

67. Jamaludin 2016, hlm. 2.

68. Zid dan Alkhudri 2016, hlm. 2.

69. Zid dan Alkhudri 2016, hlm. 3.

70. Pandaleke 2015a, hlm. 4.

71. Pandaleke 2015a, hlm. 5.

72. Pandaleke 2015a, hlm. 5-6.

73. Soyomukti 2014, hlm. 104-105.

74. Soyomukti 2014, hlm. 105-106.

Asosiasi Profesional

African Sociological Association (AfSA) (http://www.afsanet.org/) Diarsipkan (https://web.archive.or


g/web/20070705042046/http://www.afsanet.org/) 2007-07-05 di Wayback Machine.

American Sociological Association (ASA) (http://www.asanet.org/)

Association for Humanist Sociology (AHS) (http://uhaweb.hartford.edu/doane/ahsweb1.htm)


Diarsipkan (https://web.archive.org/web/20141111185014/http://uhaweb.hartford.edu/doane/ahsweb
1.htm) 2014-11-11 di Wayback Machine.

Australian Sociological Association (TASA) (http://www.tasa.org.au/)

Bangladesh Sociological Society (BSS) (http://www.bangladeshsociology.org/)

British Sociological Association (BSA) (https://www.britsoc.co.uk/)

Canadian Sociological Association (CSA) (http://www.csaa.ca/)

Canadian Association of French-speaking Sociologists and Anthropologists (http://www.acsalf.ca/)

European Sociological Association (ESA) (http://www.valt.helsinki.fi/esa/) Diarsipkan (https://web.arc


hive.org/web/20080102040658/http://www.valt.helsinki.fi/esa/) 2008-01-02 di Wayback Machine.

French Sociological Association (http://www.afs-socio.fr/)

German Sociological Association (DGS) (http://www.soziologie.de/)

Indian Sociological Society (ISS) (http://www.insoso.org/)

International Institute of Sociology (IIS) (http://www.iisoc.org/)


International Sociological Association (ISA) (http://www.ucm.es/info/isa/)

Latin American Sociological Association (ALAS) (http://www.alas.fsoc.uba.ar/index.html) Diarsipkan


(https://web.archive.org/web/20100107083812/http://www.alas.fsoc.uba.ar/index.html) 2010-01-07
di Wayback Machine.

Portuguese Sociological Association (APS) (http://www.aps.pt/)

Sociological Association of Ireland (SAI) (http://www.sociology.ie/)

South African Sociological Association (SASA) (http://www.sasaonline.org.za/)

Pustaka

1. Budiat i, A. C. (2009). Sosiologi Kontekstual: Untuk SMA dan MA Kelas X (ht t ps://web.archive.
org/web/20210122163105/ht t ps://bsd.pendidikan.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ Kont ekst ual
_ Kelas_ 10_ At ik_ Cat ur_ Budiat i_ 2009.pdf) (PDF). Jakart a: Pusat Perbukuan, Depart emen
Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-219-1. Diarsipkan dari versi asli (ht t ps://bsd.pendidik
an.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ Kont ekst ual_ Kelas_ 10_ At ik_ Cat ur_ Budiat i_ 2009.pdf) (PDF)
t anggal 2021-01-22. Diakses t anggal 2020-11-20.

2. Damsar (2015). Pengantar Sosiologi Politik Edisi Revisi (ht t ps://iqbalunimed.files.wordpress.


com/2019/02/pengant ar-sosiologi-polit ik.pdf) (PDF) (edisi ke-4). Jakart a: Prenadamedia
Group. ISBN 978-602-9413-16-8.

3. Elisant i dan Rost ini, T. (2009). Sosiologi 1: untuk SMA / MA Kelas X (ht t ps://web.archive.org/
web/20210122164302/ht t ps://bsd.pendidikan.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ 1_ Kelas_ 10_ Elis
ant i_ Tint in_ Rost ini_ 2009.pdf) (PDF). Jakart a: Pusat Perbukuan, Depart emen Pendidikan
Nasional. ISBN 978-979-068-744-8. Diarsipkan dari versi asli (ht t ps://bsd.pendidikan.id/dat a/
SMA_ 10/Sosiologi_ 1_ Kelas_ 10_ Elisant i_ Tint in_ Rost ini_ 2009.pdf) (PDF) t anggal 2021-01-
22. Diakses t anggal 2020-11-20.

4. Haryant o, Sindung (2015). Sosiologi Agama: Dari Klasik hingga Postmodern (ht t ps://web.arc
hive.org/web/20201209084354/ht t ps://iqbalunimed.files.wordpress.com/2018/12/Sosiolog
i-Agama-Dari-Klasik-Hingga-Post modern.pdf) (PDF). Sleman: Ar-Ruzz Media. ISBN 978-
602-313-028-3. Diarsipkan dari versi asli (ht t ps://iqbalunimed.files.wordpress.com/2018/12/
Sosiologi-Agama-Dari-Klasik-Hingga-Post modern.pdf) (PDF) t anggal 2020-12-09. Diakses
t anggal 2020-11-24.

5. Jamaludin, A. N. (2016). Sosiologi Pembangunan (ht t p://digilib.uinsgd.ac.id/3650/1/SOSIOLO


GI%20PEMBANGUNAN.pdf) (PDF). Bandung: CV. Pust aka Set ia. ISBN 978-979-076-604-4.

6. Laksana, dkk. (2017). Buku Ajar Sosiologi Hukum (ht t ps://simdos.unud.ac.id/uploads/file_ pe


ndidikan_ 1_ dir/9175b128df486a0090485c936b7ce232.pdf) (PDF). Tabanan: Pust aka
Ekspresi. ISBN 978-602-5408-02-1.
7. Murdiyant o, E. (2008). Sosiologi Perdesaan: Pengantar untuk Memahami Masyarakat Desa
(ht t p://reposit ory.upnyk.ac.id/3224/1/Buku_ Sosperd-Eko_ Murdiyant o.pdf) (PDF).
Yogyakart a: Wimaya Press. ISBN 978-979-8918-88-9.

8. Pandaleke, Alfien (2015a). Sosiologi Perkotaan (ht t ps://www.academia.edu/21650364/Sosio


logi_ Perkot aan_ Dr_ Dra_ Alfien_ Pandaleke_ M_ Si) . Bogor: Maxindo Int ernasional. ISBN 978-
602-72508-0-2.

9. Pandaleke, Alfien (2015b). Sosiologi Pengetahuan (ht t ps://archive.org/download/11.BUKUS


OSIOLOGIPENGETAHUANDR.Dra.AlfienPandalekeSE.MSI/11.%20BUKU%20SOSIOLOGI%20P
ENGETAHUAN_ DR.Dra.Alfien%20Pandaleke%2CSE.%20MSI.pdf) (PDF). Malang: CV.
Diaspora Publisher. ISBN 978-602-72371-1-7.

10. Pramono, M. F. (2017). Sosiologi Agama dalam Konteks Indonesia (ht t p://repo.unida.gont or.a
c.id/75/1/SOSIOLOGI%20AGAMA-%20BUKU%20AJAR_ compressed%20%282%29.pdf)
(PDF). Ponorogo: Unida Gont or Press. ISBN 978-602-60033-8-6.

11. Rosmalia, D., dan Sriani, Y. (2017). Sosiologi Kesehatan (ht t ps://web.archive.org/web/202211
17054411/ht t ps://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-cont ent /uploads/2017/11/sosio
logi_ bab1-3.pdf) (PDF). Jakart a Selat an: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehat an. Diarsipkan dari versi asli (ht t p://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-cont ent /
uploads/2017/11/sosiologi_ bab1-3.pdf) (PDF) t anggal 2022-11-17. Diakses t anggal
2020-11-24.

12. Ruswant o (2009). Sosiologi: SMA / MA Kelas X (ht t ps://web.archive.org/web/20201107094


644/ht t ps://bsd.pendidikan.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ Kelas_ 10_ Ruswant o_ 2009.pdf)
(PDF). Jakart a: Pusat Perbukuan, Depart emen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-746-
2. Diarsipkan dari versi asli (ht t ps://bsd.pendidikan.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ Kelas_ 10_ Rus
want o_ 2009.pdf) (PDF) t anggal 2020-11-07. Diakses t anggal 2020-11-20.

13. Sept iart i, dkk. (2017). Sosiologi dan Antropologi Pendidikan (ht t p://st affnew.uny.ac.id/uploa
d/132326892/pendidikan/Sosio%20Ant ro%20Pend_ Buku.pdf) (PDF). Yogyakart a: UNY
Press. ISBN 978-602-6338-47-1.

14. Soyomukt i, Nurani (2014). Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori & Pendekatan Menuju
Analisis Masalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian-Kajian Strategis (ht t ps://iqbal
unimed.files.wordpress.com/2018/12/Pengant ar-Sosiologi.pdf) (PDF). Sleman: Ar-Ruzz
Media. ISBN 978-979-25-4801-3.

15. Sudarmi, S., dan Indriyant o, W. (2009). Sosiologi 1: Untuk Kelas X SMA dan MA (ht t ps://web.a
rchive.org/web/20210122145915/ht t ps://bsd.pendidikan.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ 1_ Kel
as_ 10_ Sri_ Sudarmi_ W_ Indriyant o_ 2009.pdf) (PDF). Jakart a: Pusat Perbukuan, Depart emen
Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-209-2. Diarsipkan dari versi asli (ht t ps://bsd.pendidik
an.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ 1_ Kelas_ 10_ Sri_ Sudarmi_ W_ Indriyant o_ 2009.pdf) (PDF)
t anggal 2021-01-22. Diakses t anggal 2020-11-20.

16. Suhardi dan Sunart i, S. (2009). Sosiologi 1: Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS (ht t ps://we
b.archive.org/web/20200930003138/ht t p://bsd.pendidikan.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ 1_ K
elas_ 10_ Suhardi_ Sri_ Sunart i_ 2009.pdf) (PDF). Jakart a: Pusat Perbukuan, Depart emen
Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-208-5. Diarsipkan dari versi asli (ht t ps://bsd.pendidik
an.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ 1_ Kelas_ 10_ Suhardi_ Sri_ Sunart i_ 2009.pdf) (PDF) t anggal
2020-09-30. Diakses t anggal 2020-11-12.

17. Sukardi, J.S., dan Rohman, A. (2009). Sosiologi: Kelas X untuk SMA / MA (ht t ps://web.archive.
org/web/20201105230952/ht t ps://bsd.pendidikan.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ Kelas_ 10_ J
oko_ Sri_ Sukardi_ Arif_ Rohman_ 2009.pdf) (PDF). Jakart a: Pusat Perbukuan, Depart emen
Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-747-9. Diarsipkan dari versi asli (ht t ps://bsd.pendidik
an.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ Kelas_ 10_ Joko_ Sri_ Sukardi_ Arif_ Rohman_ 2009.pdf) (PDF)
t anggal 2020-11-05. Diakses t anggal 2020-11-20.

18. Umanailo, M. C. B. (2016). Sosiologi Hukum (ht t ps://osf.io/5ymwh/download) . Namlea: FAM


Publishing. ISBN 978-602-335-213-5.

19. Waluya, B. (2009). Sosiologi 1: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (ht t ps://web.archive.org/web/2020112723171
5/ht t ps://bsd.pendidikan.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ 1_ Menyelami_ Fenomena_ Sosial_ di_ M
asyarakat _ Kelas_ 10_ Bagja_ Waluya_ 2009.pdf) (PDF). Jakart a: Pusat Perbukuan,
Depart emen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-738-7. Diarsipkan dari versi asli (ht t p
s://bsd.pendidikan.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ 1_ Menyelami_ Fenomena_ Sosial_ di_ Masyara
kat _ Kelas_ 10_ Bagja_ Waluya_ 2009.pdf) (PDF) t anggal 2020-11-27. Diakses t anggal
2020-11-20.

20. Widiant i, W. (2009). Sosiologi 1 : untuk SMA dan MA Kelas X (ht t ps://web.archive.org/web/2
0210123162259/ht t ps://bsd.pendidikan.id/dat a/SMA_ 10/Sosiologi_ 1_ Kelas_ 10_ Wida_ Widi
ant i_ 2009.pdf) (PDF). Jakart a: Pusat Perbukuan, Depart emen Pendidikan Nasional.
ISBN 978-979-068-745-5. Diarsipkan dari versi asli (ht t ps://bsd.pendidikan.id/dat a/SMA_ 10/
Sosiologi_ 1_ Kelas_ 10_ Wida_ Widiant i_ 2009.pdf) (PDF) t anggal 2021-01-23. Diakses
t anggal 2020-11-20.

21. Wirawan, I.B. (2012). Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma: Fakta Sosial, Definisi Sosial,
dan Perilaku Sosial (ht t ps://books.google.co.id/books/about /Teori_ t eori_ Sosial_ dalam_ Tig
a_ Paradigma.ht ml?id=AP5lnQAACAAJ&redir_ esc=y) . Jakart a: Prenadamedia Group.
ISBN 978-602-9413-63-2.

22. Zait un (2016). Sosiologi Pendidikan (Teori dan Aplikasinya) (ht t p://reposit ory.uin-suska.ac.id/
8620/1/Sosiologi%20Pendidikan%20%28Teori%20dan%20Aplikasinya%29.pdf) (PDF).
Pekanbaru: Kreasi Edukasi.

23. Zid, M., dan Alkhudri, A.T. (2016). Sosiologi Pedesaan: Teoritisasi dan Perkembangan Kajian
Pedesaan di Indonesia (ht t p://sipeg.unj.ac.id/reposit ory/upload/buku/Buku_ Sosiologi_ Pede
saan_ t eoret is_ dan_ perkembangan_ kajian_ pedesaan_ di_ indonesia_ Muhammad_ Zid.pdf)
(PDF). Jakart a: PT Raja Grafindo Persada.

Lihat juga

Masyarakat

Organisasi

Kebudayaan

Asimilasi

Konflik

perubahan sosial

Sosialisasi dan Sosialisme

Sosiologi organisasi

Bacaan lanjutan

Aby, St ephen H. (2005). Sociology: A Guide to Reference and Information Sources Sociology: A
Guide to Reference and Information Sources (ht t ps://archive.org/det ails/sociologyguidet o00ab
ys) (edisi ke-3). Lit t let on: Libraries Unlimit ed Inc. ISBN 1-56308-947-5. OCLC 57475961 (ht t p
s://www.worldcat .org/oclc/57475961) .

Babbie, Earl R. (2003). The Practice of Social Research (edisi ke-10). Wadswort h: Thomsin
Learning Inc. ISBN 0-534-62029-9. OCLC 51917727 (ht t ps://www.worldcat .org/oclc/5191772
7) .

Collins, Randall (1994). Four Sociological Traditions . Oxford: Oxfor Universit y Press. ISBN 0-19-
508208-7. OCLC 28411490 (ht t ps://www.worldcat .org/oclc/28411490) .

Coser, Lewis A. (1971). Masters of Sociological Thought: Ideas in Historical and Social Context
(ht t ps://archive.org/det ails/mast ersofsociolo00cose) . New York: Harcourt Brace Jovanovich.
ISBN 0-15-555128-0.

Giddens, Ant hony (2006). Sociology (ht t ps://archive.org/det ails/sociology0005gidd) (edisi ke-
5). Cambridge: Polit y. ISBN 0-7456-3378-1. OCLC 63186308 (ht t ps://www.worldcat .org/oclc/6
3186308) .
Landis, Judson R (1989). Sociology: Concepts and Characteristics (ht t ps://archive.org/det ails/
sociologyconcept 00land_ 0) (edisi ke-7). Belmont , California: Wadswort h. ISBN 0-534-10158-
5.

Macionis, John J (1991). Sociology (ht t ps://archive.org/det ails/sociology0003maci) (edisi ke-


3). Englewood Cliffs, New Jersey: Prent ice Hall. ISBN 0-13-820358-X.

Mert on, Robert K. (1959). Social Theory and Social Structure: Toward The Codification of
Theory and Research (edisi ke-3). Glencoe: Free Press. OCLC 4536864 (ht t ps://www.worldcat .o
rg/oclc/4536864) .

Mills, C. Wright (1959). The Sociological Imagination. Oxford: Oxford Universit y Press.
OCLC 165883 (ht t ps://www.worldcat .org/oclc/165883) .

Mills, C. Wright . Intellectual Craftsmanship Advices How to Work for Young Sociologist (ht t ps://
web.archive.org/web/20061106060908/ht t p://ddl.uwinnipeg.ca/res_ des/files/readings/cwmill
s-int el_ craft .pdf) (PDF). Diarsipkan dari versi asli (ht t p://ddl.uwinnipeg.ca/res_ des/files/readin
gs/cwmills-int el_ craft .pdf) (PDF) t anggal 2006-11-06. Diakses t anggal 2011-10-07.

Mit chell, Geoffrey Duncan (2007, originally published in 1968). A Hundred Years of Sociology: A
Concise History of the Major Figures, Ideas, and Schools of Sociological Thought (ht t ps://archi
ve.org/det ails/hundredyearsofso0000mit c_ x2z8) . New Brunswick, New Jersey: Transact ion
Publishers. ISBN 978-0-202-36168-0. OCLC 145146341 (ht t ps://www.worldcat .org/oclc/1451
46341) .

NIsbet , Robert A. (1967). The Sociological Tradition. London: Heinemann Educat ional Books.
ISBN 1-56000-667-6. OCLC 26934810 (ht t ps://www.worldcat .org/oclc/26934810) .

Rit zer, George dan Douglas J. Goodman (2004). Sociological Theory (ht t ps://archive.org/det ail
s/classicalsociolo00rit z) (edisi ke-9). New York: McGraw Hill. ISBN 0-07-281718-6.
OCLC 52240022 (ht t ps://www.worldcat .org/oclc/52240022) .

Scot t , John dan Marshall, Gordon (ed) (2005). A Dictionary of Sociology (edisi ke-3). Oxford:
Oxford Universit y Press. ISBN 0-19-860986-8. OCLC 60370982 (ht t ps://www.worldcat .org/ocl
c/60370982) .

Wallace, Rut h A., dan Alison Wolf (1995). Contemporary Sociological Theory: Continuing the
Classical Tradition (edisi ke-4). Upper Saddle River: Prent ice Hall. ISBN 0-13-036245-X.
OCLC 31604842 (ht t ps://www.worldcat .org/oclc/31604842) .

Whit e, Harrison C. (2008). Identity and Control: How Social Formations Emerge (edisi ke-2).
Princet on: Princet on Universit y Press. ISBN 978-0-691-13714-8. OCLC 174138884 (ht t ps://ww
w.worldcat .org/oclc/174138884) .

Willis, Evan (1996). The Sociological Quest: An introduction to the Study of Social Life (ht t ps://a
rchive.org/det ails/sociologicalques0000will) . New Brunswick: Rut gers Universit y Press.
ISBN 0-8135-2367-2. OCLC 34633406 (ht t ps://www.worldcat .org/oclc/34633406) .

Anda mungkin juga menyukai