Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Dosen pengampu:

RYZCA SITI QOMARIA, S.Pd. M.Pd

Disusun oleh:

Rina Nasyiatul Laily (224420072)

PROGAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO

2023
1. DEFINISI DARI KONSEP SOSIOLOGI

RANGKUMAN
Sosiologi dan antropologi merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari
proses dan struktur sosial serta kebudayaan. sosiologi dan antropologi memiliki
perbedaan focus dan secara bekerja. Sosiologi lebih memandang masyarakat sebagai
sistem hubungan peranan (rok relatronship systems) dan antropologi melihat sebagai
sistem jaringan nilai (valuar network systems). Sosiologi adalah ilmu sosial yang
mempelajari setiap kehidupan masyarakat. Objek kajian dari sosiologi tidak lain
adalah kehidupan manusia. Kata sosiologi berasal dari Bahasa Yunani, yang terdiri
dari kata “socius” yang artinya masyarakat dan “logos” yang artinya ilmu.

Setiap ilmu pengetahuan memerlukan konsep-konsep tersendiri agar dapat


menciptakan dan membentuk suatu referensi atau acuan. Referensi tersebut dijadikan
sebagai alat penelitjan, analisis dan perbandingan hasil penelitian. Kesalahan dalam
penggunaan konsep dapat menimbulkan karancuan dan salah pengertian. Konsep
merupakan kata atau istilah ilmiah yang menyatakan suatu ide atau pikiran umum
tentang sifat sifat suatu benda, peristiwa, gejala atau istilah yang mengemukakan
tentang hubungan antara satu gejala dan gejala lainnya. Sedangkan Sosiologi menurut
beberapa ahli antara lain :

1. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi


Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial,
termasuk perubahan sosial.

2. Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi segi kemasyarakatan
yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola pola umum kehidupan
masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari mengenai hubungan antarindividu, individu dengan kelompok, maupun
antar kelompok yang ada di masyarakat termasuk permasalahan sosial.
Dari beberapa definisi sosiologi yang sudah disebutkan maka konsep dasar sosiologi
merupakan keseluruhan unsur unsur pokok dalam dunia sosial yang meliputi
struktur sosial, proses sosial, perubahan sosial, organisasi sosial dan institusi
sosial. Dalam konsep dasar sosiologi ini juga mencakup segala aktifitas yang
ada dalam kehidupan sosial sehingga dapat menjadi dasar objek kajian
sosiologi. Konsep dasar sosiologi juga merupakan istilah ilmiah yang
seringkali muncul dalam pembahasan sosiologi.

HAKIKAT ILMU SOSIOLOGI


1. Sosiologi termasuk rumpun ilmu-ilmu sosial yang berhubungan dengan gejala-
gejala kemasyarakatan.
2. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris, artinya Sosiologi
membatasi diri dengan apa yang terjadi (das sein) dan bukan apa yang seharusnya
terjadi (das sollen).
3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni, karena bertujuan untuk
membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, bukan ilmu
pengetahuan terapan atau terpakai.
4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya yang diperhatikan
adalah pola dan peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat.
5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola
umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-
hukum umum dari interaksi antar manusia dan perihal sifat, hakikat, isi dan
struktur masyarakat manusia.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode
yang dipergunakannya.
7. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan yang khusus. Artinya Sosiologi mengamati dan mempelajari gejala-
gejala umum yang ada pada setiap interaksi dalam masyarakat secara empiris.
2. CONTOH KAJIAN SOSIOLOGI

RANNGKUMAN

Hal-hal yang menjadi kajian sosiologi adalah:


1. Hubungan timbal balik antar manusia dengan manusia lainnya.
2. Hubungan antar individu dengan kelompok
3. Hubungan kelompok satu dengan kelompok yang lainnya
4. Macam-macam sifat dari kelompok-kelompok sosial.
Inti dari kajian sosiologi adalah masyarakat, sehingga dari masyarakat telah
muncul berbagai macam fenomena dan gejala yang dikaji dalam sosiologi.
Contohnya adalah kehidupan manusia, proses interaksi manusia didalam
masyarakat. Dan produk dari interaksi sosial manusia didalam masyarakat.

Jadi, sosiologi meneliti berbagai fenomena sosial seperti ketidakadilan,


kemiskinan, rasisme, seksisme, dan sebagainya. Dalam mempelajari hal-hal tersebut,
sosiologi menggunakan berbagai metode penelitian, seperti survei, observasi,
wawancara, dan analisis data. Ilmu ini membahas berbagai aspek kehidupan sosial,
seperti struktur sosial, interaksi sosial, kebudayaan, kekuasaan, konflik, dan
perubahan sosial. Contoh kajian sosiologi ialah:
1. Studi tentang stratifikasi sosial, yaitu bagaimana masyarakat dibagi menjadi kelas-
kelas sosial dan bagaimana hal ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari individu.
2. Penelitian tentang peran gender dalam masyarakat, yaitu bagaimana masyarakat
memandang perbedaan gender, bagaimana peran gender terbentuk, dan bagaimana
hal ini mempengaruhi interaksi sosial.
3. Kajian tentang migrasi dan mobilitas sosial, yaitu bagaimana individu dan
kelompok pindah dari satu tempat ke tempat lain dan bagaimana hal ini
mempengaruhi kehidupan sosial mereka.
4. Studi tentang konflik sosial dan gerakan sosial, yaitu bagaimana perbedaan
pandangan dan kepentingan menyebabkan konflik dan bagaimana gerakan sosial
dapat muncul sebagai respons atas ketidakadilan dan ketimpangan sosial.
5. Penelitian tentang teknologi dan masyarakat, yaitu bagaimana teknologi
mempengaruhi kehidupan sosial dan interaksi antarindividu.
6. Kajian tentang lingkungan dan keberlanjutan, yaitu bagaimana masyarakat
memandang lingkungan dan bagaimana perilaku manusia mempengaruhi
keberlanjutan lingkungan.
7. Penelitian tentang kebudayaan populer, yaitu bagaimana budaya populer seperti
film, musik, dan media sosial mempengaruhi nilai-nilai, sikap, dan perilaku
masyarakat.
8. Kajian tentang Pendidikan dan sosialisasi, yaitu bagaimana sistem Pendidikan
mempengaruhi sosialisasi individu dan bagaimana nilai-nilai dan norma-norma
masyarakat disampaikan melalui Pendidikan.

3. RUANG LINGKUP DAN KAJIAN ANTROPOLOGI


Ruang Lingkup Antropologi
Antropologi merupakan disiplin ilmu yang sangat luas, karena gabungan dari
humaniora, sosial dan ilmu pengetahuan untuk menjelaskan tentang manusia. Ilmu
antropologi ini dibangun berdasarkan pengetahuan dari ilmu alam, termasuk asal-usul
dan evolusi homo sapiens, ciri-ciri fisik manusia, perilaku manusia dan variasi di
antara berbagai kelompok manusia, cara masa lalu evolusi homo sapiens
mempengaruhi budaya sosial dan kelompok. Selain itu, antropologi juga dibangun
berdasarkan ilmu-ilmu sosial yang mempelajari tentang hubungan manusia sosial dan
budaya, sistem keturunan dan hubungan kekerabatan, spiritualitas dan religi, lembaga,
konflik sosial, dan lainnya. Antropologi pertama kali berasal dari Yunani klasik dan
Persia yang mempelajari dan mencoba memahami Keberagaman budaya. Sekarang
ini, antropologi telah menjadi sentral dalam pengembangan beberapa bidang
interdisipliner baru, seperti ilmu kognitif, studi globalisasi, genetik, dan berbagai
penelitian etnis.

Tapi secara garis besar, ilmu yang mempelajari tentang manusia ini memiliki
beberapa ruang lingkup antropologi, antara lain:

1. Antropologi Fisik atau Biologi

Ruang lingkup antropologi fisik atau biologi ini mempelajari manusia sebagai
organisme biologi yang melacak perkembangan manusia berdasarkan evolusinya dan
variasi biologisnya dalam berbagai spesies.
Para ahli antropologi fisik telah berusaha melacak nenek moyang jenis manusia
untuk mengetahui proses, waktu dan awal mula semua orang menjadi makhluk sosial
seperti sekarang. Mereka melacaknya melalui analisis mendalam terhadap fossil-fossil
dan mengamati primata yang pernah hidup. Di samping itu, ruang lingkup antropologi
fisik atau biologi ini juga merupakan cabang ilmu antropologi yang mempelajari
tentang manusia dan primata bukan manusia dalam hal biologis, evolusi dan
demografi.
Ruang lingkup antropologi fisik atau budaya ini lebih fokus pada faktor biologis dan
sosial yang mempengaruhi evolusi manusia dan primata lainnya yang menghasilkan,
mempertahankan, mengubah variasi genetik dan fisiologinya.

2. Antropologi Sosial Budaya

Ruang lingkup antropologi sosial budaya fokus pada kebudayaan manusia dan
cara hidup dalam masyarakat. Menurut Haviland ruang lingkup antropologi sosial ini
dibagi menjadi tiga bagian yaitu arkeologi, etnologi, dan antropologi linguistik.
Sedangkan menurut Burke, antropologi budaya adalah studi terhadap praktek sosial
bentuk ekspresif dan penggunaan bahasa. Di Amerika, antropologi budaya sering
dikaitkan dengan tradisi dan penulisan. Pada abad ke-20, Franz Boas menunjukkan
hasil tinjauan terhadap asumsi asumsi antropologi evolusioner dan implikasi yang
cenderung bersifat rasional. Antropologi sosial merupakan studi yang mempelajari
tentang hubungan antar manusia dan kelompok. Antropologi budaya adalah studi
komparasi terhadap beberapa cara orang memahami dunia di sekitar mereka dengan
metode berbeda. Ruang lingkup dari antropologi sosial memiliki kaitan erat dengan
sosiologi dan sejarah dengan tujuan mencari pemahaman struktur sosial pada suatu
kelompok yang berbeda. Antropologi budaya dikaitkan dengan filsafat, literatur,
sastra, dan terhadap cara kebudayaan mempengaruhi pengalaman seseorang maupun
kelompok.

3. Antropologi Psikologis

Antropologi psikologi memiliki ruang lingkup yang berkaitan dengan fenomena


psikologi dan menggunakan istilah karakter tidak terlalu diminati oleh para peneliti.
Istilah yang paling sering muncul dalam penelitian adalah kepribadian, yaitu kultur
dan personaliti dalam konsep generik.

Antropologi psikologis akan mengkaji hubungan antara seseorang dengan


menggunakan kebiasaan sosial dari sistem budaya. Dilihat secara historis, antropologi
psikologi memiliki kaitan dengan psychoanalysis pada psikologi eksperimental.

Ruang lingkup dari antropologi psikologi sangat penting untuk memahami


fenomena karakter masyarakat individu. Karena pembentukan dan pengembangan
karakter masyarakat akan fokus pada perkembangan dan kondisi psikologi dari
manusia dalam masyarakat.

Tidak hanya itu, itu tetapi pengalaman individu dan lingkungan sosial merupakan
proses yang berkontribusi terhadap pembentukan karakter manusia dan masyarakat.
Kajian dari antropologi psikologi menjadi penghubung antara kebudayaan dan
kepribadian untuk menjelaskan kelompok masyarakat maupun suku bangsa.

Antropolog. Seorang antropolog mempunyai pandangan yang luas, bersikap


terbuka, dapat melihat, mendengar, meraba keadaan lingkungan yang ada, serta
cermat dalam bertindak. Maka kita dapat menganalogikan sebagai burung elang yang
mempunyai mata dengan penglihatan yang luas dan tajam, terbang tinggi di atas
awan, dengan langkah yang pasti, bersiap untuk menerkam mangsanya. Antropolog
juga mempunyai paradigma dan cara pandang yang unik, karena mereka harus
mampu berbaur padu dengan segala komunitas, golongan,

kelompok dalam suatu masyarakat, lalu melihat lebih mendalam serta mencoba
untuk menangkap dan menginterpretasikan makna-makna yang ada dalam kehidupan
masyarakat tersebut.Clifford Geertz, Malinowski, Radcliffe-Brown, Marvin Harris,
Levi-Strauss, Koentjaraningrat, Masri Singarimbun, mereka adalah sebagian dari
banyak antropolog yang mempunyai sifat itu. Oleh karena itu, sebaga bagian dari
keluarga antropologi maka wajib bagi kita untuk meneruskan tongkat estafet
perjuangan para antropologi terdahulu. Tentu dibutuhkan kerja-kerja intelektual yang
tiada akhir untuk melakukannya.
4. KONSEP SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI DALAM PERSPEKTIF
PENDIDIKAN

RANGKUMAN

Secara etimologis,sosiologi berasal dari bahasa Latin, terdiri dari


kata socius yang artinya teman atau kawan, dan logos yang berarti ilmu
pengetahuan. Maka, Ilmu Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan
gejala sosial antar individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan
kelompok. Ilmu Sosiologi tidak lahir dengan sendirinya. Ada 2 peristiwa besar di
dunia yang melatarbelakangi lahirnya Ilmu Sosiologi.  Revolusi Industri dan Revolusi
Perancis. Sosiologi adalah studi tentang hukum dasar dari gejala sosial yang di
dalamnya dibedakan menjadi sosiologi statis dan dinamis. 

 Sebagai ilmu pengetahuan,sosiologi memiliki empat ciri,yaitu


Empiris ,Teoritis,Kumulatif, Non Etis

1. Empiris
Sosiologi memiliki ciri Empiris, artinya ilmu yang diperoleh berdasarkan observasi,
sesuai akal sehat, sesuai fakta, serta tidak menghasilkan sesuatu yang bersifat
spekulatif.
2. Teoritis
Sosiologi memiliki ciri Teoritis, artinya Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
selalu berusaha menyusun kesimpulan (abstraksi) dari hasil observasi. Abstraksi atau
kesimpulan ini digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga
menjadi teori.
3. Kumulatif
Sosiologi juga memiliki ciri Kumulatif, artinya disusun atas teori-teori yang sudah
ada, atau memperbaiki, memperluas, serta memperkuat teori-teori terdahulu.
4. Non Etis
Ciri Sosiologi yang terakhir, yaitu Non Etis, artinya tidak mempermasalahkan baik
buruknya sesuatu, tetapi menganalisis sebab akibat dan menjelaskannya secara
mendalam.
Peran Sosiolog sebagai peneliti adalah mengumpulkan dan menggunakan data
untuk pengambilan keputusan. Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang
Telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat  mengatur diri
sendiri, dan menganggap diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu
kesatuan  sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas .

Contoh: UX Researcher. Profesi ini mungkin masih terdengar asing untukmu. UX


Researcher adalah orang yang mencari informasi mengenai perilaku, kebutuhan, dan
masalah yang dialami oleh pengguna aplikasi di ponsel. Informasi tersebut diolah
menjadi data untuk memperbaiki tampilan atau fitur aplikasi menjadi lebih baik.

Obyek Sosiologi adalah masyarakat, yang dilihat dari sudut hubungan antar
manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat
Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang Telah hidup dan bekerja
bersama cukup lama, sehingga mereka dapat  mengatur diri sendiri, dan menganggap
diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan  sosial dengan batas-
batas yang dirumuskan dengan jelas

Perubahan sosial dapat meliputi semua segi kehidupan masyarakat, yaitu


perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama warga menjadi makin rasional;
perubahan dalam sikap dan orientasi kehidupan ekonomi menjadi makin komersial;
perubahan dalam tata cara kerja sehari-hari yang makin ditandai dengan pembagian
kerja pada spesialisasi kegiatan yang makin tajam; Perubahan dalam kelembagaan dan
kepemimpinan masyarakat yang makin demokratis; perubahan dalam cara dan alat-
alat kegiatan yang makin modern dan efisien, dan lain-lainnya.

Dari beberapa pendapat ahli ilmu sosial yang dikutip, dapat disinkronkan
pendapat mereka tentang perubahan sosial, yaitu suatu proses perubahan, modifikasi,
atau penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup masyarakat, yang
mencakup nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat, hubungan-
hubungan sosial ekonomi, serta kelembagaan-kelembagaan masyarakat, baik dalam
aspek kehidupan material maupun nonmaterial

Sosiologi pendidikan merupakan disiplin ilmu yang relatif baru, berkembang


di awal abad 20 dan mengalami hambatan dalam perkembangannya, karena dianggap
dapat dipelajari atau merupakan salah satu sub dalam pembahasan sosiologi.
Adapun perkembangan sosiologi di Indonesia diawali hanya sebagai ilmu pembantu
belaka, namun seiring timbulnya perguruan tinggi dana kesadaran bahwa sosiologi
sangat penting dalam menelaah masyarakat Indonesia yang sedang berkembang maka
sosiologi yang salah satunya adalah sosiologi pendidikan menempati tempat yang
penting dalam daftar kuliah di beberapa perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

5. METODE DAN TEHNIK DALAM SOSIOLOGI DAN ATROPOLOGI

RANGKUMAN

Sosiologi dan Antropologi sebagai Metode- metode dari bahasa yunani yaitu
methodor, artinya cara atau jalan. Metodologi adalah merencanakan cara-cara yang
berhubungan dengan pengkajian ilmu-ilmu sosial. Ciri ciri dari metode, antara lain:

.      1 .Ada permasalahan yang akan dikaji atau diteliti

2. Ada hipotesis (kesimpulan sementara)


3. Ada usulan mengenai cara kerja atau cara penyelesaian permasalahan dan hipotesis
A. Metode Sosiologi

Metode yang digunakan dalam sosiologi adalah metode ilmiah. Berikut adalah
penggolongan metode sosiologi:
1. Metode Kualitatif
Metode kulitatif menggunakan bahan-bahan yang sukar dihitung dan
lebih berdasarkan pemahaman. Metode kualitatif dalam sosiologi meliputi:
a.  Metode historis menggunakan analisis atau peristiwa-peristiwa masa silam
untuk menentukan prinsip-prinsip umum. Contoh: menyelidiki akibat revolusi
secara umum dengan menggunakan bahan sejarah yaitu dengan meneliti revolusi
yang terjadi pada masa silam.
b. Metode komparatif mementingkan perbandingan macam masyarakat dari
berbagai aspek untuk memperoleh persamaan dan perbedaan dalam rangka
member petunjuk perikelakuan masyarakat pada masa silam dan masa sekarang
serta masyarakat yang mempunyai tingkat peradaban yang berbeda atau sama.
c. Metode historis komparatif adalah kombinasi dari kedua metode sebelumnya
d. Metode studi kasus adalah metode yang mempelajari salah satu gejala nyata
dalam kehidupan masyarakat dengan sedalam-dalamnya guna mendapatkan dalil-
dalil umum.
2. Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif menggunakan bahan keterangan dengan angka sehingga
gejala yang diteliti dapat diukur dengan skala indeks, table, dan formula yang
sedikit banyakmenggunakan ilmu pasti. Metode kuantitatif meliputi:
a. Metode statistik: mengukur gejala gejala sosial secara matematis untuk
mengetahui korelasi atau hubungannya.
b.  Metode eksperimen: metode dengan menggunakan percobaan-percobaan.

Selain metode-metode tersebut, terdapat beberapa metode yang sering


digunakan sosiologi untuk menelaah masyarakat didasarkan pada jenisnya. Metode-
metode tersebut meliputi metode induktif, deduktif, fungsionalisme, empiris, dan
rasionalistis.

1. Metode induktif adalah metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk
mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam lapangan yang lebih luas.

2. Metode deduktif adalah metode yang menggunakan proses yang berkebalikan


dengan metode induktif, yaitu dimulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku
umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang bersifat khusus.

3. Metode fungsionalisme adalah metode yang bertujuan untuk meneliti fungsi


lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Metode ini memiliki
gagasan pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai
hubungan timbal balik yang saling memengaruhi dan masing-masing mempunyai
fungsi tersendiri dalam masyarakat.

4. Metode empiris adalah metode yang mendasarkan diri kepada keadaan-keadaan


yang dengan nyata diperoleh dari dalam masyarakat.

5. Metode rasionalistis adalah metode yang mengutamakan penilaian dengan logika


dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang kemasyarakatan.

3.Metode Antropologi
Metode penelitian antropologi terdiri dari beberapa metode yaitu :
1. Metode Ideologis, metode ini dilakukan untuk penelitian penjajahan dengan
mempelajari kaidah-kaidah hukum yang ideal (norma ideal) yang tertulis maupun
yang tidak tertulis. Penelitian ini memperoleh prinsip-prinsip hukum dalam kehidupan
masyarakat.

2. Metode Deskriptif, penelitian ini bersifat penjajahan yang bermaksud untuk


mengetahui bagaimana hukum dalam kenyataannya dapat diterima dalam kehidupan
masyarakat.

3. Study Kasus, biasanya mempelajari kasus-kasus perselisihan kelompok


masyarakat, latar belakang kultur yang menyebabkannya dan rencana solusi
penyelesaiannya

Sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan, Antropologi tentu memiliki


sebuah metode tersendiri dalam mengaplikasikan pengetahuannya. Salah satu
metode yang plaing dikuasai di dalam Antropologi adalah Metode
Etnografi. Triagulasi merupakan langkah terakhir yang dilakukan oleh
Antropolog, yaitu melakukan pengecekan data. Karena informan bisa berasal
dari berbagai golongan masyarakat, maka triangulasi data dilakukan terhadap
informan kunci, yaitu orang yang benar-benar paham terhadap permasalahan
yang sedang diteliti. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran data
yang berhasil dikumpulkan dari berbagai sumber. Dengan adanya langkah ini,
maka data yang digunakan di dalam pelaporan meruapakan data yang valid,
dan bisa dibuktikan kebenarannya.
Metodologi penelitian merupakan alat untuk menjawab permasalahan dan
didasarkan pula pada tujuan yang akan dicapai dai pembahan studi ini. Di
dalam metode penelitian akan diuraikan tentang metode pendekatan yang
digunakan, metode pengumpulan data baik teknik pengumpulan data primer
maupun teknik pengumpulan data sekunder, metode analisis data yang
bertujuan untuk mengolah data yang diperoleh sehingga dihasilkan output data
yang sesuai dengan permasalahan. Metode merupakan cara kerja yang
digunakan untuk memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau
kegiatan, agar tercapai tujuan seperti yang telah kita tentukan dan harapkan
Metode sekurang-kurangnya memiliki beberapa ciri pokok, yaitu sebagai
berikut. 1.Ada permasalahan yang akan dikaji atau diteliti.
2. Ada hipotesis, yaitu kesimpulan yang bersifat sementara, yang harus dibuktikan
kebenarannya melalui data. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas
permasalahan yang akan dikaji melalui teori yang ada.

3. Ada usulan mengenai cara kerja atau cara penyelesaian permasalahan dari hipotesis
yang ada.

6. TEORI - TEORI SOSIAL MENURUT PARA AHLI

sosiologi pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan


masyarakat. Ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya. Demikian
sebagaimana dikutip dari KBBI. Sosiologi merupakan gabungan dua kata dari Bahasa
Latin dan Yunani, yakni socius yang berarti kawan dalam bahasa Latin sedangkan
logos bermakna ilmu pengetahuan dalam bahasa Yunani.
Jadi, secara harafiah sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pola
perilaku manusia dalam bermasyarakat. Istilah sosiologi pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1838 oleh Auguste Comte dalam bukunya yang berjudul Cours De
Philosophie Positive.
A. Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli

1. Auguste Comte

Sebagai pencetus konsep sosiologi, Comte mendefinisikan sosiologi sebagai


ilmu positif. Artinya sosiologi bekerja mempelajari gejala-gejala sosial dalam
masyarakat berlandaskan pada logika rasional dan ilmiah.
2. Émile Durkheim

Sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji fakta dan institusi sosial dalam
berbagai tatanan masyarakat. Dari kumpulan fakta terkait cara berpikir dan bertindak
tersebut, Durkheim meyakini adanya kekuatan untuk mengendalikan individu
3. Karl Marx Marx

tidak secara eksplisit mendefinisikan sosiologi, tetapi dalam The Communist


Manifesto dirinya meyakini bahwa masyarakat (proletar) perlu dibebaskan dari sistem
kapitalis. Sosiologi dipercaya dapat melawan penindasan dan melahirkan masyarakat
tanpa kelas.

4. Max Weber Menurut Weber,

sosiologi berlaku sebagai studi yang meninjau tindakan sosial guna


menjelaskan hubungan sebab-akibat dari fenomena sosial tertentu.

B. Ciri-ciri Utama Sosiologi

Sebagai ilmu pengetahuan murni sosiologi memiliki ciri utama, berikut keempatnya:

1. Empiris
Sebagai ilmu pengetahuan sosiologi didasarkan pada realitas sosial yang
terjadi di lapangan dan tidak bersifat spekulatif
2. Teoritis
Selalu berusaha menyusun abstraksi berupa kesimpulan mengenai hubungan
sebab-akibat dari gejala sosial yang diteliti berdasarkan dari hasil pengamatan
empiris.
3. Kumulatif
Dalam membangun argumen terkait suatu fenomena tertentu harus
dilandaskan pada kumpulan teori yang sudah tercipta sebelumnya.
4. Non-etis
Sosiologi ada tidak untuk menilai baik dan buruk suatu permasalahan,
melainkan pada penjelasan logis terkait latar belakang terjadinya suatu
fenomena tertentu. Selain keempat ciri utama di atas, sosiologi memiliki
sejumlah teori yang berbeda dengan teori sosial lainnya. Hal yang
membedakan adalah teori sosial berfokus pada komentar masyarakat serta
memiliki tujuan yang secara intensif ke arah politik. Teori sosial terbentuk
dari seperangkat gagasan, hipotesis, argumen atau paradigma yang
menganalisis fenomena sosial. Hal ini berbanding terbalik dengan teori
sosiologi yang berupaya memahami masyarakat tanpa mengacu pada konsep
baik atau benar. Tersusun dari proposisi abstrak dan dapat diuji tentang
masyarakat.

-PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DI INDONESIA

SOSIOLOGI di Indonesia telah dimulai dalam waktu yang lama. Pada masa Sri
Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta, terdapat ajaran Wulang Reh yang
mengajarkan tentang tata hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang
berasal dari golongan-golongan berbeda. Dalam ajaran tersebut terdapat banyak aspek
sosiologi, khususnya pada bidang hubungan antar golongan. Selain itu, Ki Hadjar
Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia juga telah menyumbangkan sosiologi dalam
konsep-konsepnya tentang kekeluargaan dan kepemimpinan
Kala itu sosiologi belum dianggap sebagai ilmu yang penting untuk dipelajari. Akan
tetapi, hanya sebatas ilmu pembantu untuk ilmu pengetahuan lainnya. Itu dikarenakan
banyak karya orang Belanda, seperti tulisan-tulisan ter Haar dan Duyvendak yang
mencakup unsur-unsur sosiologis namun kala itu dikupas secara ilmiah dari aspek
nonsosiologis dan belum menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.[1]

Sebelum perang dunia kedua, Indonesia hanya memiliki Sekolah Tinggi Hukum
(Rechtshogeschool) di Jakarta, satu-satunya lembaga perguruan tinggi sebelum era
kemerdekaan yang memberikan kuliah tentang sosiologi di Indonesia. Berhubung
belum ada spesialisasi sosiologi baik di Indonesia maupun di Belanda, maka para
pengajar kala itu tidak berasal dari latar belakang psikologi. Adapun teori yang
diajarkan bersifat filsafat sosial dan teoretis, berdasarkan buku-buku karya Leopold
von Wiese, Bierens de Haan dan sebagainya.[1]

Kegiatan perkuliahan di sekolah tersebut sempat ditiadakan pada 1934 hingga


1935. Penyebabnya karena para guru besar memiliki opini bahwa pengetahuan
tentang bentuk dan susunan masyarakat dan proses-proses yang terjadi di dalamnya
tidak diperlukan dalam hubungan dengan pelajaran hukum. Mereka juga
berpandangan bahwa yang penting untuk dipelajari adalah hukum positif, yakni
peraturan-peraturan yang berlaku dengan sah pada suatu waktu dan suatu tempat
tertentu.[1]

7. MEMBEDAKAN DAN MENGANALISIS SOSIOLOGI DI INDONESIA


DAN NEGARA TETENGGA

RANGKUMAN

Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman yang ada


telah menjadi simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Oleh karena itu, kita harus menjaganya agar tetap utuh dan harmonis.
Namun, belakangan ini Indonesia kerap mengalami krisis toleransi. Perbedaan yang
ada justru menimbulkan perpecahan. Padahal, perbedaan itu sendirilah yang
seharusnya membuat Indonesia menjadi indah karena lebih “berwarna”.

Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan
kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah
akibat isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”
Bentuk keberagaman di Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun
keberagamannya. Ada beberapa bentuk keberagaman di Indonesia, mulai dari
keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman ras, dan juga keberagaman
anggota golongan. Keberagaman suku Indonesia adalah negara kepulauan. Dari
geografis yang berbeda-beda tersebut, Indonesia memiliki banyak sekali suku. Suku
bangsa atau yang disebut juga etnik dapat diartikan sebagai pengelompokan atau
penggolongan orang-orang yang memiliki satu keturunan. Selain itu, kelompok suku
bangsa ditandai dengan adanya kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri
biologis yang dimiliki. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik
dalam aspek sosial maupun budaya. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku,
lebih tepatnya 1.340 suku bangsa.

Keberagaman agama
Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu dibuktikan dalam sila pertama
Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan dalam beragama dijamin
dalam UUD 1945 pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.

Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama
yang diakui oleh negara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga
Konghucu. Keenam agama harus hidup berdampingan di masyarakat dengan prinsip
toleransi antarumat beragama. Pentingnya menjaga toleransi di dalam keberagaman

Meskipun Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan dan


keberagaman, hal tersebut membuat Indonesia rentan terpecah-belah akibat perbedaan
yang ada. Perpecahan di masyarakat bisa memicu konflik yang menimbulkan
kerugian banyak pihak.

Oleh karenanya, diperlukan sifat toleran dan juga tenggang rasa terhadap
perbedaan dan kemajemukan di masyarakat. Sifat toleransi haruslah ditanamkan sejak
dini supaya bisa menerima perbedaan yang ada.

Contoh perilaku toleransi seperti memberikan kesempatan kepada tetangga


melakukan ibadahnya, tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan hari raya,
dan tidak membeda-bedakan tetangga, dan menghargai perbedaan budaya yang ada.
Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman masyarakat merupakan kunci
untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta mencegah proses perpecahan
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Setiap individu hendaknya
mengaplikasikan perilaku toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya,
dan antargolongan.

Biasanya di negara lain yang mayoritas penduduknya beragama muslim para


wanitanya saat melaksanakan shalat menggunakan pakaian seperti gamis dan abaya
atau yang menutup aurat, berbeda dengan kebanyakan wanita di Indonesia yang
menggunakan mukena sebagai pakaian dalam melaksanakan shalat, mukena menjadi
tradisi yang digunakan dari zaman dulu hingga sekarang, mukena digunakan karena
mudah dibawa kemana-mana dan mudah pemakaiannya, mukena di perkenalkan oleh
para wali pada zaman dahulu karena kebanyakan wanita khususnya wanita Jawa
masih menggunakan pakaian tradisional yang  hanya menggunakan kain atau jarik
dan tidak menutup aurat

Makan menggunakan tangan langsung

Kebanyakan negara di luar negeri menggunakan peralatan makan seperti


sendok, garpu atau sumpit untuk makan, berbeda dengan Indonesia yang lebih banyak
menggunakan tangan secara langsung, mereka beranggapan dengan menggunakan
tangan langsung membuat makanan yang di santap lebih nikmat.
Kloset jongkok

Jika negara lain menggunakan kloset duduk untuk kita membuang kotoran dan
menggunakan tissue untuk membersihkannya, beda hal nya dengan Indonesia yang
menggunakan kloset jongkok untuk membuang kotoran kita dan untuk
membersihkannya menggunakan gayung yang mengunakan air.

. Mudik

Mudik dilakukan oleh seseorang yang jauh dari kampung halaman, biasanya
saat menjelang akhir Ramadhan atau awal lebaran, ini menjadi tradisi turun-temurun
yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia untuk bertemu sanak saudara yang sudah
lama tidak bertemu.

Anda mungkin juga menyukai