Dosen pengampu:
Disusun oleh:
2023
1. DEFINISI DARI KONSEP SOSIOLOGI
RANGKUMAN
Sosiologi dan antropologi merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari
proses dan struktur sosial serta kebudayaan. sosiologi dan antropologi memiliki
perbedaan focus dan secara bekerja. Sosiologi lebih memandang masyarakat sebagai
sistem hubungan peranan (rok relatronship systems) dan antropologi melihat sebagai
sistem jaringan nilai (valuar network systems). Sosiologi adalah ilmu sosial yang
mempelajari setiap kehidupan masyarakat. Objek kajian dari sosiologi tidak lain
adalah kehidupan manusia. Kata sosiologi berasal dari Bahasa Yunani, yang terdiri
dari kata “socius” yang artinya masyarakat dan “logos” yang artinya ilmu.
2. Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi segi kemasyarakatan
yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola pola umum kehidupan
masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari mengenai hubungan antarindividu, individu dengan kelompok, maupun
antar kelompok yang ada di masyarakat termasuk permasalahan sosial.
Dari beberapa definisi sosiologi yang sudah disebutkan maka konsep dasar sosiologi
merupakan keseluruhan unsur unsur pokok dalam dunia sosial yang meliputi
struktur sosial, proses sosial, perubahan sosial, organisasi sosial dan institusi
sosial. Dalam konsep dasar sosiologi ini juga mencakup segala aktifitas yang
ada dalam kehidupan sosial sehingga dapat menjadi dasar objek kajian
sosiologi. Konsep dasar sosiologi juga merupakan istilah ilmiah yang
seringkali muncul dalam pembahasan sosiologi.
RANNGKUMAN
Tapi secara garis besar, ilmu yang mempelajari tentang manusia ini memiliki
beberapa ruang lingkup antropologi, antara lain:
Ruang lingkup antropologi fisik atau biologi ini mempelajari manusia sebagai
organisme biologi yang melacak perkembangan manusia berdasarkan evolusinya dan
variasi biologisnya dalam berbagai spesies.
Para ahli antropologi fisik telah berusaha melacak nenek moyang jenis manusia
untuk mengetahui proses, waktu dan awal mula semua orang menjadi makhluk sosial
seperti sekarang. Mereka melacaknya melalui analisis mendalam terhadap fossil-fossil
dan mengamati primata yang pernah hidup. Di samping itu, ruang lingkup antropologi
fisik atau biologi ini juga merupakan cabang ilmu antropologi yang mempelajari
tentang manusia dan primata bukan manusia dalam hal biologis, evolusi dan
demografi.
Ruang lingkup antropologi fisik atau budaya ini lebih fokus pada faktor biologis dan
sosial yang mempengaruhi evolusi manusia dan primata lainnya yang menghasilkan,
mempertahankan, mengubah variasi genetik dan fisiologinya.
Ruang lingkup antropologi sosial budaya fokus pada kebudayaan manusia dan
cara hidup dalam masyarakat. Menurut Haviland ruang lingkup antropologi sosial ini
dibagi menjadi tiga bagian yaitu arkeologi, etnologi, dan antropologi linguistik.
Sedangkan menurut Burke, antropologi budaya adalah studi terhadap praktek sosial
bentuk ekspresif dan penggunaan bahasa. Di Amerika, antropologi budaya sering
dikaitkan dengan tradisi dan penulisan. Pada abad ke-20, Franz Boas menunjukkan
hasil tinjauan terhadap asumsi asumsi antropologi evolusioner dan implikasi yang
cenderung bersifat rasional. Antropologi sosial merupakan studi yang mempelajari
tentang hubungan antar manusia dan kelompok. Antropologi budaya adalah studi
komparasi terhadap beberapa cara orang memahami dunia di sekitar mereka dengan
metode berbeda. Ruang lingkup dari antropologi sosial memiliki kaitan erat dengan
sosiologi dan sejarah dengan tujuan mencari pemahaman struktur sosial pada suatu
kelompok yang berbeda. Antropologi budaya dikaitkan dengan filsafat, literatur,
sastra, dan terhadap cara kebudayaan mempengaruhi pengalaman seseorang maupun
kelompok.
3. Antropologi Psikologis
Tidak hanya itu, itu tetapi pengalaman individu dan lingkungan sosial merupakan
proses yang berkontribusi terhadap pembentukan karakter manusia dan masyarakat.
Kajian dari antropologi psikologi menjadi penghubung antara kebudayaan dan
kepribadian untuk menjelaskan kelompok masyarakat maupun suku bangsa.
kelompok dalam suatu masyarakat, lalu melihat lebih mendalam serta mencoba
untuk menangkap dan menginterpretasikan makna-makna yang ada dalam kehidupan
masyarakat tersebut.Clifford Geertz, Malinowski, Radcliffe-Brown, Marvin Harris,
Levi-Strauss, Koentjaraningrat, Masri Singarimbun, mereka adalah sebagian dari
banyak antropolog yang mempunyai sifat itu. Oleh karena itu, sebaga bagian dari
keluarga antropologi maka wajib bagi kita untuk meneruskan tongkat estafet
perjuangan para antropologi terdahulu. Tentu dibutuhkan kerja-kerja intelektual yang
tiada akhir untuk melakukannya.
4. KONSEP SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI DALAM PERSPEKTIF
PENDIDIKAN
RANGKUMAN
1. Empiris
Sosiologi memiliki ciri Empiris, artinya ilmu yang diperoleh berdasarkan observasi,
sesuai akal sehat, sesuai fakta, serta tidak menghasilkan sesuatu yang bersifat
spekulatif.
2. Teoritis
Sosiologi memiliki ciri Teoritis, artinya Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
selalu berusaha menyusun kesimpulan (abstraksi) dari hasil observasi. Abstraksi atau
kesimpulan ini digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga
menjadi teori.
3. Kumulatif
Sosiologi juga memiliki ciri Kumulatif, artinya disusun atas teori-teori yang sudah
ada, atau memperbaiki, memperluas, serta memperkuat teori-teori terdahulu.
4. Non Etis
Ciri Sosiologi yang terakhir, yaitu Non Etis, artinya tidak mempermasalahkan baik
buruknya sesuatu, tetapi menganalisis sebab akibat dan menjelaskannya secara
mendalam.
Peran Sosiolog sebagai peneliti adalah mengumpulkan dan menggunakan data
untuk pengambilan keputusan. Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang
Telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri
sendiri, dan menganggap diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas .
Obyek Sosiologi adalah masyarakat, yang dilihat dari sudut hubungan antar
manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat
Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang Telah hidup dan bekerja
bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri sendiri, dan menganggap
diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang dirumuskan dengan jelas
Dari beberapa pendapat ahli ilmu sosial yang dikutip, dapat disinkronkan
pendapat mereka tentang perubahan sosial, yaitu suatu proses perubahan, modifikasi,
atau penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup masyarakat, yang
mencakup nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat, hubungan-
hubungan sosial ekonomi, serta kelembagaan-kelembagaan masyarakat, baik dalam
aspek kehidupan material maupun nonmaterial
RANGKUMAN
Sosiologi dan Antropologi sebagai Metode- metode dari bahasa yunani yaitu
methodor, artinya cara atau jalan. Metodologi adalah merencanakan cara-cara yang
berhubungan dengan pengkajian ilmu-ilmu sosial. Ciri ciri dari metode, antara lain:
Metode yang digunakan dalam sosiologi adalah metode ilmiah. Berikut adalah
penggolongan metode sosiologi:
1. Metode Kualitatif
Metode kulitatif menggunakan bahan-bahan yang sukar dihitung dan
lebih berdasarkan pemahaman. Metode kualitatif dalam sosiologi meliputi:
a. Metode historis menggunakan analisis atau peristiwa-peristiwa masa silam
untuk menentukan prinsip-prinsip umum. Contoh: menyelidiki akibat revolusi
secara umum dengan menggunakan bahan sejarah yaitu dengan meneliti revolusi
yang terjadi pada masa silam.
b. Metode komparatif mementingkan perbandingan macam masyarakat dari
berbagai aspek untuk memperoleh persamaan dan perbedaan dalam rangka
member petunjuk perikelakuan masyarakat pada masa silam dan masa sekarang
serta masyarakat yang mempunyai tingkat peradaban yang berbeda atau sama.
c. Metode historis komparatif adalah kombinasi dari kedua metode sebelumnya
d. Metode studi kasus adalah metode yang mempelajari salah satu gejala nyata
dalam kehidupan masyarakat dengan sedalam-dalamnya guna mendapatkan dalil-
dalil umum.
2. Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif menggunakan bahan keterangan dengan angka sehingga
gejala yang diteliti dapat diukur dengan skala indeks, table, dan formula yang
sedikit banyakmenggunakan ilmu pasti. Metode kuantitatif meliputi:
a. Metode statistik: mengukur gejala gejala sosial secara matematis untuk
mengetahui korelasi atau hubungannya.
b. Metode eksperimen: metode dengan menggunakan percobaan-percobaan.
1. Metode induktif adalah metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk
mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam lapangan yang lebih luas.
3.Metode Antropologi
Metode penelitian antropologi terdiri dari beberapa metode yaitu :
1. Metode Ideologis, metode ini dilakukan untuk penelitian penjajahan dengan
mempelajari kaidah-kaidah hukum yang ideal (norma ideal) yang tertulis maupun
yang tidak tertulis. Penelitian ini memperoleh prinsip-prinsip hukum dalam kehidupan
masyarakat.
3. Ada usulan mengenai cara kerja atau cara penyelesaian permasalahan dari hipotesis
yang ada.
1. Auguste Comte
Sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji fakta dan institusi sosial dalam
berbagai tatanan masyarakat. Dari kumpulan fakta terkait cara berpikir dan bertindak
tersebut, Durkheim meyakini adanya kekuatan untuk mengendalikan individu
3. Karl Marx Marx
Sebagai ilmu pengetahuan murni sosiologi memiliki ciri utama, berikut keempatnya:
1. Empiris
Sebagai ilmu pengetahuan sosiologi didasarkan pada realitas sosial yang
terjadi di lapangan dan tidak bersifat spekulatif
2. Teoritis
Selalu berusaha menyusun abstraksi berupa kesimpulan mengenai hubungan
sebab-akibat dari gejala sosial yang diteliti berdasarkan dari hasil pengamatan
empiris.
3. Kumulatif
Dalam membangun argumen terkait suatu fenomena tertentu harus
dilandaskan pada kumpulan teori yang sudah tercipta sebelumnya.
4. Non-etis
Sosiologi ada tidak untuk menilai baik dan buruk suatu permasalahan,
melainkan pada penjelasan logis terkait latar belakang terjadinya suatu
fenomena tertentu. Selain keempat ciri utama di atas, sosiologi memiliki
sejumlah teori yang berbeda dengan teori sosial lainnya. Hal yang
membedakan adalah teori sosial berfokus pada komentar masyarakat serta
memiliki tujuan yang secara intensif ke arah politik. Teori sosial terbentuk
dari seperangkat gagasan, hipotesis, argumen atau paradigma yang
menganalisis fenomena sosial. Hal ini berbanding terbalik dengan teori
sosiologi yang berupaya memahami masyarakat tanpa mengacu pada konsep
baik atau benar. Tersusun dari proposisi abstrak dan dapat diuji tentang
masyarakat.
SOSIOLOGI di Indonesia telah dimulai dalam waktu yang lama. Pada masa Sri
Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta, terdapat ajaran Wulang Reh yang
mengajarkan tentang tata hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang
berasal dari golongan-golongan berbeda. Dalam ajaran tersebut terdapat banyak aspek
sosiologi, khususnya pada bidang hubungan antar golongan. Selain itu, Ki Hadjar
Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia juga telah menyumbangkan sosiologi dalam
konsep-konsepnya tentang kekeluargaan dan kepemimpinan
Kala itu sosiologi belum dianggap sebagai ilmu yang penting untuk dipelajari. Akan
tetapi, hanya sebatas ilmu pembantu untuk ilmu pengetahuan lainnya. Itu dikarenakan
banyak karya orang Belanda, seperti tulisan-tulisan ter Haar dan Duyvendak yang
mencakup unsur-unsur sosiologis namun kala itu dikupas secara ilmiah dari aspek
nonsosiologis dan belum menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.[1]
Sebelum perang dunia kedua, Indonesia hanya memiliki Sekolah Tinggi Hukum
(Rechtshogeschool) di Jakarta, satu-satunya lembaga perguruan tinggi sebelum era
kemerdekaan yang memberikan kuliah tentang sosiologi di Indonesia. Berhubung
belum ada spesialisasi sosiologi baik di Indonesia maupun di Belanda, maka para
pengajar kala itu tidak berasal dari latar belakang psikologi. Adapun teori yang
diajarkan bersifat filsafat sosial dan teoretis, berdasarkan buku-buku karya Leopold
von Wiese, Bierens de Haan dan sebagainya.[1]
RANGKUMAN
Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan
kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah
akibat isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”
Bentuk keberagaman di Indonesia
Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun
keberagamannya. Ada beberapa bentuk keberagaman di Indonesia, mulai dari
keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman ras, dan juga keberagaman
anggota golongan. Keberagaman suku Indonesia adalah negara kepulauan. Dari
geografis yang berbeda-beda tersebut, Indonesia memiliki banyak sekali suku. Suku
bangsa atau yang disebut juga etnik dapat diartikan sebagai pengelompokan atau
penggolongan orang-orang yang memiliki satu keturunan. Selain itu, kelompok suku
bangsa ditandai dengan adanya kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri
biologis yang dimiliki. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik
dalam aspek sosial maupun budaya. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku,
lebih tepatnya 1.340 suku bangsa.
Keberagaman agama
Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu dibuktikan dalam sila pertama
Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan dalam beragama dijamin
dalam UUD 1945 pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama
yang diakui oleh negara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga
Konghucu. Keenam agama harus hidup berdampingan di masyarakat dengan prinsip
toleransi antarumat beragama. Pentingnya menjaga toleransi di dalam keberagaman
Oleh karenanya, diperlukan sifat toleran dan juga tenggang rasa terhadap
perbedaan dan kemajemukan di masyarakat. Sifat toleransi haruslah ditanamkan sejak
dini supaya bisa menerima perbedaan yang ada.
Jika negara lain menggunakan kloset duduk untuk kita membuang kotoran dan
menggunakan tissue untuk membersihkannya, beda hal nya dengan Indonesia yang
menggunakan kloset jongkok untuk membuang kotoran kita dan untuk
membersihkannya menggunakan gayung yang mengunakan air.
. Mudik
Mudik dilakukan oleh seseorang yang jauh dari kampung halaman, biasanya
saat menjelang akhir Ramadhan atau awal lebaran, ini menjadi tradisi turun-temurun
yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia untuk bertemu sanak saudara yang sudah
lama tidak bertemu.