Anda di halaman 1dari 28

MATERI PENGEMBANGAN TENTANG

LANDASAN PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan oleh:
Dr. Ir. Vina Serevina, MM

DISUSUN OLEH :
Bimo Ghiffari Adjie 6315161104

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi

Sosiologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari


hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok , serta
kelompok dan masyarakat. Yang menjadi objek dari kajian sosiologi ini adalah
masyarakat. Dalam proses kehidupan tentunya manusia melalukan interaksi
dengan yang lain. Dan sosiologi lah yang mempelajari hal itu dengan tujuan
dapat memberikan gambaran realita social yang ada di masyarakat dengan
tujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dan di hadapi
masyarakat.

Kata sosiologi pertama kali di cetuskan oeh Auguste Comte, filsuf asal
Prancis dalam buku nya Cours de la Philosovie Positive, yang kemudian kita
kenal sebagai bapak sosiologi dunia. Auguste Comte menyebut sosiologi adalah
ilmu tentang masyarakat. Kata sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu socis
dan logos. Socius memiliki arti teman atau kawan dan logos yang berate ilmu
pengetahuan.

Auguste Comte menyebutkan sosiologi adalah ilmu pengetahuan. Dan


sebuah pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu jika dapat mengembangkan
kerangka pengetahuan yang tersusun dan terbukti dengan penelitian sacara
ilmiah. Sosiologi dikatakan sebagai ilmu apabila sosiologi mandasarkan
penelaahan nya berdasarkan bukti-bukti dan motode ilmiah.

Sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan


antara manusia dalam proses bermasyarakat. Secara luas sosiologi ialah ilmu
yang mempelajari masyarakat dimana masyarkat sebagai kompleks hubungan,
jaringan, kekuatan dan kompleks lembaga/ penata.
Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli Berikut di bawah ini merupakan pengertian
sosiologi menurut para ahli sosiologi, yaitu sebagai berikut:
1. Soejono Soekanto
Sosiologi merupakan ilmu yang memfokuskan perhatian pada
segi-segi kemasyarakatan yang sifatnya umum dan berusaha untuk
mendapatkan pola umum kehidupan dalam bermasyarakat.
2. Roucek dan Warren
Sosiologi merupak suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
3. Max Weber
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha
memahami tindakan-tindakan social masyarakat.
4. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang bentuk-bentuk
dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5. Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
kehidupan dan perilaku manusia, terutama dalam hubungannya
dengan sistem sosial dan bagaimana suatu sistem tersebut dapat
mempengaruhi orang dan bagaimana orang yang terlibat didalamnya
itu dapat mempengaruhi sistem tersebut.
6. William Kornblum
Sosiologi merupakan suatu upaya ilmiah yang dilakukan untuk
mempelajari tentang masyarakat dan perilaku sosialnya serta
menjadikan masyarakat yang bersangkutan tersebut kedalam berbagai
kelompok dan kondisi.
7. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi merupakan sebagai ilmu masyarakat yang
mempelajari tentang struktur sosial yaitu keseluruhan jalinan sosial
yang ada antara unsur-unsur sosial yang sifatnya pokok, ,ke-lompok-
kelompok, seperti kaidah-kaidah sosial dan lapisan-lapisan sosial. Dan
sosiologi juga mempelajari proses sosial masyarakat yaitu pengaruh
timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
8. P.J. Bouman
Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan sosial antar sesama manusia, antar individu dengan
kelompok, serta sifat dan perubahan-perubahan, lembaga-lembaga
serta ide-ide sosial.
9. Pitirim Sorokin
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan serta pengaruh timbal balik berbagai macam gejala sosial
(misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga,dan gejala moral), sehingga
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan serta pengaruh
hubungan timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial,
dan yang terakhir, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari ciri-ciri
umum semua jenis gejala-gejala sosial lainnya.
10. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi merupakan sebuah penelitian secara ilmiah terhadap
interaksi sosial manusia dan hasilnya, yaitu organisasi social.

B. Pengertian Antropologis

Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang
menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati
(alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος
(baca: anthropos) yangberarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti
"wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis
antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.

Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia


sebagai spesies homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang
interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori
evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan
perjalanan umat manusia di bumi sejak awal kemunculannya. Antropologi juga
menggunakan kajian lintas-budaya (Inggris cross-cultural) dalam menekankan
dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia dalam
perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup
(worldview).

Antropologi berarti kajian manusia, akan tetapi ahli antropologi bukanlah


satu-satunya pakar yang mengkaji tentang manusia dan juga tidak berarti bahwa
ahli antropologi hanya mengkaji manusia (Keesing,1999).

Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari


umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna-warna, bentuk
fisik suatumasyarakat serta kebudayaan-kebudayaan yang dihasilkan. Dari
definisi-definisi tersebut dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu
ilmu yang mempelajari umat manusia dari segi keanekaragaman fisik dan
kebudayaan yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang
lainnya berbeda-beda. Antropologi memperhatikan lima masalah mengenai
makhluk manusia yaitu :

1. Masalah sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai mahluk


biologis.

2. Masalah sejarah terjadinya aneka warna mahluk manusia yang dipandang


dari sudut ciri-ciri tubuhnya.

3. Masalah persebaran dan terjadinya aneka warna bahasa yang diucapkan


oleh manusia diseluruh dunia.

4. Masalah perkembangan, persebaran dan terjadinya aneka warna dari


kebudayaan manusia diseluruh dunia.

5. Masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam


kehidupan masyarakat-masyarakat dan suku-suku bangsa yang tersebar di
seluruh muka bumi zaman sekarang ini.
Menurut William A. Havilland, Antropologi adalah studi tentang umat
manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia
dan perilaku manusia serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia.

Menurut David Hunter, Antropologi adalah ilmu yang lahir dari


keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

C. Pengertian Konsep Pendidikan

ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku


seseorang atau kelompok orang dl usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik.

Yang dimaksud Ilmu pendidikan adalah ilmu yang membicarakan


masalah-masalah yang berkaitan dengan persoalan pendidikan atau ilmu yang
mempersoalkan pendidikan dan kegiatan pendidikan.

Ilmu pendidikan adalah suatu kumpulan pengetahuan atau konsep yang


tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang
bersifat ilmiah yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan
mendidik atau suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka
mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.

Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam


kehidupan manusia. Ketika ada kehidupan manusia, disitu terdapat pendidikan.
Pendidikan diselenggarakan untuk mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki oleh manusia. Paham seperti inilah yang selalu dipegah oleh kalangan
pendidik.

Kata pendidikan sering kali diartikan dalam kehidupan sehari-hari dengan


lembaga pendidikan dan adakalah diartikan dengan hasil pendidikan.

Menurut Dictionary of education ; Pendidikan diartikan, proses sosial yang


di mana orang-orang atau anak dipengaruhi dengan lingkungan yang (sengaja)
dipilih dan dikendalikan (misalnya oleh guru di sekolah) sehingga mereka
memperolah kemampuan-kemampuan sosial dan perkembangan individu yang
optimal. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara , mendidik adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

D. Sosiologi dan Antropologis dalam Konsep Pendidikan Multibudaya

Pendidikan Multibudaya adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam


mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia
yang dikaitkan dengan gender, ras, kelas. Pendidikan Multibudaya adalah suatu
sikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras,
budaya, jenis kelamin, seks, kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang.
Pendidikan Multibudaya (Multicultural education) merupakan strategi pendidikan
yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta
didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multikultural. Strategi
ini sangat bermanfaat, sekurang-kurangnya bagi sekolah sebagai lembaga
pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama atas konsep kebudayaan,
perbedaan budaya, keseimbangan, dan demokrasi dalam arti yang luas.
Pendidikan Multibudaya didefinisikan sebagai sebuah kebijakan sosial yang
didasarkan pada prinsip-prinsip pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa
hormat antara seluruh kelompok budaya di dalam masyarakat. Pembelajaran
Multibudaya pada dasarnya merupakan program pendidikan bangsa agar
komunitas multikultural dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan
demokrasi yang ideal bagi bangsanya.

Dalam konteks yang luas, pendidikan Multibudaya mencoba membantu


menyatukan bangsa secara demokratis, dengan menekankan pada perspektif
pluralitas masyarakat di berbagai bangsa, etnik, kelompok budaya yang
berbeda. Dengan demikian sekolah dikondisikan untuk mencerminkan praktik
dari nilai-nilai demokrasi. Kurikulum menampakkan aneka kelompok budaya
yang berbeda dalam masyarakat, bahasa, dan dialek; dimana para pelajar lebih
baik berbicara tentang rasa hormat di antara mereka dan menunjung tinggi nilai-
nilai kerjasama, dari pada membicarakan persaingan dan prasangka di antara
sejumlah pelajar yang berbeda dalam hal ras, etnik, budaya dan kelompok
status sosialnya.

Pembelajaran berbasis Multibudaya didasarkan pada gagasan filosofis


tentang kebebasan, keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak
manusia. Hakekat pendidikan multikultural mempersiapkan seluruh siswa untuk
bekerja secara aktif menuju kesamaan struktur dalam organisasi dan lembaga
sekolah. Pendidikan Multibudaya bukanlah kebijakan yang mengarah pada
pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif dan pengajaran oleh
propaganda pluralisme lewat kurikulum yang berperan bagi kompetisi budaya
individual.

Pembelajaran berbasis Multibudaya berusaha memberdayakan siswa


untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya,
memberi kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang atau kelompok
orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung. Pendidikan Multibudaya
juga membantu siswa untuk mengakui ketepatan dari pandangan-pandangan
budaya yang beragam, membantu siswa dalam mengembangkan kebanggaan
terhadap warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik nilai sering
menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat. Pendidikan Multibudaya
diselenggarakan dalam upaya mengembangkan kemampuan siswa dalam
memandang kehidupan dari berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan
budaya yang mereka miliki, dan bersikap positif terhadap perbedaan budaya,
ras, dan etnis.

Tujuan pendidikan dengan berbasis Multibudaya dapat diidentifikasi:

1. Untuk mefungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa


yang beraneka ragam
2. Untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif terhadap
perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan
3. Memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam
mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya
4. Untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas
budaya dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan.
Di samping itu, pembelajaran berbasis Multibudaya dibangun atas dasar
konsep pendidikan untuk kebebasan, yang bertujuan untuk:

1. Membantu siswa atau mahasiswa mengembangkan pengetahuan, sikap dan


keterampilan untuk berpartisipasi di dalam demokrasi dan kebebasan
masyarakat
2. Memajukan kebebasan, kecakapan, keterampilan terhadap lintas batas-batas
etnik dan budaya untuk berpartisipasi dalam beberapa kelompok dan budaya
orang lain.

Multibudaya mengacu pada faktor :

1. Etnik
2. Ras jenis kelamin
3. Kemampuan fisik
4. Orientasi seksual
5. Umur

E. Sosiologi dan Antropologis dalam Konsep Pendidikan Memberikan


Wawasan

Wawasan kependidikan adalah pengetahuan yang harus dimiliki oleh


para pendidik maupun calon pendidik tentang bagaimana memanusiakan
manusia. Educational horizon (wawasan kependidikan) is the way you perceive
education today and how it will go in the future – for the better or worse. More
importantly – how you are going to move to a better education.

“Wawasan kependidikan adalah bagaimana kamu (kita) melihat


pendidikan sekarang ini dan bagaimana kelanjutannya dimasa mendatang-
menjadi lebih baik maupun lebih buruk. Yang lebih penting lagi- bagaimana
kamu (kita) akan bergerak maju untuk pendidikan yang lebih baik.”

Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan


melalui pengalaman. pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan
lingkungannya, baik lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah
yang disebut pendidikan. latar tempat berlangsungnya pendidikan disebut
lingkungan pendidikan(keluarga, sekolah, dan masyarakat). (ismanto,2014)

beberapa contoh tentang pemahaman wawasan pendidikan yag harus


dimiliki oleh seorang pendidik yaitu:

1. Pendidik memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam


menyelenggarakan pembelajaran dikelas

2. Pendidik harus memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan


dengan subjek yag dibina.

3. Pendidik memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki


keahlian secara akademik dan intelektual

4. Wawasan pemecahan masalah

5. Wawasan perhatian terhadap peserta didik

6. Pendidik harus menuntut peserta didik untuk berprestasi

7. Pendidik harus mengetahui permasalahan-permasalahan yag sedang


dihadapi oleh peserta didik

8. Pendidik mampu menyampaikan pemahamannya terhadap apa yang


dimiliki

9. Pendidik harus meng-update permasalahan dalam pendidikan

10. Pendidik harus memiliki referensi dalam pemberian materi


pembelajaran

Wawasan dalam pendidikan berarti cara pandang yang dimiliki setiap


pendidik untuk bisa menerusan ilmu yang atau menyampaikan ilmu yang dimiliki
untuk tercapainya suatu kecerdasan bangsa dan negara ini.
F. Sosiologi dan Antropologis dalam Konsep Pendidikan Memberikan
Penyadaran dan Pembiasaan.

Peradaban manusia adalah sebuah keniscayaan. Ia tumbuh,


berkembang, dan berubah seiring usia zaman. Di sisi lain, setiap peradaban
mempunyai kondisi zaman (zeitgeist) yang berbeda. Terutama pada pola
kehidupan masyarakat. Paling tidak ada lima tahapan evolusi manusia. Di awali
dari masyarakat berburu, berternak, bertani, beralih kepada industri kecil (home
industry) sampai kepada industri besar (kapitalisme, dan kini berkembang lagi
menjadi neo-liberalisme). Bahkan, evolusi manusia ini juga merambah ke
domain kepercayaan atau religi. Di mana perwujudan “Tuhan” selalu mengalami
perubahan. Dimulai dari yang bersembunyi di balik fenomena alam (petir,
guntur); berwujud binatang (sapi, gajah); menjelma menjadi manusia
(antropomorf); dan berubah menjadi Tuhan yang gaib: tidak bisa dilihat, diraba,
atau pun dicium; dan, kemudian, Tuhan yang meniada (atheis). Peradaban umat
manusia juga menghasilkan perkembangan teknologi mutakhir. Dulu, alat untuk
berperang cukup menggunakan tombak dan kapak. Kini, sudah menggunakan
bom atom (nuklir). Dari gambaran sederhana di atas, jelaslah bahwa setiap fase
perubahan melahirkan tata pergaulan hidup yang berbeda. Lalu pertanyaannya,
apa yang menyebabkan perubahan itu?

Evolusi berpikir manusia setidaknya dipengaruhi dua faktor. Pertama,


pertumbuhan umat manusia. Jumlah populasi manusia yang terus bertambah,
mau tidak mau meningkatkan interaksi sesama manusia. Persentuhan ini
melahirkan dinamika kehidupan yang bermotifkan ekonomi, politik, dan juga
budaya. Ekonomi berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup, politik
menyangkut kekuasaan (power), dan budaya melahirkan kepercayaan (religi)
dan norma (etika). Maka, persaingan hidup pun muncul. Yaitu, berusaha
menguasai penuh akses terhadap ketiga pilar tersebut. Kedua, alam. Terutama
berkaitan dengan faktor produksi seperti tanah dan nilai (value) yang terkandung
di dalamnya. Minyak, dalam konteks kekinian, misalnya. Atau, gejala alam yang
di luar kekuatan manusia untuk mengatasinya, seperti banjir, badai, gempa, juga
turut memberikan andil. Dalam prosesnya, pergumulan manusia dengan kedua
faktor ini menghasilkan banyak prestasi (inovasi). Yang di kemudian hari kita
sebut sebagai ilmu pengetahuan. Sedangkan media yang dipakai pada awalnya
adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kegelisahan manusia
terhadap manusia dan alam itu sendiri. Yaitu pertanyaannya berupa apa,
kenapa, mengapa, dan bagaimana. Atau dengan kata lain, ilmu pengetahuan
diawali dari ber-filsafat (mother of science).

G. Sosiologi dan Antropologis dalam Konsep Pendidikan Memberikan Sikap


Harmoni.

Proses pendidikan pada dasarnya merupakan proses dari


berkembangnya suatu kebudayaan dalam masyarakat. Dalam konteks inilah,
pendidikan harmoni dikembangkan selama kurang lebih tiga tahun (sejak tahun
2009) di Propinsi Sulawesi Tengah, yakni di Kota Palu dan Kabupaten Poso.
Implementasi pendidikan harmoni merupakan hasil dari kolaborasi antara
berbagai pihak, diantaranya Wahana Visi Indonesia, Yayasan Pendidikan Gereja
Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi
Tengah, Universitas Tadulako, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah,
Dinas Pendidikan Kota Palu dan Kabupaten Poso.

Pilihan implementasi pendidikan harmoni sebagai upaya


mengembangkan pendidikan karakter di jenjang pendidikan dasar, khususnya
pada sekolah dasar, karena beberapa alasan, antara lain; (1) Periode
perkembangan anak di usia 7 hingga 12 tahun ini merupakan rentang usia yang
mulai mengenal perkembangan dan dinamika sosial, serta mulai
mengembangkan hati nurani untuk mampu mengartikan makna baik-buruk,
benar-salah dari tindakan yang dilakukan, toleransi, dan sikap menerima
perbedaan diantara teman dan pergaulan sosialnya dan (2) di usia 7 hingga 12
tahun, anak mulai membentuk tata nilai bagi dirinya sebagai pedoman hidup dan
sekolah menjadi lembaga pendidikan yang akan berperan penting dalam
membentuk perilaku dan pedoman hidup anak dalam memasuki kehidupan
sosialnya.

Dari perspektif lainnya, diyakini bahwa kondisi daya tahan suatu


masyarakat akan mampu bertahan dalam waktu yang lama, serta mampu
menghadapi segala tantangan dinamika sosial yang ada, apabila pada
masyarakat tersebut menganut dan diyakini adanya nilai yang
mempersatukannya. Nilai-nilai ini yang mengikat masyarakat, dipatuhi,
terpelihara dan dilaksanakan sejak ribuan tahun disebut dengan kearifan lokal
(local wisdom) dalam masyarakat (Tilaar, 2012). Pendidikan harmoni yang
dikembangkan di Sulawesi Tengah ini, mendasarkan pada realitas
kemajemukan yang dimiliki masyarakat (Kota Palu, dan Kabupaten Poso), dan
mencerminkan karakteristik bangsa Indonesia yang pluralis. Pada pendidikan
harmoni dikembangkan pentingnya pembinaan hubungan atau interaksi anak
didik, baik hubungan anak dengan dirinya sendiri, hubungannya dengan
Tuhannya, hubungan individu (anak didik) dengan sesamanya, dan hubungan
individu (anak didik) dengan alam (lingkungannya). Ketiga hubungan itu di dalam
pendidikan harmoni dibagi menjadi tiga macam dimensi pendidikan yaitu
harmoni diri, harmoni sesama dan harmoni alam (Syamsudin H Chalid, 2012).
Implementasi pendidikan harmoni didalam proses pembelajaran dikembangkan
oleh para guru dengan memilih tema yang dianggap menarik dan mampu
menggugah rasa ingin tahu anak, dan kontekstual sesuai dengan kehidupan
anak. Setiap guru pendidikan harmoni, berupaya membangun tema dengan
menggali nilai-nilai kearifan lokal untuk dijadikan tema pembelajaran. Tema
dapat bersumber dari sebuah benda budaya, ataupun kegiatan budaya, dan
didalamnya banyak terkandung nilai-nilai karakter. Misalnya tentang pesan
kelestarian alam, tidak boleh serakah, menghormati tamu dan sebagainya.

Proses kaji tindak dan pengembangan pendidikan harmoni dilakukan


sejak tahun 2009 sampai akhir tahun 2011. Metode yang diterapkan dapat
dikategorikan sebagai metode research and development (R & D) (Borg dan
Gall, 1989; Sugiyono, 2011). Menurut Tim Puslitjaknov (2008), metode penelitian
pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu: (1) Model pengembangan,
(2) Prosedur pengembangan, dan (3) Uji coba produk.
Lokasi penyelenggaraan pendidikan harmoni di Kota Palu (3 SD: SD Gamaliel 3,
SDN 6, dan SD Muhamadiyah); Kabupaten Poso (SD Muhamadiyah dan SDN 7,
SD GKST 3, SDN Sangira, dan SDN Saojo).

Langkah penelitian ini menerapkan model dari Borg dan Gall (1989),
meliputi sepuluh langkah, yakni: (1) Studi Pendahuluan berupa analisis
kebutuhan, studi pustaka, studi literatur, penelitian skala kecil dan standar
laporan yang dibutuhkan.(2) merencanakan penelitian, meliputi langkah
merumuskan tujuan penelitian; menyusunn anggaran, tenaga dan waktu, serta
merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk-bentuk partisipasinya dalam
penelitian. (3) Pengembangan Desain, meliputi menentukan desain produk yang
akan dikembangkan (desain hipotetik), menentukan sarana dan prasarana
penelitian yang dibutuhkan selama proses dan pengembangan, menentukan
tahap pelaksanaan uji desain di lapangan, dan menentukan deskripsi tugas
pihak yang terlibat dalam penelitian. (4) ujicoba terbatas, di beberapa sekolah
(SD) yang ditetapkan, (5) Revisi hasil uji lapangan terbatas berupa perbaikan
model dan desain dari hasil ujicoba terbatas, serta menyempurnakan model dan
konsep. (6) ujicoba di beberapa sekolah imbas, dengan melakukan uji efektivitas
konsep hasil ujicoba terbatas, secara berulang di beberapa sekolah (SD) imbas,
(7) Revisi Hasi Uji Lapangan Lebih Luas, berupa penyempurnaan dan
pemantapan model dan konsep pendidikan harmoni yang diterapkan. (8)
melaksanakan uji kelayakan, dengan melakukan uji efektivitas dan adaptabilitas
model pendidikan harmoni dan memfasilitasi dukungan pemerintah daerah agar
memiliki payung kebijakan.(9) revisi hasil uji kelayakan berupa langkah
menyempurnakan model pendidikan harmoni yang sedang dikembangkan. (10)
langkah desiminasi dan implementasi hasil pengembangan model pendidikan
harmoni pada wilayah, dan sekolah yang lebih luas.

H. Sosiologi dan Antropologis dalam Konsep Pendidikan Saling Memahami,


Menerima, Menghargai dan Menghormati Satu Sama Lain.

Toleransi dan saling menghargai adalah sikap yang tersirat dalam


semboyan Bhineka Tunggal Ika. Tanpa adanya toleransi dan sikap saling
menghargai, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang lemah karena setiap
orang saling mencela dan menganggap dirinya paling baik diantara yang
lainnya.

Toleransi dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tasamuh. Secara


bahasa toleransi berarti tenggang rasa. Secara istilah, toleransi adalah sikap
menghargai dan menghormati perbedaan antarsesama manusia. Allah Swt.
menciptakan manusia berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut bisa menjadi
kekuatan jika dipandang secara positif. Sebaliknya, perbedaan bisa memicu
konflik jika dipandang secara negatif.

Sebagai ilustrasi, Jika kita memperhatikan salah satu unsur bangunan,


misalnya tembok, maka tembok itu terdiri dari beberapa bagian: batu bata, besi,
semen, dan pasir. Jika masing-masing bagian itu berdiri sendiri tanpa ada
persatuan dan keterkaitan maka tidak akan mempunyai kekuatan. Setelah
bagian-bagian itu dipersatukan, dicampur dengan air, dan disusun rapi, maka ia
menjadi satu bangunan yang kokoh. Ini semua menggambarkan bahwa
perbedaan merupakan sumber kekuatan apabila bersatu dan bekerja sama.
Oleh karena itu Islam mengajarkan untuk menghargai dan menghormati
perbedaan.

Toleransi dalam Islam mencakup dua hal yaitu;

1. toleransi antar sesama muslim dan


2. toleransi kepada nonmuslim.

Toleransi antarsesama muslim berarti menghargai dan menghormati


perbedaan pendapat yang ada dalam ajaran agama Islam. Misalnya,
perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat salat tarawih.
Perbedaan-perbedaan dalam tubuh agama Islam masih bisa
ditoleransi apabila terjadi dalam masalah furu’iyah (cabang), seperti jumlah
rakaat tarawih, doa qunut, dan lain-lain. Namun, kita tidak boleh toleransi
dalam masalah ushul (pokok) dalam Islam, misalnya kitab suci al-Qur’ān,
kiblat, dan Nabi. Ada orang mengaku Islam tetapi kiblat salatnya bukan
di Ka’bah, kitab sucinya bukan al-Qur’ān, nabinya bukan Muhammad saw.
Maka kita harus menolak keras pendapat seperti ini, namun tidak boleh
berbuat anarkis atau menghakimi sendiri dengan tindakan kekerasan.
Sikap yang menganggap dirinya paling baik inilah yang pada saat ini
sering menjadi pemicu pertikaian ataupun permusuhan yang terjadi di
Indonesia. Sudah sering terdengar berita mengani kerusuhan antar etnis dan
suku karena disebabkan oleh perbedaan pendapat, budaya, ataupun
keyakinan.
Pendidikan budi pekerti adalah perilaku manusia yang akan diukur
menurut kebaikan dan keburukanya melalui ukuran norma agama, norma
hukum, tatakrama, sopan santun dan norma budaya/ adat istiadat
masyarakat.Penanaman pendidikan budi pekerti dapat diwujudkan melalui
upaya keteladanan, pembiasaan, pengamalan, dan pengkondisian
lingkungan. Untuk memudahkan penanamkan pendidikan budi pekerti serta
pengajaran terhadap anak, segala bentuk perilaku dalam kehidupan anak
harus benar-benar diperhatikan, disamping peran pendidik peran seorang ibu
dalam membina anak sangat penting Dari penanaman tersebut diharapkan
dapat megimbangi masalah kemerosotan moral yang saat ini melanda dunia
remaja.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari bahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan manusia dengan masyarakat sedangkan antropologis
adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia.

Konsep pendidikan sangat penting bagi negara ini, dari konsep- konsep
pendidikan yang ada kita dapat mengetahui betapa pentingnya pendidikan multi
budaya, pendidikan memberikan wawasan, pendidikan memberikan penyadaran
dan pembiasaan, pendidikan saling memahami dan menghormati satu sama
yang lainnya.

Dari konsep-konsep tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata


agar tercapainya suatu tujuan seriap manusia maupun tujuan bangsa dan
negara ini.
SOAL DAN JAWAB

I. Bagaimanakah hubungan antara pendidikan dan kebudayaan?


Jawab :
Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan
Dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan merupakan usaha
pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada generasi muda, agar nilai-
nilai budaya tersebut tetap terpelihara.
Pendidikan tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Transfer nilai-
nilai budaya dimiliki paling efektif adalah melalui proses pendidikan. Keduanya
sangat erat sekali hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara
satu sama lainnya. Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu
meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikan kita bisa
mentransfer kebudayaan dari generasi ke generasi selanjutnya. Kebudayaan yang
maju akan menghaslkan pendidikan yang maju pula dengan kualitas yang tinggi,
begitu juga pendidikan yang maju akan menghasilkan kebudayaan yang maju.

II. Apa yang dimaksud dengan “sekolah adalah potret kemajuan masyarakat”?
Jawab :
Maksud dari “sekolah adalah potret dari kemajua masyarakat” adalah
bila masyarakat berkembang sesuai dengan alur perkembangan jaman, maka
pendidikan dalam hal ini sekolah akan seturut dengan perkembangan itu,
begitu juga sebaliknya. Namun terkadang hubungan ini tidak berbanding
lurus, ada kalanya sekolah jauh meninggalkan masyarakat namun tidak
sedikit pula justru perkembangan masyarakat yang begitu cepat tidak diikuti
oleh perubahan kurikulum sekolah dengan penyelenggaraan pendidikan yang
baik dan memadai (kontekstual). Karena hubungan antara sekolah dan
masyarakat cenderung bersifat kausalitas (timbal-balik), maka apabila
masyarakat mengalami krisis, baik krisis sosial, ekonomi, politik aupun moral,
akan berpengaruh pula terhadap lembaga sekolah dengan segala dampak
yang menyertainya.
III. Bagaimana ciri-ciri manusia yang pragmatis dilihat dari aliran filsafat pendidikan
fragmatisme?
Jawab :
 akal manusia aktif dan ingin meneliti
 Tidak dapat menerima begitu saja pendapat tertentu sebelum
dibuktikan kebenarannya secara empirik (berdasarkan pengalaman)
 Sistem nilai itu bersifat relatif
 Moral dan etika tidak tetap
 Selalu berubah seperti perubaha dalam kebudayaan
 Masyarakat maupun lingkungan dan sebuah nilai sangat ditentukam dari
perbuatannya

IV. Mengapa sosiologi dan antropologi pendidikan disebut sebagai ilmu murni/
pure science? Sedangkan sosiologi dan antropologi pendidikan merupakan
ilmu terapan? Jelaskan menurut pendapat anda!
Jawab :
Ilmu pengetahuan murni adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan
untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak
dan hanya untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam
masyarakat. Ilmu pengetahuan terapan adalah ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut
dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan masyarakat.
Dikatakan pure science karena ilmu pengetahuan yang bertujuan
mendapatkan fakta-fakta dalam masyarakat yang mungkin dapat digunakan
untuk mencegah persoalan yang timbul dalam masyarakat.

V. Sebutkan 5 contoh ilmu sosial murni selain sosiologi dan antropologi dan 5
contoh ilmu sosial terapan selain sosiologi dan antropologi pendidikan!
5 contoh Ilmu sosial murni dan Ilmu sosial terapanIlmu sosial murni
adalah ilmu yang dikembangkan untuk tujuan ilmu itusendiri, agar tidak
stagnan atau berhenti. Bagian yang dikembangkan adalah :konsep, fakta,
teori, dan generalisasi.Contohnya :
 Psikologi, yaitu ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks
kejiwaandan perilaku.
 Ekonomi, yaitu ilmu yang mempengaruhi manusia dalam
konteks
 Politik, yaitu ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks
kekuasaanserta sistem pemerintahan.
 Geografi, yaituilmuyang mempelajari tentang lokasi serta
persamaan danperbedaan (variasi) keruangan atas fenomena
fisik dan manusia di ataspermukaanbumi.
 Sejarah, yaitu ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa
pentingmasa lalu manusia.
Ilmu sosial terapan adalah ilmu yang dikembangkan untuk
dimanfaatkan oleh manusia Contohnya :
 Bidang Psikologi : Psikologi Klinis dan Psikologi Industri
danOrganisasi
 Bidang Politik : Administrasi
 Bidang Ekonomi: Ekonomi Syari’ah dan Akuntansi

VI. Faktor apa yang mengacu pada multibudaya


Jawab :

1. Etnik
2. Ras jenis kelamin
3. Kemampuan fisik
4. Orientasi seksual
5. Umur

VII. Apa Tujuan pendidikan dengan berbasis Multibudaya ?

Jawab :

1. Untuk mefungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa


yang beraneka ragam
2. Untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif terhadap
perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan
3. Memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam
mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya
4. Untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas
budaya dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan.
VIII. Pemahaman wawasan pendidikan apa yang harus dimiliki oleh seorang
pendidik ?

Jawab :

1. Pendidik memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam


menyelenggarakan pembelajaran dikelas

2. Pendidik harus memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan


dengan subjek yag dibina.

3. Pendidik memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki


keahlian secara akademik dan intelektual

4. Wawasan pemecahan masalah

5. Wawasan perhatian terhadap peserta didik

6. Pendidik harus menuntut peserta didik untuk berprestasi

7. Pendidik harus mengetahui permasalahan-permasalahan yag sedang


dihadapi oleh peserta didik

8. Pendidik mampu menyampaikan pemahamannya terhadap apa yang


dimiliki

9. Pendidik harus meng-update permasalahan dalam pendidikan

10. Pendidik harus memiliki referensi dalam pemberian materi


pembelajaran
IX. Apa yang dimaksud dengan Antropologi ?

Jawab :

Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang
menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati
(alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος
(baca: anthropos) yangberarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti
"wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis
antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.

X. Apa yang dimaksud dengan Ilmu pendidikan ?

Jawab :

suatu kumpulan pengetahuan atau konsep yang tersusun secara


sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah yang
menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik atau suatu
proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum
dewasa untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya
untuk kehidupan yang bermakna.
Indeks
D
Demokrasi

E
Efektif

H
Humaniora

I
Ilmu

J
Jalinan

K
Kultural
Kurikulum
Kondisi

M
Material
Multibudaya

P
Potensi
Perspektif

R
Ras
S
Struktur
Studi
GLOSARIUM

Demokrasi : (bentuk atau sistem) pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta
memerintah dengan perantaraan wakilnya; pemerintahan rakyat; 2 gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi semua warga Negara.

Efektif : ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau


mujarab (tentang obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha,
tindakan); mangkus; 4 mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan).

Humaniora : ilmu pengetahuan yang meliputi filsafat, hukum, sejarah, bahasa,


sastra, seni, dan sebagainya; 2 makna intrinsik nilai-nilai humanism.

Ilmu : pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem


menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu
di bidang (pengetahuan) itu: dia memperoleh gelar doktor dalam -- pendidikan; 2
pengetahuan atau kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan
sebagainya)

Jalinan : tali dan sebagainya untuk menjalin; 2 yang dijalin.

Kultural : berhubungan dengan kebudayaan: film kita harus mengandung nilai -


- yang tinggi.

Kurikulum : perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan; 2


perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus.

Kondisi : 1 persyaratan; 2 keadaan

Material : bahan yang akan dipakai untuk membuat barang lain; bahan mentah
untuk bangunan (seperti pasir, kayu, kapur): pembangunan rumah itu terpaksa
berhenti sementara menunggu --
Potensi : kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan;
kekuatan; kesanggupan; daya;

Perspektif : 1 cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar


sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi (panjang, lebar, dan
tingginya); 2 sudut pandang; pandangan;

Ras : tiruan bunyi daun kering bergesekan

Struktur : 1 cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan; 2 yang


disusun dengan pola tertentu; 3 pengaturan unsur atau bagian suatu benda; 4
ketentuan unsur-unsur dari suatu benda; 5 Ling pengaturan pola dalam bahasa
secara sintagmatis; -- batin Ling struktur yang dianggap mendasari kalimat atau
kelompok kata

Studi : penelitian ilmiah; kajian; telaahan: ia melakukan -- suku-suku terasing


dalam Indonesia;-- kasus pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan
menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh
Daftar Pustaka

Iqbal,2016 http://www.sigerpendidikan.com/2016/10/pengertian-sosiologi-
lengkap-dan.html

Yusra Baskara,2016 http://www.kompasiana.com/yusran_baskara/


pengertian-antropologi-secara-umum-definisi-definisi-antropologi-menurut-para-
ahli_56f4f0be529773bc065b8c9e

Farhan Aziz Lubis,2014 http://pangeranarti.blogspot.co.id/2014/11/


pengertian-ilmu-pendidikan-lengkap.html

Kanti Suprati,2015 http://blog.uad.ac.id/kanti1300001283/2015/01/10/


pendidikan-multi-budaya/

Amin Siahaan,2015 http://www.kompasiana.com/aminsiahaan/


pendidikan-adalah-proses-penyadaran_551fa049a333119b41b65aa0.

Asep,2014 https://asepmahpudz.wordpress.com/tag/pendidikan-harmoni/

Tim Dosen MKDK. 2013. Landasan Ilmu Pendidikan. Jakarta: Fakultas


Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Jakarta

Jumali,Drs. Muhammad; Dra. Surtikanti, SH.; Dra. SA. Tuarat Aly; Dra. Sundari,
SH.. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyan University Press UMS

Sukmadinata,Prof. Dr. Nana Syaodih. 2003. Landasan Pendidikan Teoritus dan


Prakti., Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Barnadip, prof.. Dra. Sutari Imam. 1976. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis.
Yogyakarta: fakultas Ilmu Pendidikan( FIP)- IKIP Yogyakarta.

Pidarta, Made. 2009. Landasan kependidikan stimulus ilmu pendidikan


bercorak Indonesia. Jakarta: Rinekacipta.

Sudomo. 1989. Landasan pendidikan. Malang: Universitas Negeri


Malang.
Wahyudin, Dinn, dkk. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas
Terbuka

Sukardjo, M. & Komarudin, UKIM. 2009. Landasan Pendidikan Konsep


dan Aplikasinya. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Suwarno,wiji.2006.Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan.Yogyakarta:Ar-ruzz media

Anda mungkin juga menyukai