Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN

AISYA AHMAD
20222550057
A. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah salah satu bidang yang tak terpisahkan dari struktur
sosial masyarakat. Dalam konteks ini, sosiologi pendidikan menjadi cabang
ilmu yang meneliti interaksi antara sistem pendidikan dengan masyarakat yang
lebih luas. Pemahaman tentang konsep dasar dalam sosiologi pendidikan
memainkan peran krusial dalam membuka cakrawala analisis terhadap
dinamika sistem pendidikan, peran institusi pendidikan dalam sosialisasi, serta
dampaknya terhadap masyarakat secara keseluruhan.

Artikel ini bertujuan untuk menggali konsep dasar dalam sosiologi


pendidikan sebagai fondasi yang kokoh dalam merancang, menganalisis, dan
memperbaiki sistem pendidikan. Dengan memahami konsep-konsep ini, kita
dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana pendidikan
berinteraksi dengan struktur sosial, nilai-nilai budaya, dan perubahan sosial
dalam masyarakat.

Pertama, penulis akan mengeksplorasi konsep struktur sosial dalam


konteks pendidikan, yang mencakup aspek-aspek seperti stratifikasi sosial di
dalam sistem pendidikan, peran kelompok sosial dalam membentuk pola-pola
pendidikan, dan interaksi antara institusi pendidikan dengan masyarakat yang
lebih luas.

Selanjutnya, akan dibahas konsep sosialisasi dalam pendidikan, yang


mencakup proses pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai, norma-norma, serta
budaya sekolah yang menjadi bagian integral dari pengalaman pendidikan
individu.
Selain itu, artikel ini akan membahas konsep agen sosialisasi dalam
pendidikan, yang mencakup peran guru, teman sebaya, dan kurikulum dalam
membentuk identitas sosial dan nilai-nilai individu dalam masyarakat.

Kemudian, akan dibahas konsep perubahan sosial dalam pendidikan, yang


mencakup faktor-faktor seperti globalisasi, teknologi, dan perubahan budaya
yang mempengaruhi dinamika sistem pendidikan serta tanggapannya terhadap
perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.

Terakhir, penulis akan mengeksplorasi konsep interaksi sosial dalam


pendidikan, yang merujuk pada proses komunikasi, hubungan interpersonal,
dan dinamika kelas dalam lingkungan pendidikan. Pemahaman tentang konsep
ini penting dalam membentuk lingkungan pendidikan yang inklusif dan
mempromosikan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Dengan menjelajahi konsep-konsep dasar dalam sosiologi pendidikan,


artikel ini bertujuan untuk memberikan landasan yang kokoh bagi pemahaman
yang lebih mendalam tentang sistem pendidikan dan peranannya dalam
membentuk masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.
B. Top of Form

C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Sosiologi
Secara umum, sosiologi merupakan studi tentang masyarakat yang
mengungkapkan sifat dan kebiasaan manusia dalam kelompok, dengan segala
kegiatan dan kebiasaan serta lembaga-lembaga yang penting, sehingga
masyarakat dapat berkemang terus dan berguna bagi kehidupan manusia,
karena pengaturan yang mendasar tentang hubungan manusia secara timbal
balik dan juga karena faktor-faktor yang melibatkannya serta dari interaksi
sosial berikutnya.1

1
Zainal Arifin, “ Sosiologi Pendidikan” ( Gresik: Penerbit Sahabat Pena Kita, 2020), 1.
Pembahasan dalam Sosiologi ini mencari tau tentang hakikat dan sebab-
sebab dari berbagai macam pola pikiran dan tindakan manusia yang teratur dan
dapat berulang. Sosiologi ini hanya tertarik pada pikiran dan tindakan yang
dimunculkan seseorang sebagai anggota suatu kelompok atau bagian dari suatu
masyarakat. Pokok penting dari pembahasan sosiologi adalah segala faktor dan
pola kegiatan serta konsekuensinya dalam melakukan proses interaksi di antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok dan atau kelompok
dengan kelompok karena pada dasarnya manusia selalu mengadakan hubungan
satu dengan yang lain dan kemampuannya mengadakan hubungan secara
berulang, baik secara langsung maupun tidak langsung yang memiliki tujuan
yang sama yakni menghendaki ketertiban.
De Saint Simon dikenal sebagai seorang sosiolog juga perintis sosiologi
mengatakan bahwa sosiologi itu mempelajari masyarakat dalam aksi-aksinya,
dalam usaha koleksinya, baik spiritual maupun material yang mengatakan aksi-
aksi para peserta individu dan saling tembus menembus. Pendapatnya
mengenai definisi sosiologi ini di komentari oleh Mayor Polak ( 1971) yang
menyatakan bahwa pandangan definisi simon tersebut masih samar-samar bagi
para pendatang baru dalam bidang sosiologi. Polak menyampaikan
pandangannya tentang sosiologi yang diawali dengan pernyataan sosiologi
adalah suatu ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah suatu kompleks atau
disiplin pengetahuan tentang suatu bidang realitas tertentu, yang didasarkan
kepada kenyataan atau fakta-fakta dan disusun kemudian dihubungkan secara
sistematis dan berdasarkan pada hukum-hukum logika. 2
Istilah sosiologi pertama kali digunakan oleh Auguste Comte yang
dituangkan dalam satu jilid karyanya yang terkenal dengan judul “ cours de
Philosophie Positive”. Dalam tulisan ini ia menyarankan agar sosiologi ini
dipergunakan sebagai nama dari suatu disiplin ilmu yang mempelajari
masyarakat yang bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.
Para ahli memberikan definisi atau pengertian sosiologi dengan pendapat
yang berbeda-beda sebagaimana berikut:

2
Dr. Tjipto subadi, M. Si. “ Sosiologi dan sosiologi pendidikan” .2
1. Auguste Comte: sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat.dalam hal
ini ia berpendapat bahwa sosiologi termasuk memahami kehidupan
bersama manusia sejauh kehidupan tersebut dapat ditinjau atau diamati
melalui metode empiris. Masyarakat dipandang sebagai unit analisis.
Sedangkan variabel lainnya seperti keluarga, politik, ekonomi, agama,
religi dan interaksinya merupakan sub-analisis. Dengan demikian,
fokus perhatian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam konteks
sosial.
2. Bertrand: Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tentang antar hubungan
manusia. Sosiologi dipahami sebagai ilmu pengetahuan dan teori
umum tentang sistem-sistem tindakan sosial.
3. Blau dan Moore; sosiologi sebagai studi akademis mengenai
bagaimana hubungan sosial dan orientasi normatif bersama
mempengaruhi pola tingkah laku dan bagaimana tingkah laku sosial
dalam keadaan yang beragam melahirkan struktur sosial yang beraneka
ragam. Definisi ini lebih ditekankan pada aspek struktur sosial.
4. Pitirim A. Sorokin: sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala
sosial , misalnya gejalah ekonomi dengan agama, keluarga dengan
moral, hukum dengan ekonomi, gerakan masyarakat dengan politik
dan lain sebagainya. Selain itu sosiologi juga mengkaji tentang
hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala
non sosial misalnya gejala geografis, gejala biologis dan lain
sebagainya.
5. Roucek dan Warren : sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok.
6. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff: sosiologi sebagai penelitian
secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi
sosial.
7. J. A. A. Van Doorn dan C. J. Lammers : sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.
8. Soerjono Soekanto: sosiologi adalah ilmu sosial yang kategoris, murni,
abstrak dan berusaha mencari pengertian-pengertian umum rasional
dan bersifat umum.
9. Selo Soemardjan dan Soelaeman: sosiologi merupakan ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk
perubahan-perubahan sosial.
10. Emile Durkheim : Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari fakta-
fakta sosial yang berisikan cara, bertindak, berpikir dan, merasakan
yang mengendalikan individu tersebut.3
Dari berbagai pengertian sosiologi yang diungkapkan oleh para ahli
diatas, makam menurut hemat penulis, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
masyarakat, struktur sosial, interaksi antarindividu, dan pola perilaku manusia
dalam konteks kelompok dan komunitas. Dalam sosiologi, para ilmuwan sosial
menganalisis berbagai aspek kehidupan sosial, termasuk budaya, struktur
sosial, perubahan sosial, konflik sosial, stratifikasi sosial, dan banyak lagi.
Tujuan utama sosiologi adalah memahami bagaimana manusia saling
berinteraksi dan bagaimana interaksi tersebut membentuk pola-pola sosial
dalam masyarakat. Sosiologi berusaha menjelaskan fenomena sosial secara
ilmiah, menggunakan berbagai metode penelitian seperti survei, eksperimen,
observasi, dan analisis data statistik.
Menurut Waters dan Crook yang dikutip oleh zainal Arifin dalam
bukunya yang berjudul Sosiologi pendidikan, ia mengatakan bahwa ada 4
elemen penting dalam memahami sosiologi, yakni:
Pertama, tingkah laku yang dikaji adalah karakter sosial ( bukan
individual) tingkah laku sosial berarti tingkah laku yang ditujukan kepada
orang lain yang mempunyai konsekuensi bagi orang lain pula.

3
Saidah. 2016. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Person, h. 2.
Kedua, tingkah laku sosial yang dipelajari oleh sosiologi tersebut adalah
berstruktur. Struktur di sini berarti pola atau regulasi tertentu yang
menegaskan bahwa sosiologi bukanlah semata-mata hanya penjelasan
deskriptif tetapi berusaha memahami kaitan antara elemen-elemen tingkah
laku sosial.
Ketiga, penjelasan sosiologi bersifat analitis, yang berarti dalam berusaha
untuk menjelaskan tingkah laku sosial berlandaskan kepada prinsip-
prinsip metodologi penelitian tertentu.
Keempat, penjelasan sosiologi adalah sistematis, artinya dalam memahami
tingkah laku sosial, sosiologi menempatkan dirinya sebagai suatu disiplin
yang mengikuti aturan-aturan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.4
Sosiologi mempertimbangkan keselarasan lingkungan dan kebiasaan
manusia sepanjang fakta-fakta mempengaruhi pengalaman-pengalaman yang
ditanggung manusia dan proses-proses dari kehidupan kelompoknya.
2. Pengertian Pendidikan
Secara etimologis, mempunyai padanan kata education dalam bahasa
Inggris, dan at tarbiyah, al ta’lim, al-ta’dib dan al-riyadhah, dalam bahasa
Arab. Walau setiap term tersebut mempunyai makna yang berbeda karena
perbedaan teks dan konteks kalimatnya. Namun dalam beberapa hal, bagian-
bagian tersebut mempunyai kesamaan makna. Pengertian pendidikan secara
sederhana adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau
kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui pelajaran dan
pelatihan.5
Secara Terminologi, menurut Azyumardi Azra pendidikan sebagai suatu
proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi
tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 6

4
Zainal arifin, Sosiologi...4.
5
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Prenada, 2011), 8.
6
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; tradisi dan modernisasi menuju milenium
baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2000), h. 3.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pendidikan diartikan sebagai proses
perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Para ahli mendefinisikan arti pendidikan sebagaimana berikut:
1. Plato: pendidikan adalah membimbing seorang dari sekedar percaya
kepada ilmu pengetahuan yang benar.
2. Aristoteles: pendidikan adalah alat untuk membantu manusia mencapai
kesempurnaan dan kebahagiaan.
3. John Locke: pendidikan adalah sebuah proses membantu anak didik
yang dianggap kosong, yang bisa diisi apapun sesuai keinginan
pendidik, juga dianggap sebagai pribadi yang dewasa belum sempurna
yang membutuhkan pertolongan untuk keluar dari ketidaktahuan.
4. Pestalozzi: mendidik adalah membantu potensi manusia berkembang
dengan sendirinya dan cara pengajarannya tergantung pada pesan yang
harus disampaikan dengan menyesuaikan pada kemampuan murid.
5. Friedrich Froebel: pendidikan harus membimbing dan membina manusia
untuk menemukan kejelasan yang berhubungan dengan dirinya dan yang
ada pada dirinya.
6. Ki hajar Dewantara: pendidikan adalah daya upaya untuk melanjutkan
bertumbuhnya budi pekerti dalam atau kekuatan batin dan karakter,
pikiran dan tubuh anak dalam rangka kesempurnaan hidup dan
keselarasan dengan dunianya. 7
Dari berbagai pengertian diatas maka dapat diartikan bahwa Pendidikan
adalah proses sistematis yang melibatkan transfer pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan norma-norma budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Lebih dari sekedar transfer informasi, pendidikan juga melibatkan
pengembangan kemampuan intelektual, sosial, emosional, dan fisik individu
sehingga mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan
berkontribusi secara positif. Pendidikan dapat terjadi di berbagai konteks,
seperti di sekolah formal, lembaga pendidikan non-formal, dan pengalaman

7
Saidah, op.cit., h. 3-9.
belajar informal dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama pendidikan adalah
membantu individu mencapai potensi maksimal mereka, mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan nilai-nilai moral, dan
mempersiapkan mereka untuk berperan dalam masyarakat yang kompleks.
Top of Form
3. Pengertian Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Sosiologi juga dikenal sebagai
penerapan pengetahuan dan teknik penelitian sosiologi yang berkaitan dengan
masalah pendidikan dalam lapangan hubungan antara manusia dan
kesejahteraan material.
Berikut pengertian sosiologi pendidikan menurut para ahli:
1. Charles A. Ellwood: sosiologi pendidikan merupakan ilmu
pengetahuan tentang maksud hubungan-hubungan antara semua pokok
masalah antara proses pendidikan dan proses sosial.
2. FG. Robbin & Brown: sosiologi pendidikan merupakan ilmu yang
membicarakan dan menjelaskan hubungan sosial yang mempengaruhi
individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman.
Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip
mengontrolnya.
3. E. B. Renter: sosiologi pendidikan mempunyai kewajiban untuk
menganalisis evolusi dari lembaga-lembaga pendidikan dalam
hubungannya dengan perkembangan manusia, dan dibatasi pengaruh-
pengaruh dari lembaga pendidikan yang menentukan kepribadian
sosial dari tiap-tiap individu.
4. Tharaba: Sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahun yang
mempelajari permasalahan –permasalahan pendidikan dan berusaha
untuk mencari pemecahannya berdasarkan pendekatan sosiologis.
5. Prof. Dr. Damsar: sosiologi didefinisikan sebagai suatu kajian yang
mempelajari hubungan antara masyarakat yang di dalamnya terjadi
interaksi sosial dengan pendidikan.8
Ada banyak aspek sosial yang dipengaruhi oleh pendidikan, maka dari itu
sosiologi pendidikan didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang
diterapkan kepada fenomena pendidikan. Pendekatan sosial terdiri dari konsep,
variabel,teori dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami
kenyataan sosial. Yang di dalamnya termasuk kompleks aktivitas yang
berkaitan dengan pendidikan.
Konsep adalah pengertian yang menunjukan pemahaman pada sesuatu.
Ada dua macam konsep yang dapat digunakan untuk berdiskusi dengan
masyarakat. Kebanyakan orang menggunakan konsep sosial yang merupakan
konsep keseharian yang digunakan untuk sesuatu dan yang dipahami secara
umum dalam masyarakat. Yang kedua adalah konsep sosiologis, konsep ini
biasa digunakan untuk menunjukan sesuatu dalam konteks akademik.
Variabel adalah konsep akademik, termasuk dalam konsep sosiologis,
bukan konsep sosial. Variabel memiliki variasi nilai. Stratifikasi sosial,
misalnya dapat disebut sebagai variabel karena stratifikasi sosial memiliki nilai
yaitu, tinggi, menengah dan bawah.
Teori merupakan abstraksi dari kenyataan yang menyatakan hubungan
sistematis antara fenomena sosial teori dalam sosiologi telah banyak
mengalami perkembangan sangat pesat. Teori sosiologi berawal dari teori basic
yang diperkenalkan oleh tokoh-tokoh seperti Karl Marx, Emile Durkheim, max
weber dan lain-lain kemudian berkmbang menjadi teori modern yang saat ini
banyak dikenal di kalangan luas.
Adapun metode sosiologi bertujuan sebagai alat untuk melakukan
penelitian. Metode penelitian sosiologi berkembang dalam bentuk pendekatan
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Yang meliputi berbagai macam metode
yang digunakan.

8
Zainal Arifin, sosiologi... 7.
Adapun fenomena-fenomena yang berkaitan dengan pendidikan dan
kependidikan diantaranya adalah; lembaga pendidikan baik formal, informal
dan non formal; ideologi pendidikan, guru, kepala sekolah, politik pendidikan,
proses belajar mengajar, kurikulum, lembaga pendidikan sebagai suatu system,
ruang kelas, sosialisasi, pendidikan alternatif, pendidikan dan
multikulturalisme, pendidikan dan mobilitas sosial, pendidikan dan perubahan
sosial, sistem pendidikan nasional dan lain sebagainya. 9 fenomena pendidikan
ini berkembang seiring dengan perubahan zaman.
Adapun metode merupakan alat untuk mendapatkan atau memperoleh
data. Melalui teori dan metode yang dimiliki, sosiolog mengkaji
fenomenapendidkan yang berkembang dalam prose interaksi sosial dan
masyarakat.10
4. Tujuan Sosiologi Pendidikan
1. Sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosialisasi : Francis Brown
mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan memperhatikan pengaruh
keseluruhan lingkungan budaya tempat dan cara individu memperoleh dan
mengorganisasi pengalaman. Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang
berusaha untuk mengetahui cara untuk mengendalikan proses pendidikan
untuk memperoleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik.
2. Sosiologi pendidikan sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam
masyarakat: L.A. Cook mengutamakan fungsi lembaga pendidikan dalam
masyarakat dan menganalisis hubungan sosial antara sekolah dengan
dengan berbagai aspek masyarakat. Penganut konsep ini misalnya
menyelidiki hubungan antara masyarakat pedesaan atau kota dengan sekolah
rendah atau menengah. Dalam kelompok ini termasuk juga mereka yang
meneliti fungsi sekolah berhubung dengan struktur status sosial dalam
lingkungan masyarakat tertentu.
3. Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi sosial di sekolah dan antara
sekolah dengan masyarakat: Di sini diusahakan menganalisis pola-pola

9
Ibid., 11
10
Damsar “ Pengantar Sosiologi Pendidikan, ( Jakarta: Kencana, 2015), 9.
interaksi sosial dan peranan sosial dalam masyarakat sekolah dan
hubungan orang-orang di dalam sekolah dengan kelompok-kelompok di
luar sekolah.
4. Sosiologi pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial :
Pada mulanya ahli pendidikan sosial memandang pendidikan sosial
sebagai bidang studi yang memberi dasar bagi kemajuan sosial dan
pemecahan masalah-masalah sosial. Pendidikan dianggap sebagai badan
yang sanggup memperbaiki masyarakat. Pendidikan merupakan alat untuk
mencapai kemajuan sosial. Sekolah dapat dijadikan alat kontrol sosial
yang membawa kebudayaan ke puncak setinggi-tingginya.
5. Sosiologi pendidikan sebagai dasar untuk menentukan tujuan pendidikan :
Sejumlah ahli memandang sosiologi pendidikan sebagai alat untuk
menganalisis tujuan pendidikan secara obyektif. Mereka mencoba
mencapai suatu filsafat pendidikan berdasarkan analisis masyarakat dan
kebutuhan manusia.
6. Sosiologi pendidikan sebagai sosiologi terapan: Sejumlah ahli
merumuskan sosiologi pendidikan sebagai aplikasi sosiologi terhadap
masalah-masalah pendidikan, misalnya mengenai kurikulum. Sosiologi
pendidikan dianggap bukan ilmu murni, akan tetapi ilmu yang diterapkan
untuk mengendalikan pendidikan. Para ahli sosiologi pendidikan
menggunakan segala sesuatu yang diketahui dalam bidang sosiologi dan
pendidikan lalu memasukkannya dalam suatu ilmu baru dengan
menerapkan prinsip-prinsip sosiologi kepada seluruh proses pendidikan.
7. Sosiologi pendidikan sebagai latihan bagi petugas pendidikan: Menurut
E.G. Payne, sosiologi pendidikan tidak hanya meliputi segala sesuatu dalam
bidang sosiologi yang berhubungan dengan proses belajar dan sosialisasi,
akan tetapi juga segala sesuatu dalam pendidikan yang dapat dikenakan
analisis sosiologi. Tujuan utamanya adalah memberikan guru-guru, para
peneliti dan orang-orang lain yang menaruh perhatian akan pendidikan
latihan yang serasi dan efektif dalam sosiologi yang dapat memberikan
sumbangannya kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang
pendidikan.11
Sosiologi juga diajarkan oleh sejumlah ahli sosiologi dengan tujuan agar
calon pendidik memahami masyarakat dan seluruh latar belakang sosial tempat
anak itu sosialisasi, selain itu juga sosiologi juga dipergunakan untuk
memperbaiki teknik mengajar.
Sosiologi pendidikan juga memiliki manfaat yang besar bagi pendidik untuk
menganalisis pendidikan, untuk memahami hubungan antara manusia di dalam
sekolah dan struktur masyarakat tempat sekolah itu beroperasi.
Sosiologi pendidikan tidak hanya sosiologi yang mengambil pendidikan
secara objek. Sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah-masalah
sosial dalam pendidikan, melainkan juga pokok-pokok seperti tujuan
pendidikan, bahkan kurikulum, pokok-pokok praktis, etis dan lain sebagainya.12
Sosiologi pendidikan adalah analisis ilmiah atau proses sosial dan pola-pola
sosial yang terdapat dalam sistem pendidikan. Sosiologi memiliki alat-alat dan
teknik ilmiah untuk mempelajari pendidikan dan dengan demikian dapat
memberikan sumbangan yang berharga kepada sistem pendidikan dalam
masyarakat kita. Dengan menganalisis hubungan dan interaksi manusia dalam
pendidikan diharapkan memperoleh prinsip-prinsip dan generalisasi tentang
hubungan manusia dalam sistem pendidikan.13
5. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
Ruang lingkup sosiologi dapat ditinjau dengan menggunakan dua pendekatan;
Pertama, ruang lingkup berdasarkan tujuan sosiologi pendidikan, yang disusun
seperti berikut:
1. Sosiologi untuk guru, meliputi:
a. Sifat manusia dan tata sosial
b. Impak kelompok-kelompok sosial terhadap individu
c. Struktur sosial
2. Sosiologi sekolah, meliputi:
11
S. Nasution. 2015. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, h. 2-4.
12
Zainal Arifin, Sosiologi... 17.
13
S. Nasution” Sosiologi Pendidikan” ( Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 2.
a. Sekolah dan masyarakat
b. Sosiologi pendidikan dan aspek-aspek historisnya
c. Sekolah dan tata sosial
3. Sosiologi mengajar, meliputi:
a. Interpretasi sosiologis terhadap kehidupan sekolah
b. Hubungan guru murid
c. Masalah-masalah organisasi sekolah.
Pokok-pokok pikiran sosiolog tersebut kemudian dikembangkan untuk
memenuhi tujuan sosiologi pendidikan, maka ruang lingkupnya mencakup:
1. Pengantar, meliputi:
a. Konsep dasar sosiologi
b. Struktur sosial
c. Fungsi dan pengendalian sosial
d. Perubahan sosial
e. Taksonomi ahli sosiologi
f. Macam-macam kelompok dan sistem sosial
g. Hasil penelitian ilmu sosial.
2. Pembahasan. Meliputi:
a. Institusi masyarakat
b. Sosiologi dan kurikulum
c. Pendidikan dan kebudayaan
d. Proses belajar mengajar di kelas menurut kacamata sosiologis
e. Kedisiplinan dan tata aturan
f. Guru dan masyarakat
g. Sosiologi dan nilai.
Kedua, pendekatan ruang lingkup sosiologi pendidikan berdasarkan pada
pengertian atau istilah sosiologi pendidikan. Sosiologi pendidikan merupakan
terjemah dari istilah-istilah disiplin ilmu sosial dan pendidikan yang berkembang
di barat. Istilah-istilah yang pernah dipakai dalam pengertian sosiologi
pendidikan antara lain:
1. Social Foundation Of Education ( yayasan sosial pendidikan)
2. Educational Sociology ( Sosiologi pendidikan)
3. Social Education ( pendidikan sosiologi)
4. School and Society ( sosial dan pendidikan)
5. Community relation ( Relasi komunikasi)
S. Nasution mempunyai rumusan lain dalam menjelaskan ruang lingkup
pendidikan. Menurutnya masalah-masalah yang diselidiki sosiologi pendidikan
antara lain meliputi pokok-pokok berikut:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat,
meliputi:
a. Hubungan pendidikan dengan sistem sosial atau struktur sosial
b. Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan
sistem kekuasaan
c. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
d. Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau
usaha mempertahankan status quo
e. Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial,
kultural dan sebagainya.
2. Hubungan antarmanusia di lembaga pendidikan, Lingkup ini lebih condong
menganalisis struktur sosial di dalam sekolah yang memiliki karakter berbeda
dengan relasi sosial di dalam masyarakat luar sekolah, antara lain sebagai
berikut:
a. Hakikat kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaannya dengan
kebudayaannya di luar sekolah
b. Pola interaksi sosial dan struktur masyarakat sekolah, yang antara lain
meliputi berbagai hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial, dan pola
kepemimpinan informal sebagai terdapat dalam clique serta kelompok-
kelompok murid lainnya.
3. Pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak di lembaga
pendidikan:
a. Peranan sosial guru-guru/ tenaga pendidikan.
b. Hakikat kepribadian guru/ tenaga pendidikan.
c. Pengaruh kepribadian guru/ tenaga kependidikan terhadap kelakuan anak/
peserta didik.
d. Fungsi sekolah/ lembaga pendidikan dalam sosialisasi murid/peserta
didik.
4. Lembaga pendidikan dalam masyarakat, Di sini dianalisis pola-pola interaksi
antara sekolah atau lembaga pendidikan dengan kelompok-kelompok sosial
lainnya dalam masyarakat di sekitar sekolah/ lembaga pendidikan. Hal yang
termasuk dalam wilayah itu, antara lain sebagai berikut:
a. Pengaruh masyarakat atas organisasi lembaga pendidikan.
b. Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial
dalam masyarakat luar sekolah.
c. Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan.
d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat berkaitan dengan
organisasi sekolah, untuk memahami sistem pendidikan dalam
masyarakat serta integrasinya dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.14
Dalam konteks institusi pendidikan islam, tentu tidak terlepas dari masalah
pendidikan yang ada di dalamnya, seperti yang dijabarkan sebagaimana
berikut:
1. Masalah fundamental, yakni yang berkaitan dengan teori/pendapat. Seperti
yang diungkapkan H.P Fairchild dalam Dictionary of Sosiology yang
kemudian dikutip oleh zainal Arifin, yang mengatakan bahwa sosiologi
pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk membantu
memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.15
2. Masalah struktural yang berkaitan dengan sistematika, yaitu
nilai/bagaimana ( Nilai-nilai yang hidup). Sosiologi adalah suatu cabang
ilmu pengetahuan yang membahas tentang proses interaksi sosial anak,
mulai dari keluarga, sekolah sampai dewasa, serta dengan kondisi sosio
kultural (kebudayaan masyarakat) yang terdapat di dalam masyarakat dan
negaranya.

14
Mamud. 2012. Sosiologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, h.17-18.
15
Zainal Arifin, Sosiologi ... 22
3. Masalah operasional, yakni yang berkaitan dengan manajemen. Sosiologi
pendidikan adalah tinjauan sosiologis terhadap proses pendidikan dan
pengajaran.16
6. Sosiologi Murni dan Sosiologi Terapan
Dalam setiap bidang ilmiah terdapat perbedaan antara ilmu murni dan ilmu
terapan. Ilmu murni merupakan pencarian pengetahuan. Ilmu terapan adalah
pencarian cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah guna
memecahkan masalah praktis. Perdebatan tentang posisi sosiologi merupakan
ilmu murni atau terapan telah lama terjadi. Ketika awal perkembangan sosiologi,
Auguste Comte telah membawa sosiologi ke arah reformasi sosial, yaitu suatu
usaha membangun kembali masyarakat sebagaimana yang diharapkan.
Pemikiran Comte ini tidak dilanjutkan oleh para peletak dasar teori sosiologi
lainnya seperti Emile Durkheim dan Max Weber. Kedua tokoh tersebut
mengembangkan bermacam pemikiran sosiologi yang mengarah pada
pengembangan ilmu murni.
Perdebatan para sosiolog tersebut ditulis oleh Henslin yang mengungkapkan
bahwa kontradiksi nyata antara dua tujuan ini-menganalisis masyarakat versus
upaya reformasinya-menciptakan suatu ketegangan dalam sosiologi yang sampai
sekarang masih hadir di antara kita
Beberapa sosiolog percaya bahwa peran mereka yang pantas ialah untuk
menganalisis segi masyarakat dan menerbitkan temuan mereka dalam jurnal
sosiologi. Lalu sosiolog lain bertanggung jawab untuk memanfaatkan keahlian
mereka untuk berupaya menjadikan masyarakat sebagai suatu tempat yang lebih
baik untuk hidup dan membawa keadilan bagi orang miskin.
Sosiolog murni ditujukan kepada sesama sosiolog sebagai khalayak
sasarannya, sedangkan terapan diarahkan pada klien yang terdiri dari berbagai
macam jenisnya mulai dari perorangan sampai kelompok. Selanjutnya produk
yang dihasilkan oleh sosiologi murni berupa pengetahuan, sedangkan produk
dari sosiologi terapan berupa perubahan.
D. KESIMPULAN

16
M. Tharaba & M. Fadil, “ Sosiologi Pendidikan Islam” ( Malang: Dream Litera. 2015). 36.
Artikel ini membahas pentingnya konsep dasar dalam sosiologi pendidikan
sebagai fondasi untuk memahami dan meningkatkan sistem pendidikan.
Penekanan diberikan pada interaksi antara sistem pendidikan dengan struktur
sosial, nilai-nilai budaya, dan perubahan sosial dalam masyarakat. Ada beberapa
poin utama yang dibahas dalam artikel:
1. Pengertian Sosiologi: Sosiologi didefinisikan sebagai studi tentang
masyarakat, termasuk interaksi antar individu, kelompok, dan institusi dalam
konteks sosial. Beberapa tokoh dan konsep utama dalam sosiologi disebutkan,
termasuk pemikiran Auguste Comte, Emile Durkheim, dan Max Weber.
2. Pengertian Pendidikan: Pendidikan dipahami sebagai proses transfer
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan norma budaya dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Definisi pendidikan menyoroti peranannya dalam pengembangan
individu secara menyeluruh, bukan hanya dalam aspek akademis, tetapi juga
sosial, emosional, dan fisik.
3. Pengertian Sosiologi Pendidikan: Sosiologi pendidikan diterapkan untuk
memecahkan masalah-masalah fundamental dalam pendidikan. Ini melibatkan
studi tentang hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat, proses
sosialisasi, interaksi sosial di sekolah, dan peran pendidikan dalam perkembangan
sosial.
4. Tujuan Sosiologi Pendidikan: Artikel tersebut merinci beberapa tujuan
sosiologi pendidikan, termasuk analisis proses sosialisasi, hubungan antara
pendidikan dan masyarakat, interaksi sosial di sekolah, kontribusi pendidikan
terhadap kemajuan sosial, dan penentuan tujuan pendidikan.
5. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan: Ruang lingkup sosiologi pendidikan
mencakup aspek-aspek seperti struktur sosial, hubungan antara sistem pendidikan
dengan masyarakat, interaksi sosial di sekolah, dan pengaruh sekolah terhadap
perilaku dan kepribadian individu.

Kesimpulannya, artikel ini menyoroti pentingnya pemahaman konsep-


konsep dasar dalam sosiologi pendidikan untuk memahami dinamika sistem
pendidikan, peran lembaga pendidikan dalam sosialisasi, dan dampaknya terhadap
masyarakat secara keseluruhan. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang
konsep-konsep ini, diharapkan dapat merancang sistem pendidikan yang lebih
efektif dan berkelanjutan serta mempromosikan pembelajaran yang inklusif.

DAFTAR REFERENSI

Arifin, Zainal ( 2020). Sosiologi Pendidikan, Gresik: Penerbit Sahabat Pena Kita.

Subadi, Tjipto ( 2009). Sosiologi dan Sosiologi pendidikan Islam.

Saidah (2016). Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rajawali Person.

Damsar ( 2011). Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Prenada.

Azra, Azyumardi (2000). Pendidikan Islam; tradisi dan modernisasi milenium


baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Nasution, S. (2010). Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Mahmud ( 2012). Sosiologi Bandung, Bandung: Pustaka Setia.

M. Tharaba & M. Padil ( 2015). Sosiologi Pendidikan Islam, Malang: Dream Litera.

Anda mungkin juga menyukai