Anda di halaman 1dari 6

BAB 1.

HAKIKAT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI


PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang hakikat Sosiologi dan Antropologi. Melalui pembahasan ini
diharapkan mahasiswa secara umum dapat memahami secara bahasa dan istilah mengenai Sosiologi
dan Antropologi. Secara khusus mahasiwa diharapkan dapat:
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan latar belakang pada Sosiologi dan Antropologi
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan pengertian Sosiologi dan Antropologi
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan ruang lingkup dalam Sosiologi dan Antropologi

PENYAJIAN
A. Latar Belakang
Sosiologi dan antropologi merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari proses dan struktur
sosial serta kebudayaan. Sosiologi dan antropologi memiliki perbedaan fokus dan cara bekerja.
Sosiologi lebih memandang masyarakat sebagai sistem hubungan peranan (role relationship systems)
dan antropologi melihat sebagai sistem jaringan nilai (values network systems). Kedua perspektif
tersebut dapat saling mengisi dan melengkapi dalam menganalisis orang di dalam masyarakat,
sekaligus orang di dalam kebudayaan untuk memahami konteks sosiokulturalnya.
Pendidikan sebagai aktivitas dan usaha manusia meningkatkan kepriadiannya dengan jalan
membina potensi-potensi pribadinya yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan
jasmani (panca indera serta keterampilan-keterampilan). Sedangkan Kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat
(Edward B. Taylor dalam J. Sudarminta, 2011 :1). Theodore Brameld (1965) dalam bukunya “The
Use of Explosive Ideas in Education” menjelaskan keterkaitan antara proses pendidikan dan proses
membudaya. Proses pendidikan adalah aspek integratif dari proses kebudayaan. Sehingga proses
kebudayaan mempunyai tiga aspek yang saling berkaitan satu dengan yang lain.

1
B. Pengertian Sosiologi Antropologi
a. Pengertian Sosiologi
Secara etimologi Sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan ,
sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan. Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala sosial (misalnya, gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral).
Salah satu tokoh dari Sosiologi adalah Auguste Comte yang sekaligus
berperan sebagai Bapak Sosiologi berpendapat bahwa sosiologi merupakan
suatu studi positif tentang hukum – hukum dasar dari berbagai gejala
social yang dibedakan menjadi sosiologi statis dan sosiologi
dinamis. Sedangkan menurut Roucek dan Warren adalah ilmu
yang mempelajari hubungan antar manusia atau kelompok.
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta – afakta
sosial, yakni faka yang mengandung cara bertindak, berpikir,
berperaasaan yang berada diluar individu dimana fakta – fakta
tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Dalam The Rules, Durkheim mencetuskan sebuah konsep yang diberi nama fakta sosial. Fakta
sosial didefinisikan sebagai cara bertindak, berpikir, atau berperasaan yang berada di luar
individu; namun memiliki kekuatan untuk memaksa individu tersebut. Bagi Durkheim, fakta
sosial merupakan pokok bahasan utama sosiologi yang membedakan sosiologi dengan disiplin
ilmu lain
b. Pengertian Antropologi
Antropologi berasal dari kata Yunani antropos yang artinya manusia dan logos yang berarti ilmu
sehingga antropologi dapat didefinisikan disiplin yang mempelajari manusia beradasarkan rasa
ingin tahu yang tiada henti-hentinya (T. Ihromi, 2006:1). Sedangkan Koentjaraningrat
mendefinisikan antropologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.
Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya misalnya sosiologi, psikologi, antropologi juga
mempelajari perilaku manusia khususnya pada aspek budayanya, cara hidup atau perilaku
manusia yang berpola. Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
budaya-budaya masyarakat. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial. Antropologi dan sosiologi sekilas hampir mirip namun berbeda,
antropologi memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, sedangkan
sosiologi menitikberatkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Prinsip kajian yang
berbeda tersebut kemudian memengaruhi kajian secara metodologisnya. Akan tetapi, dalam

2 | Harlina dan Sigit Dwi Sucipto


Sosiologi dan Antropologi

perkembangannya kedua ilmu yang satu rumpun memiliki kontribusiya masing-masing dalam
mempelajari fenomena sosial.
C. Ruang Lingkup Sosiologi Antropologi
a. Ruang Lingkup Sosiologi
Nasution (2004:6-7) Ruang lingkup sosiologi meliputi pokok-pokok berikut ini:
1. hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat
a. hubungan pendidikan dengan sistem sosial atau struktur sosial
b. hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
c. fungsi pendidikan dalam kebudayaan
d. fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha
mempertahankan status quo, dan fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan
kelompok rasial, kultural dan sebagainya
2. hubugan antar manusia di dalam Sekolah
a. hakikat kebudayaan Sekolah sejauh ada perbeadaanya dengan kebudayaan diluar
sekolah
b. pola interaksi sosial dan stuktur masyarakat Sekolah, yang antara lain meliputi berbagai
hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola kepemimpinan informal sebagai
terdapat dalam clique serta kelompok-kelompok murid lainnya
3. pengaruh Sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak disekolah / lembaga
pendidikan
a. peranan sosial guru-guru / tenaga pendidikan
b. hakikat kepribadian guru / tenaga pendidikan
c. pengaruh kepribadian guru / tenaga kependidikan terhadap kelakuan anak / peserta
didik, dan
d. fungsi Sekolah / lembaga pendidikan dalam sosial murid / peserta didik.
4. hubungan lembaga pendidikan dalam masyarakat
a. Pengaruh masyakarat atas organisasi Sekolah /lembaga pendidikan
b. Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistematis sosial dalam masyarakat
luar sekolah.
c. Hubungan antara Sekolah dan masyarakat pendidikan dan
d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat yang berkaitan dengan
organisasi Sekolah, yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat
serta integrasinya di dalam kehidupan masyarakat.

3
b. Ruang Lingkup Antropologi
Ralphlinton dalam Shomad (2009:3) menganggap kebudayaan adalah warisan sosial. Warisan
sosial tersebut mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi bagi penyesuaian diri dengan
masyarakat. Kedua, fungsi bagi penyesuaian diri dengan lingkungan. Lebih lanjut, Shomad
(2009:3-4), menjelaskan implementasi pendidikan sebagai penyesuaian diri dengan masyarakat,
lingkungan dan kebudayaan sebagai bentuk ruang lingkup antroplogi pendidikan berlangsung
dalam proses:
a. Proses sosialisasi:
Proses ini dimulai sejak bayi baru lahir. Bayi berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya,
hingga terjadi komunikasi timbal balik dan seterusnya hingga ia tumbuh dan berkembang.
Adapun yang menjadi sorotan dalam proses sosialisasi yaitu
1) adanya konflik oleh ketidakharmonisan antara keinginan pribadi, anak dengan
tuntutan norma dan aturan yang berlaku
2) perbedaan status ekonomi dan letak geografis
b. Proses Enkulturasi
Enkulturasi, artinya pembudayaan. Yang dimaksud adalah proses pembudayaan anak agar
menjadi manusia berbudaya. Dalam proses ini pranata, yaitu sistem norma atau aturan-
aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus. (Koentjaraningrat,1980:164).
Adapun yang biasa menjadi kajian dalam proses ini, yaitu:
1. Perbedaan jenis kelamin
2. Perbedaan umur
3. Perbedaan/perubahan status (inisiasi)
c. Proses Internalisasi
Proses internalisasi yaitu proses penerimaan dan menjadikan warisan sosial (pengetahuan
budaya) sebagai isi kepribadian yang dinyatakan dalam perilaku sehari-hari selama hayat
masih dikandung badan. Dalam proses ini kita mendapatkan adanya perbedaan pada
masing-masing individu berupa perbedaan kepribadian dan pengalaman.

4 | Harlina dan Sigit Dwi Sucipto


Sosiologi dan Antropologi

RANGKUMAN
Sosiologi dan antropologi merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari proses dan struktur sosial
serta kebudayaan. Sosiologi dan antropologi memiliki perbedaan fokus dan cara bekerja. Sosiologi lebih
memandang masyarakat sebagai sistem hubungan peranan (role relationship systems) dan antropologi
melihat sebagai sistem jaringan nilai (values network systems). Kedua perspektif tersebut dapat saling
mengisi dan melengkapi dalam menganalisis orang di dalam masyarakat, sekaligus orang di dalam
kebudayaan untuk memahami konteks sosiokulturalnya.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala sosial (misalnya, gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral).
antropologi juga mempelajari perilaku manusia khususnya pada aspek budayanya, cara hidup atau
perilaku manusia yang berpola. Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
budaya-budaya masyarakat

PENUTUP
Soal dan Latihan
1. Jelaskan menurut pendapat anda tentang sosiologi dan antropologi?
2. Jabarkan fenomena sehari-hari yang berkaitan dengan sosiologi dan antropologi?
3. Jabarkan lingkup sosiologi dan antropologi!

Umpan Balik
Mahasiswa dapat memahami mengenai konsep sosiologi dan antropologi serta ruang lingkup dari
sosiologi dan antropologi

Daftar Pustaka
A.M. Heru Basuki. 2006. Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Kemanusiaan dan Budaya.
Budisutrisna, 2006. Teori Kebenaran Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Jurnal Filsafat. Vol.
16 Nomor , April 2006. Yogyakarta : Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada.
C.A. Van Peursen (1985). Susunan Ilmu Pengetahuan : Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu. (diterjemahkan
oleh : J. Drost). Jakarta : PT. Garmedia.
C. Verhaak dan R. Haryono Imam. 1989. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta : PT. Gramedia.
Cuk Ananta Wijaya, 2006. Ilmu dan Agama dalam Perspektif Filsafat Ilmu. Junal Filsafat. Vol. 16,
Nomor 2, Agustus 2006.
Depdikbud, 1992. Kongres Kebudayaan 1991 : Kebudayaan Nasional : Kini dan di Masa Depan. Jakarta
: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktoral Sejarah
dan Nilai Tradisonal Proyek Penelitian Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Buadaya
1992/1993.
Djumransjah, 2006. Filsafat Pendidikan. Jatim : Bayumedia Publishing.
5
Geerts, Clifford, 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius
Hempel, Carl G., 1996. Philosophy of Natural Science, Prentice-Hall Inc., New Jersey
Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2007. Filsafat Pendidikan : Manusia, Filsafat dan Pendidikan. Yogyakarta
: Ar-Ruzz Media Group.
Jujun S. Suriasumantri, 2009. Ilmu dalam Perspektif (sebuah kumpulan karangan tentang hakekat ilmu).
Jakarta : Yayaran Obor Indonesia.
J. Sudarminta, 2010, Postmodernisme dan Komersialisasi Pendidikan Tinggi (Dua Tantangan
Pendidikan Bagi Perguruan TinggiKatolik di Era Global) dapat diakses melalui
http://www.aptik.or.id/artikel/postmodernisme-dan-komersialisasi-pendidikan-tinggi
Kemeny, John. G., 1959. A. Philosopher Looks at Science, Van Nostrand Reinhold Company, New
York.
Nurani Soyomukti, 2010. Teori-teori Pendidikan : Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis,
Postmodern. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Group.
M. Sastrapratedja, SJ. 2011. Epistemologi Kultural. Bahan kuliah mata kuliah Epistemologi Program
Doktor Ilmu Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
M. Sastrapratedja, SJ. 2011. Sejarah Filsafat Kontemporer : Poststrukturalisme dan Postmodernisme.
Bahan kuliah mata kuliah Epistemologi Program Doktor Ilmu Pendidikan Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta.
M. Sastrapratedja, SJ. 2011. Postmodernismedan Multikulturalisme dalam Pendidikan. Bahan kuliah
mata kuliah Epistemologi Program Doktor Ilmu Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta.
Paulus Wahana, 2010. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Pustaka Diamond.
Sutari Imam Barnadib, 1995. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta : Andi Offset..
Sutari Imam Barnadib dan Imam Barnadib, 1996. Beberapa Aspek Substansial Ilmu Pendidikan
Sistematis. Yogyakarta : Andi Offset.
Suparlan suhartono, 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan : Persoalan Eksistensi dan Hakekat Ilmu
Pengetahuan, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Group.
Yohanes P. Wisok, 2009. Etika mengalami krisis, Membangun pendirian. Bandung : Jendelas Mas
Pustaka.
Daftar Kata Penting
Status quo : Keberadaan negara
inisiasi : Berarti masuk atau permulaan, secara harafiah berarti masuk ke dalam.
Inisiasi terdapat di dalam ritus kehidupan di berbagai tempat.
:
:
:
:
:

6 | Harlina dan Sigit Dwi Sucipto

Anda mungkin juga menyukai