Anda di halaman 1dari 37

RESUME MATERI

PENGANTAR SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

NAMA : MAISYARAH
BP : 1810003820066
PRODI : ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS EKASAKTI

2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGANTAR
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami
perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan dan peradaban,
masyarakat manusia sebagai pergaulan hidup telah menarik perhatian. Awal mulanya, orang-
orang yang meninjau masyarakat hanya tertarik pada masalah-masalah yang menarik, seperti
kejahatan, perang, kekuasaan golongan yang berkuasa, keagamaan dan lain sebagainya. Dari
pemikiran serta penilaan yang demikian itu, orang kemudian meningkat pada filsafat
kemasyarakatan, dimana orang menguraikan harapan-harapan tentang susunan serta
kehidupan masyarakat yang diingini atau yang ideal. Dengan demikian timbulah perumusan
nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang seharusnya ditaati oleh setiap manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain dalam suatu masyarakat.
Pemikiran terhadap masyarakat lambat laun mandapat bentuk sebagai ilmu pengetahuan
yang kemudian dinamakan sosiologi, pertama kali terjadi di benua Eropa. Beberapa faktor
yang menjadi pendorong utama adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan
masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Berbeda di Eropa,
sosiologi di Amerika Serikat dihubungkan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan
keadaan-keadaan sosial manusia dan sebagai pendorong untuk menyelesaikan persoalan yang
timbul oleh kejahatan, pelacuran, pangangguran, kemiskinan, konflik, peperangan, dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Menurut Auguste Comte seorang ahli filsafat Perancis, sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir daripada perkembangan
ilmu pengetahuan. Nama-nama seperti Auguste Comte (Perancis), Herbert Spencer (Inggris),
Karl Marx (Jerman), Max Weber (Jerman), Lester F. Ward (Amerika Serikat) dan beberapa
nama lainnya yang terkemuka dalam perkembangan sosiologi di benua Eropa dan Amerika.
Dari Eropa, ilmu sosiologi kemudian menyebar ke benua dan negara-negara lainnya seperti
Indonesia.
B. ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIOLOGI
1. Ilmu-ilmu Sosial dan Sosiologi
Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi
segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya adalah:
a. Sosiologi bersifat empiris
b. Sosiologi bersifat teoritis
c. Sosiologi bersifat komulatif
d. Sosiologi bersifat non etnis
Manfaat ilmu-ilmu sosial dan hubungan antara ilmu-ilmu sosial dengan sosiologi,
yaitu:
a. Adanya suatu terminologi umum yang menyeragamkan berbagai disiplin perilaku.
b. Suatu teknik penelitian terhadap organisasi-organisasi yang besar dan kompleks.
c. Suatu pendekatan sintetis yang meniadakan analisis fragmentaris dalam rangka
hubungan internal antara bagian-bagian yang tidak dapat diteliti di luar konteks yang
menyeluruh.
d. Suatu sudut pandang yang memungkinkan analisis terhadap masalah-masalah
sosiologi dasar.
e. Penelitian yang lebih banyak tertuju pada hubungan dari bagian-bagian, dengan
tekanan pada proses dan kemungkinan terjadinya perubahan.

2. Definisi Sosiologi dan Sifat Hakikatnya


Definisi sosiologi menurut para ahli, sebagai berikut:
a. Pittrim Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gajala sosial.
2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non
sosial.
3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
b. Roucek dan Warren mengemukakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompoknya.
c. J.A.A. van Doorn dan C.J Lammers berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat labil.
d. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu
masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial.

Sosiologi dari sudut sifat-sifat hakikatnya adalah:


a. Ilmu sosiologi merupakan ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan
kerohanian.
b. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif akan tetapi disiplin yang
kategoris.
c. Sosiologi merupakan ilmu yang murni dan bukan merupakan ilmu terapan.
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan yang kongkrit.
e. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
g. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan ilmu pengetahuan
yang khusus.
3. Obyek Sosiologi
Obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia,
dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Masyarakat
mencakup beberapa unsur, sebagai berikut:
a. Manusia yang hidup bersama.
b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
C. METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI
Sosiologi mempunyai cara kerja atau metode yang juga dipergunakan oleh ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya. Metode-metode yang digunakan dalam sosiologi sebagai berikut:
a. Metode Kualitatif, mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-
angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak.
b. Metode Historis, menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam
untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
c. Metode Komparatif, mementingkan perbandingan antara bermacam-macam
masyarakat beserta bidang-bidangnya, untuk memperoleh perbedaan dan persamaan
serta sebabnya.
d. Metode Studi Kasus, bertujuan untuk mampelajari sedalam-dalamnya salah satu
gejala nyata kehidupan masyarakat.
e. Metode Kuantitatif, mengutamakaan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka,
sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan ilmu pasti atau
matematik.
Metode-metode sosiologi tersebut bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi
sering menggunakan lebib dari satu metode untuk menyelidiki obyeknya.

D. PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DI INDONESIA


Perkembangan sosiologi di Indonesia, di tandai dengan ciri-ciri bahwa pada mulanya
sosiologi hanya dianggap sebagai ilmu pembantu belaka bagi ilmu-ilmu lainnya. Dengan kata
lain sosiologi pada waktu itu belum dianggap cukup penting dan cukup dewasa untuk
dipelajari dan dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan, terlepas dari ilmu pengetahuan
lainnya. Dengan timbulnya perguruan-perguruan tinggi dan kesadaran bahwa sosiologi
sangat penting dalam menelaah masyarakat Indonesia yang sedang berkembang ini, maka
sosiologi menempati tempat yang penting dalam daftar kuliah beberapa perguruan tinggi.
BAB II
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

A. SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL


Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara
individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Suatu interaksi sosial
tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
1. Adanya kontak sosial
2. Adanya komunikasi
Kontak sosial dapat berlanngsung dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Antara orang-perorang.
2. Antara orang-perorang dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.
3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila
yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, misalnya orang yang
berjabat tangan, saling senyum, dan seterusnya. Sedangkan, kontak sekunder memerlukan
suatu perantara.

B. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL


Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (co-operation), persaingan
(competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
Menurut Gillin dan Gillin, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya
interaksi sosial, yaitu:
1. Proses yang asosiatif (processes of association) yang terbagi ke dalam tiga bentuk khusus
lagi, yakni:
a. Akomodasi
b. Asimilasi
c. Akulturasi
2. Proses yang disosiatif (processes of dissociation) yang mencakup:
a. Persaingan
b. Persaingan yang meliputi kontrovensi dan pertentangan atau pertikaian (conflict).
Menurut Kimball Young bentuk-bentuk proses sosial ialah:
1. Oposisi (opposition) yang mencakup persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
2. Kerja sama (co-operation) yang menghasilkan akomodasi
3. Diferensiasi (differentiation) menghasilkan sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
1. Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja sama (co-operation)
Co-operation merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama
timbul karena adanya orientasi para individu terhadp kelompoknya (in group) dan
kelompok lainnya (out group). Ada lima bentuk kerja sama yaitu:
1) Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong-menolong.
2) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan
jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Ko-optasi (Co-optation) yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi.
4) Koalisi (Coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
5) Join-venture, yaitu kerja sama antara pengusahaan proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa
menghancurkan fisik lawan, sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan
akomodasi berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapi, yaitu:
1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau kelompok-
kelompok manusia sebagai akibat perbedaan faham.
2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.
3) Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok sosial.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk akomodasi, sebagai berikut:
1) Coercion, adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh
karena adanya paksaan.
2) Compromise, adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat
saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisian yang ada.
3) Arbitration, merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-
pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
4) Mediation, hampir menyerupai arbitration, tetapi mengundang pihak ketiga yang
netral.
5) Conciliation, adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
6) Toleration, merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal
bentuknya.
7) Stalemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan
karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu
dalam melakukan pertentangannya.
8) Adjudication, yaitu merupakan penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
2. Proses Disosiatif
a. Persaingan (Competition)
Competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, di mana individu atau
kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang
pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian atau
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasaan atau
ancaman. Bentuk-bentuk persaingan, antara lain:
1) Persaingan ekonomi
2) Persaingan budaya
3) Persaingan untuk mencapai suatu kedudukan dan peranan yang tertentu dalam
masyarakat.
4) Paersaingan karena perbedaan ras.
Fungsi-fungsi persaingan adalah sebagai berikut:
1) Untuk meyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif.
2) Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu
masa menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik-baiknya.
3) Sebagai alat untuk menyaring warga golongan-golongan karya untuk mengadakan
pembagian kerja.
4) Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial.
Hasil suatu persaingan adalah sebagai berikut:
1) Perubahan kepribadian seseorang
2) Kemajuan
3) Solidaritas
4) Disorganisasi
b. Kontravensi (Contravention)
Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan
dan pertentangan atau pertikaian.
Kontravensi mencakup lima subproses, yaitu:
1) Proses umum
2) Bentuk yang sederhana
3) Bentuk yang intensif
4) Yang bersifat rahasia
5) Yang bersifat taktis
Tipe-tipe yang merupakan tipe perbatasan antara kontravensi dengan pertentangan
atau pertikaian adalah:
1) Kontravensi antara masyarakat setempat
2) Antagonime keamanan
3) Kontravensi intelektual
4) Oposisi moral
BAB III
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN
MASYARAKAT

A. PENDEKATAN SOSIOLOGIS TERHADAP KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL


Kelompok sosial atau “social group” adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia
yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan tersebut antara
lain menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran
untuk saling menolong. Beberapa persyaratan kelompok sosial adalah:
1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan.
2. Adanya hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu,
sehingga hubungan antar mereka bertambah erat.
4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompok yang statis, akan tetapi
selalu berkembang serta mengalami perubahan-perubahan baik dalam aktivitas maupun
bentuknya. Sesuatu aspek yang menarik dari kelompok sosial tersebut adalah bagaimana
caranya mengendalikan anggota-anggotanya.

B. TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL


1. Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial
Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau dasar
berbagai kriteria/ukuran, antara lain:
a. Besar kecilnya jumlah anggota,
b. Derajat interaksi sosial,
c. Kepentingan dan wilayah,
d. Berlangsungan suatu kepentingan,
e. Derajat organisasi,
f. Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan.

2. Kelompok sosial dipandang dari sudut individu


Kelompok sosial termasuk biasanya adalah atas dasar kekerabatan, usia, seks dan
kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan atau kedudukan. Dalam masyarakat yang
sudah kompleks, individu biasanya menjadi anggota dari kelompok social tertentu
sekaligus. Dengan demikian maka terdapat derajat tertentu serta arti tertentu bagi
individu-individu tadi, sehubungan dengan keanggotaan kelompok sosial yang tertentu,
sehingga bagi individu terdapat dorongan-dorongan tertentu pula sebagai anggota suatu
kelompok sosial.
3. In-group dan Out-group
In-group adalah kelompok sosial, dengan mana individu mengidentifikasikan dirinya.
Out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-
groupnya. Sikap out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud
antagonisme atau antipati. Perasaan in-group dan out-group dapat merupakan dasar suatu
sikap yang dinamakan etnosentrisme. Sikap etnosentris disosialisasikan atau diajarkan
kepada anggota kelompok sosial, sadar maupun tidak sadar, serentak dengan nilai-nilai
kebudayaan yang lain.
4. Kelompok primer dan kelompok sekunder
Kelompok primer (primary group) atau face to face group merupakan kelompok
sosial yang paling sederhana, di mana anggota-anggotanya saling mengenal, di mana ada
kerjasama yang erat. Kelompok sekunder (secondary group) adalah kelompok-kelompok
yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan
pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng.
5. Paguyuban (Gameinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
Paguyuban (Gameinschaft) adalah bentuk kehidupan bersama, di mana anggota-
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah dan kekal. Dasar
hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah
dikodratkan. Patembayan (Gesellschaft) adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan
biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam fikiran
belaka.
6. Formal Group dan Informal Group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja
diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya.
Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti.
Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang
berulangkali, yang menjadi dasar bagi pertemuannya kepentingan dan pengalaman yang
sama.
7. Membership Group dan Reference Group
Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik
menjadi anggota kelompok tertentu. Reference group ialah kelompok sosial yang menjadi
acuan bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
8. Kelompok okupasioanal dan Volonter
Kelompok okupasioanal merupakan kelompok yang terdiri dari orang-orang yang
melakukan pekerjaan sejenis. Kelompok volonter mencakup orang-orang yang
menpunyai kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat yang
semakin luas daya jangkaunya.

C. KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL YANG TIDAK TERATUR


1. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di
suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan, antara
lain:
a. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial:
1) Khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal audiences).
2) Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive group).
b. Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crowds):
1) Kumpulan yang kurang menyenangkan (Inconvenient aggregations).
2) Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (Panic crowds).
3) Kerumunan penonton (Spectator crowds).
c. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (lowless crowds)
1) Kerumunan yang bertindak emosional (Acting mobs).
2) Kerumunan yang bersifat immoral (Immoral crowds).
2. Publik
Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Setiap aksi publik
diprakarsai oleh keinginan individual yang masih mempunyai kesadaran akan kedudukan
sosial yang sesungguhnya dan juga masih lebih mementingkan kepentingan pribadi
daripada mereka yang bergabung dalam kerumunan.

D. MASYARAKAT PEDESAAN (RURAL COMMUNITY) DAN MASYARAKAT


PERKOTAAN (URBAN COMMUNITY)
1. Masyarakat Setempat (Community)
Istilah masyarakat setempat (community) menunjuk pada bagian masyarakat yang
bertempat tinggal di suatu wilayah dengan batas-batas tertentu, di mana faktor utama
yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota, dibandingkan
dengan interaksi dengan penduduk di luar batas wilayahnya
2. Tipe-tipe Masyarakat Setempat
. Dalam mengklasifikasikan masyarakat-masyarakat setempat dapat dipergunakan
empat kriteria yang saling berpaut, yaitu:
a. Jumlah penduduk,
b. Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman,
c. Fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat,
d. Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.
3. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Dalam masyarakat modern sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community), dengan masyarakat perkotaan (urban community), pembedaan mana bersifat
gradual. Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan
lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan
lainnya. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat kota yang tidak tentu jumlah
penduduknya.
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat
dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Sebab-
sebab terjadinya urbanisasi dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu:
a. Faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan tempat/daerah
kediamannya (push factors).
b. Faktor kota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap di kota-kota
(pull factors).
Akibat-akibat negatif urbanisasi yang terlalu cepat, antara lain:
a. Pengangguran,
b. Naiknya kriminalitas,
c. Persoalan perwismaan,
d. Kenakalan anak-anak,
e. Persoalan rekreasi.
E. KELOMPOK-KELOMPOK KECIL (SMALL GROUP)
Small group adalah suatu kelompok yang secara teoritis terdiri paling sedikit dua orang,
di mana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang
menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya. Kelompok-kelompok kecil selalu timbul
di dalam kerangka organisasi yang lebih besar dan luas.

F. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL


Sebab-sebab perubahan struktur kelompok sosial, antara lain:
1. Perubahan situasi, keadaan di mana kelompok tadi hidup.
2. Pergantian anggota-anggota kelompok.
3. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam situasi sosial dan ekonami.
BAB IV
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT

A. KEBUDAYAAN
Masalah kebudayaan juga diperhatikan dalam sosiologi, karena kebudayaan dan
masyarakat manusia merupakan dwitunggal yang tidak terpisahkan. Istilah kebudayaan
berasal dari kata Sansekerta buddhayah, merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang
berarti budi atau akal. Culture berasal dari bahasa latin colere yang berarti mengolah atau
mengerjakan. Kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cita-cita masyarakat.
Kebudayaan berguna bagi manusia yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur
hubungan antar manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia.

B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Melville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaa, yaitu:
a. Alat-alat teknologi
b. Sistem ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski, menyebutkan unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut:
a. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam
upaya menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi.
c. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan.
d. Organisasi kekuatan.
Pendapat para sarjana menunjukan pada adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap
sebagai cultural universals, yaitu:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
c. Sistem kemasyarakatan.
d. Bahasa.
e. Kesenian.
f. Sistem pengetahuan.

C. SIFAT HAKIKAT KEBUDAYAAN


Kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan di
manapun juga. Sifat hakikat kebudayaan tadi adalah sebagai berikut:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban, tindakan-tindakan yang
diterima dan ditolak tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang
diizinkan.

D. GERAK KEBUDAYAAN
Akulturasi merupakan proses di mana suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu, dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian
rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri. Akulturasi merupakan salah satu contoh gerak kebudayaan.
Bagian antropologi

RESUME BUKU ANTROPOLOGI

BAB I
ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI

    A.      Fase-fase Perkembangan Ilmu Antropologi


1.       Fase Pertama (Sebelum 1800)
Selama empat abad berselang. Dimulai sejak abad 15 hingga permulaan abad ke 16, bangsa
Eropa menularkan pengaruh besar terhadap berbagai suku, bangsa, masyarakat hingga budaya
setempat. Mereka melakukan penjajahan di tiga benua, afrika, asia dan amerika. Ketika bangsa
Eropa menemukan suatu hal yang aneh, suatu hal-hal yang baru di tempat jajahannya. Mereka
mencurahkan pengalaman-pengalaman yang mereka dapat ke sebuah tulisan. Kumpulan-
kumpulan tulisan itu disebut Etnography. Terdapat beberapa pendapat dalam segi sudut pandang
seseorang dalam memaknainya. Mulai dari beranggapan mereka (bangsa yang dijajah) adalah
makhluk liar hingga sebutan-cebutan keturunan iblis dilontarkan. Ada juga yang mencoba
mengumpulkan barang-barang antik lalu mengumpulkannya untuk diperlihatkan ke semua orang.
2.       Fase kedua (Sekitar abad ke-19)
Antropologi lebih condong digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat-tingkat budaya
dengan meneliti sejarah penyebaran kebudayaan-kebudayaan di muka bumi. Orang Eropa
menganggap kebudayaan bangsa-bangsa diluar Eropa adalah bangsa yang kuno. Dengan
mempelajarinya sama halnya mereka mencari tahu sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Karangan-karangan etnografi berdasarkan cara berfikir evolusi masyarakat. Maknanya
masyarakat dan kebudayaan manusia berevolusi dengan sangat lambat hingga memerlukan
waktu yang sangat lama.
3.       Fase ketiga (Permualaan abad ke 20)
Bahan-bahan etnografi lebih difahami lagi demi mengetahui seluk-beluk suatu bangsa,
mempelajari kelemahan-kelemahannya lalu menaklukannya. Masa ini memperlihatkan bahwa
disiplin ilmu Antropologi berperan aktif sebagai ilmu terapan. Tujuannya hanya untuk
mengetahui pengertian masyarakat masa kini yang kompleks dan berfungsi untuk menundukkan
bangsa-bangsa lain seperti benua Amerika, Asia dan juga Afrika yang sudah ada dalam
genggaman Eropa barat.
4.       Fase keempat (Sesudah kira-kira 1930)
Pada masa ini perkembangan antropologi bertambah pesat dan luas. Bertambahnya
pengetahuan yang lebih teliti dan ketajaman dalam metode ilmiahnya sangat mengesankan.
Adanya perkembangan yang pesat ini mengakibatkan hilangnya sedikit demi sedikit masyarakat
primitif dan kebudayaan-kebudayan kuno. Antropologi dimasa ini berperan dalam dua hal yakni,
dalam bidang akademik dan juga tujuan praktis. Tujuan dalam bidang akademiknya berusaha
untuk mencapai pengertian manusia dengan mempelajari keragaman bentuk fisik, masyarakat
dan kebudayaannya. Sedangkan tujuan praktisnya adalah mempelajari, memahami dan
membangun masayarakat suku bangsa.

    B.      Antropologi Masa Kini


1.       Perbedaan-perbedaan di Berbagai Pusat Ilmiah
Di Amerika Serikat, ilmu antropologi telah memakai dan mengintegrasikan seluruh warisan
bahan dan metode dari ilmu antropologi dalam fasenya yang pertama, kedua, dan ketiga,
ditambah dengan berbagai spesialitas yang telah dikembangkan secara khusus untuk mencapai
pemahaman tentang dasar-dasar dari keragaman bentuk masyarakat dan kebudayaan manusia
yang tampak pada masa sekarang ini.  
Di Inggris dan negara-negara yang ada dibawah pengaruhnya seperti Australia, ilmu
Antropologi dalam fase perkembangannya yang ketiga masih dilakukan, tetapi dengan hilangnya
daerah-daerah jajahan Inggris, maka sifat dari ilmu antropologi tentu juga berubah. Dalam hal ini
metode antropologi yang telah dikembangkan di Amerika Serikat juga sudah mulai
mempengaruhi berbagai lapangan penelitian para ahli antropologi di Inggris.
Di Eropa Tengah seperti Jerman, Austria, dan Swiss, hingga kira-kira awal tahun 1970-an
saja ilmu antropologi masih bertujuan mempelajari bangsa-bangsa diluar eropa untuk memahami
tentang sejarah penyeberan kebudayaan seluruh umat manusia dimuka bumi ini. Jadi sifat
antropologinya masih ada pada fase yang kedua.  Di Eropa Utara, di negara-negara Skandinavia,
ilmu antropologi sebagian bersifat akademial, seperti Jerman dan Austria. Mereka juga
mempelajari banyak daerah di benua-benua di luar eropa, tetapi keistimewaan mereka terletak
dalam hasil-hasil penelitian tentang kebudayaan suku bangsa Eskimo.  
Di Uni soviet, perkembangan ilmu antropologi diluar tidak banyak dikenal karena Uni Soviet
hingga kira-kira sekitar tahun 1960 memang seolah-olah mengisolasikan diri dari dumia lainnya.
Sehingga demikian, beberapa tulisan tentang perkembangan ilmu antropologi di Uni Soviet
menunjukkan bahwa aktifitas penelitian antropologi disana sangat besar. Ilmu antropologi di Uni
Soviet berdasarkan konsep Karl Marks dan Fredrich Engels mengenai tingkat-tingkat evolusi
masyarakat.  Di negara-negara bekas jajahan Inggris, terutama di India, metode antropologi
mendapat pengaruh besar dari aliran –aliran di Inggris, dan ilmu itu mendapat suatu fungsi yang
sangat praktis dalam hal mencapai pengetian keragaman kehidupan masyarakat di India dan guna
kepentingan-kepentingan yang praktis dalam hubungan antara golongan-golongan penduduk itu.
2.       Perbedaan-perbedaan Istilah 
·         Ethnogrhaphy: “Pelukisan tentang bangsa-bangsa” dipakai umum di Eropa Barat untuk
menyebut bahan keterangan yang bermaktub dalam karangan-karangan tentang masyarakat dan
kebudayaan suku bangsa di luar Eropa.
·         Ethnology : “Ilmu Bangsa-bangsa” khusus untuk mempelajari masalah-masalah yang
berhubungan dengan sejarah perkembangan kebudayaan manusia. Dipergunakan di Amerika dan
Inggris.
·         Volkerkunde : “Ilmu bangsa-bangsa” Dipergunakan di Eropa tengah sampai sekarang.
·         Kulturkunde : “Ilmu kebudayaan” dipakai oleh L.Frobenius dalam arti yang sama dengan
ethnology di Amerika.
·         Anthropology : “Ilmu tentang manusia” Tentang ras-ras manusia dipandang dari ciri-ciri
fisiknya.
·         Curtural anthoropology : Istilah untuk menyebut bagian dari ilmu antropologi yang tidak
mempelajari manusia dari sudut fisiknya.
·         Social anthropology di pakai di Inggris untuk menyebut antropologi dalam fase ketiganya,
sebagai lawan ethnology,yang di sana di pakai untuk menyebut antropologi dari fase-fase
sebelumnya. Di Amerika di mana segala macam metode yang saling bertentangan di selaraskan
menjadi satu, social anthropology dan ethnology merupakan dua subbagian dalam ilmu
antropologi.

    C.      Ilmu-Ilmu Bagian dari Antropologi


1.       Lima Ilmu Bagian dari Antropologi
Lima masalah penelitian khusus antropologi yaitu:
·         Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (atau evolusinya) secara biology
·         Masalah sejarah terjadinya beragam makhluk manusia, di pandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
·         Masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran beragam bahasa yang di ucapkan manusia
di seluruh dunia.
·         Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan manusia di seluruh
dunia.
·         Masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku
bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi.
Lima bagian dari ilmu antropologi
·         Paleo-antropologi adalah ilmu bagian yang meneliti asal-usul atau terjadinya dan evolusi
manusia dengan mempergunakan sisi-sisa tubuh yang telah membantu (fosil-fosil manusia)
tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus di dapat oleh si peneliti dengan berbagai
metode penggalian.
·         Antropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai
suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manusia di pandang dari sudut cirri-ciri
tubuhnya.
·         Etnolinguistik atau Antropologi Linguistic adalah suatu ilmu bagian yang asal mulanya
berkaitan erat dengan ilmu antropologi.bahkan penelitiannya yang berupa daftar kata-kata,
pelukisan tentang cirri-ciri dan tempat di muka bumi ini, terkumpul bersama-sama dengan bahan
kebudayaan suku bangsa.
·         Prehistori, mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia di
bumi sebelum manusia mengenal huruf.
·         Etnologi adalah bagian ilmu yang mencoba mencapai pengertian mengenai asas-asas manusia,
dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak
mungkin suku bangsa yang tersebar di saeluruh muka bumi pada masa sekarang ini.
Deascriptive integration dalam etnologi mengolah dan mengintegrasikan menjadi satu hasil
penelitian dari sub-sub ilmu antropologi fisik, etnolinguistik, ilmu prehistori,dan
etnografi. descriptive integration selalu mengenai satu daerah tertentu.
2.       Spesialis Antropologi
Spesialisasi antropologi lain baru berkembang dengan pesat setelah perang dunia II, dalam
hubungan dengan masalah pembangunan di Negara-negara berkembang. Di samping itu timbul
beberapa spesialisasi antropologi lain, yaitu antropologi pembangunan atau development
anthropology yang menggunakan metode-metode, konsep-konsep dan teori-teori antropologi
untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan masyarakat desa, masalah sikap
petani terhadap teknologi baru dan sebagainya. Akhirnya perlu di sebut suatu spesialisasi yang
paling bar dalam antropologi, yaitu subilmu antropologi untuk psikiatri. Di antara penyakit-
penyakit jiwa yang di obati oleh para dokter penyakit jiwa atau psikiater, ada yang bukan di
sebabkan karena kerusakan dalam otak atau dalam organ, melainkan karena jiwa dan emosi yang
tertekan.

    D.      Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi


1.       Persamaan dan Perbedaan antara Kedua Ilmu
Ilmu antropolgi sosial berusaha mencari unsur-unsur yang sama diantara beragam
masyarakat dan kebudayaan manusia. Tujuannya adalah untuk mencapai pengertian tentang
asas-asas hidup masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya. Dalam hal-hal
tersebut juga merupakan tujuan dari ilmu sosiologi sehingga dipandang dari sudut tujuan
keduannya seolah-olah sama. Sebaliknya, kalau ditinjau lebih khusus, akan tampak beberapa
perbedaan, yaitu:
·         Kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal mula dan sejarah perkembangan yang berbeda
·         Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan pada
pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu itu
·         Asal mula sejarah yang berbeda juga telah menyebabkan berkembangnya beberapa metode dan
masalah yang khusus dari kedua ilmu itu masing-masing
2.       Sejarah Perkembangan Sosiologi
Pada mulanya ilmu sosiologi hanya merupakan bagian dari ilmu filsafat.para ahli filsafat
yang menganalisis segala hal yang ada dalam alam sekelilingnya,juga tidak lupa memekirkan
tentang masyarakatnya. Pada fase kedua, tepatnya setelah timbul krisis-krisis besar dalam
kehidupan masyarakat bangsa eropaa (seperti revolusi prancis,revolusi industry,dan
sebagainya),timbul kegiatan menganalisis masalah-masalah masyarakat yang semakin di
galakkan.
3.       Pokok Ilmiah dari Antropologi Sosial dan Sosiologi
Kesimpulannya adalah perbedaan antara antropologi dan sosiologi tidak dapat di tentukan
lagi oleh perbedaan antara masyarakat suku bangsa diluar lingkungan Eropa-Amerika dengan
masyarakat bangsa Eropa-Amerika. Kemudian kalau perbedaan itu juga tidak dapat di tentukan
oleh perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, maka perbedaan
nyata harus di cari, yaitu kedua ilmu itu memakai metode ilmiah yang berbeda.
4.       Metode Ilmiah dari Antropologi Sosial dan Sosiologi
Antropologi mempunyai pengalaman yang lama dalam hal meneliti kebudayaan-kebudayaan
suku bangsa penduduk pribumi di Amerika,Asia, Afrika, dan Oseania. Suku-suku bangsa ini
biasanya hidup di dalam masyarakat-masyarakat pedesaaan yang kecil, yang dapat di teliti dalam
keseluruhannya sebagai kebulatan. Sebaliknya, ilmu sosiologi selalu lebih memusatkan perhatian
pada unsure-unsur atau gejala khusus dalam masyarakat manusia, dengan menganalisis
kelompok-kelompok social yang khusus (social grouping) hubungan antara kelompok-kelompok
atau individu-individu (social relations) atau proses-proses yang terdapat dalam kehidupan suatu
masyarakat (social processes).
Pengalaman dalam hal meneliti masyarakat kecil telah member kesempatan pada para ahli
antropologi untuk mengembangkan berbagai metode penelitian yang bersifat penelitian intensif
dan mendalam misalnya dengan metode wawancara. Sebaliknya, para ahli sosiologi yang
biasanya meneliti masyarakat kompleks, lebih banyak mempergunakan berbagai metode
penelitian yang bersifat penelitian meluas, seperti dengan metode angket. Dunia antropologi
mempunyai pengalaman yang lama dalam hal menghadapi keragaman (diversitas) yang besar
antara beribu-ribu kebudayaan dalam masyarakat kecil yang tersebar di seluruh muka bumi ini.
Sosiologi lebih banyak berpengalaman dalam hal meneliti gejala masyarakat perkotaan yang
kompleks dan kurang memperhatikan sifat beragam hidup masyarakat dan kebudayaan manusia
yang menjangkau seluruh dunia.

    E.       Hubungan antara Antropologi dan Ilmu-ilmu Lain


Kecuali dengan ilmu psikologi dan ilmu sosiologi seperti yang kita lihat di atas, ilmu antropologi
serta sub-sub ilmunya juga mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu lain.
Hubungan itu biasanya bersifat timbal-balik. Antropologi perlu bantuan ilmu-ilmu lain itu, dan
sebaliknya ilmu-ilmu lain itu masing-masing juga memerlukan bantuan antropologi. Ilmu-ilmu
lain yang terpenting  di antaranya adalah :
·         Ilmu geologi
·         Ilmu paleontologi
·         Ilmu anatomi
·         Ilmu kesehatan masyarakat
·         Ilmu psikiatri
·         Ilmu linguistic
·         Ilmu arkeologi
·         Ilmu sejarah
·         Ilmu geografi
·         Ilmu ekonomi
·         Ilmu hukum adat
·         Ilmu administrasi
·         Ilmu politik

    F.       Metode Ilmiah dari Antropologi


1.    Metode Ilmiah dan Pengumpulan Fakta
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara yang di gunakan dalam ilmu
tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan.tanpa metode ilmiah, suatu ilmu
pengetahuan bukanlah suatu ilmu melainkan suatu himpunan pengetahuan saja, tentang berbagai
gejala alam atau masyarakat, tanpa ada kesadaran tentang hubungan antara gejala-gejala yang
terjadi. Kesatuan pengetahuan itu dapat di capai oleh para saarjana yang bersangkutan melalui
tiga tingkat, yaitu:
·         Pengumpilan data
·         Penentuan cirri-ciri umum dan system
·         Verifikasi
Untuk antropologi-budaya, tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala
masyarakat dan kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. Pada umumnya, metode-metode
pengumpulan fakta dalam ilmu pengetahuan dapat di golongkan ke dalam tiga golongan dan
masing-masing mempunyai perbedaan pokok, yaitu:
·         Penelitian di lapangan
·         Penelitian di laboratorium
·         Penelitian dalam perpustakaan
Untuk ilmu antropologi-budaya penelitian lapangan merupakan cara yang terpenting untuk
mengumpulkan fakta-faktanya;selain itu penelitian di perpustakaan juga penting. Sedangkan
metode-metode penelitian di labiratorium (yang merupakan metode pengumpulan fakta yang
utama dalam ilmu-ilmu alam dan tegnologi), hamper tidak berarti untuk ilmu antropologi.
2.    Penentuan Ciri-ciri Umum dan Sistem
Ilmu antropologi yang bekerja dengan bahan berupa fakta-fakta berasal dari sebanyak
mungkin macam masyarakat dan kebudayaan dari seluruh dunia, untuk mencari cirri-ciri umum
di antara beragam fakta tersebut di gunakan berbagai metode perbandingan (metode komparatif).
Dalam ilmu-ilmu alam, penentuan ciri-ciri umum dan system dalam fakta-fakta alam di lakukan
dengan cara mencari perumusan-perumusan yang menyatakan berbagai macam hubungan
mantap antara fakta-fakta tadi. Mengenai kemungkinan adanya kaidah-kaidah tentang tingkah
laku manusia dalam kehidupan masyarakat itu, masih ada beberapa anggapan yang bertentangan
di antara para sarjana. Sebagian berkata bahwa fakta-fakta mengenai tingkah laku manusia itu
tidak mungkin dapat di rumuskan ke dalam kaidah-kaidah yang mantap, sedangkan bagian lain
berkata bahwa sampai suatu batas tertentu hal itu mungkin. Pada abad ke-19 pernah ada para
sarjana yang menganut anggapan sebaliknya yaitu bahwa ilmu-ilmu social itu dapat merumuskan
kaidah-kaidah mengenai semua gejala kehidupan masyarakat dan kebudayaan manusia, tetapi
sekarang anggapan yang seperti itu sudah berkurang di dunia ilmiah. Anggapan yang lazim saat
ini, berada di antara kedua ekstrem tadi.pada ilmu-ilmu social, dan ilmu antropologi, sebagian
besar dari pengetahuannya bersifat “pengertian” mengenai kehidupan masyarakat dan
keudayaan. Namun ada pula pengetahuan yang berupa kaidah-kaidah social budaya.
3.    Verifikasi
Metode-metode untuk verifikasi atau pengujian terdiri dari cara-cara menguji rumusan
kaidah-kaidah atau memperkuat “pengertian” yang telah dicapai, di lakukan dalam kenyatan-
kenyatan alam atau masyarakat yang hidup. Ilmu antropologi yang lebih banyak mengandung
pengetahuan berdasarkan “pengertian” dari pada pengetahuan yang berdasarkan kaidah,
mempergunakan metode-metode verifikasi yang bersifat kuantitatif. Dengan mempergunakan
metode-metode kualitatif, ilmu antropologi mencoba memperkuat pengertiannya dengan
menerapkan pengertian itu dalam kenyataan, yaitu pada beberapa masyarakat yang hidup, tetapi
dengan cara mengkhusus dan mendalam. Pada metode kuantitatif sering di gunakan cara-cara
untuk mengolah fakta social dalam jumlah yang besar, dan metode itu disebut statistic. Metode
statistic yang dulu memang kurang di pergunakan dalam ilmu antropologi, sementara sekarang
mulai menjadi suatu metode analisis yang sangat penting dalam ilmu itu.

    G.     Tenaga Sarjana, Lembaga, Majalah, dan Prasarana Ilmu Antropologi


1.    Kehidupan Ilmiah
Suatu cabang ilmu pengetahuan dikatakan hidup apabila para ahli di bidangnya melakukan
kegitan – kegiatan penelitian untuk memecahkan berbagai macam masalah ilmiahnya. Dengan
demikian para ahli lain dapat memeriksa kebenaran hasil –hasil itu, atau dapat memakainya
sebagai landasan untuk mengembangkan persoalan – persoalan dan penelitian – penelitian lebih
lanjut.
2.    Para Tokoh Sarjana Antropologi
Pada fase pertama perkembangannya, antropologi belum memiliki tokoh–tokoh ahli. Para
tokoh antropologi dari fase kedua merupakan tokoh–tokoh ahli ilmu antropologi. Pada waktu itu
juga ada ahli antropologi yang terpengaruh oleh teori evolusi masyarakat, tetapi mereka lebih
tertarik akan masalah sejarah penyebaran kebudayaan suku bangsa diseluruh muka bumi dari
satu benua ke benua yang lain. Para tokoh antropologi dalam fase perkembangan ketiga terutama
berasal dari negara - negara yang mempunyai tanah jajahan. Para tokoh antropologi dalam
faseperkembangannya yang keempat, pada mulanya berasal dari Amerika Serikat.
3.    Lembaga–lembaga dan Majalah–majalah Antropologi
Salah satu majalah antropologi yang paling penting dan perlu dimiliki oleh tiap ahli
antropologi yang paling penting dan perlu dimiliki oleh tiap ahli antropologi atau tiap orang yang
mau menjadi ahli antropologi adalah Current Anthropology, diterbitkan oleh University of
Chicago Press.
Amerika adalah Negara yang mempunyai lembaga, organisasi, dan perkumpulan
antropologi yang terbanyak jumlahnya. Tiga penting diantaranya:
·         American Anthropological Association
·         American Association of Physical Anthropology
·         Instituteof Human Relations
Lembaga – lembaga antropologi dari negara Inggris amat penting untuk kemajuan ilmu
antropologi pada umumnya, karena lembaga–lembaga tersebut menerbitkan majalah–majalah
ternama, yaitu:
·         Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland
·         International Africa Institute
Dalam kalangan ilmu antropologi majalah –majalah yang diterbitkan di Australia atau New
Zealand juga penting:
·   Australian National Research Council. Lembaga ini menerbitkan sebuah majalah
antropologi, Ocenia.
·       Polynesian Society. Menebitkan sebuah majalah ilmiah yang selalu memuat karangan – karangan
dalam antropologi, yaitu Journal of the Polynesian Society.
Negara Jerman, Australia, dan Swiss juga merupakan negara – negara dimana terdapat lembaga
– lembaga antropologi yang selain mengasuh suatu majalah ilmiah, juga telah berjasa dalam hal
membiayai ekspedisi – ekspedisi ilmiah ke berbagai daerah di muka bumi, yaitu:
· Deutsche Gesellschaft fur Volkerkunde di Brauns – schweig, menerbitkan majalah Zeitchrift for
Ethnologie.
·     Frobenius Institut di Frankfurt, menerbitkan majalah antropologi bernama Paideuma,
Mitteilungen zur Kulturkunde.
·       Anthropos Institut di Freibourg, mengasuh majalah antropologi bernama Anthropos.
Selain lembaga – lembaga tersebut tersebut di atas masih ada beberapa lembaga ilmiah di negera
lain yang juga sangat penting kegiatan penelitiannya di bidang antropologi di negara- negara
yang bersangkutan masing – masing, yaitu:
·       L’Insitut d’Ethnologie di Paris.
·       Miklukho-Maklai Institute of Ethography di Uni Soviet.
·         Institute Nacional de An thropologie e Historia di Meksiko.
4.    Kamus dan Atlas Antropologi
Dalam ilmu antropologi, selain ada sebuah kamus kecil yang disusun oleh C. Winick,
berjudul Dictionary of  Anthropology (1958) disusun pula dua buah kamus antropologi yang
besar, yaitu: kamus umum berjudul Dictionary of Anthropology yang disusun W.H Lindig,
sedang satunya lagi sebuah kamus khusus mengenai istilah – istilah ilmiah dalam enam bahasa
(Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Jepang, dan Rusia) berjudul Multilingual Glossary of
Anthropological Terms disusun oleh suatu tim ahli antropologi dibawah redaktur G. Mostny.
Dalam kepustakaan ilmu antropologi memang ada sebuah tua susuna G. Gerland, berjudul
Atlas der Volkerkunde (Atlas Ilmu bangsa – bangsa ) yang terbit tahun 1892. Atlas itu sekarang
sudah menjadi buku antik yang sulit didapat.
Atlas–atlas yang lebih muda usianya adalah yang disusun oleh seorang ahli geografi Jerman,
H. Bernetzik, berjudul Die Grosse Volkerkunde, terbitan 1930. Sebuah atlas kecil berjudul An
Ethno- Atlas diterbitkan oleh R.F. Spencer tahun 1956, sedang pengarang buku ini pernah juga
menyusun sebuah Atlas Ethnografi Sedunia (1968) dalam bahasa Indonesia.  
BAB II
MAKHLUK MANUSIA

A.      Makhluk Manusia di antara Makhluk-makhluk lain


Manusia dikelaskan dalam satu golongan yaitu kelas binatang menyusui, atau
mamalia. Suku primate dibagi dua subsuku yaitu prosimii dan anthropoid. Manusia ditempatkan
subsuku anthropoid. Subsuku anthropoid dibagi tiga infrasuku yaitu: ceboid, cercopithecoid, dan
hominoid. Ceboid menggolongkan menjadi satu semua kera di daerah tropis. Cercopithecoid
menggolongkan menjadi satu semua kera didaerah tropis. Hominoid menggolongkan menjdai
satu kera-kera besar dengan manusia, kemudian dibagi dua keluarga, yaitu keluarga pongidae
dan keluarga hominidae. Pangidae digolongkan menjadi satu beberapa macam kera besar, dan
homidae menggolongkan menjadi satu manusia purba sejenis pithecanthropus, homo
Neanderthal, dan dengan manusia sekarang (homo sapiens).

B.      Evolusi Ciri-ciri Biologis


1.       Sumber Ciri-ciri Organismee Fisik
Dari ciri-ciri Ayah dan Ibu yang kebeulan dibawa oleh sel-sel kelamin tidak semua akan
tampak dalam organisme baru tetapi hanya ciri-ciri pada gen yang kuat saja atau dominan, yang
akan tampak, sedangkan ciri-ciri pada gen yang tidak kuat atau resesif.

C.      Evolusi Primata dan Manusia


1.       Proses Percabangan Makhluk Primata
Dipelajari dari antropologi biologi yaitu ilmu paleo-antropologi yang meneliti tentang
fosil tubuh manusia yang terkandung dalam lapisan-lapisan bumi.
2.       Makhluk Primata Pendahulu Manusia
Primata dianggap menurunkan jenis-jenis kera besar seperti orangutan, gorilla dan
simpanse, maupun manusia adalah seekor makhluk yang fosilnya berupa rahang bawah
ditemukan di Saint-Gauden, Prancis Selatan. Prndahulu manusia itu adalah makhluk yang sudah
dapat berjalan tegak diatas kedua kaki belakangnya menempuh jarak cukup jauh. Para ahli
paleoantropologi makhluk itu disebut Australopithecus (kera dari selatan).
3.       Bentuk-bentuk Manusia Tertua
Eugene Du Bois menganggap pithecanthropus erectus adalah contoh nenek moyang
manusia zaman sekarang. Teuku Jacob, secara mendalam menyebutnya pithecanthropus
soloensis
4.       Bentuk Manusia dari Kala Pleistosen Muda
Homo neandertalensis ditemukan di suatu gua di lembah Sungai Neander dekat kota
Dusseldorf, Jerman. Homo rhodesiensis ditemukan dalam suatu gua di Broken Hill di Rhodesia,
Afrika Selatan. Oleh Teuku Jacob fosil-fosil Ngandong itu disebut makhluk pithecanthropus
soloensis. Dengan bukti baru, homo neandertal itu tidak kandas tetapi berevolusi menjadi homo
sapiens.
5.       Manusia Sekarang atau Homo Sapiens
Makhluk manusia homo sapiens pertama menunjukan ciri-ciri ras Negroid adalah
makhluk yang fosilnya ditemukan di tengah Gurun Sahara.

D.      Aneka Ragam Manusia


1.       Salah Paham mengenai Konsep Ras
“Ras” adalah golongan manusia yang berdasarkan berbagai ciri fisik secara umum. Salah
pemahaman dalam pandangan manusia berbagai bangsa, mengacaukan ciri-ciri ras, ciri-ciri
rohani, dan member penilaian tinggi rendah kepada ras-ras berdasarkan perbedaan tinggi rendah
rohani dari ras-ras itu. Besarnya kesengsaraan yang ditimbulkan oleh gejala diskriminasi ras
seperti yang terjadi di Amerika Serikat, Afrika Selatan dan lain lain.
2.       Metode-metode untuk Mengkelaskan Aneka Ras Manusia
Ciri-ciri lahir atu ciri-ciri morfologi terdiri dari 2 golongan, yaitu: ciri-ciri kualitatif
(warna kulit, warna rambut dsb) dan ciri-ciri kuantitatif (berat badan, ukuran badan dsb).dalam
hal mengklasifikasikan ras-ras, para sarjana sekarang juga mencoba membangun suatu
klasifikasi yang filogenetik, yaitu menggambarkan persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaan antara ras-ras, juga menggambarkan hubungan-hubungan asal-usul antara ras-ras dan
percabangan. Dengan demikian daerah-daerah dengan presentase golongan darah yang sama itu
dihubungkan dengan garis-garis diatas peta. Metode klasifikasi seperti inilah mulai banyak
dipergunakan dalam ilmu antropologi.
3.       Salah Satu Klasifikasi dari Beragam Ras Manusia
Klasifikasi A.L. Krober
·         AUSTRALOID
Penduduk asli Australia
·         MONGOLOID
a)   Asiatic Mongoloid
b)   Malayan Mongoloid
c)    American Mongoloid
·         CAUCASOID
a)   Nordic
b)   Alpine
c)    Mediteranean
d)   Indic
·         NEGROID
a)   African
b)   Negrito
c)    Melanesian
·         RAS-RAS KHUSUS
a)   Bushman
b)   Veddoid
c)    Polymesian
d)   Ainu
E.       Organ Manusia
1.       Perbedaan Organ Manusia dan Organ Binatang
Bahasa manusia mengabstrakkan dan menyimpan tiap pengetahuan baru kedalam
lambang vikal atau kata-kata baru, yang makin banyak jumlahnya. Pengalaman yang telah
kian bertambah disimpan dan diatur oleh akal menjadi sistem pengetahuan, diteruskan lagi
kepada generasi berikutnya. Kemampuan organisme manusia memang terbatas jika
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain. Kapasitas otaknya yang unggul berupa akal
menyebabkan ia dapat mengembangkan sistem pengetahuan menjadi dasar untuk membuat
bermacam-macam alat hidup. Kelompok manusia sejak dahulu kala telah memiliki sistem
dalam hal mata pencarian hidupnya, yaitu sistem ekonomi. Kesadaran akan tibanya maut
inilah yang merupakan salah satu sebab timbulnya suatu unsur penting dalam kehidupan
manusia yaitu religi. Kehidupan organisme manusia berbeda dengan binatang dengan adanya
hasrat alamiyah untuk keindahan sehingga menjadi suatu unsur khas dalam hidupnya yaitu
keindahan. Keseluruhan dari sistem-sistem itu, yaitu: sistem perlambangan vokal atau bahasa,
sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata
pencarian hidup, sistem religi, kesenian adalah yang disebut kebudayaan manusia.
BAB III
KEPRIBADIAN

A.      Definisi Kepribadian


Pola kelakuan tiap manusia secara individual sebenarnya unik dan berbeda. Karena itu
para ahli antropologi, sosiologi, dan psikologi yang mempelajari pola-pola kelakuan manusia
ini juga tidak lagi bicara mengenai pola-pola kelakuan atau patterns of behavior dari manusia,
tetapi mengenai pola-pola tingkah laku, atau pola-pola tindakan (patterns of action). Pola
kelakuan manusia yang dimaksudnya adalah kelakuan dalam organisme manusia yang
ditentukan oleh naluri, dorongan-dorongan, refleks-refleks, atau kelakuan manusia yang tidak
tidak lagi dipengaruhi dan ditentukan oleh akal dan jiwanya. Susunan unsur-unsur akal dan
jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia
itu disebut “kepribadian”.

B.      Unsur-unsur Kepribadian


1.       Pengetahuan
Seluruh proses akal manusia yang sadar (conscious) tadi, dalam ilmu psikologi
disebut “persepsi”. Penggambaran tentang lingkungan dengan focus pada bagian-bagian
paling menarik perhatian seorang individu, sering kali diolah oleh suatu proses dalam akalnya
menghubungkan penggambaran tadi dengan penggambaran lain. Penggambaran baru dengan
pengertian baru seperti itu, dalam ilmu psikologi disebut “apersepsi”. Penggambaran yang
lebih intensif terfokus (terjadi karena pemusatan akal yang lebih intensif tadi), dalam ilmu
psikologi disebut “pengamatan”. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut
“konsep”. Penggambaran baru yang sering kali juga tidak realistis itu dalam ilmu psikologi
disebut “fantasi”. Penggambaran, apresiasi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan
unsur-unsur “pengetahuan”.
2.       Perasaan
Apresiasi seorang individu yang menggambarkan diri sendiri. Perasaan adalah suatu
keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai
keadaan positif atau negative. Suatu perasaan yang selalu bersifat subjektif karena adanya
unsur penilaian menimbulkan kehendak. Kehendak itu bisa juga positif atau bisa juga
negative. Suatu kehendak juga dapat menjadi sangat keras. Suatu keinginan dapat juga
menjadi lebih besar lagi. Suatu perasaan keras seperti itu biasanya disebut emosi.
3.       Dorongan Naluri
Kemauan yang sudah merupakan naluri pada setiap makhluk manusia disebut
dorongan (drive). Tujuh macam dorongan naluri, yaitu:
·         Dorongan untuk mempertahankan hidup
·         Dorongan seks
·         Dorongan untuk upaya mencari makanan
·         Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia
·         Dorongan untuk meniru tingkat laku sesamanya
·         Dorongan untuk berbakti
·         Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak

C.      Materi dari Unsur-unsur Kepribadian


A.F.C Wallace membuat suatu kerangka memuat 3 hal, yaitu:
1)      Beragam kebutuhan biologis diri sendiri, beragam kebutuhan dan dorongan psikologis dan
beragam kebutuhan dan dorongan baik biologis maupun psikologis.
2)      Beragam hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas diri sendiri, baik
aspek fisik maupun psikologi.
3)      Berbagai macam cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan, atau
mempergunakan beragam kebutuhan dari hal tersebut tadi.

D.      Macam-macam Kepribadian


1.       Macam-macam Kepribadian Individu
Satu macam materi yang menyebabkan satu tingkah laku berpola, yaitu suara
kebiasaan (habit) dan berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian
(personality). Pengetahuan, gagasan, dan konsep yang dianut oleh sebagian besar warga suatu
masyarakat, yang biasanya disebut adat istiadat (customs). Seluruh kompleks tingkah laku
umum berwujud pola-pola tindakanyang saling berkaitan itu disebut sistem sosial. Ilmu
antropologi mempelajari kepribadian yang ada pada sebagian besar warga masyarakat, yang
disebut kepribadian umum atau watak umum.
2.       Kepribadian Umum
Linton dan Kardiner mempertajam dengan konsep kepribadian umum timbul konsep
kepribadian dasar, yaitu semua unsur kepribadian yang dimiliki bersama oleh suatu bagian
besar dari warga masyarakatnya.
3.       Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur
Kepribadian Timur mempunyai pandangan hidup yang mementingkat kehidupan
kerohanian, mistik, pikiran prelogis, keramah-tamahan, dan kehidupan sosial. Kepribaddian
Barat mempunyai pandangan hidup yang mementingkat kehidupan material, pikiran logis,
hubungan berdasarkan asas guna, dan individualisme. Dalam sebuah karangannya berjudul
Psychological Homeostasis and Jen, Hsu menyatakan pendapatnya bahwa ilmu psikologi
yang dikembangkan di dalam masyarakat Negara-negara Eropa Barat. Hsu mengembangkan
suatu konsepsi bahwa alam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung
delapan daerah yang berwujud seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentrikal sekitar
diri pribadinya.
BAB IV
MASYARAKAT

A.      Kehidupan Berkelompok dan Definisi Masyarakat


1.       Kehidupan Berkelompok Dalam Alam Binatang
Dari mempelajari beberapa ciri yang dapat kita anggap ciri khas kehidupan berkelompok,
yaitu:
·         Pembagian kerja yang tetap antara berbagai macam subkesatuan dalam kelompok
·         Ketergantungan individu lain dalam kelompok sebagai akibat dari pembagian kerja
·         Kerjasama antarindividu yang disebabkan karena sifat ketergantungan
·         Komunikasi antarindividu yang diperlukan guna melaksanakan kerja sama
·         Diskriminasi yang diadakan antara individu-individu warga kelompok dan individu-individu
dari luarnya.
2.       Kehidupan Berkelompok Makhluk Manusia
Pola-pola tingkah laku manusia adalah hasil belajar, maka dengan mudah mengerti bahwa
pola-pola tindakan dapat berubah dengan lebih cepat daripada perubahan bentuk biologi.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam rentang waktu hidup beberapa generasi manusia
tidak sama cepatnya pada kelompok manusia satu dengan kelompok manusia lainnya.

B.      Berbagai Wujud Kelompok Manusia


Ragam tingkah laku manusia umumnya disbabkan kelompok-kelompok tempat manusia itu
bergaul dan berinteraksi. Wujud nyata dari kelompok manusia adalah kelompok-kelompok
yang besar terdiri dari banyak manusia.

C.      Unsur-unsur Masyarakat


1.       Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah ilmiah saling
berinteraksi. Adanya prasarana untuk berinteraksi menyebabkan warga dari suatu kelompok
manusia itu saling berinteraksi.
2.       Kategori Sosial
Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri atau suatu
kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu.
3.       Golongan sosial
Golongan sosial merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu.
4.       Kelompok dan Perkumpulan
Suatu kelompok merupakan suatu masyarakat karena memenuhi syarat-syaratnya: adanya
sistem interaksi, adanya adat-istiadat serta sistem norma, adanya kontinuitas, adanya rasa
identitas..
5.       Bagan Kelompok dan Perkumpulan
Perkumpulan dikelaskan berdasarkan prinsip guna dan keperluannya atau fungsinya.
Perkumpulan-perkumpulan itu misalnya perkumpulan dagang, suatu koperasi, suatu
perseroan, suatu perusahaan, dan sebagainya.
6.       Ikhtisar mengenai Beragam Wujud Kesatuan Manusia
Istilah masyarakat dipakai untuk menyebutkan dua wujud kesatuan manusia, yaitu komunitas
dan konsep kelompok.
7.       Interaksi Antarindividu dalam Masyarakat
Interaksi terjadi bila seorang individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa hingga
menimbulkan suatu respons atau reaksi dari individu-individu lain. Prosese interaksi, yaitu:
kontak dan komunikasi.

D.      Pranata Sosial


1.       Pranata
Sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat istiadat dan norma yang mengatur
tingkah laku itu. Dalam ilmu sosiologi dan antropologi disebut pranata dan dalam bahasa
inggris institution. Pranata adalah suatu sistem norma khusus menata suatu rangkaian
tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam
kehidupan masyarakat. Konsep pranata atau institution telah lama berkembang dan
dipergunakan dalam ilmu sosiologi. Sebaliknya dalam ilmu antropologi konsep pranata
kurang digunakan.
2.       Pranata dan Lembaga
Pranata adalah sistem norma atau aturan-aturan yang mengenai suatu aktivitas masyarakat
yang khusus. Lembaga institute adalah badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas
itu.
3.       Macam-macam Pranata
Menurut para sarjana semua pranata dikelaskan delapan golongan, yaitu :
·         Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan
·         Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mata pencarian hidup
·         Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan penerangan dan pendidikan manusia
·         Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia
·         Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam menghayati rasa keindahan
·         Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk berhubungan dengan dan
berbakti kepada Tuhan
·         Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mengatur dan mengelola
keseimbangan kekuasaan
·         Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup manusia
4.       Pranata, Kedudukan, dan Pranata Sosial
Tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu disebut dengan suatu
istilah, yaitu peranan sosial. Dalam masyarakat ada dua macam kedudukan, yaitu: Golongan
ascribed status (kedudukan yang dapat diperoleh dengan sendirinya), dan Golongan achieved
status (kedudukan yang hanya dapat diperoleh dengan usaha).

E.       Integrasi Masyarakat


1.       Struktur Sosial
·       Perumusan dari berbagai macam susunan hubungan antara individu dalam masyarakat
·    Struktur sosial dengan sekejap pandangan dan harus diabstraksikan secara individu dan dari
kenyataan kehidupan masyarakat yang konkret
·       Struktur sosial memang berlangsung terus mengikuti prinsip
·      Dengan struktur sosial seorang peneliti dapat menyelami latar belakang seluruh kehidupan
suatu masyarakat
·   Untuk mempelajari struktur sosial suatu masyarakat diperlukan suatu penelitian di lapangan
·         Struktur sosial dapat dipakai sebagai criterium untuk menentukan batas-batas dari suatu
masyarakat tertentu.
2.       Analisis Struktur Sosial
Metode yang paling umum adalah mencari kerangka itu dari kehidupan kekerabatan. Meneliti
sistem kekerabatan dalam suatu masyarakat serupa itu dapat member pengertian mengenai
banyak kelompok dan pranata sosial.

Anda mungkin juga menyukai