Anda di halaman 1dari 7

Sosiologi

I. Bab 1 – Pengantar Sosiologi


A. Sejarah Sosiologi
1. Sejarah Perkembangan Sosiologi di Eropa dan Amerika
a. Brigette Berger dan Peter L. Berger
Menurutnya, sosiologi berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri
karena adanya ancaman terhadap tatanan sosial yang selama ini
dianggap seharusnya diterima saja (threats to the taken-for-granted world).
b. L. Laeyendecker
Mengidentifikasi ancaman terhadap tatanan sosial tersebut meliputi
Revolusi Industri dan Revolusi Prancis, kapitalisme pada akhir abad
ke-15, perubahan di bidang sosial dan politik, perubahan akibat Reformasi
Gereja yang dicetuskan Martin Luther, meningkatnya individualisme,
lahirnya ilmu pengetahuan modern, dan berkembangnya kepercayaan
pada diri sendiri.
c. Anthony Giddens
Menyatakan latar belakang lahirnya sosiologi adalah serangkaian
perubahan besar yang disebabkan oleh dua revolusi yang terjadi di
Eropa pada abad ke 18 sampai abad ke 19. Kedua peristiwa ini secara
permanen mengubah cara hidup manusia yang sudah berlangsung selama
beribu-ribu tahun.
d. Auguste Comte (1798-1857)
Orang pertama yang mengembangkan ilmu sosiologi, disebut juga sebagai
Bapak Sosiologi. Ia menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang
gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah.
Ia mengusulkan studi sosiologi dalam dua bagian utama, yakni statika
sosial dan dinamika sosial.
e. Herbert Spencer (1820-1903)
Istilah sosiologi dipopulerkan oleh Spencer. Ia mengembangkan sistem
penelitian tentang masyarakat, menerapkan teori evolusi organik pada
masyarakat, mengembangkan teori besar tentang evolusi sosial. Spencer
melihat masyarakat sebagai sebuah sistem yang tersusun atas
bagian-bagian yang saling bergantung seperti suatu organisme.
f. Émile Durkheim (1858-1917)
Menyatakan bahwa sosiologi memiliki objek kajian yang jelas, yaitu fakta
sosial. Durkheim mengemukakan konsep bebas nilai (value free), yaitu
seorang sosiolog dalam melakukan penelitian perlu melakukan
batasan antara objek yang diteliti dan peneliti.
g. Max Weber (1864-1920)
Weber berpendapat bahwa ide dan nilai merupakan faktor yang sama
pentingnya dengan ekonomi dalam perubahan sosial. Menurutnya,
motivasi dan ide-ide manusia merupakan pendorong terjadinya perubahan.
Ia juga berpendapat bahwa struktur dalam masyarakat terbentuk dari
serangkaian tindakan yang saling mempengaruhi.
h. Talcott Parsons
Parsons dikenal dengan teorinya tentang mekanisme masyarakat dan
prinsip organisasi yang melatarbelakangi struktur sosial. Ia juga
mengembangkan analisis fungsional, mengkaji fungsi struktur dalam
memecahkan masalah.
2. Sejarah Perkembangan Sosiologi di Indonesia
a. Sri Paduka Mangkunegoro IV
Memasukkan unsur tata hubungan manusia pada berbagai golongan
dalam ajaran Wulang Reh.
b. Ki Hadjar Dewantara
Mempraktikkan konsep-konsep penting sosiologi, seperti
kepemimpinan dan kekeluargaan, dalam proses pendidikan di Taman
Siswa.
c. Pada masa sebelum Perang Dunia II, secara formal, Sekolah Tinggi
Hukum di Jakarta, satu-satunya lembaga perguruan tinggi
mengajarkan mata kuliah sosiologi sebagai pelengkap mata kuliah ilmu
hukum.
d. Soenario Kolopaking
Orang pertama yang memberikan kuliah sosiologi dalam bahasa
Indonesia pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta.
e. Djody Gondokusumo
Menulis buku sosiologi pertama dalam bahasa Indonesia pada 1946.
f. Selo Soemardjan
Mengajar dan banyak menulis buku sosiologi di Indonesia, sehingga
dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia.
B. Sosiologi sebagai Ilmu Sosial
1. Pengertian sosiologi.
- Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat serta hubungan
sosial yang timbal balik.
- Definisi sosiologi menurut tokoh-tokoh lain adalah sebagai berikut.
Tokoh Definisi yang diberikan

Max Weber Sosiologi mempelajari tindakan-tindakan sosial.

Pitirim A. Sorokin Sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal


balik antara aneka macam gejala-gejala sosial.

William F. Ogbum & Sosiologi adalah ilmu tentang penelitian ilmiah terhadap
Meyer F. Nimkoff interaksi sosial dan hasilnya adalah organisasi sosial.

Anthony Giddens Sosiologi merupakan studi tentang kehidupan sosial


manusia, kelompok, dan masyarakat.
Soerjono Soekanto Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari
masyarakat secara keseluruhan dan
hubungan-hubungan antara orang-orang dalam
masyarakat.

Selo Soemardjan & Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial
Soelaiman Soemardi dan proses sosial, termasuk perubahan sosial.

Joseph Roucek dan Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan


Roland Warren antarmanusia.
2. Objek kajian sosiologi
a. Unsur-unsur masyarakat, antara lain sebagai berikut.
1) Hidup bersama dalam waktu yang lama.
2) Memiliki sistem komunikasi dan peraturan.
3) Manusia satu kesatuan.
4) Terdapat kebudayaan dan perasaan terikat.
b. Fokus studi sosiologi:
1) Hubungan antarindividu;
2) Hubungan antara individu dan kelompok;
3) Hubungan antarkelompok; dan
4) Proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut.
3. Sifat-sifat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan:
a. Empiris (sosiologi tidak spekulatif, menggunakan akal sehat, dan
berdasarkan hasil observasi),
b. Teoritis (sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi),
c. Kumulatif (teori dan konsep sosiologi akan selalu berkembang), dan
d. Nonetis (sosiologi menjelaskan fakta-fakta secara analitis tanpa mencari
baik atau buruknya suatu fakta).
4. Paradigma utama sosiologi, yaitu:
a. Paradigma fakta sosial
Hal-hal yang terjadi dalam masyarakat, baik yang berwujud nyata maupun
yang tidak berwujud, seperti ide dan gagasan. Teori yang termasuk di
dalam paradigma ini: teori fungsionalisme struktural, teori konflik dan teori
sistem.
Contoh: Di sekolah terdapat aturan yang mengikat untuk guru dan siswa.
Kewajiban siswa adalah belajar, datang tepat waktu, mengikuti
pembelajaran dengan tertib. Kewajiban guru mengajar dan membimbing
siswa sampai lulus.
b. Paradigma definisi sosial
Akibat-akibat dari suatu aksi atau interaksi sosial. Teori yang termasuk di
dalam paradigma ini: teori tindakan sosial, teori interaksionisme, teori
fenomenologi dan eksistensialisme
Contoh: Seseorang aktif menggunakan media sosial untuk
memperlihatkan aktivitas supaya dilihat banyak orang.
c. Paradigma perilaku sosial
Akibat atau perubahan yang terjadi dari suatu perilaku individu, khususnya
penghargaan dan hukuman. Teori yang termasuk di dalam paradigma ini
adalah teori pertukaran.
Contoh: Sekolah memberikan penghargaan bagi peserta didik yang tidak
pernah melanggar tata tertib. Sekolah juga memberikan hukuman bagi
peserta didik yang melanggar tata tertib.
5. Fungsi sosiologi, yaitu:
a. Untuk pembangunan
Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada
tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun tahap penilaian pembangunan.
b. Untuk penelitian
Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah
sosial yang baik.
c. Untuk advokasi kebijakan
Sosiologi berfungsi sebagai basis data dan sumber berlangsungnya
advokasi (pembelaan) kebijakan dalam isu-isu publik.
6. Peran sosiolog, yaitu:
a. Sosiolog sebagai ahli riset
Berfokus pada pengumpulan dan penggunaan data dengan melakukan
riset ilmiah yang kemudian diolah menjadi karya ilmiah guna mengambil
keputusan untuk memecah masalah-masalah masyarakat.
b. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan
Sosiolog mengambil kebijakan/memprediksi untuk membantu
memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi.
c. Sosiolog sebagai praktisi
Sosiolog yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
masyarakat memberi saran dalam penyelesaian masalah dengan tetap
memperhatikan nilai-nilai budaya dan karakteristik kelompok.
d. Sosiolog sebagai guru atau pendidik
Sosiolog mengembangkan dan mengajarkan sosiologi sebagai ilmu di
berbagai bidang dengan memberikan contoh dalam masyarakat.
II. Bab 3 – Identitas Diri, Tindakan Sosial, dan Hubungan Sosial
A. Identitas Diri
1. Individu adalah makhluk yang otonom (berdiri sendiri), memiliki kebebasan
dalam menentukan pilihan dan bertanggung jawab atas pilihannya itu.
2. Identitas dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Identifikasi primer adalah identifikasi yang terbentuk pada awal
kehidupan, termasuk gender, ras, dan etnis.
b. Identifikasi sekunder adalah identitas yang dibentuk dari identitas primer
dan mencakup juga identitas yang terkait peran dan status sosial. Identitas
ini dapat berubah seiring dengan perubahan peran dan status seseorang.
B. Tindakan Sosial
1. Tindakan sosial adalah tindakan yang bersifat subjektif yang dapat
mempengaruhi orang lain dan dipengaruhi orang lain. Tindakan manusia muncul
karena luapan emosi yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Tindakan positif: tindakan yang memberikan keuntungan.
Contoh: saling menghormati, bersaing secara sehat.
b. Tindakan negatif: tindakan yang memberikan kerugian.
Contoh: memfitnah, menghujat, dan meneror.
2. Kebutuhan manusia antara lain adalah sebagai berikut.
a. Primer
Kebutuhan yang harus dipenuhi manusia untuk bertahan hidup, seperti
kebutuhan pangan, sandang, papan, dan istirahat.
b. Sekunder
Kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuh primer terpenuhi, seperti
pendidikan, komunikasi, kendaraan.
c. Integratif
Kebutuhan yang muncul karena setiap individu harus memerhatikan
keberadaan individu lainnya, seperti adanya prinsip benar atau salah.
3. Tindakan manusia merupakan implementasi (penerapan) dari ciri kebudayaan
yang dianutnya berarti bahwa tindakan manusia merupakan penerapan dan
cerminan dari kebudayaan, adat, kebiasaan, dan pengaruh dari lingkungan
tempat ia bertumbuh.
4. Menurut Max Weber, tindakan sosial dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu
sebagai berikut.
a. Tindakan sosial tradisional
Tindakan dari suatu kebiasaan, tradisi, dan adat istiadat. Contoh: memberi
atau menerima sesuatu menggunakan tangan kanan.
b. Tindakan sosial afektif
Tindakan yang dilakukan berdasar perasaan atau emosi dengan spontan
atau tanpa pertimbangan sebelumnya. Contoh: meluapkan kegembiraan
dengan berteriak, menangis saat mendengar kabar duka.
c. Tindakan sosial rasional instrumental
Tindakan yang sudah direncanakan dan dipikirkan tujuan dan akibatnya.
Contoh: Agus belajar sejarah agar ulangannya mendapat nilai tinggi
d. Tindakan sosial rasional berorientasi nilai
Tindakan yang dipengaruhi prinsip moral atau etika dalam masyarakat.
Contoh: Rudi berdoa sebelum ujian untuk meminta berkat kepada Tuhan.
C. Hubungan Sosial
1. Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik, baik antarindividu,
individu-kelompok, maupun antarkelompok yang saling memengaruhi.
2. Faktor-faktor pendorong interaksi sosial, yaitu:
a. Imitasi
Tindakan meniru orang lain melalui gaya bicara, tingkah laku, adat,
kebiasaan, pola pikir yang dimiliki oleh orang lain. Contoh: seorang anak
meniru ibunya yang sedang mengepel.
b. Sugesti
Pengaruh atau pandangan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain
sehingga terjadi proses saling mempengaruhi. Contoh: seorang mentor
yang berwibawa memberi pengaruh kuat terhadap orang sekitarnya.
c. Identifikasi
Kecenderungan seseorang untuk meniru orang lain secara keseluruhan.
Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi. Contoh: seorang
penggemar meniru.
d. Simpati
Kondisi seseorang yang dapat menerapkan dirinya dalam keadaan orang
lain. Contoh: Aldi merasa sedih melihat Turi bersedih juga.
e. Empati
Simpati yang mendalam sehingga dapat mempengaruhi kondisi fisik dan
jiwa seseorang. Contoh: ibu yang merasa sakit melihat anaknya yang sakit.
3. Bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu:
a. Proses asosiatif
Proses yang bersifat menyatukan.
1) Kerja sama
Usaha bersama antarindividu atau kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
2) Akomodasi
Usaha-usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan pertentangan
tanpa menghancurkan lawan agar tercipta keseimbangan.
3) Asimilasi
Kebudayaan yang bercampur sehingga terbentuk budaya baru,
namun corak kebudayaan lamanya ikut hilang.
4) Akulturasi
Kebudayaan yang bercampur sehingga terbentuk budaya baru,
namun corak kebudayaan lamanya masih ada.
b. Proses akomodasi
Proses untuk mencapai kestabilan yang bersifat menjauhkan.
1) Persaingan
Tidak menimbulkan perpecahan dan kekerasan.
Contoh: lomba, kompetisi dalam kelas, pertandingan.
2) Kontravensi
Bentuk proses sosial antara persaingan dan pertentangan, bertujuan
untuk menunjukkan rasa ketidakpuasan.
Contoh: demonstrasi tanpa kekerasan.
3) Pertentangan / konflik
Perjuangan individu atau kelompok untuk memenuhi tujuannya
dengan menggunakan kekerasan dan perkelahian.
4.
a.

Anda mungkin juga menyukai