Anda di halaman 1dari 7

Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi

Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu
telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono
Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:

 Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi
(menduga-duga).
 Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan,
dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan
bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
 Kumulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas
sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
 Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah
tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.

OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI


Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek.

 Objek Material

Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara
manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.

 Objek Formal

Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat.
Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses
yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

 Objek budaya

Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.

 Objek Agama

Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat,
dan banyak juga hal-hal ataupun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.

Contoh :
 TOKOH TOKOH SOSIOLOGI DAN TEORINYA

1. Auguste Comte (1789-1857)


Auguste Comte, seorang Prancis, merupakan bapak sosiologi yang pertama-
tama member nama pada ilmu tersebut (socius dan logos). Dia mempunyai
anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social statistic dan
social dynamic. Sebagai social statistic, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang
mempelajari hubungan timbale balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Sebagai social dynamic, meneropong bagaimana lembaga-lembaga itu
berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa. Menurut Comte,
masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan
pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara pelbagai masyarakat yang
berlainan. Hasil karya Comte yang terutama adalah :

1. The Scientific Labors Necerssary for Reorganization of Society (1822);


2. The Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840);
3. Subjective Synthesis (1820-1903).

2. Herbert Spencer (1820-1903)

Dalam bukunya The Principles of Sociology ( 3 jilid, 1877), Spencer


menguraikan materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Dia mengatakan
bahwa objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik,agama,pengendalian
social dan industry. Dia juga menekankan bahwa sosiologi harus menyoroti
hubungan timbale balik antara unsure-unsur masyarakat seprti pengaruh norma-
norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga polotik dan lembaga
keagamaan. Hasil karya yang terkenal lainnya :

1. Social Statistic (1850);


2. Principles of Psychology (1955);
3. Principles of Biologis (2 jilid, 1864 dan 1961)
4. Principles of Ethics (1893)

3. Emile Durkheim (1858-1917)


Menurut Emile Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam
masyarakat dan proses-proses social. Dalam majalah sosiologi, ia
mengklasifikasikan pembagian sosiologi atas tujuh seksi, yaitu:

1. Sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia.


2. Sosiologi agama
3. Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi social,
perkawinan dan keluarga.
4. Sosiologi tentang kejahatan
5. Sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja
6. Demografi yang mencakup masyarakat pedesaan dan perkotaan
7. Sosiologi estetikaHasil karyanya yang terkemuka :

1. The Social Division of Labor (1893)


2. The Rules of Sociological Method (1895)
3. The Elementary Forms of Religious (1912)

4. Max Webber(1864-1920)

Max Webber, seorang Jerman, berusaha memberikan pengertian mengenai


perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi
social. Max juga terkenal dengan teori ideal typus, yaitu merupakan suatu
konstruksi dalam pikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai alat
untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat. Karya yang ditulisnya
antara lain :

1. The History of Trading Companies During the Moddle Ages (disertasi,1889)


2. Economy and Society (1920)
3. Collected Essays on Sociology of Region (3 jilid, 1921)
4. Collected Essays on Sociology and Social Problems (1924)
5. From Max Webber : Essays in Sociology (1946)
6. The Theori of Social and Economic Organization (1947)
7. Alex Webber on The Methodology of Social Sciences (1949)

5. Charles Horton Cooley (1864-1929)

Seorang Amerika, Charles Horton Cooley, mengembangkan konsepsi mengenai


hubungan timbale balik dan hubungan yang tidak terpisah antara individu
dengan masyarakat. Coooley dalam mengemukakan teorinya terpengaruh aliran
romantic yang mengidamkan kehidupan bersama, rukun, damai, sebagaimana
dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang masih bersahaja. Hasil-hasil
karyanya :
1. Human Nature and Social Order (3 jilid,1902)
2. Social Organization (1909)
3. Social Process (1918)

Pendukung Ilmu Sosiologi


A. Metode
Sosiologi menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari gejala alamiah, khususnya gejala masyarakat.
Seorjono Soekanto mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat 2 jenis metode yang digunakan dalam
sosiologi yaitu :
1. Metode Kualitatif
Mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran
matematis, meskipun kejadian-kejadian itu nyata dalam masyarakat. Metode yang termasuk dalam
metode kualitatif adalah:
a. Metode Historis
b. Metode Komparatif
c. Metode Study Kasus
2. Metode Kuantitatif
Penelitian mengutamakan bahan-bahan keterangan atau data dengan angka-angka sehingga gejala yang
akan diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, table, dan formula. Termasuk di dalamnya
metode statistic.
Di samping metode di atas ada beberapa metode lain yaitu:
1. Metode Deduktif
2. Metode Induktif
3. Metode Empiris
4. Metode Rasional
5. Metode Fungsional
B. Perspektif Sosiologi
Untuk mempelajari sesuatu sebaiknya dimulai dengan membuat asumsi tentang sifat objek yang akan
dipelajari. Asumsi-asumsi ini disebut perspektif atau paradigma. Terdapat berbagai perspektif dalam
sosiologi:
1. Perspektif Evolusionis
2. Perspektif Interaksionis
3. Perspektif Fungsionalis
4. Perspektif Konflik.
C. Peran Teori Dalam Sosiologi
Teori merupakan hubungan antar fakta atau pengaturan fakta menurut cara tertentu. Teori adalah suatu
pernyataan yang menghubungkan antara 2 variabel atau lebih yang telah diuji kebenarannya. Teori
mempunyai peran sbb:
1. Rangkuman atau ikhtiar yang telah diketahui atau diuji kebenarannya.
2. Memberikan petunjuk terhadap kekurangan seseorang yang memperdalam pengetahuan di bidang
sosiologi.
3. Berguna untuk lebih mempertajam fakta yang dipelajari oleh sosiologi.
4. Berguna mengembangkan sistem klasifikasi fakta dan membina struktur konsep yang penting untuk
penelitian.
5. Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan untuk mengadakan proyeksi sosial.
D. Peran sosiologi dalam fenomena sosial budaya
1. Mengidentifikasikan fenomena budaya di masyarakat.
2. Menghadapi fenomena budaya di masyarakat.

“ SOSIOLOGI”

Kelompok :
1. Dwi Handika H.
2. Ivan Al Farizi
3. Riska Sagita
4. Yeni Puspita S.
5. Intan Mayasari
DINAS PENDIDIKAN BUDAYA PEMNDA DAN
OLAHRAGA
KABUPATEN TEBO
TAHUN AJARAN 2013/2014

Anda mungkin juga menyukai