Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FUNGSI SOSIOLOGI
UNTUK MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT

O
L
E
H
ALDILA AWWANIS
L. AMIR SIBIAN

SMA NEGERI 1 JONGGAT


2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Mahkluk Sosial


B. Objek Kajian Sosiologi
C. Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial
D. Realitas Sosial Sebagai Objek Kajian Sosiologi
E. Fungsi Sosiologi Untuk Mengenali Gejala Sosial Di Masyarakat
F. Kehidupan Sosial Sebagai Objektivitas
G. Konsep – Konsep Realitas Sosial Budaya
H. Gejala Sosial

BAB II PENUTUP

KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lahirnya sosiologi dilatar belakangi oleh dua peristiwa besar, yaitu Revolusi Industri
(Inggris) dan Revolusi Sosial (Perancis), yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial
masyarakat Eropa Barat, sehingga terjadi kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa yang
ada. Istilah sosiologi sendiri digunakan pertama kali oleh Auguste Comte (1789-1857). Beberapa
sumbangannya antara lain:
Ia mengatakan bahwa ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan,
eksperimen, dan metode historis secara sistematis
Ia mengatakan, bahwa dalam menjelaskan gejala alam dan gejala sosial, manusia akan melewati
tiga jenjang. Yaitu jenjang teologi, jenjang metafisika, dan jenjang positif, yakni objek yang
dikaji harus berupa fakta dan kajian harus bermanfaat serta mengarah pada kepastian dan
kecermatan.
Ia mengatakan sosiologi merupakan ‘ratu’ ilmu sosial dan menempati peringkat teratas dalam
hierarki ilmu-ilmu.
Ia membagi sosiologi ke dalam dua bagian besar, yaitu statika sosial (social statics) serta
dinamika sosial (social dynamics).
Setelah itu istilah sosiologi dikembangkan oleh Karl Max (1818-1883) yang mengembangkan
konsep sejarah perjuangan kelas, yaitu lahirnya kelompok borjuis dan kelas proletar.
Kemudian muncul Herbert Spencer (1820-1903) ynag beranggapan bahwa objek sosiologi yang
pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industry. Termasuk pula asosiasi
masyarakat setempat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan, dan ilmu
pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan.
Selanjutnya ada Emile Durkheim (1858-1917) yang berpendapat bahwa sosiologi meneliti
lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial. Durkheim dan rekan-rekannya
mengklasifikasikan sosiologi menjadi tujuh bagian berdasarkan pokok bahasannya, yaitu
sosiologi umum, sosiologi agama, sosiologi hokum dan moral, sosiologi tentang kejahatan,
sosiologi ekonomi, sosiologi masyarakat, sosiologi estetika.
Menurut Max Weber (1864-1920) sendiri, sosiologi sebagai ilmu berusaha memberikan
pengertian adalah tentang aksi-aksi sosial. Weber menyebutkan pula bahwa sosiologi ialah ilmu
yang berupaya memahami ‘tindakan sosial’.

Salah satu teori peran yang dikaitkan dengan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead yang
menguraikan tahap pengembangan diri (self) manusia, yang berlangsung melalui beberapa tahap,
yaitu tahap paly stage, tahap game stage, dan tahap generalized other.
Sampai sekarang, pemikiran-pemikiran para tokoh sosiologi tersebut masih digunakna dan
dikembangkan. Di Indonesia, sosiologi hadir pada tahun 1950-an. Tokoh-tokoh sosiologi di
Indonesia antara lain; Selo Soemardjan, Soelaeman Soemardi, dan Hasan Shadily.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Fungsi Sosiologi Untuk Mengenali Gejala Sosial Di Masyarakat ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAHKLUK


SOSIAL
Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau sebagai diri
pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna
oleh Tuhan Yang Maha Esa. Setiap insan yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang
berbeda atau menjadi dirinya sendiri, sekalipun sanak kembar. Itulah uniknya manusia. Karena
dengan adanya individulitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita,
kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda. Kesanggupan untuk memikul tanggung
jawab sendiri merupakan ciri yang sangat essensial dari adanya individualitas pada diri
setiap insan. Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk social
karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan symbol
untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial. Manisfestasi manusia sebagai
makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia
yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.

B. OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI


Definisi dari para ahli di atas menunjukkan betapa luas dan rumitnya masyarakat sebagai objek
kajian sosiologi. Berdasarkan batasannya, definisi sosiologi mempunyai ciri-ciri:
Sebagai ilmu yang mengkaji interaksi manusia dan manusia yang lain;
Dalam kelompok (seperti; keluarga, kelas sosial atau masyarakat); dan
Produk-produk yang timbul dari interaksi tersebut, seperti nilai, norma, serta kebiasaan-
kebiasaan yang dianut oleh kelompok atau masyarakat tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan, bahwa objek studi atau kajian sosiologi adalah
masyarakat, yakni hubungan antara manusia dan proses sebab-akibat yang timbul dari hubungan
masyarakat.
Ilmu sangat berbeda dengan pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan yang secara khusus
mempelajari tentang hal penyebab terjadinya sesuatu dan mengapa bisa terjadi. Ada beberapa
syarat ilmiah yang dapat disebut sebagai ilmu. Sifat yang ilmiah untuk syarat ilmu banyak
pengaruhnya dari ilmu-ilmu alam yang sudah ada terlebih dahulu.

Objektif. Objek kajian dari sebuah ilmu harus ada dari satu golongan masalah yang sama sifat
hakikatnya, terlihat dari luar maupun bentuknya dari dalamnya. Objeknya juga bersifat ada dan
harus diuji keberadaannya. Dalam hal mengkaji sebuah objek, yang dicari adalah kebenaran,
yakni penyesuaian antara tahu dengan objek, sehingga dapat disebut kebenaran objektif; bukan
subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.

Metodis. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang artinya: cara, jalan. Metodis
artinya metode tertentu yang dipakai dan biasanya merujuk kepada sebuah metode ilmiah. Usaha
yang telah dilakukan agar dapat meminimalisasi segala kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
dalam hal yang menyimpang dari hal mencari sebuah kebenaran. Resiko yang harus ditanggung
yakni untuk menjamin kepastian kebenaran. Sebuah ilmu pengetahuan harus mampu untuk
bertanggung jawab terhadap pengetahuan/ teori yang ada di dalamnya.

Sistematis. Di dalam pengalamannya mencoba menjelaskan dan mengetahui suatu objek, ilmu
harus terumus dan teruraikan di dalam hubungan yang masuk diakal (logis) dan teratur agar
terbentuk suatu sistem yang memiliki keutuhan, menyeluruh, terpadu dalam segi arti, dan dapat
memaparkan sebuah rangkaian sebab akibat menyangkut tentang objektifnya. Pengetahuan yang
dapat tersusun dengan sistematis merupakan rangkaian sebab akibat dari syarat ilmu yang ketiga.

Universal. Sebuah kebenaran yang akan dicapai yakni sebuah kebenaran yang universal yang
tidak bersifat tertentu (umum). Sebuah ilmu bukan hanya harus memenuhi unsur kebenaran,
melainkan juga harus bersifar universal. Maksudnya adalah sebuah ilmu pengetahuan harusnya
bisa berlaku dimana saja.
Contohnya adalah ilmu sosial, menyadari kadar ke-umum-an memiliki kandungan berbeda
dengan ilmu alam kerena objeknya adalah dari tindakan manusia. Oleh sebab itu agar mencapai
tingkat yang unversal didalam ilmu sosial, harus adanya konteks dan tertentu pula. Misal: Semua
segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.

Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji masyarakat, Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin
mengatakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang terikat oleh suatu tata
cara (sistem), kebiasaan, dan adat istiadat tertentu yang dianut oleh anggota-anggotanya.

Tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte (1798- 1857).
Pemikiran-pemikirannya yang mendalam tentang masyarakat telah menempatkan Auguste
Comte sebagai peletak dasar ilmu sosiologi
C. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU SOSIAL
Koentjaraningrat mengatakan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling
bergaul atau saling berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Sebagai ilmu, sosiologi didukung oleh beberapa hal yaitu:

Memiliki objek kajian


Memiliki metode ilmiah
Memiliki masyarakat ilmiah
Berdasarkan sifat dan hakikatnya sebagai ilmu, sosiologi memiliki beberapa karakteristik di
antaranya adalah sebagai berikut:

Tidak memiliki konsep maupun teori yang tetap dan pasti mengingat objek kajiannya adalah
masyarakat yang bersifat dinamis dan majemuk.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat kategoris, yakni terbatas dalam hal
mengkaji sesuatu yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, yakni memusatkan perhatiannya
terhadap gejala-gejala sosial yang bersifat universal.
Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi membatasi diri dari persoalan-persoalan yang
bersifat penilaian.
D. REALITAS SOSIAL SEBAGAI OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI
Masyarakat yaitu pekumpulan dari beberapa individu yang menduduki suatu wilayah tertentu
serta memiliki aspek-aspek kehidupan di dalamnya.
Interaksi sosial yaitu hubungan bolak balik antara individu satu dengan individu lain, individu
dengan kelompok, serta kelompok satu dengan kelompok lain.
Sosialisasi yaitu suatu proses dalam pergaulan individu dalam lingkungan masyarakat.
Nilai dan norma yaitu suatu hal yang dianggap baik dan benar yang diwujudkan dalam norma.
Organisasi sosial yaitu suatu perkumpulan sosial yang dibentuk oleh mesyarakat tertentu untuk
mencapai tujuan bersama.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat dimana akan memperngaruhi
kehidupan sosialnya.
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku sosial masyarakat baik
individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, serta individu dengan kelompok.
Realitas sosial merupakan suatu kenyataan atau fakta yang terjadi di dalam kehidupan
masyarakat.

Konsep-konsep ralitas sosial, yaitu:

Konsep keluarga

Konsep masyarakat

Kelompok sosial atau organisasi sosial

Komunitas sosial

Suku bangsa
Proses terjadinya realitas sosial, yaitu:

Eksternalisasi adalah proses dimana semua ide muncul dari pemikiran manusia.
Objektifikasi adalah proses dimana semua ide dipresepsikan dalam kenyataan.
Interalisasi adalah proses dimana kenyataan objek dimasukkan ke dalam diri manusia menjadi
suatu pengetahuan.
Contoh realitas social

E. FUNGSI SOSIOLOGI UNTUK MENGENALI GEJALA SOSIAL DI


MASYARAKAT
Application Letter
Bidang budaya, yaitu adanya keinginan para pemuda melestarikan kebudayaan daerahnya
dengan mempelajarinya dengan baik.
Bidang sosial, yaitu saat terjadi bencana alam di suatu daerah masyarakat berbondong-bondong
berupaya menolongnya dan memberikan bantuan
F. KEHIDUPAN SOSIAL SEBAGAI OBJEKTIVITAS
Realitas Objektif
Kehidupan manuasia yang dihadapi setiap hari merupakan suatu fakta, artinya masyarakat yang
dapat mempengaruhi dan mengubah bentuk perilaku manusia melalui suatu norma/aturan yang
sebenarnya mereka ciptakan sendiri. Hal ini membuktikan bahwa kehidupan manusia hanyalah
sebuah objek dan sasaran dari suatu aturan. Kehidupan manusia dalam masyarakat membentuk
kehidupan sosial yang lebih luas. Kehidupan sosial tersebut menjadi suatu objek dan dapat
dijelaskan melalui realitas objektif. Supaya kamu lebih memahami realitas objektif ini simak
dua contoh gambaran di bawah ini ya:

Sarana belajar berperan penting terhadap kemajuan belajar seorang siswa. Adanya kelengkapan
belajar yang memadai dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa.

Berdasarkan contoh dan gambaran di atas, siswa merupakan objek dari sarana belajar yang
diciptakan oleh manusia itu sendiri. Sarana belajar yang merupakan faktor eksternal
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam sudut pandang kehidupan objektif tidak
mempertimbangkan kemampuan dan motivasi seseorang secara pribadi. Hal tersebut
menjelaskan bahwa prestasi siswa dipengaruhi oleh sarana belajar, tanpa melihat usaha, minat
dan motivasi pribadinya. Realitas objektif dapat dikatakan sebagai pengetahuan manusia yang
bersifat umum (massal) yang mempunyai sifat memaksa di luar masing-masing individu.

Berdasarkan contoh di atas, realitas objektif (pengetahuan umum) adalah


diberlakukannya aturan jika rajin belajar, siswa dapat meningkat prestasinya. Namun, cara
pandang tersebut menjadi pertanyaan seperti apa sebenarnya wujud dari rajin belajar tersebut?
Realitas objektif tidak melihat karakter unik dari masing-masing individu, sehingga dapat
dikatakan bahwa rajin belajar (subjek) merupakan langkah nyata untuk meningkatkan presetasi
siswa (objek). Akan tetapi, ketika siswa menjadi subjek, pemahaman siswa terhadap prestasi dan
rajin belajar akan sangat beragam maknanya.
Realitas Subjektif
Ada banyak realitas yang tidak dapat dijelaskan hanya dari sisi objeknya saja, hal ini juga
berlaku pada kehidupan sosial. Kehidupan sosial manusia yang dihadapi sehari-hari dapat dilihat
dari sisi subjeknya atau dari sudut pandang pelaku supaya memiliki penjelasan yang lebih luas.
Subjek dalam hal ini bisa meliputi individu maupun institusi lainnya. Berikut adalah contohnya:

Rudi memiliki kebiasaan yang sedikit unik dari kebanyakan orang, ia belajar sambil
mendengarkan musik rock. Menurutnya, intensitas belajar yang sedikit tetapi rutin, ampuh untuk
mencapai prestasi yang diinginkan. Selain itu, menurut rudi prestasi bukan sekedar nilai dan
piala, tetapi juga kebermanfaatan untuk orang lain.

Berdasarkan contoh di atas, Rudi sebagai subjek mengungkapkan pendapatnya terhadap cara-
cara belajar yang umumnya di gunakan oleh sebagian orang. Rudi melakukan hal yang tidak
dilakukan oleh siswa pada umumnya. Rudi sebagai subjek mengubah pandangan masyarakat
tentang cara belajar dan pemahaman prestasi. Akan tetapi cara dan tindakan belajar Rudi sebagai
subjek tidak harus diterima di masyarakat dan mungkin hanya Rudi yang dapat melakukan hal
tersebut. Di lain sisi, pendapat dan pandangan Rudi sebagai subjek dapat memberikan pengaruh
kepada orang lain atau bahkan mengendalikan posisi objek.

Kehidupan Sosial Merupakan Proses Objektivikasi


Objektivikasi merupakan proses dari gagasan atau pendapat masing-masing individu yang
dikemukakan dengan cara berinteraksi dengan individu lain. Ketika gagasan atau pendapat dari
seseorang disepakati dan menjadi gagasan umum di masyarakat, maka saat itu realitas subjektif
berubah menjadi realitas objektif atau yang biasa disebut objektivikasi. Untuk memudahkan
kamu dalam memahami proses objektivikasi simak contoh berikit ini:

Alfredo merupakan peneliti yang tinggal di desa mayoritas nelayan. Selama proses penelitian,
dia mengungkapkan terjadinya penurunan penyu di laut akibat penangkapan besar oleh nelayan.
Karena kedekatannya dengan para nelayan, Alfredo sering sekali berkumpul dan mengobrol
dengan mereka. Ketika berkumpul, ia mengungkapkan gagasannya kepada nelayan untuk tidak
menangkap penyu. Hal tersebut langsung disepakati oleh nelayan, karena sebelumnya dari
mereka pun sudah sadar bahwa penangakapan penyu berakibat terhadap kepunahannya.
Akhirnya, seluruh nelayan secara bertahap tidak lagi menangkap penyu, secara adat pun sepakat
bahwa penangkapan penyu akan mendapatkan sanksi. Aturan yang telah dibuat dan disepakati
bersama disosialisasikan kepada pemuda-pemuda di desa tersebut yang nantinya akan berprofesi
sebagai nelayan.

Ilustrasi Proses Objektivikasi

Berdasarkan ilustrasi di atas, kehidupan sosial merupakan proses objektivikasi individu yang
selalu memiliki gagasan untuk menciptakan aturan dalam kehidupannya. Pengagas aturan pun
pada akhirnya akan terpengaruh oleh aturan yang dibuatnya sendiri. Kehidupan sosial merupakan
proses eksternalisasi, internalisasi, dan objektivikasi. Ketiga elemen ini bergerak secara
berkesinambungan, artinya kehidupan sosial merupakan proses yang saling mempengaruhi
antara objek dan subjek

G. KONSEP – KONSEP REALITAS SOSIAL BUDAYA


Berikut ini beberapa realitas sosial budaya yang terdapat di masyarakat.
1.Masyarakat
Adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama
dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial terntentu dalam waktu yang cukup
lama.Dari pengerti tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat merupakan organisasi manusia yang
selalu berhubungan dan memiliki unsur berikut:
Orang-orang dalam jumlah relatif besar yang saling berinteraksi,baik antara individu dengan
kelompok maupun atarkelompok.
Adanya kerja sama yang secara otomatis terjadi dalam setiap masyarakat,baik dalam skala
kecil(antarindividu) maupun dalam skala luas.
Berada dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat berlangsungan
suatu tata kehidupan bersam
Berlangsung dalam waktu relatif lama ,serta memiliki norma sosial tertentu yang menjadi
pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya.
2.Interaksi Sosial : Adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antarindividu,antara individu
dari kelompok dan antarkelompok.

3.Status dan Peran : Status adalah posisi seseorang dalam masyarakat yang merupakan aspek
masyarakat yang kurang lebih bersifat statis. Peran merupakan pola tindakan dari orang yang
memiliki status tertentu dan merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat dinamis.

4.Nilai : Nilai itu adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh anggota masyarakat
dan merupakan sesuatu yang diidam-idamkan.Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan
dan tata kelakuan.

5.Norma : Norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial,dibuat untuk melaksanakan nilai-
nilai yang ada dalam masyarakat yang telah dianggap baik dan benar.Ada empat macam norma
yang ada dalam masyarakat antara lain:
Norma agama,yaitu petunjuk hidup yang berupa perintah dan larangan agar manusia berada
dalam jalan yang diridhai Tuhan.
Norma adat,yaitu norma yang berkaitan dengan sistem penyelanggaraan hidup yang terjadi
secara berulang-ulang karena dibakukan dan diyakini.
Norma kesusilaan dan kesopanan,yaitu tuntutan perilaku yang harus dipatuhi oleh setiap warga
masyarakat.Norma ini memiliki substansi pokok mengenai penghargaan terhadap harkat dan
martabat orang lain.
Norma huku,yaitu norma masyarakat yang dibuat oleh lembaga-lembaga berwenang pidana.
6.Lembaga Sosial : Menurut Paul B.Horton dan Chester L Hunt,lembaga adalah sistem
hubungan sosial yang terorganisir dan mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umu tertentu dan
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.Lembaga merupaka satu sistem norma untuk mencapai
suatu tujuan yang oleh masyarakat dianggap penting
7.Sosialisasi : Sosialisasi merupakan proses individu belajar berinteraksi di tengah
masyarakat.Melalui proses sosialisasi ,seorang individu akan memperoleh pengetahuan,nilai-nila
dan norma-norma yang akan membekalinya dalam proses pergaulan.
8.Perilaku Menyimpang : Merupakan bentuk perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan
norma dan nilai yang berlaku.
9.Pengendalian Sosial : Setiap masyarakat menginginkan adanya suatu ketertiban agar tata
hubungan antarwarga masyarakat dapat berjalan secara tertib dan lancar,untuk kepentingan ini
masyarakat membuat norma sebagai pedoman yang pelaksanaannya memerlukan suatu bentuk
pengawasan dan pengendalian
10.Proses Sosial
Proses sosial merupakan proses interaksi dan komunikasi antarkomponen masyarakat dari waktu
ke waktu hingga mewujudkan suatu perubahan.Dlama suatu proses sosial terdapat komponen-
komponen yang saling terkait satu sama lain,yaitu:
Struktur sosial,yaitu susunan masyarakat secara komprehensif yang menyangkut individu ,tata
nilai,dan struktur budayanya.
Interaksi Sosial,yaitu keseluruhan jalinan antarwarga masyarakat.
Struktur alam lingkungan yang meliputi letak,bentang alam,iklim,flora dan fauna.Komponen isi
merupakan salah satu komponen yang turut mempengaruhi bagaimana jalannya proses sosial
dalam suatu masyarakat.
11.Perubahan Sosial Budaya : Adalah perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya
ketidaksesuaian di antara unsur-unsurnya sehingga memunculkan suatu corak sosial budaya baru
yang dianggap ideal.
12.Kebudayaan : Adalah semua hasil cipta,rasa dan karsa manusia dalam hidup
bermasyarakat.Dalam arti luas,kebudayaan merupakan segala sesuatu yang ada di muka bumi
yang keberadaannya diciptakan oleh manusia.Dibentuk oleh:
artefak,yaitu benda hasil karya manusia
sistem aktivitas,seperti berbagai jenis tarian,olahraga,kegiatan sosial,ritual
sistem ide atau gagasan,yaitu pola pikir yang ada di dalam pikiran manusia.

H. GEJALA SOSIAL
A. Pengertian Gejala Sosial
Gejala Sosial adalah masalah sosial yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku manusia
dalam kehidupan bermasyarakat. Gejala sosial juga dapat diartian sebagai fenomena sosial.
Munculnya fenomena sosial tersebut berawal dari adanya perubahan sosial. Perunahan sosisal
tidak bisa kita hindari namun kita perlu mengantisipasi. Pengertian gejala sosial juga dapat kita
artikan sebagai sebuah peristiwa yang sering terjadi pada lapisan masyarakat baik masyarakat
tradisional maupun masyarakat modern.
B. Faktor Penyebab Gejala Sosial
Faktor kultural, Faktor ini merupakan nilai yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan
masyarakat atau komunitas. Berikut beberapa contoh gejala sosial berdasarkan faktor kultural
diantaranya kemiskinan, kerja bakti, perilaku menyimpang dan lain sebagainya.
Faktor struktural, ini merupakan sebuah keadaan yang memengaruhi stuktur yang disusun oleh
pola tertentu. Faktor struktural bisa dilihat dari pola hubungan antar individu dan kelompokyang
terjalin dalam lingkungan masyarakat. Contoh gejala sosial yang dipengaruhi faktor struktural
diantaranya seperti penyuluhan sosial, interaksi antar individu dan lain sebagainnya.
C. Macam-Macam Gejala Sosial
Ekonomi, merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendapatan. Tingkat
pendapatan yang dimiliki individu bisa mengakibatkan gejala sosial dalam masyarakat. Dilihat
dari aspek ekonomi, gejala sosial sangat berkaitan dengan perekonomian masyarakat. Jika ada
seseorang yang kurang bisa mencukupi kebutuhan, maka akan terjadi beberapa gejala sosial di
lingkungannya. Dilihat dari segi ekonomi, gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat meliputi
kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan dan lain sebagainya.
Budaya, Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan sehingga sudah patutnya kita saling
menghormati budaya lain. Dengan adanya perbedaan kebudayaan jangan membuat persatuan
menjadi pecah. Tidak hanya di negara sendiri, perbedaan budaya dengan negara lain juga harus
dihormati. Keragaman budaya yang ada disekitar kita juga dap[at menyebabkantimbulnya gejala
sosial seperti tindakan peniruan budaya asing yang negatif, kenakalan remaja dan lain
sebagainya.
Lingkungan alam, Gejala sosial dalam lingkungan alam menyangkut aspek kesehatan. Seseorang
yang terserang penyakit bisa mengakibatkan gejala sosial dilingkungan sekitarnya. Contoh gejala
sosial yang dapat ditumbulkan diantaranya penyakit menular, pencemaran lingkungan dan lain
sebagainya.
Psikologis, Perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh aspek psikologi.
Jika seseorang mengalami gangguan kejiwaan dapat menyebabkan gejala sosial dalam
masyarakat seperti diorganisasi jiwa, aliran ajaran sesat dan lain sebagainya.
D. Contoh Gejala Sosial dalam Masyarakat
Kemiskinan, merupakan contoh gejala sosial yang sering dijumpai disekitar kita. Kemskinan
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut
yaitu individu atau kelompok orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum
hidupnya. Kemiskinan relatif yaitu individu atau kelompok orang yang mampu memenuhi
kebutuhan minimum hidupnya, akan tetapi dirinya masih merasa miskin jika dibandingkan
dengan orang lain atau kelompok lain. Kemiskinan bisa disebabkan tidak mampunya seseorang
dalam memenuhi kebutuhan primer. akan tetapu dalam sosiologi, salah satu faktor penyebab
kemiskinan ini yaitu karena lembaga kemasyarakatan dibidang ekonomi yang tidak berfungsi
dengan baik. Permasalahan ini dapat menyebar ke bidang lain seperti pendidikan, sosial, dan lain
sebagainya.
Masalah kependudukan, Indonesia merupakam negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang
padat. Penduduk merupakan sumber penting bagi pembangunan. Hal tersebut dikarenakan
penduduk menjadi subjek dan obyek pembangunan. Dengan adanya pembangunan maka dapat
meningkatkan kesejahteraan penduduk di suatu negara. Kesejahteraan penduduk akan
mengalami gangguan yang dipengaruhi oleh perubahan demografis yang sering sekali tidak
dirasakan. Masalah kependudukan bisa berupa kepadatan penduduk, pemerataan penduduk yang
tidak rata, ledakan penduduk dan lain sebagainya.
Masalah diatas perlu adanya penanggulangan, karena dapat memengaruhi tingkat kesejahteraan
penduduk. Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi permasalahan kependudukan yaitu:
 Melalui program keluarga berencana (KB)
 Transimigrasi
 Mengatur pertumbuhan jumlah penduduk
E. Dampak Gejala Sosial Di Masyarakat
Dampak positif, Gejala sosial yang ada dalam masyarakat harus disikapi dengan baik. Pabila kita
terbuka dan mengimbangi perubahan sosial busaya yang ada maka perubahan tersebut akan
memberikan dampak positif bagi kita. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kemajuan di bidang
ateknologi salah satunya teknologi komunikasi dengan alat komunikasi modern seperti
smartphone dan alat komunikasi modern lainnya yang membuat kita dapat berinteraksi jarak jauh
tanpa harus bertemu secara langsung.
Dampak negatif, Seseorang yang tidak bisa menerima perubahan akan mengalami keguncangan
culture shock. Ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi gejala
sosial akan membawnya ke arah perilaku menyimpang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sosiologi secara umum berfokus pada studi tentang perilaku manusia dalam masyarakat. Namun
demikian, para sosiolog umumnya memiliki pendekatan yang berbeda-beda dalam melihat objek
sosiologi. Ada sosiolog yang mungkin lebih tertarik untuk mengupas tentang perilaku menyimpang
pada manusia (sosiologi criminal), ada juga yang mungkin lebih tertarik mengupas tentang aspek
politik dari kehidupan sosial masyarakat (sosiologi politik). Ketertarikan yang berbeda-beda tersebut
menumbuhkan berbagai spesialisasi dan subilmu dalam sosiologi.

Sosiologi mengenal dua macam metode ilmiah yaitu metode kualitatif (dipakai apabila subjek
penelitian tidak dapat diukur) dan metode kuantitatif (mengutamakan keterangan berdasarkan angka-
angka atau gejala-gejala yang diukur dengan skala, indeks, table, atau uji statistic).

Sebagai suatu ilmu, sosiologi mempunyai fungsi dan peran sebagai berikut:

Fungsi atau kegunaan sosiologi

1. Untuk pembangunan. Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan.

2. Untuk penelitian Sosial. Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian
masalah sosial yang baik.

3. Sosiologi sebagai solusi masalah sosial. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
masyarakkat yaitu dalam berhubungan sosila, sehingga sosiologi juga berperan dalam solusi
masalah sosial yang ada di masyarakat.

4. Bahan pembuat keputusan, yaitu keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial.

Peran Sosiologi
1. Sosiolog sebagai ahli riset. Para sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah mencari
data kehidupan sosial masyarakat.

2. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan. Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan


pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi.
3. Sosiolog sebagai praktisi. Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan masyarakat.

4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik

Anda mungkin juga menyukai