DISUSUN OLEH :
1. RABIATUN SALMIAH
2. SURIANI
3. LALU MARTA HADRIANSYAH
4. GILANG RAMDANI
5. MUHAMMAD AZMI PURNAMA
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat izin dan petunjuk-Nya kami
bisa menyelesaikan tugas ini, serta sholawat dan salam kami hadiahkan untuk Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke zaman yang berilmu pengetahuan
seperti yang kita rasakan saat ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Guru yang telah memberikan tugas
penyusunan makalah ini dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Sesuai dengan materi yang diberikan, kami berharap bisa membantu teman-
teman semua dalam memahami materi.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, untuk itu kami sangat berharap kepada Bapak Guru dan juga teman-teman semua
agar dapat memberikan kritik maupun saran dan juga masukan untuk kami demi kebaikan
makalah selanjutnya dan bisa bermanfaat bagi kita semua.
Atas kritikan dan masukannya, kami terlebih dahulu mengucapkan banyak terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Sosiologi adalah suatu studi ilmiah tentang kehidupan sosial manusia. Sosiologi mempelajari
gejala-gejala sosial dalam masyarakat. Realitas sosial ialah kenyataan yang dapat kita lihat dalam
kehidupan manusia yang terwujud sebagai hasil hubungan yang terjalin di antara sesama manusia
Untuk dapat melihat realitas sosial manusia, berikut ini akan diuraikan satu per satu bentuk kesatuan
manusia.
Pada hakekatnya, manusia diciptakan Tuhan saling berpasang-pasangan dalam hal ini
menunjukan bahwa Manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Bangsa ini pun sangat
menjunjung tinggi makna kebersamaan / gotong royong dalam bermasayarakat. Akan tetapi seiring
berkembangnya peradaban kehidupan, Manusia sudah lagi tidak memperduliakan lingkungan
sekitarnya. Keegoisan telah merasuk dalam diri masyarkat dewasa ini. Hal ini mungkin terjadi karena
faktor ekonomi yang terjadi di Negara ini dan juga struktur sosial yang kacau. Karena Struktur sosial
yang gagal akan menyebabkan terjadinya konflik dalam negara. Maka dari itu perlu adanya
pembekalan ilmu agama dan sosial agar dapat menanggulangi struktur yang gagal tadi.
Karena bila kita perhatikan dan ditelaah ketika seseorang telah banyak belajar dan
memperoleh ilmu serta wawasan yang luas, maka ilmu itu sendiri yang akan merubah suatu pola
tingkah laku seseorang itu. Sebagai contoh ketika saya dalam perjalanan dan ternyata saya kehabisan
bahan bakar, saya tidak menyangka kalau ada seseorang yang menawarkan bantuannya pada saya
agar menggunakan bahan bakar milik motornya, Kesadaran sosila seperti inilah yang sekarang sangat
jarang ditemukan di tengah masyarakat kita ini.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Kemiskinan
Peter Berger dan Thomas Luckman dalam buku mereka yang berjudul The Social
Construction of Reality, mengemukakan bahwa realitas adalah kualitas yang berkaitan
dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat
dienyahkan). Berger dan Luckman melihat bahwa realitas sosial memiliki dimensi
obyektif dan subyektif. Dimensi obyektif dilihat dari adanya lembaga atau pranata sosial
beserta nilai dan norma yang menunjukkan bahwa masyarakat cenderung menginginkan
keteraturan. Karena itu, masyarakat cenderung mewariskan nilai atau norma kepada
generasi berikutnya melalui proses internalisasi (sosialisasi). Namun demikian, manusia
tidak harus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya. Manusia memiliki peluang untuk
melakukan interpretasi berbeda atas realitas yang diperolehnya melalui sosialisasi
(sosialisasi tidak sempurna) yang dilihatnya sebagai cermin dunia obyektifnya.
Interpretasi yang berbeda ini secara kolektif akan membentuk sebuah realitas baru.
Berger menyebut proses ini sebagai eksternalisasi.
Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan masalah sosial atau tidak, para
ahli sosiologi menggunakan beberapa dasar sebagai ukuran, yaitu sebagai berikut.
1. Kriteria Umum
Masalah sosial terjadi karena ada perbedaan antara nilai-nilai dalam suatu masyarakat
dengan kondisi nyata kehidupan. Artinya, ada ketidakcocokan antara anggapan
masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dan kenyataan sebenarnya. Kriteria
umum masalah sosial pun berbeda di setiap masyarakat. Hal ini tergantung pada nilai-
nilai yang mereka anut. Contohnya, di Indonesia "kumpul kebo" dilihat sebagai
sebuah masalah, tetapi tidak demikian di Amerika. 2. Sumber Masalah Sosial
Kehidupan manuasia yang dihadapi setiap hari merupakan suatu fakta, artinya masyarakat
yang dapat mempengaruhi dan mengubah bentuk perilaku manusia melalui suatu
norma/aturan yang sebenarnya mereka ciptakan sendiri. Hal ini membuktikan bahwa
kehidupan manusia hanyalah sebuah objek dan sasaran dari suatu aturan. Kehidupan
manusia dalam masyarakat membentuk kehidupan sosial yang lebih luas. Kehidupan
sosial tersebut menjadi suatu objek dan dapat dijelaskan melalui realitas objektif. Supaya
kamu lebih memahami realitas objektif ini simak dua contoh gambaran di bawah ini ya:
1. Sarana belajar berperan penting terhadap kemajuan belajar seorang siswa. Adanya
kelengkapan belajar yang memadai dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang
dicapai siswa.
Berdasarkan contoh dan gambaran di atas, siswa merupakan objek dari sarana belajar
yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Sarana belajar yang merupakan faktor eksternal
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam sudut pandang kehidupan objektif tidak
mempertimbangkan kemampuan dan motivasi seseorang secara pribadi. Hal tersebut
menjelaskan bahwa prestasi siswa dipengaruhi oleh sarana belajar, tanpa melihat usaha,
minat dan motivasi pribadinya. Realitas objektif dapat dikatakan sebagai
pengetahuan manusia yang bersifat umum (massal) yang mempunyai sifat memaksa
di luar masing-masing individu.
2. Realitas Subjektif
Ada banyak realitas yang tidak dapat dijelaskan hanya dari sisi objeknya saja, hal ini
juga berlaku pada kehidupan sosial. Kehidupan sosial manusia yang dihadapi sehari-
hari dapat dilihat dari sisi subjeknya atau dari sudut pandang pelaku supaya memiliki
penjelasan yang lebih luas. Subjek dalam hal ini bisa meliputi individu maupun
institusi lainnya. Agar lebih jelasnya simak contoh di bawah ini ya:
Rudi memiliki kebiasaan yang sedikit unik dari kebanyakan orang, ia belajar
sambil mendengarkan musik rock. Menurutnya, intensitas belajar yang sedikit
tetapi rutin, ampuh untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Selain itu, menurut
rudi prestasi bukan sekedar nilai dan piala, tetapi juga kebermanfaatan untuk
orang lain.
Berdasarkan contoh di atas, Rudi sebagai subjek mengungkapkan pendapatnya
terhadap cara-cara belajar yang umumnya di gunakan oleh sebagian orang. Rudi
melakukan hal yang tidak dilakukan oleh siswa pada umumnya. Rudi sebagai subjek
mengubah pandangan masyarakat tentang cara belajar dan pemahaman prestasi. Akan
tetapi cara dan tindakan belajar Rudi sebagai subjek tidak harus diterima di
masyarakat dan mungkin hanya Rudi yang dapat melakukan hal tersebut. Di lain sisi,
pendapat dan pandangan Rudi sebagai subjek dapat memberikan pengaruh kepada
orang lain atau bahkan mengendalikan posisi objek.
Berdasarkan ilustrasi di atas, kehidupan sosial merupakan proses objektivikasi
individu yang selalu memiliki gagasan untuk menciptakan aturan dalam
kehidupannya. Pengagas aturan pun pada akhirnya akan terpengaruh oleh aturan
yang dibuatnya sendiri. Kehidupan sosial merupakan proses eksternalisasi,
internalisasi, dan objektivikasi. Ketiga elemen ini bergerak secara
berkesinambungan, artinya kehidupan sosial merupakan proses yang saling
mempengaruhi antara objek dan subjek.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Realitas sosial ialah kenyataan yang dapat kita lihat dalam kehidupan manusia yang
terwujud sebagai hasil hubungan yang terjalin di antara sesama manusia Untuk dapat
melihat realitas sosial manusia, berikut ini akan diuraikan satu per satu bentuk kesatuan
manusia.
Konsep-konsep realitas sosial yang dipelajari oleh sosiologi adalah:
1. Keluarga
2. Masyarakat
3. Komunitas
4. Perkumpulan /Asosiasi
Konstruksi Sosial
Istilah konstruksi sosial atas realitas (Social Construction of Reality), menjadi
terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui bukunya
yang berjudul “The Sosial Construction of Reality, A Treatise in the Sociological of
Knowledge” (1996). Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya,
yang mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan
dialami bersama secara subyektif.
Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality) didefinisikan
sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu menciptakan secara
terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, mungkin banyak kesalahan
disana-sini, seperti pembahasan yang kurang lengkap, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang mendukung agar penulisan makalah untuk kedepan lebih baik dan
lengkap. Selain hendaknya kita mempelajari lebih dalam lai tentang materi realitas sosial
dan kontruksi sosial ini.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. 1990. ”Sosiologi Suatu Pengantar”. Raja Grafindo Persada, Jakarta.