Anda di halaman 1dari 11

Perubahan Sosial

A. Hakekat Perubahan Sosial


Setiap manusia melakukan perubahan-perubahan selama hidupnya.
Perubahan-perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan yang menarik
perhatian atau dapat pula tidak. Bahkan, beberapa perubahan dalam
masyarakat terjadi begitu saja tanpa kita sadari, tetapi berlangsung secara
terus menerus. Oleh sebab itu, perubahan sosial merupakan gejala yang
melekat pada setiap masyarakat karena mengingat manusia memiliki
kebutuhan yang tidak terbatas.

B. Pengertian Perubahan Sosial


Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat ketidak
sesuaian diantara unsur-unsur sosial yang saling berbeda sehingga terjadi
keadaan yang tidak serasi fungsinya.

Berikut adalah beberapa definisi tentang perubahan sosial yang


dikemukakan oleh para ahli sosiologi :

1. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin (dalam buku


Cultural Sosiology)

Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup


yang diterima, akibat adanya perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun
karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.

2.Samuel Koenig (Soerjono Soekanto:2009)

Perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi-


modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Modifikasi tersebut dapat terjadi karena sebab-sebab internal
dan eksternal.

3. Kingsley Davis
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan sosial
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya,
timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis
yang menyebabkan terjadinya perubahan antara buruh dengan
majikan, yang pada akhirnya menyebabkan perubahan-
perubahan dalam organisasi dan politik.

4.Selo Soemardjan (Soerjono Soekanto: 2009)


Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai, sikap, dan pola
perilaku diantara kelompok-kelompok.

1
5. Wilbert More ( Robert H. Leur : 2001)
Perubahan sosial meliputi perubahan struktur tentang
pola-pola perilaku dan integrasi.

6. Robert H. Leur( Robert H. Leur : 2001)


Perubahan sosial menunjukkan kepada perubahan
fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan, manusia
mulai dari tingkat individual hingga ketingkat dunia.

7. Macionis (dalam buku Sociology)


Perubahan sosial merupakan transformasi dalam organisasi
masyarakat dalam pola berpikir dan dalam perilaku pada
waktu tertentu.

8. Max iver (dalam buku A Text Book of Sociology)


Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi
dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap
keseimbangan,

9. Hawley (Ssztompk :2004)


Perubahan sosial merupakan setiap perubahan yang
tidak terulang dari sistem sosial sebagai satu kesatuan.

10. William F.Ogburn (More : 1965)


Bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial
meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang materialp
maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh
besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-
unsur immaterial

2
C. Faktor-faktor Perubahan Sosial secara Umum

1. Faktor Internal
Berikut yang termasuk faktor-faktor internal :

a. Bertambah atau Berkurangnya Penduduk


Pertambahan penduduk yang relatif sangat cepat akan
menyebabkan terjadinya perubahan struktur masyarakat terutama
lembaga kemasyarakatannya. Sedangkan berkurangnya penduduk
karena berpindahnya penduduk berakibat pada kekosongan sehingga
berpengaruh terhadap pembagian kerja/stratifikasi sosial yang
mempengaruhi lembaga kemasyarakatan.

b. Penemuan-penemuan Baru
Kemampuan akal manusia menghasilkan ide, gagasan, dan
karya-karya yang senantiasa berkembang. Kemampuan ini
dikembangkan melalui percobaan-percobaan sehingga menghasilkan
karya yang lebih baik yang disebut penemuan baru.

c. Pertentangan (Conflict) Masyarakat


Pertentangan masyarakat mungkin pula menjadi sebab
terjadinya perubahan sosial. Pertentangan masyarakat tersebut seperti
individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.
Pertentangan tersebut pasti akan mengakibatkan suatu perubahan, baik
melalui kompromi maupun pemaksaan.

d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi


Revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat
karena adanya dorongan dari situasi dan sistem yang sudah tidak dapat
dipertahaanan lagi. Faktor sebagai penggerak revolusi sendiri adalah
keinginan masyarakat itu sendiri yang menghendaki tatanan baru
karena menganggap sistem lama sudah tidak sesuai dengan harapan
mereka.

2. Faktor Eksternal
Berikut yang termasuk faktor-faktor eksternal :

a. Sebab-sebab yang terjadi di lingkungan fisik sekitar manusia seperti


terjadinya bencana alam ataupun bencana yang ditimbulkan akibat
ulah dari manusia itu sendiri.

b. Peperangan dengan negara lain biasanya negara yang menang akan


memaksakan kebudayaannya kepada negara yang kalah. Sebagai
contohnya pada Perang Dunia II negara yang kalah perang banyak
mengalami perubahan lembaga kemasyarakatan.

c. Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Hubugan yang


dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai
kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya,

3
masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi
juga menerima pengaruh dari masyarakat lain.

D. Faktor-faktor Pendorong Terjadinya Perubahan Sosial

a. Kontak dengan Budaya Lain


Masyarakat yang sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain
akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini
berhubungan dengan difusi (penyebaran unsur kebudayaan lain) sehingga
akan mengubah struktur sosial dan kebudayaan masyarakat yang
dipengaruhi.
b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pada saat ini sekolah semakin memegang peran penting dalam
melakukan perubahan pada para siswanya yang juga merupakan anggota
masyarakat terutama untuk membuka pikiran siswa terhadap hal-hal baru,
dan juga acara berpikir secara rasional dan juga objektif.
.
c. Toleransi
Perubahan sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat
yang sangat toleran terhadap perbuatan atau perilaku menyimpang, baik
yang positif maupun negatif, dengan catatan bukan delik hukum.
masyarakat yang memiliki toleransi cenderung labih mudah menerima ha-
hal baru. hal-hal baru yang dihasilkan dari penyimpangan tersebut akan
mendorong terjadinya perubahan sosial budaya di masyarakat.

d. Sistem Stratifikasi Terbuka


Sistem pelapisan sosial terbuka pada masyarakat akan memberikan
peluang sebesar-besarnya pada individu untuk naik ke kelas sosial yang
lebih tinggi melalui berbagai usaha yang diperbolehkan oleh
kebudayaannya.
Dalam hal ini perubahan sosial akan semakin baik jika individu atau
kelompok bergerak ke lapisan sosial yang lebih tinggi. Akan tetapi dapat
pula membawa kemunduran jika terjadi sebaliknya. Pada sistem stratifikasi
terbuka, individu akan mengidentifikasi diri dengan orang-orang dari kelas
yang lebih tinggi agar dapat diperlakukan sama oleh orang lain. Pada
masyarakat kelas bawah, ada perasaan tidak puas dengan kelasnya
sehingga mendorong seseorang untuk menaikkan kedudukan sosialnya
yang kemudian akan memicu perubahan.

e. Penduduk yang heterogen


Pada masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang berbeda latar
belakang kebudayaan, ras, dan ideologi, akan mudah mengalami
pertentangan-pertentangan yang mengundang kegoncangan. Keadaan ini
akan mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.

4
f. Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan
Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi,
politik, dan keamanan, akan mendorong masyarakat melakukan perubahan
sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhannya
.
g. Orientasi ke masa depan
Umumnya masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan datang
berbeda dengan masa sekarang, sehingga mereka berusaha menyesuaikan
diri, baik yang sesuai dengan keinginannya maupun keadaan yang buruk
sekalipun. Untuk itu, perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat
menerima masa depan yang lain daripada masa sekarang.

h. Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki


hidupnya
Terdapat suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang
menyebutkan bahwa yang dapat mengubah atau memperbaiki keadaan
nasib manusia adalah manusia itu sendiri, dengan bimbingan Tuhan. Jika
seseorang ingin berubah nasibnya, ia harus berusaha. Usaha ini akan
mendorong ke arah penemuan-penemuan baru dalam bentuk cara-cara
hidup ataupun pola interaksi di masyarakat.

E. Faktor Penghambat Perubahan Sosial


Selain adanya faktor penyebab terjadinya perubahan sosial maka
terdapat pula faktor yang memungkinkan suatu perubahan sosial tersebut tidak
berlangsung atau terjadi dalam masyarakat. Berikut adalah faktor penghambat
perubahan sosial:

1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain


Akan menyebabkan sebuah amsyarakat tidak mengetahui
perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain
yang mungkin akan dapat memperkaya kebudayaannya sendiri.

2. Perkembangan pengetahuan yang terlambat


Karena disebabkan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup
atau mungkin karena lama dijajah oleh masyarakat lain.

3. Sikap masyarakat tradisional


Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi pada masa lampau
serta anggapan bahwa tradisi secara mutlak tak dapat diubah
menghambat jalannya proses perubahan.

4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat


(Vested Interests)
Dalam setiap organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan, pasti
akan ada sekelompok orang yang menikmati kedudukan perubahan-
perubahan.

5
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
Beberapa perkelompokan unsur-unsur tertentu mempunyai derajat
integrasi tinggi. Maksudnya unsur-unsur luar dikhawatirkan
menggoyahkan integrasi dan menyebabkan perubahan-perubahan
pada aspek-aspek tertentu masyarakat.

6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup
Sikap yang seperti ini sering dijumpai pada masyarakat yang pernah
dijajah bangsa barat.

7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis


Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah
biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi
masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyatakat tersebut.

8. Adat atau Kebiasaan


Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota
masyarakat di dalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya.

9. Nilai bahwa hidup ini hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki

F. Proses Terjadinya Perubahan Sosial


Kehidupan masyarakat selalu mengalami perubahan selama masih ada
proses sosial dalam masyarakat itu sendiri. Proses sosial yang ada dalam
masyarakat ini pulalah yang mendukug terjadinya proses perubahn sosial
dalam masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto (2009), proses perubahan sosial di
masyarakat dapat diketahui karena adanya ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tidak adanya masyarakat yang tidak berhenti berkembang karena setiap


masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat ataupun
cepat
.
b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu
akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial
lainnya karena lembaga-lembaga tadi sifatnya interdependen maka sulit
sekali untuk mengisolasi pada lembaga-lembaga sosial tertentu saja.
Proses awal dan proses-proses selanjutnya merupakan suatu mata rantai.

c. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaaan atau


bidang spiritual saja karena bidang itu mempunyai kaitan timbal balik
yang sangat kuat.

d. Secara tipologis perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai


proses sosial, segmentasi, perubahan strukruktural, dan perubahan-
perubahan pada struktur kelompok.
Sementara menurut Alvin L. Bertrand (dalam buku Sosiologi:
kepribadian,sosialisasi, dan kebudayaan), proses perubahan sosial adalah
sebagai berikut :

6
a. Difusi
Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu
individu ke individu lain atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Difusi
dibagi menjadi 2 menurut tinjauannya :

1) Ditinjau dari proses penyebaran dan perjalanan kebudayaan dapat


dibagi atas dua macam yaitu:
a) Difusi Intramasyarakat, yaitu proses penyebaran unsur
kebudayaan dari satu individu ke individu lain dalam satu
masyarakat. Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya difusi
intramasyarakat adalah adanya pengakuan dari masyarakat,
jika kebudayaan baru bertentangan dengan kebudayaan lama
maka kebudayaan baru itu ditolak dan adanya unsur
pembatasan atas masuknya difusi kebudayaan.

b) Difusi intermasyarakat, yaitu suatu proses penyebaran unsur


kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Faktor-
faktor yang mempengaruhi difusi intermasyarakat adalah
sebagai berikut :
 Ada kontak dan komunikasi dari masyarakat
 Penemuan baru mendapat pengakuan dari masyarakat
 Tidak terjadi persaingan antara kebudayaan yang telah
ada
 Ada peran masyrakat dalam proses penyebarluasan
penemuan baru
 Ada suatu proses paksaan dalam difusi hingga
masyarakat dituntut untuk dapat memakainya dan
menerima
2) Ditinjau dari proses penerimaannya yaitu:
a) Perembesan damai
Perembesan damai merupakan suatu proses masuknya
unsur-unsur baru, baik yang berupa gagasan-gagasan,
keyakinan-keyakinan, maupun kebudayaan fisik ke dalam
suatu masyarakat tanpa adanya kekerasan. Proses
berkembangnya agama Islam di Indonesia merupakan contoh
dari perembesan damai tersebut.

b) Perembesan dengan kekerasan (Penetration Violence)


Perembesan dengan kekerasan (penetration violence)
merupakan suatu proses masuknya unsur-unsur baru, baik yang
berupa gagasan-gagasan, keyakinan-keyakinan, maupun
kebudayaan fisik ke dalam suatu masyarakat melalui kekerasan
dan paksaan sehingga merusak sistem nilai, sistem norma, dan
sekaligus sistem kebudayaan pada masyarakat penerima.
Misalnya, kebudayaan-kebudayaan barat yang disebarkan
secara paksa di daerah-daerah jajahannya yang berada di
kawasan Asia dan Afrika. Dalam hubungan ini Indonesia juga
pernah mendapat pengalaman pahit oleh sikap Belanda yang
arogan selama menjajah bangsa Indonesia.

7
c) Perembesan simbiotik
Perembesan simbiotik merupakan proses saling
memberi dan saling menerima terhadap adanya gagasan-
gagasan, keyakinan-keyakinan, maupun kebudayaan fisik
lainnya yang terjadi antara dua masyarakat atau lebih. Terdapat
tiga macam perembesan simbiotik, yaitu:
 Perembesan simbiotik mutualistik, yakni suatu proses
perembesan simbiotik yang saling menguntungkan antara
kedua belah pihak.
 Perembesan simbiotik komersialistik, yakni suatu proses
perembesan simbiotik yang menempatkan salah satu pihak
dalam posisi beruntung, sedangkan pihak yang lainnya
tidak merasa dirugikan.
 Perembesan simbiotik parasitistik, yakni suatu proses
perembesan simbiotik yang menempatkan salah satu pihak
dalam posisi beruntung, sedangkan pihak yang lainnya
dirugikan.

b. Akulturasi
Akulturasi adalah penggabungan 2 kebudayaan yang tidak
meninggalkan budaya lama.
c. Asimilasi
Asimilasi adalah proses bertemunya 2 atau lebih kebudayaan yang
saling berinteraksi, kemudian masing-masing kebudayaan melebur dan
membentuk kebudayaan baru.

d. Akomodasi
Akomodasi dalah suatu proses penyesuaian diri dari orang perorang
atau kelompok-kelompok manusia yang semula saling bertentangan sebagai
upaya untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Adapun tujuan akomodasi
adalah sebagai berikut :
 Mengurangi permintaan
 Mencegah meledaknya suatu pertentangan
 Memungkinkan terjadinya kerjasama
 Mengusahakan gerjadinya asimilasi

G. Teori-teori Perubahan Sosial

1. Teori Evolusi (Evolutionary Theory)


Menurut Lauer, teori evolusi menjelaskan bahwa perubahan sosial
memiliki arah tetap dan dialami setiap masyarakat. Arah tetap yang
dimaksud adalah perubahan sosial akan terjadi bertahap, mulai dari awal
sampai perubahan terakhir. Saat telah tercapai perubahan terakhir maka
tidak akan terjadi perubahan lagi.

Teori evolusi dibagi menjadi :


a. Linier
Bentuknya garis lurus yang menajak, terjadi secara serempak.
Contoh penerapan teori ini, menyatakan bahwa masyarakat didunia
berkembang melalui tahapan promicuitas, matrilineal, patrilineal
sampai bilateral.

8
b. Multilinier
Proses pertumbuhannya tidak serempak, terjadi di banyak wilayah.
Masing-masing masyarakat dan kebudayaan manusia berevolusi
sendiri-sendiri. Arah perkembangannya juga tidak jelas.

c. Siklus
Proses pertumbuhannya mirip yang linier,tetapi bentuknya
berputar seperti siklus. Perubahan masyarakat dan kebudayaan
manusia pada suatu tahapan mengalami perkembangan pasang
surut.

2. Teori Revolusi
Menurut Abdulsyani, perubahan sosial menurut teori revolusi adalah
perubahan sosial budaya berlangsung secara drastis atau cepat yang
mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat (termasuk lembaga
kemasyarakatan).

3. Teori Konflik (Conflict Theory)


Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx (1968) yang
menyebutkan bahwa konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling
penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial.

Ralf Dahrendorf (1976) berpendapat bahwa semua perubahan sosial


merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat.

4. Teori Fungsionalis (Functionalist Teory)


Konsep kesenjangan budaya (cultural lag) dari William Ogburn
(1964) berusaha menjelaskan perubahan sosial dalam rangka
fungsionalis ini. Menurutnya, meskipun unsur-unsur masyarakat saling
berhubungan, beberapa unsurnya bias saja berubah dengan sangat cepat

9
sementara unsur lainnya tidak secepat itu sehingga tertinggal di
belakang. Ketertinggalan itu menjadikan kesenjangan antara unsur yang
berubah sangat cepat dan berubah lambat. Kesenjangan ini akan
menyebabkan adanya kejutan sosial pada masyarakat.

5. Teori Modernisasi
Menurut Eva Etzioni-Halevy dan Amitai Etzioni, teori modernisasi
melihat bahwa perubahan negara-negara terbelakang akan mengikuti negara
industri di Barat. Cara tersebut di tempuh melalui proses modernisasi
sehingga negara terbelakang menjadi negara berkembang. Teori modernisasi
melihat bahwa negara terbelakang memiliki banyak kekurangan sehingga
harus menanggulangi kekurangan yang dimiliki untuk mencapai tahap tinggal
landas (take off).

6. Teori Gerakan Sosial


Berdasarkan teori gerakan sosial, ketidakpuasan terhadap kondisi tertentu
dalam masyarakat ada kalanya menimbulkan gerakan sosial, dimana sejumlah
besar orang mengorganisasikan diri untuk memperjuangkan perubahan
(Sztompka, 2009).

10
Sumber :
Maryati, Suryawati. 2007. Sosiologi 3: perubahan sosial. Jakarta: PT. Gelora
Angkasa Pratama.
Purwito Edy. 2007. Dinamika Sosiologi:Perubahan Sosial. Surakarta: PT Widya
Duta Grafika
https://www.google.com/search?q=john+lewis+dan+john+philip+gillin&hl=in-
ID&source=android-
browser&prmd=nisv&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjqkoyzutrcAhXL7WEKH
QgTAEoQ_AUIEigC

https://www.google.com/search?q=samuel+koenig&hl=in-ID&source=android-
browser&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwimorzKutrcAhXac94KHYSzAZEQ_AUI
BygC&biw=360&bih=516

https://www.google.com/search?q=kingsley+davis&hl=in-ID&source=android-
browser&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj6xNzfutrcAhWDF4gKHaCZA3gQ_AU
IBygC&biw=360&bih=516

https://www.google.com/search?q=selo+soemardjan&hl=in-ID&source=android-
browser&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi18qDvutrcAhXLFIgKHcJ1D5AQ_AUI
BigB&biw=360&bih=516

https://www.google.com/search?q=wilbert+moore&hl=in-ID&source=android-
browser&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjRz5CBu9rcAhVBA4gKHdoBDXMQ_A
UIBygC&biw=360&bih=516

https://www.google.com/search?q=robert+h+lauer&hl=in-ID&source=android-
browser&prmd=nimv&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=OahUKEwiugM69ycrc
AhUEbisKHTP-Br8Q_AUIEigC&biw=360&bih=516

https://www.google.com/m?hl=in-ID&ie=UTF-8&sorce=android-
browser&q=macionis

https://sosiologi79.blogspot.com/2017/11/robert-morrison-maciver.html?m=1

https://www.google.com/search?q=hawley+dalam+sosiologi&hl=in-ID&source=android-
browser&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj9uIn50MrcAhXOXysKHcNaALAQ_A
UIBygC&biw=360&bih=516

http://www.ogbourne.com/roll-of-honour/william-fielding-ogburn-1886-1959/

http://googleweblight.com/i?u=http://kumpulanpertanyaanpenting.blogspot.com/2014/06
/difusi-dapat-dibedakan-atas-tiga-macam.html?m%3D1&grgid=tN7ROrQn&s=1&hl=id-
ID&geid=1043

http://www.indonesia.indostudent.com/pengertian-teori-revolusi-perubahan-sosial-
dan-bentuk-bentuk-teori-perubahan-sosial/

11

Anda mungkin juga menyukai