GOLONGAN ALKALI
DI SUSUN OLEH :
1. SILPA OKTARI
2. EMA NURHALIZA
3. MUHAMMAD ALDI ALVAUZAN
4. RANDI KURNIAWAN SAPUTRA
5. AGELIA ARSIALLAH
Alhamdulillahi robbill alamin, puji syukur keadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya yang tiada ternilai sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Unsur Golongan Alkali”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
tapi berkat bimbingan dari Bapak Guru sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Terimakasih penulis haturkan kepada Ibu Baiq Indriana Sukawati, S.Pd sebagai guru
mata pelajaran Kimia yang telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini, tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua penulis yang terus memberikan do’a restu, dukungan baik meteri maupun spiritual
dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
2. Teman-teman kelas yang telah berbagi suka maupun duka, atas kebersamaan dan
persahabatan kalian sangat memberikan arti kehidupan yang merupakan anugerah terindah.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah. Terutama kepada
“google” yang telah memberikan banyak informasi dan bahan kepada penulis dalam
menyelesaikan makalah.
Akhir kata penulis menyadari hasil makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab
itu kritik yang bersifat membangun dari pembaca senantiasa penulis harapkan demi
kesempurnaan wawasan penulis dan semoga makalah ini dapat berguna sebagai bacaan dan
menambah ilmu pengetahuan pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu, air abu bersifat basa.Kata
alkali ini menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali adalah membentuk
basa.Alkali merupakan unsure logam yang sangat reaktif. Logam alkali adalah logam
golongan IA yang terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium(K), Rubidium (Rb),
Sesium (Cs), dan Fransium (Fr).
Unsur pada golongan IA ini memiliki sifat, yakni suatu reduktor, pembentuk
basa, dan mempunyai warna nyala yang indah, sehingga digunakan sebagai kembang
api.Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak pernah
ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam
alkali harus disimpan dalam medium minyak.
Kelimpahan unsur Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, dan Sesium dalam
bumi beraneka ragam. Mereka ditemukan dalam bentuk senyawa, karena sifatnya yang
sangat reaktif. Pembuatan alkali dapat dilakukan dengan mengelektrolisis larutan NaCl
menjadi padatan.
Logam alkali memiliki peran yang cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam bidang industri maupun untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
F. HIDROGEN
1. Sifat Hidrogen
Gas hidrogen adalah gas yang mudah terbakar. Gas hidrogen bersifat eksplosif jika
membentuk campuran dengan udara dengan perbandingan volume 4%-75% dan
dengan klorin dengan perbandingan volume 5%-95%. Disebabkan gas hidrogen
sangat ringan maka api yang disebabkan pembakaran gas hidrogen cenderung
bergerak ke atas dengan cepat sehingga mengakibatan kerusakan yang sangat sedikit
jika dibandingkan dengan api yang berasal dari pembakaran hidrokarbon. Reaksi
spontanitas ini biasanya di picu oleh adanya kilatan api, panas, atau cahaya matahari.
Entalpi pembakaran gas hidrogen adalah -256 kJ/mol dengan reaksi
(Anonimous,2010):
Hidrogen dapat terserap dalam metal seperti baja. Penyerapan hidrogen oleh baja ini
menyebabkan baja bersifat mudah patah sehingga menyebabkan kerusakan dalam
pembuatan peralatan. Dengan sifat ini maka ilmuwan dapat menyimpan ga hidrogen
dalam logam platinum (Anonimous,2010).
Pada suhu normal hidrogen terdapat dalam bentuk diatomiknya akan tetapi pada suhu
yang sangat tinggi hidrogen terdisosiasi menjadi atom-ataomnya. Atom hidrogen
sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan oksida logam seperti perak, tembaga,
timbale, bismuth, dan raksa untuk menghasilkan logam bebasnya (Anonimous,2010).
Atom hidrogen juga dapat bereaksi dengan senyawa organic untuk membentuk
kompleks seperti dengan C2H4 membentuk C2H6 dan C4H10. Pada tekanan yang sangat
tinggi hidrogen bisa memiliki sifat seperti logam (Anonimous,2010).
Skala Laboratorium
Dalam skala laboratorium hidrogen biasanya dibuat dari hasil samping reaksi tertentu
misalnya mereaksikan logam dengan asam seperti mereaksikan antara besi dengan
asam sulfat (Morie, 2010):
Sejumlah kecil hidrogen dapat juga diperoleh dengan mereaksikan kalsium hidrida
dengan air. Reaksi ini sangat efisien dimana 50% gas hidrogen yang dihasilkan
diperoleh dari air (Morie, 2010):
Elektrolisis air juga sering dipakai untuk menghasilkan hidrogen dalam skala
laboratorium, arus dengan voltase rendah dialirkan dalam air kemudian gas oksigen
akan terbentuk di anoda dan gas hidrogen akan terbentuk di katoda (Morie, 2010):
Skala industri
Dalam skala industri hidrogen dapat dibuat dari hidrokarbon, dari produksi secara
biologi melalui bantuan alga dan bakteri, melalui elektrolisis, ataupun termolisis.
Produksi hidrogen dari hidrokarbon masih menjadi primadona disebabkan dengan
metode ini bisa dihasilkan hidrogen dalam jumlah yang melimpah sehingga metode
yang lain perlu dikembangkan lagi akar meningkatkan nilai ekonomi hidrogen
(Morie, 2010).
Hidrogen dapat dibuat dari gas alam dengan tingkat efisiensi sekitar 80% tergantung
dari jenis hidrokarbon yang dipakai. Pembuatan hidrogen dari hidrokarbon
menghasilkan gas CO2, sehingga CO2 ini dalam prosesnya dapat dipisahkan.
Produksi komersial hidrogen menggunakan proses “steam reforming” menggunakan
methanol atau gas alam dan menghasilkan apa yang disebut sebagai syngas yaitu
campuran gas H2 dan CO (Morie, 2010):
Panas yang dibutuhkan oleh reaksi diperoleh dari pembakaran beberapa bagian
methane. Penambahan hasil hidrogen dapat diperoleh dengan menambahkan uap air
kedalam gas hasil reaksi yang dialirkan dalam reactor bersuhu 130° C (Morie, 2010):
Reaksi yang terjadi adalah pengambilan oksigen dari molekul air ke CO untuk
menjadi CO2. Reaksi ini menghasilkan panas yang dapat dipakai untuk menjaga suhu
reactor.
Dalam kimia organik. Hidrogen sering dipakai untuk reaksi hidrogenasi senyawa
alkena atau alkuna untuk sintesis senyawa organic. Senyawa hidrida misalnya MgH 2,
NaH, LiH dll sering dipakai untuk reagen pereduksi senyawa organic dan hal ini
sering dipakai dalam proses sistesis senyawa organic misalnya untuk reduksi senyawa
aldehid atau keton (Morie, 2010).
Dalam bidang fisika dan teknik. Hidrogen dipakai sebagai “shielding gas” untuk
pengelasan. Hidrogen juga dipakai sebagai zat pendingin rotor dalam generator listrik
di stasiun penghasil listrik. Disebabkan hidrogen memiliki konduktifitas termal yang
tingga maka hidrogen cair dipakai dalam studi-studi kriyogenik meliputi penelitian
superkonduktor. Karena hidrogen sangat ringan maka banyak dipakai sebagai “gas
pengangkat” dalam balon dan pesawat udara kecil untuk tujuan penelitian (Morie,
2010).
G. LITIUM
1. Sifat Litium
Nomor atom: 3
Nomor Massa : 6.941 g/mol
Keelektronegatifias (Pauli): 1
Densitas: 0.53 g/cm3 pada 20 C
Titik leleh : 180.5 C
Titik Didih : 1342 C
Jari-jari Van Der Walls : 0.145 nm
Jari-jari ion : 0.06 nm
Isotop : Li6 dan Li7
Konfigurasi elektron: 1s2 2s1
Energi ionisasi: 520.1 kJ/mol
Potensial standar : -3.02 V
Ditemukan oleh: ohann Arfvedson in 1817
Kristal struktur: cubic body center
Memanaskan litium dapat menyebabkan lekadan dan kebakaran. Serbuk litium secara
spontan akan terbakar jika didispersikan ke udara bebas. Pada saat pemanasan terjadi
maka kemungkinan akan terbentuk kabut atau gas yang berbahaya. bereaksi secara
spontan dengan oksidator kuat, air, asam dan senyawa lain seperti halogen, asbes,
hidrokarbon, menyebabkan ledakan (Morie, 2010).
Dengan densitas setengah dari densitas air, litium merupakan unsur yang paling kecil
rapatan massanya daripada unsur padatan pada temperatur dan tekanan kamar. Logam
ini mempunyai kenampakan mengkilat seperti perak, namun bila terkena udara
lembab segera tertutup oleh lapisan tebal hitam sebagai akibat reaksinya dengan
oksigen yang diikuti reaksi lanjut dengan gas karbondioksida membentuk litium
karbonat. Litium merupakan satu-satunya logam yang bereaksi dengan gas dinitrogen;
untuk memecah ikatan ganda tiga dalam molekul dinitrogen diperlukan masukan
energi sekitar 945 kJ mol-1 . Untuk menyeimbangkan kebutuhan energi ini, energi
kisi senyawa hasil harus sangat tinggi (Morie, 2010).
Dari kelompk logam alkali, hanya ion litium yang mempunyai densitas muatan yang
paling besar, membentuk senyawa nitrida dengan energi kisi yang cukup tinggi
menurut persamaan reaksi (Morie, 2010):
Senyawa nitrida ini sangat reaktif, membentuk amonia jika direaksikan dengan air
menurut persamaan reaksi (Morie, 2010):
Litium hidrida mudah bereaksi dengan air, demikian juga dengan aluminium klorida
menurut persamaan reaksi berikut (Morie, 2010):
Litium cair sampai saat ini diketahui sebagai zat yang paling korosif. Sebagai contoh,
jika logam litium dilelehkan dalam suatu wadah dari bahan gelas, meninggalkan
lubang pada wadah tersebut; reaksi ini disertai dengan pancaran cahaya putih
kehijauan yang tajam. Tambahan pula, litium mempunyai standar potensional reduksi
paling reaktif ketimbang unsur-unsur lainnya, yaitu(Morie, 2010):
Sintesis logam litium memerlukan teknologi elektrolisis dan proses ini berlagsung
sangat sulit disebabkan sulitnya memasukkan satu elektron kepada ion logam litium
yang bersifat sangat elektropositif. Biji litium yang penting adalah spodumene,
LiAl(SiO3)2. Bentuk litium alfa akan diubah menjadi bentuk litium beta pada kisaran
suhu antara 1100° C. Campuran kemudian dicampur dengan asam sulfat panas
kemudian diekstraksi ke dalam air untuk mendapatkan litium sulfat Li2SO4.
Senyawaan sulfat ini kemudian ditambahkan natrium karbonat untuk mendapatkan
garam Li2CO3 yang tidak mudah larut di dalam air. Reaksi litium karbonat dengan
asam klorida akan diperoleh litium klorida LiCl yang siap untuk dielektrolisis (Morie,
2010).
Disebabkan litium klorida memiliki titik leleh yang tinggi yaitu lebih dari 600 °C
maka LiCl dicampur dengan KCl sehingga titik lelehnya turun menjadi sekitar 430°
C.
3. Pemanfaatan Litium
Sejak Perang Dunia II, produksi logam litium dan senyawa-senyawanya menjadi
berkali lipat. Karena logam ini memiliki spesifikasi panas yang tertinggi di antara
benda-benda padat, seringkali digunakan pada aplikasi transfer panas. Tetapi perlu
diingat bahwa logam ini sangat mudah aus atau korosif dan perlu penanganan
tertentu. Litium digunakan sebagai bahan campuran logam, sintesis senyawa organik
dan aplikasi nuklir. Unsur ini juga digunakan sebagai bahan anoda pada baterai
karena memiliki potensial elektrokimia yang tinggi. Elemen litium digunakan pula
untuk pembuatan kaca dan keramik spesial. Kaca pada teleskop di gunung Palomar
mengandung litium. Bersama dengan litium bromida, keduanya digunakan pada
sistem pendingin dan penghangat ruangan. Lithium stearat digunakan untuk sebagai
lubrikasi suhu tinggi. Senyawa-senyawa litium lainnya digunakan pada sel-sel kering
dan baterai (Morie, 2010).
Litium dipakai dalam kimia organik untuk membuat reagen berbasis organolitium
Litium neobate dipakai dalam alat telekomunikasi seperti HP sebagai resonat kristal
Litium klorida dan litium bromida dipakai sebagai desikan
Litium stearat dipakai sebagai lubrican pada alat bertemperatur tinggi
Alloy litium dengan logam lain seperti aluminium, kadmium, tembaga, dan mangan
dipakai sebagai bahan pembuatan pesawat terbang.
Litium flourida dipakai diperalatan optik seperti IR, teleskop, UV dan UV Vacum
karena sifatnya yang transparan
Logam litium dan hidridanya dipakai sebagai bahan untuk bahan bakar roket
Litium peroksida, litium nitrat, litium klorat, litium perklorat dipakai sebagai
oksidator dalam propelan roket
Litium deuerida dipakai sebagai bahan bakar reaksi fusi dimana jika ditembaki
dengan neutron maka akan menghasilkan tritium.
Litium hidroksida adalah senyawa penting yang diperoleh dari litium karbonat,
bersifat basa kuat, dan bila dipanaskan dengan minyak akan diperoleh sabun litium
yang bermanfaat untuk membersihkan lemak dan dipakai untuk melubrikasi gear
mesin
Senyawaan litium dipakai sebagai zat pewarna pada kembang api karena dapat
menghasilkan warna merah terang.
Logam ini bereaksi dengan nitrogen dan hidrogen dari udara dan uap air. Secara cepat
permukaan litium akan terlapisi oleh campuran LiOH, Li2CO3, Li3N. LiOH bersifat sangat
korosif dan berbahaya bagi ikan yang hidup di air (Morie, 2010).
H. NATRIUM
1. Sifat Natrium
Natrium, seperti unsur radioaktif lainnya, tidak pernah ditemukan tersendiri di alam.
Natrium adalah logam keperak-perakan yang lembut dan mengapung di atas air.
Tergantung pada jumlah oksida dan logam yang terkekspos pada air, natrium dapat
terbakar secara spontanitas. Lazimnya unsur ini tidak terbakar pada suhu dibawah 115
derajat Celcius (Mohsin, 2006).
Nama : Natrium
Simbol : Na
Nomor atom : 11
Nomor massa: 22.989
Keadaan standar : padatan
Warna : putih keperakan
Klasifikasi dalam sistem periodik : Logam
Total isotop : 22
Total isomer 2
Isotop radioaktif = 19
Isotop stabil : 1
Elektronegatifitas pauli : 0.9
Entalpi atomisasi : 108.4 KJ/mol
Entalpi fusi : 2.59 KJ/mol
Entalpi penguapan : 89.04 KJ/mol
Panas penguapan= 96 KJ/mol
Volume molar : 23.7 cm3/mol
Jari-jari ionik : 2.23 Amstrong
Jari-jari kovalen : 1.54 Amstrong
kristal struktur : CCB kubus berpusat badan
Natrium diisolasi denga cara elektrolisis. Dibumi terdapat sumber untuk dipakai
sebagai pembuatan natrium. Sumber yang paling murah adalah NaCl yang dapat
diperoleh dari air laut dengan cara penguapan (Morie, 2010).
NaCl memiliki titik leleh lebih dari 800° C oleh sebab itu pembuatan natrium hanya
dengan NaCl saja akan membutuhkan energi yang cukup besar. Untuk menghemat
energi maka NaCl dicampur dengan CaCl2 dengan perbandingan masing-masing 40%
dan 60% sehingga titik lelehnya turun menjadi 580° C (Morie, 2010).
3. Pemanfaatan Natrium
Logam Natrium digunakan dalam banyak sintesis senyawa natrium, namun terdapat
dua kegunaan utama. Pertama yaitu untuk ekstraksi logam-logam lain. Cara yang
paling mudah untuk mendapatkan logam-logam yang lebih sedikit kelimpahannya
seperti torium, zirkonium, tantalum dan titaium, yaitu dengan mereduksi senyawanya
dengan natrium. Sebagai contoh, logam titanium dapat diperoleh dari reduksi titanium
klorida dengan natrium menurut persamaan reaksi berikut (Sugiyarto,2003):
Kegunaan kedua yaitu dalam produksi zat aditif bahan bakar minyak, tetraetiltimbel
(TEL) yang disintesis dari aloi Na-Pb dengan etil klorida menurut persamaan reaksi
(Sugiyarto,2003) :
Senyawa natrium juga penting untuk industri-industri kertas, kaca, sabun, tekstil,
minyak, kimia dan logam. Sabun biasanya merupakan garam natrium yang
mengandung asam lemak tertentu. Pentingnya garam sebagai nutrisi bagi binatang
telah diketahui sejak zaman purbakala. Di antara banyak senyawa-senyawa natrium
yang memiliki kepentingan industrial adalah garam dapur (NaCl), soda abu (Na 2CO3),
baking soda (NaHCO3), caustic soda (NaOH), Chile salpeter (NaNO3), di- dan tri-
natrium fosfat, natrium tiosulfat (hypo, Na2S2O3 . 5H20) and borax (Na2B4O7 . 10H2O)
(Mohsin,2006).
I. KALIUM
1. Sifat Kalium
Unsur ini sangat reaktif dan yang paling elektropositif di antara logam-logam. Kecuali
litium, kalium juga logam yang sangat ringan. Kalium sangat lunak, dan mudah
dipotong dengan pisau dan tampak keperak-perakan pada permukaan barunya.
Elemen ini cepat sekali teroksida dengan udara dan harus disimpan
dalam kerosene (minyak tanah). Seperti halnya dengan logam-logam lain dalam grup
alkali, kalium mendekomposisi air dan menghasilkan gas hidrogen. Unsur ini juga
mudah terbakar pada air. Kalium dan garam-garamnya memberikan warna ungu pada
lidah api (Mohsin,2006).
Kalium sangat lunak dan mudan dipotong. Permukaannya mengkilap tapi segera
menjadi buram bila breaksi dengan oksigen dan uap air dari udara. Bila potassium
dibakar di udara produk utamanya adalah superoksida KO2 (Wardhani,2006):
Kalium sangat cepat bereaksi dengan air menghasilkan larutan tidak berwarna kalium
hidroksida (KOH) dan gas H2. Reaksi ini sangat eksotermis. Reaksi ini lebih lambat
dibandingkan rubidium tapi lebih cepat dibandingkan natrium (Wardhani,2006):
Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses elektrolisis
hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari
senyawa-senyawa kalium dengan CaC2, C, Si, atau Na.
Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena logam kalium,
awalnya dibentuk melalui elektrolisis larutan KCl terlarut dalam garam yang
dilelehkan (Anonimous,2010):
Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCl cair pada 850 °C
(Anonimous,2010):
Na + KCl→ K+ NaCl
3. Pemanfaatan Kalium
senyawa KO2 digunakan sebagai bahan cadangan oksigen dalam tambang (bawah
tanah), kapal selam, dan digunakan untuk memulihkan seseorang yang keracunan
gas.
Kegunaan Senyawa kalium
J. RUBIDIUM (Rb)
Adalah logam alkali yang berwarna putih dan bersifat lunak mirip kalium. Rubidium
ditemukan pertamakali oleh Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff pada tahun 1861
Rubidium digunakan Untuk bahan bakar mesin roket, alat membuat jam atom, dan juga
inframerah lampu. Jumlah elektron = 1, Nomor atom = 37, Massa Atom = 85,
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 5s1
D. CAESIUM (Ca)
Adalah logam alkali yang berwarna putih keperakan dan unsur kimia yang mempunyai
titik lebur 28,50C dan titik didih 7050C. Caesium merupakan unsur kimia yang sangat
langka dan tidak terdapat bebas. Caesium terdiri dari lepidolit, polusit, karnalit dan air
mineral tertentu. Ditemukan pertama kali oleh Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff
pada tahun 1860. Kegunaannya adalah Dalam ilmu biologi sebagai alat untuk pembersih
oksigen dalam tabung hampa udara dan juga senyawa dalam dunia kedokteran seperti
pembuatan bir dan unsur dalam air mineral, dalam ilmu kimia digunakan sebagai alat
pembangkit tenaga listrik, dan diperkirakan dapat digunakan sebagai mesin plasma di
masa depan. Jumlah elektron = 1, Nomor atom = 55, Massa Atom = 133, Konfigurasi
elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s2 5p6 6s1
E. FRANCIUM (Fr)
Francium adalah unsur logam alkali diluar caesium yang senyawa kimianya tidak terlalu
dikenal sehingga kegunaannya masih diteliti. Pertama kali ditemukan oleh Marguerite
Perey pada tahun 1939. Jumlah elektron = 1,
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas, dapat ditarik kesimpulan bah
wa Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering
juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium
(K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan francium (Fr). Disebut logam alkali karena
oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline).
Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat fisika dan kimia, seperti logam alkali berbentuk
padatan kristalin, merupakan penghantar panas dan listrik yang baik, merupakan
reduktor paling kuat, mudah bereaksi dengan air, sehingga logam harus disimpan dalam
minyak tanah, dan lain-lain. Logam alkali juga memiliki kelimpahan di alam yang
berbeda-beda, misalnya natrium yang merupakan unsur terbanyak yang ada di alam.
Logam alkali ini juga dapat dibuat, baik melalui proses elektrolisis untuk
logam alkali, dan reduksi untuk senyawa alkali. Selain itu, logam alkali memiliki
benyak peran dalam kehidupan sehari-hari, baik dibidang industri maupun di
laboraratorium sebagai ilmu pengetahuan.
B. SARAN
1. Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak
ilmu-ilmu yang dapat diperoleh dari berbagai sumber.
2. Sebaiknya mencari ilmu lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia
Unsur.
3. Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel
periodik.