Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GOLONGAN ALKALI

DI SUSUN OLEH :

1. SILPA OKTARI
2. EMA NURHALIZA
3. MUHAMMAD ALDI ALVAUZAN
4. RANDI KURNIAWAN SAPUTRA
5. AGELIA ARSIALLAH

SMA NEGERI 1 KERUAK


2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbill alamin, puji syukur keadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya yang tiada ternilai sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Unsur Golongan Alkali”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
tapi berkat bimbingan dari Bapak Guru sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Terimakasih penulis haturkan kepada Ibu Baiq Indriana Sukawati, S.Pd sebagai guru
mata pelajaran Kimia yang telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini, tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.  Orang tua penulis yang terus memberikan do’a restu, dukungan baik meteri maupun spiritual
dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
2.  Teman-teman kelas yang telah berbagi suka maupun duka, atas kebersamaan dan
persahabatan kalian sangat memberikan arti kehidupan yang merupakan anugerah terindah.
3.  Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah. Terutama kepada
“google” yang telah memberikan banyak informasi dan bahan kepada penulis dalam
menyelesaikan makalah.
Akhir kata penulis menyadari hasil makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab
itu kritik yang bersifat membangun dari pembaca senantiasa penulis harapkan demi
kesempurnaan wawasan penulis dan semoga makalah ini dapat berguna sebagai bacaan dan
menambah ilmu pengetahuan pembaca.

Keruak, Oktober 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULAN
A.    Latar Belakang
Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu, air abu bersifat basa.Kata
alkali ini menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali adalah membentuk
basa.Alkali merupakan unsure logam yang sangat reaktif. Logam alkali adalah logam
golongan IA yang terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium(K), Rubidium (Rb),
Sesium (Cs), dan Fransium (Fr).
Unsur pada golongan IA ini memiliki sifat, yakni suatu reduktor, pembentuk
basa, dan mempunyai warna nyala yang indah, sehingga digunakan sebagai kembang
api.Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak  pernah
ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam
alkali harus disimpan dalam medium minyak.
Kelimpahan unsur Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, dan Sesium dalam
bumi beraneka ragam. Mereka ditemukan dalam bentuk senyawa, karena sifatnya yang
sangat reaktif. Pembuatan alkali dapat dilakukan dengan mengelektrolisis larutan NaCl
menjadi padatan.
Logam alkali memiliki peran yang cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam bidang industri maupun untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
B.     Rumusan Masalah

A. Apa itu Hidrogen ?


B. Apa itu Litium ?
C. Apa itu Natrium ?
D. Apa itu Kalium ?
E. Apa itu Rubidium (Rb) ?
D. Apa itu Caesium (Ca) ?
E. Apa itu Francium (Fr) ?

C.    Tujuan Penulisan


1.   Untuk mengetahui sifat, cara pembuatan, dan kegunaan unsur golongan alkali.
D.    Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah sebagai bahan bacaan bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan.
BAB II

PEMBAHASAN

F. HIDROGEN
1. Sifat Hidrogen

Sifat Fisika Dan Kimia Hidrogen

Sifat Fisika (Morie,2010):

 Titik lebur                    : -259,140C


 Titik didih                    : -252,87 0C
 Warna                          : tidak berwarna
 Bau                              : tidak berbau
 Densitas                       : 0,08988 g/cm3 pada 293 K
 Kapasitas panas           : 14,304 J/gK

Sifat Kimia (Morie,2010):

 Panas Fusi                      : 0,117 kJ/mol H2


 Energi ionisasi 1            : 1312 kJmol
 Afinitas electron            : 72,7711 kJ/mol
 Panas atomisasi              : 218 kJ/mol
 Panas penguapan            : 0,904 kJ/mol H2
 Jumlah kulit                    : 1
 Biloks minimum             : -1
 Elektronegatifitas         : 2,18 (skala Pauli)
 Konfigurasi  electron    : 1s1
 Biloks maksimum         : 1
 Volume polarisasi         : 0,7 Å3
 Struktur                         : hcp (hexagonal close packed) (padatan H2)
 Jari-jari atom                 : 25 pm
 Konduktifitas termal     : 0,1805 W/mK
 Berat atom                     : 1,0079
 Potensial ionisasi           : 13,5984 eV

Gas hidrogen adalah gas yang mudah terbakar. Gas hidrogen bersifat eksplosif jika
membentuk campuran dengan udara dengan perbandingan volume 4%-75% dan
dengan klorin dengan perbandingan volume 5%-95%. Disebabkan gas hidrogen
sangat ringan maka api yang disebabkan pembakaran gas hidrogen cenderung
bergerak ke atas dengan cepat sehingga mengakibatan kerusakan yang sangat sedikit
jika dibandingkan dengan api yang berasal dari pembakaran hidrokarbon. Reaksi
spontanitas ini biasanya di picu oleh adanya kilatan api, panas, atau cahaya matahari.
Entalpi pembakaran gas hidrogen adalah -256 kJ/mol dengan reaksi
(Anonimous,2010):

2 H2(g)  + O2(g)                    2H2O(l)


Hidrogen sangat reaktif dan bereaksi dengan setiap unsur yang bersifat oksidator dan
bersifat lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen seperti golongan halide. Hidrogen
dapat bereaksi secara spontan dengan klorin dan florin pada temperature kamar
membentuk hidrogen halide. Hidrogen juga dapat membentuk senyawa dengan unsur
yang kurang bersifat elektronegatif misalnya logam dengan membentuk hidrida.
Kelarutan hidrogen dalam pelarut organik sangat kecil jika dibandingkan dengan
kelarutannya dalam air (Anonimous,2010).

Hidrogen dapat terserap dalam metal seperti baja. Penyerapan hidrogen oleh baja ini
menyebabkan baja bersifat mudah patah sehingga menyebabkan kerusakan dalam
pembuatan peralatan. Dengan sifat ini maka ilmuwan dapat menyimpan ga hidrogen
dalam logam platinum (Anonimous,2010).

Pada suhu normal hidrogen terdapat dalam bentuk diatomiknya akan tetapi pada suhu
yang sangat tinggi hidrogen terdisosiasi menjadi atom-ataomnya. Atom hidrogen
sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan oksida logam seperti perak, tembaga,
timbale, bismuth, dan raksa untuk menghasilkan logam bebasnya (Anonimous,2010).

Atom hidrogen juga dapat bereaksi dengan senyawa organic untuk membentuk
kompleks seperti dengan C2H4 membentuk C2H6 dan C4H10. Pada tekanan yang sangat
tinggi hidrogen bisa memiliki sifat seperti logam (Anonimous,2010).

2. Cara Membuat Unsur Hidrogen

Skala Laboratorium

Dalam skala laboratorium hidrogen biasanya dibuat dari hasil samping reaksi tertentu
misalnya mereaksikan logam dengan asam seperti mereaksikan antara besi dengan
asam sulfat (Morie, 2010):

      Fe(s)  + H2SO4(aq)               FeSO4(aq)  + H2(g)

Sejumlah kecil hidrogen dapat juga diperoleh dengan mereaksikan kalsium hidrida
dengan air. Reaksi ini sangat efisien dimana 50% gas hidrogen yang dihasilkan
diperoleh dari air (Morie, 2010):

CaH2(s)  + 2 H2O(l)                 Ca(OH)2(aq)  + 2 H2(g)

Elektrolisis air juga sering dipakai untuk menghasilkan hidrogen dalam skala
laboratorium, arus dengan voltase rendah dialirkan dalam air kemudian gas oksigen
akan terbentuk di anoda dan gas hidrogen akan terbentuk di katoda (Morie, 2010):

2 H2O(l)              2 H2(g)    +  O2(g)

Skala industri

Dalam skala industri hidrogen dapat dibuat dari hidrokarbon, dari produksi secara
biologi melalui bantuan alga dan bakteri, melalui elektrolisis, ataupun termolisis.
Produksi hidrogen dari hidrokarbon masih menjadi primadona disebabkan dengan
metode ini bisa dihasilkan hidrogen dalam jumlah yang melimpah sehingga metode
yang lain perlu dikembangkan lagi akar meningkatkan nilai ekonomi hidrogen
(Morie, 2010).

Pembuatan Hidrogen dari Hidrokarbon

Hidrogen dapat dibuat dari gas alam dengan tingkat efisiensi sekitar 80% tergantung
dari jenis hidrokarbon yang dipakai. Pembuatan hidrogen dari hidrokarbon
menghasilkan gas CO2, sehingga CO2 ini dalam prosesnya dapat dipisahkan.
Produksi komersial hidrogen menggunakan proses “steam reforming” menggunakan
methanol atau gas alam dan menghasilkan apa yang disebut sebagai syngas yaitu
campuran gas H2 dan CO (Morie, 2010):

CH4  +  H2O              3H2 + CO                + 191,7 kJ/mol

Panas yang dibutuhkan oleh reaksi diperoleh dari pembakaran beberapa bagian
methane. Penambahan hasil hidrogen dapat diperoleh dengan menambahkan uap air
kedalam gas hasil reaksi yang dialirkan dalam reactor bersuhu 130° C (Morie, 2010):

CO  + H2O                 CO2  + H2              – 40,4 kJ/mol

Reaksi yang terjadi adalah pengambilan oksigen dari molekul air ke CO untuk
menjadi CO2. Reaksi ini menghasilkan panas yang dapat dipakai untuk menjaga suhu
reactor.

3. Pemanfaatan Unsur Hidrogen

Dalam kimia organik. Hidrogen sering dipakai untuk reaksi hidrogenasi senyawa
alkena atau alkuna untuk sintesis senyawa organic. Senyawa hidrida misalnya MgH 2,
NaH, LiH dll sering dipakai untuk reagen pereduksi senyawa organic dan hal ini
sering dipakai dalam proses sistesis senyawa organic misalnya untuk reduksi senyawa
aldehid atau keton (Morie, 2010).

Dibidang Industri. Hidrogen banyak digunakan dalam industri kimia maupun


industri petrokimia. Penggunaan terbesar hidrogen adalah untuk proses peng-
upgrading-an bahan bakar fosil dan untuk pembuatan gas NH3 sebagai bahan dasar
untuk industri pupuk. Dalam industri makanan hidrogen banyak dipakai untuk
meningkatkan kejenuhan minyak menjadi lemak seperti banyak dipergunakan dalam
industri margarine. Untuk industri petrokimia maka hidrogen banyak dipakai untuk
proses hidrodealkilasi, hidrodesulfurasi, dan hidrocracking. Hidrogen juga dipakai
sebagai bahan dasar untuk industri penghasil methanol dan industri penghasil HCl. Di
industri pertambangan hidrogen dipakai untuk agen pereduksi biji logam (Morie,
2010).

Dalam bidang fisika dan teknik. Hidrogen dipakai sebagai “shielding gas” untuk
pengelasan. Hidrogen juga dipakai sebagai zat pendingin rotor dalam generator listrik
di stasiun penghasil listrik. Disebabkan hidrogen memiliki konduktifitas termal yang
tingga maka hidrogen cair dipakai dalam studi-studi kriyogenik meliputi penelitian
superkonduktor. Karena hidrogen sangat ringan maka banyak dipakai sebagai “gas
pengangkat” dalam balon dan pesawat udara kecil untuk tujuan penelitian (Morie,
2010).
G. LITIUM
1. Sifat Litium

Sifat Kimia Litium (Morie, 2010):

 Nomor atom: 3
 Nomor Massa : 6.941 g/mol
 Keelektronegatifias (Pauli): 1
 Densitas: 0.53 g/cm3 pada 20 C
 Titik leleh : 180.5 C
 Titik Didih : 1342 C
 Jari-jari Van Der Walls : 0.145 nm
 Jari-jari ion : 0.06 nm
 Isotop : Li6 dan Li7
 Konfigurasi elektron: 1s2 2s1
 Energi ionisasi: 520.1 kJ/mol
 Potensial standar : -3.02 V
 Ditemukan oleh: ohann Arfvedson in 1817
 Kristal struktur: cubic body center

Memanaskan litium dapat menyebabkan lekadan dan kebakaran. Serbuk litium secara
spontan akan terbakar jika didispersikan ke udara bebas. Pada saat pemanasan terjadi
maka kemungkinan akan terbentuk kabut atau gas yang berbahaya. bereaksi secara
spontan dengan oksidator kuat, air, asam dan senyawa lain seperti halogen, asbes,
hidrokarbon, menyebabkan ledakan (Morie, 2010).

Dengan densitas setengah dari densitas air, litium merupakan unsur yang paling kecil
rapatan massanya daripada unsur padatan pada temperatur dan tekanan kamar. Logam
ini mempunyai kenampakan mengkilat seperti perak, namun bila terkena udara
lembab segera tertutup oleh lapisan tebal hitam sebagai akibat reaksinya dengan
oksigen yang diikuti reaksi lanjut dengan gas karbondioksida  membentuk litium
karbonat. Litium merupakan satu-satunya logam yang bereaksi dengan gas dinitrogen;
untuk memecah ikatan ganda tiga dalam molekul dinitrogen diperlukan masukan
energi sekitar 945 kJ mol-1 . Untuk menyeimbangkan kebutuhan energi ini,  energi
kisi senyawa hasil harus  sangat tinggi (Morie, 2010).

Dari kelompk logam alkali, hanya ion litium yang mempunyai densitas muatan yang
paling besar, membentuk senyawa nitrida dengan energi kisi yang cukup tinggi
menurut persamaan reaksi (Morie, 2010):

6Li (s) + N2 (g)                    2Li3N (s)

Senyawa nitrida ini sangat reaktif, membentuk amonia jika direaksikan dengan air
menurut persamaan reaksi (Morie, 2010):

Li3N (s) + 3H2O (l)                 3LiOH (aq) + NH3 (g)

Litium mampu bergabung dengan molekul dihidrogen membentuk senyawa hidrida


menurut persamaan reaksi (Morie, 2010):
2Li (s) + H2 (g)                2LiH (s)

Litium hidrida mudah bereaksi dengan air, demikian juga dengan aluminium klorida
menurut persamaan reaksi berikut (Morie, 2010):

LiH (s) + H2O (l)                     LiOH (aq) + H2 (g)

LiH (s) + AlCl3 (s)                LiAlH4 (s) + LiCl (s)

Sifat tersebut membuat litium hidrida bermanfaat sebagai bermanfaat sebagai


pengering pelarut organik, dan litium aluminium hidrida banyak dimanfaatnkan
sebagai agen pereduksi yang baik pada sintesis senyawa-senyawa organik.

Litium cair sampai saat ini diketahui sebagai zat yang paling korosif. Sebagai contoh,
jika logam litium dilelehkan dalam suatu wadah dari bahan gelas, meninggalkan
lubang pada wadah tersebut; reaksi ini disertai dengan pancaran cahaya putih
kehijauan yang tajam. Tambahan pula, litium mempunyai standar potensional reduksi
paling reaktif ketimbang unsur-unsur lainnya, yaitu(Morie, 2010):

Li+ (aq) + e                Li (s)  E° = -3,05

Sifat fisika Litium (Morie, 2010):

 Koefisien ekspansi termal 56exp-6


 Koduktifitas elektrik 0.106 x 10exp6/omh.cm
 Konduktifitas termal 0.847 W/cmK
 Densitas 0.534 g/cc
 Modulus elastisitas bulk 11/GPA Rigiditas 4.24/GPa Youngs 4.91/GPA
 Entalpi atomisasi 160.7 KJ/mol
 Entalpi Fusi 3 KJ/mol
 Entalpi vaporasi 134.7 KJ/mol
 Flammabilitas : padatan mudah terbakar
 Kekerasan 0.6 Mohs
 Panas penguapan 145.92 KJ/mol
 Volume molar 13 cm3/mol
 Kalor jenis 3.6 J/gK
 Tekanan uap 1.6 epx-8 Pa

2. Cara Membuat Unsur Litium

Sintesis logam litium memerlukan teknologi elektrolisis dan proses ini berlagsung
sangat sulit disebabkan sulitnya memasukkan satu elektron kepada ion logam litium
yang bersifat sangat elektropositif. Biji litium yang penting adalah spodumene,
LiAl(SiO3)2. Bentuk litium alfa akan diubah menjadi bentuk litium beta pada kisaran
suhu antara 1100° C. Campuran kemudian dicampur dengan asam sulfat panas
kemudian diekstraksi ke dalam air untuk mendapatkan litium sulfat Li2SO4.
Senyawaan sulfat ini kemudian ditambahkan natrium karbonat untuk mendapatkan
garam Li2CO3 yang tidak mudah larut di dalam air. Reaksi litium karbonat dengan
asam klorida akan diperoleh litium klorida LiCl yang siap untuk dielektrolisis (Morie,
2010).

Reaksinya adalah (Morie,2010):

Li2SO4 + Na2CO3 →Na2SO4 + Li2CO3

Li2CO3 + 2HCl → 2LiCl + CO2 + H2O

Disebabkan litium klorida memiliki titik leleh yang tinggi yaitu lebih dari 600 °C
maka LiCl dicampur dengan KCl sehingga titik lelehnya turun menjadi sekitar 430°
C.

3. Pemanfaatan Litium

Sejak Perang Dunia II, produksi logam litium dan senyawa-senyawanya menjadi
berkali lipat. Karena logam ini memiliki spesifikasi panas yang tertinggi di antara
benda-benda padat, seringkali digunakan pada aplikasi transfer panas. Tetapi perlu
diingat bahwa logam ini sangat mudah aus atau korosif dan perlu penanganan
tertentu. Litium digunakan sebagai bahan campuran logam, sintesis senyawa organik
dan aplikasi nuklir. Unsur ini juga digunakan sebagai bahan anoda pada baterai
karena memiliki potensial elektrokimia yang tinggi. Elemen litium digunakan pula
untuk pembuatan kaca dan keramik spesial. Kaca pada teleskop di gunung Palomar
mengandung litium. Bersama dengan litium bromida, keduanya digunakan pada
sistem pendingin dan penghangat ruangan. Lithium stearat digunakan untuk sebagai
lubrikasi suhu tinggi. Senyawa-senyawa litium lainnya digunakan pada sel-sel kering
dan baterai (Morie, 2010).

 Litium dipakai dalam kimia organik untuk membuat reagen berbasis organolitium
 Litium neobate dipakai dalam alat telekomunikasi seperti HP sebagai resonat kristal
 Litium klorida dan litium bromida dipakai sebagai desikan
 Litium stearat dipakai sebagai lubrican pada alat bertemperatur tinggi
 Alloy litium dengan logam lain seperti aluminium, kadmium, tembaga, dan mangan
dipakai sebagai bahan pembuatan pesawat terbang.
 Litium flourida dipakai diperalatan optik seperti IR, teleskop, UV dan UV Vacum
karena sifatnya yang transparan
 Logam litium dan hidridanya dipakai sebagai bahan untuk bahan bakar roket
 Litium peroksida, litium nitrat, litium klorat, litium perklorat dipakai sebagai
oksidator dalam propelan roket
 Litium deuerida dipakai sebagai bahan bakar reaksi fusi dimana jika ditembaki
dengan neutron maka akan menghasilkan tritium.
 Litium hidroksida adalah senyawa penting yang diperoleh dari litium karbonat,
bersifat basa kuat, dan bila dipanaskan dengan minyak akan diperoleh sabun litium
yang bermanfaat untuk membersihkan lemak dan dipakai untuk melubrikasi gear
mesin
 Senyawaan litium dipakai sebagai zat pewarna pada kembang api karena dapat
menghasilkan warna merah terang.

Pengaruh Litium Bagi Kesehatan


Litium sangat mudah terbakar, bayak faktor yang memicu reaksi litium sehingga
menyebabkan ledakan. Hasil tersebut mengakibatkan terbentuknya kabut (gas) yang
sangat beracun. Mudah terbakar bila terjadi kontak antara litium dan api. Bila terhirup
akan menyebabkan sensasi seperti terbakar, batuk, sulit bernafas, dan juga luka
padtenggorokan. Kontak dengan kulit menyebabkan kulit terbakar dan terasa sakit.
Kontak pada mata akan menyebakan mata memerah, rasa sakit dan rasa pedih yang
mendalam. Jika termakan akan menyebabkan kram perut, sakit di bagian perut, sensasi
terbakar, kolaps, dan sampai kematian (Morie, 2010).

Pengaruh litium bagi lingkungan

Logam ini bereaksi dengan nitrogen dan hidrogen dari udara dan uap air. Secara cepat
permukaan litium akan terlapisi oleh campuran LiOH, Li2CO3, Li3N. LiOH bersifat sangat
korosif dan berbahaya bagi ikan yang hidup di air (Morie, 2010).

H. NATRIUM
1. Sifat Natrium

Natrium, seperti unsur radioaktif lainnya, tidak pernah ditemukan tersendiri di alam.
Natrium adalah logam keperak-perakan yang lembut dan mengapung di atas air.
Tergantung pada jumlah oksida dan logam yang terkekspos pada air, natrium dapat
terbakar secara spontanitas. Lazimnya unsur ini tidak terbakar pada suhu dibawah 115
derajat Celcius (Mohsin, 2006).

Sifat Kimia Natrium (Morie, 2010):

 Nama : Natrium
 Simbol : Na
 Nomor atom : 11
 Nomor massa: 22.989
 Keadaan standar : padatan
 Warna : putih keperakan
 Klasifikasi dalam sistem periodik : Logam
 Total isotop : 22
 Total isomer 2
 Isotop radioaktif = 19
 Isotop stabil : 1
 Elektronegatifitas pauli : 0.9
 Entalpi atomisasi : 108.4 KJ/mol
 Entalpi fusi : 2.59 KJ/mol
 Entalpi penguapan : 89.04 KJ/mol
 Panas penguapan= 96 KJ/mol
 Volume molar : 23.7 cm3/mol
 Jari-jari ionik : 2.23 Amstrong
 Jari-jari kovalen : 1.54 Amstrong
 kristal struktur : CCB kubus berpusat badan

Sifat Fisika (Morie, 2010):


 Densitas : 0.97 g/cm3
 Titik leleh : 97.5
 Titik didih : 883
 Potensial standar : -2.7 V
 Penemu : Sih Humphrey Davy 1807
 Koefisien ekspansi liner termal : 70.6x10exp-5 /K
 Konduktivitas termal = 1.41 W/cmK
 Konduktifitas listrik : 0.21x10exp-6/ohm.cm
 Kalor jenis : 1.23 J/gK
 Tekanan uap : 0.0000143 Pa pada 961 °C

Natrium mengapung di air, apabila kita menguraikannya, maka ia akan berubah


menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika kita gerus, maka akan menjadi bubuk,
natrium juga akan meledak dalam air secara spontan. Tapi, biasanya natrium tidak
meledak di udara bersuhu dibawah 388 K. Apabila natrium berikatan dengan ion OH–,
maka akan membentuk basa kuat yang sering kita temukan, yaitu NaOH (Morie,
2010).

2. Cara Membuat Natrium

Natrium diisolasi denga cara elektrolisis. Dibumi terdapat sumber untuk dipakai
sebagai pembuatan natrium. Sumber yang paling murah adalah NaCl yang dapat
diperoleh dari air laut dengan cara penguapan (Morie, 2010).

NaCl memiliki titik leleh lebih dari 800° C oleh sebab itu pembuatan natrium hanya
dengan NaCl saja akan membutuhkan energi yang cukup besar. Untuk menghemat
energi maka NaCl dicampur dengan CaCl2 dengan perbandingan masing-masing 40%
dan 60% sehingga titik lelehnya turun menjadi 580° C (Morie, 2010).

Reaksi yang terjadi (Morie, 2010):

Katoda : Na +  +   e          Na

Anoda :  Cl–              1/2Cl2  + e

Proses elektrolisis dilakukan dengan cara mencairkannya dalam peralatan “Down


Cell” dalam prakteknya sering diikuti dengan pembentukan logam kalsium akan tetapi
padatan ini dikembalikan lagi ke tempat pelelehan (Morie, 2010).

3. Pemanfaatan  Natrium

Logam Natrium digunakan dalam banyak sintesis senyawa natrium, namun terdapat
dua kegunaan utama. Pertama yaitu untuk ekstraksi logam-logam lain. Cara yang
paling mudah untuk mendapatkan logam-logam yang lebih sedikit kelimpahannya
seperti torium, zirkonium, tantalum dan titaium, yaitu dengan mereduksi senyawanya
dengan natrium. Sebagai contoh, logam titanium dapat diperoleh dari reduksi titanium
klorida dengan natrium menurut persamaan reaksi berikut (Sugiyarto,2003):

TiCl4 (l) +  4Na (s)            Ti (s) + 4NaCl (s)


Pencucian dengan air akan melarutkan natrium klorida sehingga dapat diperoleh
logam itanium murni.

Kegunaan kedua yaitu dalam produksi zat aditif bahan bakar minyak, tetraetiltimbel
(TEL) yang disintesis dari aloi Na-Pb dengan etil klorida menurut persamaan reaksi
(Sugiyarto,2003) :

4NaPb (s) + 4C2H5Cl (g)               (C2H5)4Pb (l) + 3 Pb (s) + 4 NaCl (s)

Senyawa natrium juga penting untuk industri-industri kertas, kaca, sabun, tekstil,
minyak, kimia dan logam. Sabun biasanya merupakan garam natrium yang
mengandung asam lemak tertentu. Pentingnya garam sebagai nutrisi bagi binatang
telah diketahui sejak zaman purbakala. Di antara banyak senyawa-senyawa natrium
yang memiliki kepentingan industrial adalah garam dapur (NaCl), soda abu (Na 2CO3),
baking soda (NaHCO3), caustic soda (NaOH), Chile salpeter (NaNO3), di- dan tri-
natrium fosfat, natrium tiosulfat (hypo, Na2S2O3 . 5H20) and borax (Na2B4O7 . 10H2O)
(Mohsin,2006).

I. KALIUM
1. Sifat Kalium

Unsur ini sangat reaktif dan yang paling elektropositif di antara logam-logam. Kecuali
litium, kalium juga logam yang sangat ringan. Kalium sangat lunak, dan mudah
dipotong dengan pisau dan tampak keperak-perakan pada permukaan barunya.
Elemen ini cepat sekali teroksida dengan udara dan harus disimpan
dalam kerosene (minyak tanah). Seperti halnya dengan logam-logam lain dalam grup
alkali, kalium mendekomposisi air dan menghasilkan gas hidrogen. Unsur ini juga
mudah terbakar pada air. Kalium dan garam-garamnya memberikan warna ungu pada
lidah api (Mohsin,2006).

Reaksi Kalium dengan udara

Kalium sangat lunak dan mudan dipotong. Permukaannya mengkilap tapi segera
menjadi buram bila breaksi dengan oksigen dan uap air dari udara. Bila potassium
dibakar di udara produk utamanya adalah superoksida KO2 (Wardhani,2006):

K (s) + O2(g)             KO2 (s)

Reaksi dengan air

Kalium sangat cepat bereaksi dengan air menghasilkan larutan tidak berwarna kalium
hidroksida (KOH) dan gas H2. Reaksi ini sangat eksotermis. Reaksi ini lebih lambat
dibandingkan rubidium tapi lebih cepat dibandingkan natrium (Wardhani,2006):

2K (s) + 2H2O            2KOH (aq) + H2 (g)

Reaksi dengan halogen

Kalium segera bereaksi dengan halogen membentuk halide (Wardhani,2006):


2K(s) + F2 (g)     2KF (s)

Reaksi dengan Asam

2K (s) + H2SO4 (aq)                 2K+ (aq) + SO42- (aq) + H2 (g)

2. Cara Membuat Kalium

Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses elektrolisis
hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari
senyawa-senyawa kalium dengan CaC2, C, Si, atau Na.

Pembuatan Logam Kalium ( K )

 elektrolisis lelehan KOH


 elektrolisis lelehan KCN
 reduksi garam kloridanya
 reduksi KCl dengan natrium

Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena logam kalium,
awalnya dibentuk melalui elektrolisis larutan KCl terlarut dalam garam yang
dilelehkan (Anonimous,2010):

Katoda: K+ (l) + e– K (l)

Anoda: Cl– (l) → 1/2Cl2 (g) + e–

Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCl cair pada 850 °C
(Anonimous,2010):

Na + KCl→ K+ NaCl

3. Pemanfaatan Kalium

Kegunaan kalium dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.

 Unsur kalium sangat penting bagi pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan garam-


garam kalium, tidak sebagai ion K+sendiri, tetapi bersama-sama dengan ion Ca2+
dalam perbandingan tertentu.
 Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalium superoksida (KO 2) yang dapat
bereaksi dengan air membentuk oksigen.

          Persamaan reaksinya:

4KO2(S) + H2O(l)  → 4KOH(aq) + 3O2(g)

 senyawa KO2 digunakan sebagai bahan cadangan oksigen dalam tambang (bawah
tanah), kapal selam, dan digunakan untuk memulihkan seseorang yang keracunan
gas.
Kegunaan  Senyawa kalium

Kegunaan senyawa kalium ialah sebagai berikut :

 KOH digunakan pada industri sabun lunak atau lembek.


 KCl dan K2SO4 digunakan untuk pupuk pada tanaman.
 KNO3 digunakan sebagai komponen esensial dari bahan peledak,  petasan dan
kembang api.
 KClO3  digunakan untuk pembuatan korek api, bahan peledak, dan mercon.
KClO3 dapat juga digunakan sebagai bahan pembuat gas Cl 2, apabila direaksikan
dengan larutan HCl pada laboratorium.
 K2CO3 digunakan pada industri kaca.

J. RUBIDIUM (Rb)

Adalah logam alkali yang berwarna putih dan bersifat lunak mirip kalium. Rubidium
ditemukan pertamakali oleh Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff pada tahun 1861

Rubidium digunakan Untuk bahan bakar mesin roket, alat membuat jam atom, dan juga
inframerah lampu. Jumlah elektron = 1, Nomor atom = 37, Massa Atom = 85, 
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 5s1

D. CAESIUM (Ca)

Adalah logam alkali yang berwarna putih keperakan dan unsur kimia yang mempunyai
titik lebur 28,50C dan titik didih 7050C. Caesium merupakan unsur kimia yang sangat
langka dan tidak terdapat bebas. Caesium terdiri dari lepidolit, polusit, karnalit dan air
mineral tertentu. Ditemukan pertama kali oleh Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff
pada tahun 1860. Kegunaannya adalah Dalam ilmu biologi sebagai alat untuk pembersih
oksigen dalam tabung hampa udara dan juga senyawa dalam dunia kedokteran seperti
pembuatan bir dan unsur dalam air mineral, dalam ilmu kimia digunakan sebagai alat
pembangkit tenaga listrik, dan diperkirakan dapat digunakan sebagai mesin plasma di
masa depan. Jumlah elektron = 1, Nomor atom = 55, Massa Atom = 133, Konfigurasi
elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s2 5p6 6s1

E. FRANCIUM (Fr)

Francium adalah unsur logam alkali diluar caesium yang senyawa kimianya tidak terlalu
dikenal sehingga kegunaannya masih diteliti. Pertama kali ditemukan oleh Marguerite
Perey pada tahun 1939. Jumlah elektron = 1,

Nomor atom = 87, Massa Atom = 223,


Konfigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 4f14 5s2 5p6 5d10 6s2 6p6 7s1
Gustav Robert Kirchhoff
 Merupakan Ilmuan Fisika Jerman Yang mendapat gelar profesor
Di Heideberg University tahun 1854. Dia bekerjasama dengan Robert Bunsen Untuk
menemukan teknik spektroskopi. Ia menemukan unsur caesium dan rubidium (1861).
Lahir 12 Maret 1824 dan wafat 17 Oktober 1887.

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas, dapat ditarik kesimpulan bah
wa Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering
juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium
(K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan francium (Fr). Disebut logam alkali karena
oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline).
Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat fisika dan kimia, seperti logam alkali berbentuk
padatan kristalin, merupakan penghantar panas dan listrik yang baik, merupakan
reduktor paling kuat, mudah bereaksi dengan air, sehingga logam harus disimpan dalam
minyak tanah, dan lain-lain. Logam alkali juga memiliki kelimpahan di alam yang
berbeda-beda, misalnya natrium yang merupakan unsur terbanyak yang ada di alam.
Logam alkali ini juga dapat dibuat, baik melalui proses elektrolisis untuk
logam alkali, dan reduksi untuk senyawa alkali. Selain itu, logam alkali memiliki
benyak peran dalam kehidupan sehari-hari, baik dibidang industri maupun di
laboraratorium sebagai ilmu pengetahuan.
B. SARAN
1. Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak
ilmu-ilmu yang dapat diperoleh dari berbagai sumber.
2. Sebaiknya mencari ilmu lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia
Unsur.
3. Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel
periodik.

Anda mungkin juga menyukai