Menurut Durkhem, gejal sosial harus di pahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan
subyektif individu. Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala
budaya dan gejala moral.
Contoh gejala sosial antara lain adalah kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan
dan persamman gender.
Gejala sosial yang menentukan merupakan bentuk gejala sosial yang mengkombinasikan
keberadaan gejala ditentukan. Gejala sosial yang ditentukan merupakan bentuk gejala sosial
yang menjadi kondisi reproduksi atau menggantikan gejala sosial yang menetukan. Misalnya,
gejala sosial relasi kepemilikan menetukan gejala sosial akumulasi modal. Kapitalisme
ditentukan oleh gejala sosial akumulasi modal.
Gejala-gejala sosial, menurut Pitirim A. Sorokin, dapat dikelompokkan dalam berbagai jenis.
Diantaranya sebagai berikut.
a. Gejala sosial Religius. Misalnya, suku pygmy didaerah Katulistiwa Afrika melakukan suatu
perayaan tahunan diakhir musim hujan dalam suatu upacara keagamaan. Kepala suku
menari mengitari perapian. Tarian tersebut melambangkan perputaran matahari setiap
hari.
b. Gejala sosial Ekonomi. Misalnya, gejala menurutnya petumbuhan ekonomi dan
meningkatnya pengangguran. Gejala ini menunjukkan perubahan mendasar dalam
bidang ekonomi harus dilakukan.
c. Gejala sosial politik. Misalnya, terjadinya praktik politik uang untuk memenangkan
pemilu.
d. Gejala sosial Hukum. Misalnya, ktidak disiplinan pengendara sepeda motor di jalan raya.
Berdasarkan tingkatannya, menurut Norman Blaikie, ada tiga gejala tingkatan sosial.
Tingkatan ini bervariasi dalam skala dari individu dan kelompok sosial kecil, organisasi dan
masyarakat, sampai lembaga sosial berskala besar, seperti kota, Negara dan badan-badan
Multitransnasional. Ketiga tingkatan gejala sosial itu adlah sebagai berikut.
a. Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Kehidupan sosial ini biasanya ditandai dengan tatap muka. Dalam interaksi sosial, para
actor sosial memberikan makna bagi tindakan mereka sendiri dan tindakan orang lain
yang terlibat. Selain itu, mereka membangun kontinuitas. Mereka juga memiliki sejarah
bersama. Biasanya keanggotgaan masyarakatnya relatif permanen, dan warganya
mengembangkan serta mereproduksi pola, struktur, dan institusi.
b. Gejala sosial meso terjadi pada organisasi masyarakat, massa dan gerkan sosial. Seperti
kelompok sosial besar yang relatif permanen dengan tujuan yang ditetapakn, organisasi
ini dapat berupa organisasi pemerintahan atau swasta, bisnis atau kesenangan.
Hubungan sosial dalam organisasi ini sebagian besar bersifat sekunder. Keanggotaannya
dapat terlaksana secara wajib. Misalnya, keanggotaan dipenjara. Keanggotaannya juga
dapat terlaksana sukarela. Misalnya, keanggotaan disebuah club olahraga.
Keanggotaannya juga penuh waktu atau para waktu, dibayar atau tidak dibayar, dijangka
panjang atau jangka pendek.
c. Gejala sosialmakro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar, seperti lembaga-
lembaga multinasional. Misalnya, perusahaan trans nasional, organisasi internasional
non pemerintahan, dan PBB di sini batas-batas nasional dan regional menjadi kurang
signifikan.